Sistem imun alami dan sistem imun spesifik merupakan dua sistem pertahanan tubuh utama. Sistem imun alami merupakan pertahanan pertama yang tidak spesifik, sedangkan sistem imun spesifik merupakan pertahanan kedua yang spesifik apabila sistem pertama gagal menangani patogen. Antigen adalah zat yang merangsang respon imunitas dan membangkitkan produksi antibodi, seperti protein dan polisakarida pada permukaan virus dan bakteri. Epitop merupakan
2. IMUNOGEN
Imunologi berasal dari bahasa latin, immunis dan logos. Immunis berarti bebas dari
penyakit atau kuman. Logos berarti ilmu. Imunologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang imunitas atau kekebalan akibat adanya rangsangan molekul asing dari luar
maupun dari dalam tubuh hewan atau manusia, baik yang bersifat infeksius maupun
non infeksius. Pernyataan ini berkembang dengan pesat semenjak adanya
pembuktian dari Edward Jenner.
Imunologi merupakan ilmu yang cukup baru, yaitu mulai berkembang di abad ke-18.
Pada abad ini, seorang ilmuwan bernama Edward Jenner mempelajari suatu
fenomena, yaitu apabila virus cacar secara sengaja diinokulasikan pada orang sehat
maka akan melindungi orang tersebut dari penyakit cacar. Hal inilah yang mendasari
penemuan vaksin. Vaksinasi adalah tindakan secara sengaja menginokulasikan
patogen yang dilemahkan ke dalam tubuh individu sehat. Hal ini bertujuan untuk
menimbulkan kekebalan tubuh terhadap patogen yang sama. Edward Jenner
meyakini bahwa terdapat sesuatu yang mendorong seorang individu bisa bertahan
terhadap serangan penyakit.
3. ● Sistem imun alamiah (Innate immunity)
Sistem imun alamiah (Innate immunity) adalah pertahanan tubuh yang mempunyai
sifat tidak spesifik dan merupakan pertahanan pertama. Imunitas alami berfungsi sebagai
system pertahanan terdepan pada awal terjadinya infeksi penyakit. Secara umum imunitas
alami berfungsi untuk:
● (i). Menjadi penghadang terdepan terhadap antigen. Jaringan epitel dan selaput mukosa
merupakan pelindung tubuh dari kemungkinan masuknya berbagai pathogen
● (ii). Mengidentifikasi dan memusnahkan pathogen. Berbagai sel fagosit yang tersebar
pada berbagai jaringan senantiasa siap memusnahkan setiap pathogen yang menginfasi
jaringan.
● (iii). Mengawali reaksi inflamasi. Setiap ada kerusakan jaringan baik oleh karena infeksi
pathogen maupan trauma akan membangkitkan reaksi inflamasi sebagai respon imun alami
agar kerusakan tidak meluas.
Sistem Imun Non Spesifik (Innate Immunity) dan
Speifik (adaptive immunity)
4. ● Adaptive immunity adalah merupakan sistem pertahanan tubuh lapis kedua, jika innate
immunity tidak mampu mengeliminasi agen penyakit. Hal ini terjadi jika fagosit tidak
mengenali agen infeksius, sebab hanya sedikit reseptor yang cocok untuk agen infeksius
atau agen tidak bertindak sebagai faktor antigen terlarut (soluble antigen) yang aktif. Jika
hal ini terus menerus, maka akan diperlukan model spesifik yang akan berikatan lansung
dengan agen infeksius yang dikenal dengan antibodi dan selanjutnya akan terjadi pada
poses fagositosis
Sistem Imun Spesifik (Adaptive Immunity System)
5. Farmasi dan imunologi ?
imunologi salah satu cabang ilmu yang penting bagi farmasis karena :
1. Imnologi memberikan kejelasan konseptual dan metode yang diperlukan untuk
mengembangkan metode diagnostic dan obat-obatan baru yang berhubungan dengan
penyembuhan 21 Modul Imunologi dan penguatan system imun. Sebagai cabang ilmu
biologi yang mengkaji objek system imun, imunologi berkaitan dengan tujuan farmasi
yaitu untuk mengetahui obat-obatan yang berguna untuk menghilangkan gejala dan
keluhan sakit, mengembalikan homeostasis tubuh dan penguatan system imun
terutama untuk penyakit autoimun. Banyak cabang imunologi yang berkaitan dengan
penyakit dan bidang kerja farmasi antara lain imunofarmakologi, imunodiagnosis,
imunopatologi dan imunogenetika. Imunologi membantu metodologi pada riset-riset
ilmiah untuk pengembangan metode terapi dan metode diagnosis. Saat ini teknik
pemeriksaan gejala dan tanda penyakit baik pada manusia maupun pada hewan
banyak yang menggunakan prinsip-prinsip yang dikembangkan dari imunologi,
misalnya imunositokimia, imunohistokimia, imunogenotyping dll.
6. 2. Imunologi merupakan salah satu ilmu yang dapat menjelaskan dan untuk menguraikan
mekanisme patofisiologi penyakit. Mengetahui bagaimana cara tubuh manusia melawan
kuman merupakan salah satu pengetahuan penting dalam kajian dibidang farmasi. Imunologi
menjelaskan berbagai mekanisme patofisiologi penyakit dimana hal itu menjadi pengetahun
yang penting untuk mendapatkan obat baru. Baik untuk menyelenggarakan fungsi pelayanan
asuhan kefarmasian maupun untuk dasar pengembangan obat baru konsep penyakit
merupakan pengetahun dasar bagi seorang farmasis.
3. Perkembangan terbaru dibidang terapi penyakit banyak menggunakan produk biosimilar
hasil pengembangan riset dibidang imunologi dan biomolekuler. Penelitian bagaimana
pengaturan respon imun, factor apa saja yang berpengaruh dan produk biosimilar yang
bagaimana yang bermanfaat untuk terapi menjadi focus dan tujuan utama saat ini. Telah
dicoba berbagai vaksin DNA, sitokin sintetik, antibody antitumor, dan sebagainya.
4. Dalam perkembangannya imunologi berhubungan dengan berbagai cabang ilmu farmasi,
baik dengan farmakologi (imunofarmakologi), terapi obat (farmakoterapi), metode diagnostic
(imunodiagnostik), teknologi farmasi maupun penemuan obat baru.
7.
8. Beberapa istilah baru yang akrab pada kajian imunofarmakologi antara lain
imunodepresan/Imunosupresa, imunostimulan dan imunomodulator. Imunodepresan
adalah obat atau agen farmakologis yang bersifat menekan system imun, misalnya
obat-obatan golongan kortikosteroid, NSAID, azatioprin, mikofenolat mofentil,
siklofosfamid dan beberapa agen untuk kemoterapi (doxorubicine)
Imunostimulansia adalah obat atau agen farmakologis yang bersifat memacu respon
imun, terutama digunakan pada pasien dengan gangguan imunodefisinesi misalnya
pada infeksi TBC, pasien AIDS maupun pada pasien kanker dengan kemoterapi.
Beberapa agen imunostimulansia antara lain levamisol, talidomid, interferon dan vaksin
yang bersifat meningkatkan jumlah sel B, sel T maupun sel yang lain.
9. ANTIGEN
Antigen adalah zat yang merangsang respon imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi. Permukaan bakteri dan virus mengandung banyak
protein dan polisakarida yang bersifat antigen. Didalam antigen terdapat
bagian yang dapat membangkitkan respon imunitas (menginduksi
pembentukan antibodi) yang disebut epitop.
Contoh antigen: sel hewan lain, virus. Toksin, toksoid, bakteri dan vaksin
10. ● EPITOP
Disebut juga antigen determinan. Merupakan bagian antigen yang dapat menginduksi
pembentukan antibodi dan dapat diikat secara spesifik oleh bagian dari antibodi atau reseptor
pada limfosit T (TCR).
Perannya dalam sistem imun yaitu terikat oleh reseptor limfosit dan terikat oleh efektor
(antibodi atau sel T sitotoksik).
MOLEKUL ANTIGEN
11. HAPTEN :
Disebut juga dengan antigen determinan dengan berat molekul rendah. Hapten adalah
molekul kecil yang mempunyai kandungan antigenik (molekul karier) yang diikat oleh
molekul besar (imunogen). Namun hapten ini tidak dapat memacu produksi antibodi jika
tidak berikatan dengan molekul besar sehingga disebut sebagai molekul non-
imunogenik.
13. KLASIFIKASI ANTIGEN
Antigen Eksogen :
Antigen eksogen adalah antigen-antigen yang disajikan dari luar kepada hospes dalam
bentuk mikroorganisme, serbuk sari, obat-obatan, atau polutan. Antigen ini
bertanggungjawab terhadap suatu spektrum penyakit manusia, mulai dari penyakit
infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang dibenahi secara immunologi, seperti pada
asma.
Antigen Endogen :
Antigen endogen adalah antigen yang terdapat didalam tubuh dan meliputi antigen-
antigen berikut: Antigen Senogeneik (Heterolog), Antigen Autolog dan Antigen Idiotipik
atau Antigen Alogenik (Homolog).
14. KLASIFIKASI ANTIGEN BERDASARKAN EPITOP
1. UNIDETERMINAN:
- UNIVALEN
- MULTIVALEN
2. MULTIDETERMINAN:
- UNIVALEN
- MULTIVALEN
Unideterminan, univalen : Hanya satu jenis determinan/ epitop pada satu molekul.
Unideterminan, multivalen : Hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih
determinan tersebut ditemukan pada satu molekul
Multideterminan, univalen : Banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu
dari setiap macamnya (kebanyaan protein).
Multideterminan, multivalen : Banyak macam determinan dan banyak dari setiap
macam pada satu molekul
15. KLASIFIKASI ANTIGEN MENURUT SIFAT KIMIAWI
Hidrat arang (polisakarida) : Hidrat arang pada umumnya imunogenik.
Lipid : Lipid biasanya tidak imunogenik kecuali bila diikat protein pembawa.
Asam nukleat : Asam nukleat tidak imunogenik, tetapi dapat menjadi imunogenik bila diikat
protein molekul pembawa.
Protein : Kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umumnya multideterminan dan
univalent.