SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Puisi Baru
(Lanjutan)
dan Puisi
Kontemporer
Oleh: Andi Karman
O Distikon

Puisi Baru
Dilihat dari
Bentuknya

O Terzina
O Kuatrain
O Kuint
O Sektet

O Septime
O Oktaf/Stanza
O Soneta
1. DISTIKON => puisi yang tiap baitnya
terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai)
O CONTOH:

Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
2. TERZINA => puisi yang tiap baitnya
terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Contoh:
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah'gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Sanusi Pane)
3. KUATRAIN => puisi yang tiap baitnya
terdiri atas empat baris (puisi empat
seuntai)
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)
4. KUINT => puisi yang tiap baitnya terdiri
atas lima baris (puisi lima seuntai)
O Contoh:

Hanya Kepada Tuan karya
Or.Mandak
5. SEKTET =>

puisi yang tiap baitnya terdiri
atas enam baris (puisi enam seuntai).
O Contoh:

Merindu Bagia
Jika hari'lah tengah malam
Angin berhenti dari bernapas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
6. SEPTIME => puisi yang tiap baitnya
terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Contoh:
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Mohammad Yamin)
7. OKTAF/STANZA => puisi yang tiap
baitnya terdiri atas delapan baris (double
kutrain atau puisi delapan seuntai).
Contoh:
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)
O SONETA => puisi yang terdiri atas empat

belas baris yang terbagi menjadi
dua, dua bait pertama masing-masing
empat baris dan dua bait kedua masingmasing tiga baris.
O Soneta => sonneto (Bahasa Italia)
perubahan dari kata sono yang berarti
suara.
O Contoh:
Gembala karya Muhammad
Yamin
Contoh:

c)

Gembala
Perasaan siapa ta 'kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (

Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)
PUISI
KONTEMPORER
1) Mantra

PUISI
KONTEMPOR
ER

2) Mbeling

3)
Konkret
1. MANTRA =>
puisi
yang
mengambil
sifat-sifat
mantra.
Contoh:
Shang Hai
karya Sutardji
Calzoum Bachri
2. PUISI MBELING
=> bentuk puisi yang
tidak
mengikuti
aturan.
Kata-kata
dalam
puisi mbeling tidak
perlu
dipilih-pilih
lagi.
Dasar
puisi
mbeling adalah mainmain.

Sajak Sikat Gigi
Seseorang lupa
menggosok giginya
sebelum tidur
Di dalam tidur ia
bermimpi
Ada sikat gigi menggosokgosok mulutnya supaya
terbuka
Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal
sepotong
Sepotong yang hilang itu
agaknya
Tersesat di dalam
mimpinya dan tak bisa
kembali
Dan ia berpendapat
bahwa, kejadian itu
terlalu berlebih-lebihan
(Yudhistira Ardi Nugraha
dalam Sajak Sikat
Gigi, 1974)
PUISI KONKRET =>
puisi yang disusun
dengan
mengutamakan
bentuk grafis
berupa tata wajah
hingga menyerupai
gambar tertentu.

Doktorandus Tikus I
selusin toga
me
nga
nga
seratus tikus berkampus
diatasnya
dosen dijerat
profesor diracun
kucing
kawin
dan bunting
dengan predikat
sangat memuaskan
(F. Rahardi dalam Soempah
WTS, 1983)
Kerjakanlah LKS 03
di
www.akarppsunm.com
dengan melihat
masalah 03 di e-Buku
Siswa!

Selamat
Belajar

More Related Content

Similar to Power point (03)

Puisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farPuisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farAbu Ja'far
 
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaKelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaMAN 11 JAKARTA
 
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi KontemporerPuisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi KontemporerFarhan Luqman Al-Hakim
 
Bahasa Indonesia : Puisi Lama dan Puisi Baru
Bahasa Indonesia : Puisi Lama dan Puisi BaruBahasa Indonesia : Puisi Lama dan Puisi Baru
Bahasa Indonesia : Puisi Lama dan Puisi BaruNesha Mutiara
 
Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh
Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh
Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh Naila N. K
 
Prosedur penyusunan pantun
Prosedur penyusunan pantun Prosedur penyusunan pantun
Prosedur penyusunan pantun LINASITIAISYAH
 
bahan mid analisis wacana 2019.ppt
bahan mid analisis wacana 2019.pptbahan mid analisis wacana 2019.ppt
bahan mid analisis wacana 2019.pptPutriaApriani
 

Similar to Power point (03) (9)

Puisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'farPuisi by abu ja'far
Puisi by abu ja'far
 
Macam macam puisi lama
Macam macam puisi lamaMacam macam puisi lama
Macam macam puisi lama
 
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofiaKelompok 4 bahasa indo thifal sofia
Kelompok 4 bahasa indo thifal sofia
 
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi KontemporerPuisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
Puisi Lama, Puisi Baru dan Puisi Kontemporer
 
Teori puisi
Teori puisiTeori puisi
Teori puisi
 
Bahasa Indonesia : Puisi Lama dan Puisi Baru
Bahasa Indonesia : Puisi Lama dan Puisi BaruBahasa Indonesia : Puisi Lama dan Puisi Baru
Bahasa Indonesia : Puisi Lama dan Puisi Baru
 
Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh
Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh
Kliping puisi,pantun,dongeng dan contoh
 
Prosedur penyusunan pantun
Prosedur penyusunan pantun Prosedur penyusunan pantun
Prosedur penyusunan pantun
 
bahan mid analisis wacana 2019.ppt
bahan mid analisis wacana 2019.pptbahan mid analisis wacana 2019.ppt
bahan mid analisis wacana 2019.ppt
 

More from Andi Karman

e-RPP Puisi (04)
e-RPP Puisi (04)e-RPP Puisi (04)
e-RPP Puisi (04)Andi Karman
 
e-RPP Puisi (03)
e-RPP Puisi (03)e-RPP Puisi (03)
e-RPP Puisi (03)Andi Karman
 
e-RPP Puisi (02)
e-RPP Puisi (02)e-RPP Puisi (02)
e-RPP Puisi (02)Andi Karman
 
Rencana e-RPP Puisi (01)
Rencana e-RPP Puisi (01)Rencana e-RPP Puisi (01)
Rencana e-RPP Puisi (01)Andi Karman
 
Power point (02)
Power point (02)Power point (02)
Power point (02)Andi Karman
 
Power point (01)
Power point (01)Power point (01)
Power point (01)Andi Karman
 
Power point (04)
Power point (04)Power point (04)
Power point (04)Andi Karman
 
E buku siswa (pertemuan 4)
E buku siswa (pertemuan 4)E buku siswa (pertemuan 4)
E buku siswa (pertemuan 4)Andi Karman
 
E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)Andi Karman
 
E buku siswa (pertemuan i)
E buku siswa (pertemuan i)E buku siswa (pertemuan i)
E buku siswa (pertemuan i)Andi Karman
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)Andi Karman
 
Informasi kurikulum 2013 (4 jam)
Informasi kurikulum 2013 (4 jam)Informasi kurikulum 2013 (4 jam)
Informasi kurikulum 2013 (4 jam)Andi Karman
 

More from Andi Karman (16)

e-RPP Puisi (04)
e-RPP Puisi (04)e-RPP Puisi (04)
e-RPP Puisi (04)
 
e-RPP Puisi (03)
e-RPP Puisi (03)e-RPP Puisi (03)
e-RPP Puisi (03)
 
e-RPP Puisi (02)
e-RPP Puisi (02)e-RPP Puisi (02)
e-RPP Puisi (02)
 
Rencana e-RPP Puisi (01)
Rencana e-RPP Puisi (01)Rencana e-RPP Puisi (01)
Rencana e-RPP Puisi (01)
 
Lks 03
Lks 03Lks 03
Lks 03
 
Lks 02
Lks 02Lks 02
Lks 02
 
Lks 01
Lks 01Lks 01
Lks 01
 
Lks 04
Lks 04Lks 04
Lks 04
 
Power point (02)
Power point (02)Power point (02)
Power point (02)
 
Power point (01)
Power point (01)Power point (01)
Power point (01)
 
Power point (04)
Power point (04)Power point (04)
Power point (04)
 
E buku siswa (pertemuan 4)
E buku siswa (pertemuan 4)E buku siswa (pertemuan 4)
E buku siswa (pertemuan 4)
 
E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)E buku siswa (pertemuan 2)
E buku siswa (pertemuan 2)
 
E buku siswa (pertemuan i)
E buku siswa (pertemuan i)E buku siswa (pertemuan i)
E buku siswa (pertemuan i)
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)
Rencana pelaksanaan pembelajaran (01)
 
Informasi kurikulum 2013 (4 jam)
Informasi kurikulum 2013 (4 jam)Informasi kurikulum 2013 (4 jam)
Informasi kurikulum 2013 (4 jam)
 

Power point (03)

  • 2. O Distikon Puisi Baru Dilihat dari Bentuknya O Terzina O Kuatrain O Kuint O Sektet O Septime O Oktaf/Stanza O Soneta
  • 3. 1. DISTIKON => puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai) O CONTOH: Berkali kita gagal Ulangi lagi dan cari akal Berkali-kali kita jatuh Kembali berdiri jangan mengeluh (Or. Mandank)
  • 4. 2. TERZINA => puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai). Contoh: Dalam ribaan bahagia datang Tersenyum bagai kencana Mengharum bagai cendana Dalam bah'gia cinta tiba melayang Bersinar bagai matahari Mewarna bagaikan sari (Sanusi Pane)
  • 5. 3. KUATRAIN => puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai) Contoh : Mendatang-datang jua Kenangan masa lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau silau Membayang rupa jua Adi kanda lama lalu Membuat hati jua Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala)
  • 6. 4. KUINT => puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai) O Contoh: Hanya Kepada Tuan karya Or.Mandak
  • 7. 5. SEKTET => puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai). O Contoh: Merindu Bagia Jika hari'lah tengah malam Angin berhenti dari bernapas Sukma jiwaku rasa tenggelam Dalam laut tidak terwatas Menangis hati diiris sedih (Ipih)
  • 8. 6. SEPTIME => puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai). Contoh: Indonesia Tumpah Darahku Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung gemunung bagus rupanya Ditimpah air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya (Mohammad Yamin)
  • 9. 7. OKTAF/STANZA => puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai). Contoh: Awan Awan datang melayang perlahan Serasa bermimpi, serasa berangan Bertambah lama, lupa di diri Bertambah halus akhirnya seri Dan bentuk menjadi hilang Dalam langit biru gemilang Demikian jiwaku lenyap sekarang Dalam kehidupan teguh tenang (Sanusi Pane)
  • 10. O SONETA => puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masingmasing tiga baris. O Soneta => sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. O Contoh: Gembala karya Muhammad Yamin
  • 11. Contoh: c) Gembala Perasaan siapa ta 'kan nyala ( a ) Melihat anak berelagu dendang ( b ) Seorang saja di tengah padang ( b ) Tiada berbaju buka kepala ( a ) Beginilah nasib anak gembala ( a ) Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b ) Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b ) Pulang ke rumah di senja kala ( a ) Jauh sedikit sesayup sampai ( a ) Terdengar olehku bunyi serunai ( a ) Melagukan alam nan molek permai ( a ) Wahai gembala di segara hijau ( c ) Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( Maulah aku menurutkan dikau ( c ) (Muhammad Yamin)
  • 15. 2. PUISI MBELING => bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah mainmain. Sajak Sikat Gigi Seseorang lupa menggosok giginya sebelum tidur Di dalam tidur ia bermimpi Ada sikat gigi menggosokgosok mulutnya supaya terbuka Ketika ia bangun pagi hari Sikat giginya tinggal sepotong Sepotong yang hilang itu agaknya Tersesat di dalam mimpinya dan tak bisa kembali Dan ia berpendapat bahwa, kejadian itu terlalu berlebih-lebihan (Yudhistira Ardi Nugraha dalam Sajak Sikat Gigi, 1974)
  • 16. PUISI KONKRET => puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Doktorandus Tikus I selusin toga me nga nga seratus tikus berkampus diatasnya dosen dijerat profesor diracun kucing kawin dan bunting dengan predikat sangat memuaskan (F. Rahardi dalam Soempah WTS, 1983)
  • 17. Kerjakanlah LKS 03 di www.akarppsunm.com dengan melihat masalah 03 di e-Buku Siswa! Selamat Belajar