SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
1 
PROFIL KESIAPSIAGAAN KABUPATEN/KOTA MENGHADAPI RESIKO BENCANA TSUNAMI 
1. Gambaran Umum Wilayah 
1.1. Peran dan Fungsi Wilayah Terdampak 
Kabupaten Bantul merupakan bagian integral wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi empat kabupaten dan satu kota. Berdasarkan posisi geografisnya, wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah paling selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 07°44'04" - 08°00'27" LS dan 110°12'34" - 110°31'08" BT dengan luas 506,85 km2 dan batas-batas wilayah sebagai berikut : 
- Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman 
- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia 
- Sebelah Barat : Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman 
- Sebelah Timur : Kabupaten Gunungkidul 
Apabila dilihat dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke selatan. 
Gambar 1 
Peta Administratif Kabupaten Bantul
2 
Kabupaten Bantul secara administratif terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa dan 933 pedukuhan. Desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi lagi berdasarkan statusnya menjadi desa pedesaan (rural area) dan desa perkotaan (urban area). Kecamatan Dlingo mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 Km2. Sedangkan jumlah desa dan pedukuhan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan delapan desa dan 72 pedukuhan. 
Berdasarkan RDTRK [Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten] dan Perda mengenai batas wilayah kota, maka status desa dapat dipisahkan sebagai desa perdesaan dan perkotaan. Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan desa yang termasuk dalam kawasan perdesaan sebanyak 34 desa. Wilayah yang terpapar tsunami termasuk wilayah perdesaan. 
Tabel 1 Kecamatan, Desa dan Dusun Terancam Tsunami di Pesisir Kabupaten Bantul 
Kecamatan Desa Dusun Lokasi Khusus 1. Kretek 1. Tirtohargo 1. Baros 
2. Muneng 
3. Gegunung 
4. Gunungkunci 
5. Kalangan 
6. Karang 
2. Parangtritis 1. Mancingan Pantai Parangtritis 2. Grogol Pantai Parangkusumo 3. Depok, Sono, Samiran Pantai Depok 2. Sanden 1. Srigading 
1. Ngepet (Samas) Pantai Samas 
2. Tegal Rejo 
3. Soge Sanden 
4. Cetan-Karangsuwung 
2. Gadingsari 
1. Demangan 
Pantai Pandansari 
2. Wonoroto 
Pantai Gua Cemara 
3. Patehan 
4. Wonorejo 1 - 2 
3. Gadingharjo 
1. Karanganyar 
3. Srandakan 1. Poncosari 
1. Ngentak 
Pantai Pandansimo Baru 
2. Babakan 
Pantai Kuwaru 
3. Karang 
4. Kuwaru 
5. Bodowaluh 
6. Jopaten 
7. Cangkring 
Sumber : Kabupaten Bantul dalam Angka 2013
3 
1.2. Topografi 
Secara topografis, Kabupaten Bantul terbagi menjadi daerah dataran, daerah perbukitan serta daerah pantai. Secara garis besar, satuan fisiografi Kabupaten Bantul sebagian besar berada pada dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain), perbukitan di sisi barat dan timur serta fisiografi pantai. Adapun pembagian satuan fisiografi yang lebih rinci di Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut: 
a. Daerah di bagian Timur merupakan jalur perbukitan berlereng terjal dengan kemiringan lereng dominan curam (>70%) dan ketinggian mencapai 400 meter dari permukaan air laut, Daerah ini terbentuk oleh formasi Nglanggran dan Wonosari, 
b. Daerah di bagian Selatan ditempati oleh gisik dan gumuk-gumuk pasir (fluviomarine) dengan kemiringan lereng datar-landai, Daerah ini terbentuk oleh material lepas dengan ukuran pasir kerakal, 
c. Daerah di bagian tengah merupakan dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain), yang dipengaruhi oleh Graben Bantul dan terendapi oleh material vulkanik dari endapan vulkanik Merapi, 
d. Daerah di bagian Barat merupakan perbukitan rendah dengan kemiringan lereng landai-curam dan ketinggian mencapai 150 meter dari permukaan air laut, Daerah ini terbentuk oleh formasi Sentolo 
Gambar 2 
Peta Topografi Kabupaten Bantul
4 
Ketinggian Wilayah 
Ketinggian tempat di Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas. Hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Dari kedua tabel tersebut dapat diketahui bahwa kelas ketinggian Kabupaten Bantul yang memiliki penyebaran paling luas terletak pada elevasi antara 25- 100 meter (27.709 ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian tengah, dan bagian Tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi kurang dari 7 meter) seluas 3.228 Ha (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Sanden, dan Srandakan. 
Berdasarkan elevasi lahan daratan dari permukaan air laut ketinggian tempat atau elevasi dapat ditentukan, dimana permukaan air laut dianggap mempunyai elevasi 0 meter (dpl) Ketinggian tempat Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas dan hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya secara spasial ditunjukan pada Peta Ketinggian Tempat . Kelas ketinggian tempat yang dimiliki Kabupaten Bantul penyebaran paling luas adalah elevasi antara 25 100 meter (27.709 Ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian tengah, dan bagian tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi <7 meter) seluas 3.228 Ha (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Kecamatan Sanden, dan Kecamatan Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya berbatasan dengan Srandakan dan Sanden merupakan daerah terendah di antara kecamatan- kecamatan lain di Kabupaten Bantul, yaitu berkisar dari 0 sampai 25 meter dari permukaan laut, mencakup areal seluas 4.161 Ha (8,2% dari seluruh luas kabupaten). 
Tabel 2 
Kelas Ketinggian dan Luas Wilayah Kabupaten Bantul 
No Kelas Ketinggian (dpl) m Luas (ha) (%) 
1 
0 – 7 
3.228 
6,37 
2 
7 – 25 
8.948 
17,65 
3 
25 – 100 
27.709 
54,67 
4 
100 - 500 
10.800 
21,31 
5 
> 500 
- 
- 
Jumlah 
50.685 
100 
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2013 
Tabel 3 
Luas Wilayah Kecamatan Terdampak 
Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut di Kabupaten Bantul 
No Kecamatan Luas (Ha) dan Ketinggian Tempat (dpl) Jumlah 0-7m 7-25m 25-100m 100-500m >500m 
1 
Srandakan 
1.058 
776 
- 
- 
- 
1.834 
2 
Sanden 
1.246 
1.081 
- 
- 
- 
2.327 
3 
Kretek 
924 
1.335 
190 
101 
- 
2.550 
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2013
5 
Kemiringan Lahan Klasifikasi kemiringan lahan di Kabupaten Bantul dibagi menjadi enam kelas dan hubungan kelas kemiringan/lereng dengan luas sebarannya. Wilayah Kabupaten Bantul pada umumnya berupa daerah dataran (kemiringan kurang dari 2%) dengan penyebaran di wilayah selatan, tengah, dan utara dari Kabupaten Bantul dengan luas sebesar 31,421 Ha (61,96%). Untuk wilayah timur dan barat umumnya berupa daerah yang mempunyai kemiringan 2,1 40,0% dengan luas sebesar 15.148 Ha (30%). Sebagian kecil wilayah timur dan barat seluas 4.011 Ha (8%) mempunyai kemiringan lereng di atas 40,1%. Apabila dilihat per wilayah kecamatan terlihat bahwa wilayah kecamatan yang paling luas memiliki lahan miring terletak di Kecamatan Dlingo dan Imogiri, sedangkan wilayah kecamatan yang didominasi oleh lahan datar terletak di Kecamatan Sewon dan Banguntapan. 
Tabel 4 
Luas Wilayah Kecamatan Terdampak Tsunami 
Berdasarkan Kemiringan Tanah di Kabupaten Bantul 
No Kecamatan Luas Kemiringan Tanah/Lereng (Ha) Jumlah 0,2 % 2-8 % 8-15 % 15-25 % 25-40 % >40 % 
1 
Srandakan 
1.680 
154 
- 
- 
- 
- 
1.834 
2 
Sanden 
2.100 
227 
- 
- 
- 
- 
2.327 
3 
Kretek 
1.756 
288 
- 
27 
11 
468 
2.550 
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2013 
1.3 Penggunaan Lahan 
Tabel 5 
Penggunaan Lahan di Wilayah Kecamatan Terdampak Tsunami (Ha) 
No Kecamatan Permukiman Sawah Tegalan Kebun Campuran Hutan Tanah Tandus Tambak Lain- lain Jumlah 
1 
Srandakan 
75,32 
484,46 
53,00 
693,88 
0 
99 
30 
398,34 
1,834 
2 
Sanden 
51,64 
836,08 
123,00 
896,00 
0 
119 
0 
301,28 
2,327 
3 
Kretek 
39,32 
953,84 
209,45 
470,00 
0 
302 
0 
575,48 
2,550 
Sumber : Kecamatan Bantul dalam Angka 2013 
1.4. Rencana Tata Ruang Wilayah 
Berdasarkan Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030 Rencana pola ruang Kabupaten Bantul terdiri atas: 
1. Kawasan Lindung Kabupaten 
Rencana pengembangan Kawasan Lindung Kabupaten meliputi; 
a. Kawasan hutan lindung
6 
Penyebaran kawasan hutan lindung meliputi Desa Dlingo, Desa Mangunan, Desa Muntuk, Desa Jatimulyo, Desa Temuwuh, Desa Terong Kecamatan Dlingo, Desa Wonolelo Kecamatan Pleret, Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, dan Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan. 
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya 
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yaitu kawasan resapan air. 
c. Kawasan perlindungan setempat 
Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan sempadan sungai, kawasan sempadan pantai, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau perkotaan kabupaten. 
d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya 
e. Kawasan rawan bencana 
Kawasan rawan bencana meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan longsor, kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan kekeringan. 
2. Kawasan Budidaya Kabupaten 
Rencana pengembangan kawasan budidaya Kabupaten terdiri atas: 
a. Kawasan peruntukan hutan rakyat 
Kawasan peruntukan kehutanan (hutan rakyat) direncanakan seluas kurang lebih 8.545 Hektar atau 16,86% dari luas wilayah Kabupaten Bantul. 
b. Kawasan peruntukan pertanian 
Kawasan peruntukan pertanian meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, dan kawasan peternakan. Kawasan pertanian lahan basah di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 13.324 Hektar atau 26,29%. Kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 5.247 Hektar atau 10,35% dari luas wilayah Kabupaten Bantul. Kawasan peternakan di Kabupaten direncanakan sebagai berikut: 
1) Peternakan itik di Kecamatan Kretek, Kecamatan Bantul, dan Kecamatan Sanden; 
2) Peternakan sapi perah di Kecamatan Srandakan, Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Jetis, dan Kecamatan Sedayu; 
3) Peternakan sapi potong tersebar di hampir seluruh kecamatan; 
4) Peternakan babi di Kecamatan Srandakan dan Kecamatan Kasihan; 
5) Peternakan kambing tersebar di hampir seluruh kecamatan; 
6) Peternakan kerbau di Kecamatan Sanden dan Kecamatan Banguntapan; 
7) Peternakan kelinci di Kecamatan Sanden 
c. Kawasan peruntukan perikanan 
d. Kawasan peruntukan pertambangan 
e. Kawasan peruntukan industri 
f. Kawasan peruntukan pariwisata 
g. Kawasan peruntukan permukiman 
h. Kawasan peruntukan lainnya
7 
1.5 Potensi Wilayah 
Secara geografis dan administratif Kabupaten Bantul memiliki potensi pengembangan, hal ini berdasarkan: 
1. Batas wilayah yang tidak berbatas secara fisik, meski terdapat ring road namun perkembangan saat ini telah melewati batas tersebut, 
2. Topografi kawasan yang relatif datar, 
3. Tidak terdapat kendala terhadap kawasan resapan air, 
4. Banyaknya daerah wisata yang belum tergarap secara optimal untuk pengembangan sektor hotel dan restoran. 
Sesuai Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010 2030, potensi pengembangan kawasan di Kabupaten Bantul dilakukan dengan penetapan kawasan strategis kabupaten yang meliputi kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosio-kultural, dan pengembangan kawasan strategis lingkungan hidup. 
1. Kawasan strategis ekonomi kabupaten meliputi: 
a. Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY); 
b. Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri (BKM); 
c. Kawasan Strategis Pantai Selatan,Pengembangan Pesisir dan Pengelolaan Hasil Laut Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo; 
d. Kawasan Strategis Industri Sedayu; dan 
e. Kawasan Strategis Industri Piyungan. 
2. Kawasan strategis sosio-kultural kabupaten meliputi Kawasan Strategis Desa Wisata dan Kerajinan Gabusan-Manding-Tembi (GMT) dan Kasongan-Jipangan-Gendeng-Lemahdadi (Kajigelem). 
3. Kawasan strategis lingkungan hidup kabupaten meliputi: 
a. Kawasan Strategis Agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Agropolitan di Kecamatan Sanden, Kecamatan Kretek, Kecamatan Pundong, Kecamatan Imogiri, dan Kecamatan Dlingo; dan 
b. Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian. 
1.6 Sejarah Kejadian Bencana Kabupaten Bantul 
Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah yang memiliki ancaman bahaya gempa bumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten Bantul telah dibuktikan dengan terjadinya gempabumi pada tanggal 27 Mei 2006. Bencana tersebut telah mengakibatkan lebih dari 5.760 orang meninggal dunia, lebih dari 40.000 orang luka-luka, dan lebih dari 1.000.000 orang kehilangan tempat tinggalnya (Bappenas, 2006). Gempabumi 2006 selain mengakibatkan korban jiwa juga mengakibatkan kerusakan dan kerugian di sektor perumahan, sosial, infrastuktur, sektor produktif, dan lintas sektor. Total kerugian dan kerusakan yang dialami akibat bencana tersebut di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah diperkirakan mencapai Rp 29,1 triliyun. 
Kabupaten Bantul selain rawan gempabumi juga rawan terhadap ancaman tsunami. Tahun 2006 tsunami Pangandaran terjadi. BMKG menyebutkan tsunami tersebut dipicu oleh gempa bumi di dasar samudera
8 
dengan magnitudo 7.1 SR, berpusat di 293 km barat daya Cilacap atau 10.010 LS dan 107.690 BT. Gempabumi tersebut terjadi pada tanggal 17 Juli 2006 pukul 03.06 WIB dan memicu gelombang tsunami. Ketinggian gelombang tsunami yang terpantau di kawasan pantai selatan Kabupaten Bantul mencapai 1- 3,4 meter. Fenomena alam tersebut memang tidak menelan korban jiwa dan harta benda di Kabupaten Bantul, namun cukup untuk menunjukkan bahwa kawasan pesisir selatan Kabupaten Bantul memiliki ancaman multi bahaya gempa bumi dan tsunami yang sama tingginya dengan pesisir selatan pulau Jawa yang lainnya. 
Berdasarkan catatan kejadian bencana oleh DIBI dan BPBD Kabupaten Bantul teridentifikasi 6 (enam) jenis bencana yang pernah terjadi di Kabupaten Bantul. Bencana yang pernah terjadi ini berpotensi terjadi kembali di Kabupaten Bantul jika tidak ada penanganan yang serius terhadap potensi bencana. 
Banjir 
Di Kabupaten Bantul banjir terjadi bukan hanya akibat tingginya curah hujan, Banjir terjadi juga akibat akumulasi air yang mengalir dari wilayah utara Kota Jogja dan Bantul wilayah utara, meliputi Kecamatan Kasihan, Sewon, dan Banguntapan. 
 Pada bulan Mei 2011, curah hujan yang cukup besar mengakibatkan meluapnya Kali Code sehingga merendamkan beberapa rumah di dusun Sorogenen, Timbulharjo, Kabupaten Bantul. 
 Pada Bulan Januari 2012 BPBD Kabupaten Bantul melangsir akibat banjir Winongo 770 jiwa terpaksa mengungsi, 15 di antaranya harus dievakuasi oleh tim SAR. Pengungsi tersebar di beberapa titik antara lain Jogonalan kidul ada empat RT, Jogonalan Lor ada dua RT dan Glondong dua RT, semuanya berada di Kasihan, Bantul dan berada di bantaran Kali WInongo. Selain itu banjir juga berdampak di Dusun Pandeyan , Bangunharjo, Sewon. Akibat kerugian banjir besar di Kabupaten Bantul mencapai Rp 29 miliar. 
 Tahun 2013 Lebih dari 200 ha lahan pertanian di Kabupaten Bantul terendam akibat hujan deras. Lahan pertanian yang tergenang air ini meliputi Kecamatan Pundong, Bambanglipuro, Pandak, Kretek, dan Sanden. Banjir tak hanya karena tinginya debit hujan, tapi juga karena banyaknya aliran air. 
Angin Puting Beliung 
 Tahun 2011 Puting Beliung melanda Kecamatan Piyungan dan mengakibatkan 54 rumah rusak. Kerusakan paling banyak terjadi di Dusun Sitimulyo yaitu 35 rumah rusak ringan. Kerusakan akibat Putting Beliung tersebut sekitar Rp. 28 Juta. 
 Tahun 2013 Puluhan pohon tumbang akibat Cuaca Ekstrim menimpa Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul. Hal ini menimpa belasan rumah tertipa pohon tumbang dan mengakibatkan 1 orang luka ringan. Selain di Kecamatan Jetis, banyaknya pohon tumbang juga menimpa Kecamatan Imogiri, dan Kecamatan Sewon. 
Gelombang Pasang (Rob) dan Abrasi 
 Tahun 2011 Gelombang Pasang melanda pantai Kuwaru di Kecamatan Srandakan Kabupaten Batul. Gelombang pasang ini merusakan tanaman, puluhan bangunan bahkan aspal jalan di bibir pantai Kuwaru. Gelombang ini terjadi faktor alam yang sering melanda di wilayah tersebut
9 
 Tahun 2013 Gelombang Pasang dan Abrasi terjadi di pantai Samas Kecamatan Sanden, hal ini mengakibatkan perumahan yang berjarak 200 m dari tepi air laut harus diungsikan. Kejadian ini merugikan puluhan kepala rumah tangga, sekitar 12 rumah ditinggal mengungsi, 6 diantaranya rusak. 
Gempa Bumi 
 Tahun 2006 Gempa bumi tektonik dengan skala 5,9 SR telah menghancurkan wilayah Kabupaten Bantul. Berdasarkan data Satkorlak DIY korban tewas dari kabupaten Bantul adalah 3.082 orang, luka berat 2.700 orang dan luka ringan 3.100 orang. Sekitar 33.616 rumah penduduk rusak parah. Sedangkan kerugian yang kerugian yang dirilis Pemprov DIY mencapai Rp. 2.8 triliun. 
Kekeringan 
 Tahun 2011 Kekeringan melanda 95 ha lahan sawah di kecamatan Sedayu dan Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul mengakibatkan gagal panen. Hal ini terjadi karena kemarau yang cukup panjang, sehingga debit air di irigasi semakin kecil. 
 Tahun 2012 Dampak dari kemarau panjang mengakibatkan kekeringan terjadi di beberapa kecamatan, diantaranya Kecamatan Dlingo, Piyungan, Imogiri, Pleret, Kretek dan Pajangan. Namun tidak seluruh kecamatan yang terkena dampaknya, hanya beberapa titik saja. 
Tanah Longsor 
 Tahun 2012 Akibat hujan deras telah terjadi tanah longsor di Desa Mojosari, Kecamatan Piyungan kabupaten bantul. Hal ini mengakibatkan 1 rumah rusak dan beberapa rumah yang lain beresiko terkena tanah longsor. 
 Tahun 2013 Tanah longsor terjadi di Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, mengakibatkan dua rumah rata dengan tanah. Hal ini terjadi karena hujan deras yang cukup lama. Selain dua rumah tersebut, tanah longsor ini menyebabkan 11 KK harus mengungsi karena rumahnya sudah tidak dapat dihuni. 
Tabel 6 
Sejarah Kejadian Bencana Kabupaten Bantul Tahun 2003-2012 No Jenis Bencana Jumlah Kejadian Total 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 
1 
Banjir 
1 
1 
1 
2 
3 
2 
10 
2 
Angin Puting Beliung 
1 
6 
4 
10 
9 
8 
38 
3 
Gelombang Pasang dan Abrasi 
1 
1 
2 
4 
Gempa Bumi 
1 
2 
1 
4 
5 
Kekeringan 
1 
1 
1 
1 
4 
6 
Tanah Longsor 
1 
3 
15 
4 
1 
12 
9 
46 
7 
Tsunami 
0 
Sumber : Data & Informasi Bencana Indonesia (DIBI) Tahun 2012
10 
2 Kajian Resiko Bencana Tsunami Kabupaten Bantul 
2.1 Kajian Resiko Bencana 
Kajian risiko bencana tsunami terdiri atas 3 komponen yaitu komponen bahaya, kerentanan dan kapasitas. Komponen ini digunakan untuk menghitung tingkat risiko bencana dan membuat peta resiko bencana tsunami di wilayah Kabupaten Bantul. Tingkat risiko bencana di suatu daerah bergantung pada tingkat bahaya kawasan, tingkat kerentanan kawasan yang terancam, dan tingkat kapasitas kawasan yang terancam. Untuk membangun perspektif tingkat risiko bencana suatu kawasan, hubungan antara bahaya, kerentanan dan kapasitas digambarkan melalui pendekatan berikut: 
Keterangan: 
R = Risiko Bencana Tsunami 
H = Ancaman 
V = Kerentanan 
C = Kapasitas 
Pendekatan di atas digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara ancaman, kerentanan dan kapasitas yang membangun perspektif tingkat risiko bencana suatu kawasan. Berdasarkan pendekatan tersebut, terlihat bahwa tingkat risiko bencana amat bergantung pada tingkat ancaman kawasan, tingkat kerentanan kawasan yang terancam, dan tingkat kapasitas kawasan yang terancam. 
Pengkajian risiko bencana tsunami ini diharakan mampu menjadi dasar yang memadai bagi daerah di Kabupaten Kebumen untuk menyusun kebijakan penanggulangan bencana tsunami di kabupaten tersebut. Pengkajian risiko bencana tsunami dilaksanakan dengan menggunakan metode pada Gambar 4.
11 
Gambar 4 
Metode Kajian Resiko Bencana 
Sumber: Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 
2.2. Tingkat Ancaman 
Berdasarkan catatan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) tingkat ancaman bencana di Kabupaten Bantul dapat dilihat dari bencana yang pernah terjadi serta kajian risiko bencana yang berpotensi terjadi. Sejarah kejadian bencana dapat diketahui dari DIBI yang dipadukan dengan data catatan kejadian bencana di Kabupaten Bantul (DIBI, BNPB tahun 2012, dan BPBD Kabupaten Bantul tahun 2012). Berdasarkan data tersebut, terdapat 9 jenis bencana yang mengancam Kabupaten Bantul. Ancaman tersebut antara lain banjir, gelombang ekstrim dan abrasi, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrim, tanah longsor, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, serta epidemi dan wabah penyakit. 
Dalam menentukan tingkat ancaman bencana dapat dilakukan dengan menggunakan matriks tingkat ancaman yang dipadukan dengan indeks ancaman pada lajur dengan indeks penduduk terpapar pada kolom. Tingkat ancaman merupakan titik pertemuan antara indeks ancaman dengan indeks penduduk terpapar. Untuk skala indeks ancaman dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu: 
 Indeks Rendah : (0,0 – 0,3) 
 Indeks Sedang : (>0,3 – 0,6) 
 Indeks Tinggi : (>0,6 – 1,0) 
Sedangkan untuk skala indeks penduduk terpapar juga dapat dibagi menjadi kategori rendah, sedang, dan tinggi, dengan ketentuan nilai indeksnya adalah:
12 
• Indeks Rendah : Apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar kurang dari 500 jiwa/km2, dan jumlah penduduk kelompok rentan kurang dari 20%. 
• Indeks Sedang : Apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar 500 – 1000 jiwa/km2 dan jumlah penduduk kelompok rentan 20% – 40%. 
• Indeks Tinggi : Apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar lebih dari 1000 jiwa/km2 , dan jumlah penduduk kelompok rentan lebih dari 40%. 
Untuk melihat tingkat ancaman di Kabupaten Bantul berdasarkan jenis bencana yang berpotensi pada skala ancaman masing-masing jenis bencana dan skala penduduk terpapar 
Gambar 5 
Matriks Penentuan Tingkat Ancaman Bencana di Kabupaten Bantul 
Berdasarkan Gambar 5 di atas, diketahui bahwa tingkat ancaman setiap bencana yang berpotensi di Kabupaten Bantul adalah: 
1. Tingkat ancaman RENDAH, dengan indeks ancaman SEDANG dan indeks penduduk terpapar RENDAH berpotensi disebabkan oleh bencana gelombang ekstrim dan abrasi. 
2. Tingkat ancaman SEDANG, dengan indeks ancaman RENDAH dan indeks penduduk terpapar TINGGI berpotensi disebabkan oleh bencana epidemi dan wabah penyakit. Sedangkan untuk indeks ancaman SEDANG dan indeks penduduk terpapar SEDANG berpotensi disebabkan oleh bencana banjir. 
3. Tingkat ancaman TINGGI, dengan indeks ancaman SEDANG dan indeks penduduk terpapar TINGGI berpotensi disebabkan oleh bencana cuaca ekstrim, gempabumi, dan tanah longsor.
13 
Untuk indeks ancaman dan indeks penduduk terpapar TINGGI berpotensi disebabkan oleh bencana kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, dan tsunami. 
Penentuan tingkat ancaman dapat disusun berdasarkan komponen kemungkinan terjadinya suatu ancaman dan komponen besarnya dampak yang pernah tercatat dari bencana tersebut. Indeks ancaman disesuaikan dengan standar parameter yang telah ditentukan oleh BNPB dengan merujuk kepada peta bahaya setiap bencana di Kabupaten Bantul. 
2.3. Tingkat Kerugian 
Bencana tsunami merupakan salah satu bencana yang berpotensi di Kabupaten Bantul. Bencana ini akan berdampak pada masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di kawasan terancam. Indeks kerugian akibat bencana tsunami terlihat sebanyak 159,67 miliar rupiah, dan indeks kerusakan lingkungan dari bencana tsunami di Kabupaten Bantul dari hasil pengkajian risiko bencana terlihat bahwa kerusakan lingkungan sebesar 527 Ha. Maka sesuai dengan hasil analisa kajian risiko bencana Kabupaten Bantul, tingkat kerugian bencana tsunami adalah TINGGI. Hal ini karena tingkat ancaman bencana tsunami di Kabupaten Bantul adalah TINGGI dan indeks kerugian yang ditimbulkan adalah TINGGI. 
2.4. Tingkat Kapasitas 
Tingkat kapasitas merupakan kemampuan individu maupun kelompok dalam rangka menghadapi bahaya atau bencana. Aspek kemampuan antara lain kebijakan, kesiapsiagaan, dan partisipasi masyarakat. Penilaian kemampuan dilakukan pada sumberdaya orang per orang, rumah tangga, dan kelompok untuk mengatasi suatu bencana atau bertahan atas dampak dari sebuah bahaya bencana. Pengukurannya dapat dilakukan berdasarkan aspek kebijakan, kesiapsiagaan, dan peran serta masyarakat. Kajian ini diukur pada aspek kelembagaan berdasarkan kuesioner HFA dan kesiapsiagaan masyarakat. Berdasarkan matriks penentuan tingkat kapasitas, diketahui bahwa tingkat kapasitas Kabupaten Bantul terhadap bencana gelombang ekstrim dan abrasi adalah SEDANG. Sedangkan untuk bencana banjir, epidemi dan wabah penyakit, cuaca ekstrim, gempabumi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, tanah longsor, dan tsunami, tingkat kapasitas Kabupaten Bantul adalah RENDAH. 
2.5. Tingkat Resiko Bencana 
Untuk mengetahui tingkat risiko setiap jenis bencana yang berpotensi di Kabupaten Bantul diperoleh berdasarkan penggabungan tingkat kerugian dan tingkat kapasitas Kabupaten Bantul yang dilakukan melalui matriks penentuan tingkat risiko, kesimpulan dari tingkat risiko bencana di Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Tabel berikut ini. 
Tabel 7 
Tingkat Risiko Bencana di Kabupaten Bantul 
No Jenis Bencana Tingkat Risiko 
1. 
Banjir 
TINGGI 
2. 
Gelombang Ekstrim dan Abrasi 
SEDANG 
3. 
Gempabumi 
TINGGI 
4. 
Kekeringan 
TINGGI 
5. 
Cuaca Ekstrim 
TINGGI
14 
No Jenis Bencana Tingkat Risiko 
6. 
Tanah Longsor 
TINGGI 
7. 
Tsunami 
TINGGI 
8. 
Kebakaran Hutan dan Lahan 
TINGGI 
9. 
Epidemi dan Wabah penyakit 
TINGGI 
Sumber : RPB Kabupaten Bantul 2013-2017 
Gambar 6 
Peta Bahaya Tsunami Kabupaten Bantul
15 
2.6. Data Kependudukan Wilayah Terdampak 
Berdasarkan data hasil proyeksi Sensus Penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Bantul tahun 2012 adalah 930.276 jiwa yang tersebar di 75 Desa dan 17 Kecamatan. Dari jumlah tersebut, 464.049 jiwa adalah laki-laki dan 466.227 jiwa adalah perempuan. Dengan luas wilayah 506,85 km2, kepadatan penduduk Kabupaten Bantul tahun 2012 adalah 1.835 jiwa per km2 dan kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Banguntapan yakni 4.383 jiwa per km2 sedangkan Kecamatan Dlingo memiliki kepadatan penduduk terendah yang dihuni rata-rata 641 jiwa per km2. Jumlah penduduk di 3 (tiga) Kecamatan di bagian selatan adalah Kecamatan Kretek 29.470 jiwa, Kecamatan Sanden 29.814 jiwa, dan Kecamatan Srandakan 28.755 jiwa 
Tabel 8 
Resiko Jiwa Terpapar Bencana Tsunami Kabupaten Bantul No Kecamatan Jumlah Penduduk Perkiraan Lokasi Terdampak Dan Jumlah Jiwa Terpapar Ket Desa Jumlah Peduduk 
1 
Kretek 
29,470 
Tirtohargo 
3006 
Parangtritis 
4985 
2 
Sanden 
29,814 
Srigading 
3131 
Gadingsari 
3444 
Gadingharjo 
1455 
3 
Srandakan 
28,755 
Poncosari 
4708 
Sumber: Sensus Penduduk 2010; http://www.bantulkab.go.id 
2.7. Potensi Ekonomi Kecamatan Terdampak 
Tabel 9 
Kerugian Per Sektor Akibat Bencana Tsunami 
No Sektor Produksi Hasil Produksi Jumlah Produksi Jumlah (Rp) Ket 
1 
Pertanian 
2 
Perkebunan 
3 
Perikanan 
4 
Peternakan 
5 
Perdagangan 
6 
Industri 
2.8 Rekapitulasi Per-Aspek Untuk Kecamatan Terdampak Berdasarkan Rencana Kontijensi Tsunami Bantul Tahun 2014. Pemerintah Kabupaten Bantul mewujudkan tanggung jawab terhadap penyelenggaraan penanggulangan bencana, salah satunya adalah dengan melakukan perencanaan kontinjensi untuk mengantisipasi terjadinya ancaman, mengkoordinasikan dan mobilisasi sumberdaya masyarakat dan swasta untuk
16 
melakukan tindakan antisipatif. Apabila tsunami terjadi di pesisir Bantul, maka semua pihak telah dipersiapkan untuk melakukan tindakan-tindakan strategis pengurangan risiko ancaman beserta dampaknya, termasuk di dalamnya upaya tanggap darurat secara terpadu dan terkoordinasi. 
2.8.1 Aspek Kependudukan Tabel 10 
Asumsi Dampak Aspek Kependudukan 
No Kecamatan Jumlah Penduduk Perkiraan Penambahan Penduduk di Siang Hari Jumlah Total Penduduk di Siang Hari Jiwa Terancam % Jumlah Jumlah % Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 
1 
Kretek 
7991 
1604 
9595 
8635 
2 
Sanden 
8030 
2134 
10164 
9148 
3 
Srandakan 
4708 
850 
5558 
5003 
Jumlah Total 
20729 
4588 
25317 
22786 
No Kecamatan Meninggal Hilang Pindah Pengungsi % Jumlah % Jumlah % Jumlah Jumlah 1 2 9 10 11 12 13 14 15 
1 
Kretek 
131 
215 
46 
8243 
2 
Sanden 
137 
231 
103 
8674 
3 
Srandakan 
75 
127 
86 
4716 
Jumlah 
343 
573 
235 
21633 
No Kecamatan Keadaan Pengungsi Luka Ringan Luka Berat Non Perawatan % Jumlah % Jumlah Jumlah 1 2 16 17 18 19 20 
1 
Kretek 
2474 
167 
5602 
2 
Sanden 
2503 
176 
5995 
3 
Srandakan 
1416 
95 
3205 
Jumlah 
6393 
438 
14802
17 
Tabel 11 
Asumsi Dampak Aspek Kependudukan Menurut Kelompok Rentan 
No Kecamatan Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan WUS Non WUS % Jumlah % Jumlah % Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 
1 
Kretek 
7991 
3909 
4010 
72 
2 
Sanden 
8030 
3564 
4241 
225 
3 
Srandakan 
4708 
2203 
2475 
30 
Jumlah 
20729 
9676 
10726 
327 
No Kecamatan Hamil Menyusui Cacat % Jumlah % Jumlah % Jumlah 1 2 10 11 12 13 14 15 
1 
Kretek 
18 
95 
6 
2 
Sanden 
54 
101 
278 
3 
Srandakan 
26 
70 
29 
98 
266 
313 
No Kecamatan Bayi Balita 10-14 th 15-19 Th Lansia % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah 1 2 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 
1 
Kretek 
95 
233 
276 
3098 
754 
2 
Sanden 
87 
291 
646 
155 
538 
3 
Srandakan 
41 
170 
92 
355 
423 
223 
694 
1014 
3608 
1715 
Sumber : Rencana Kontijensi Tsunami Kab. Bantul 2014 
2.8.2. Aspek Sarana dan Prasarana 
Tabel 12 
Asumsi Dampak Pada Aspek Sarana dan Prasarana No Jenis Tingkat Kerusakan Lama Gangguan Fungsi Layanan (Hari) Kecamatan Ringan Berat 
1 
Listrik 
Berat 
21 
Kretek 
2 
Komunikasi 
Berat 
7 
Kretek 
3 
Transportasi 
Berat 
Kretek 
- Jembatan 
Berat 
60 
Kretek 
- Jalan 
Berat 
180 
Kretek 
4 
Pasar (tradisional, TPI) 
Berat 
366 
Kretek
18 
No Jenis Tingkat Kerusakan Lama Gangguan Fungsi Layanan (Hari) Kecamatan Ringan Berat 
5 
Pendidikan 
Berat 
180 
Kretek 
6 
Sarana ibadah 
Berat 
14 
Kretek 
7 
Puskesmas, Pustu, Klinik Pengobatan 
Berat 
7 
Kretek 
8 
Kantor pemerintah (kecamatan, kelurahan, Polsek, Koramil, ranting dinas pendidikan) 
Berat 
7 
Kretek 
9 
Rumah 
Berat 
30 
Kretek 
10 
Pertanian dan peternakan (saluran irigasi, gudang, kandang ternak, kolam ikan) 
Berat 
366 
Kretek 
11 
Laboratorium geospasial 
Berat 
1830 
Kretek 
12 
Landasan aerosport 
Berat 
732 
Kretek 
13 
Perbankan 
Berat 
14 
Kretek 
Bendung Samas 
Berat 
30 
Sanden 
2 
Dam Bugel Waru 
1 
30 
Sanden 
3 
Dua makam, Kreteg Senggol 
1 
30 
Sanden 
4 
Gedung udang galah i unit 
1 
90 
Sanden 
5 
Gudang bawah merah 
1 
7 
Sanden 
6 
Jalan desa 
7 km 
90 
Sanden 
7 
Jalan nas 
2 km 
90 
Sanden 
8 
Jalan prop 
2 km 
90 
Sanden 
9 
Jalan kampung 
10 km 
90 
Sanden 
10 
Jembatan Merah 
1 
14 
Sanden 
11 
Jembatan 
2 
3 
Sanden 
12 
Jembatan Senggol Samas 
1 
14 
Sanden 
13 
Jembatan Songgo Lelono 
1 
7 
Sanden 
14 
Kantor pemerintah 
- 
- 
- 
Sanden 
15 
Komunikasi radio/telepon 
1 
7 
Sanden 
16 
Manara Pantau Patean 
1 
Sanden 
17 
Masjid 
4 
5 
Sanden 
18 
Masjid Gede Karanganyar 
1 
Sanden 
19 
Masjid Mutagim 
1 
90 
Sanden 
20 
Masjid Samas Pranasakti 
1 
90 
Sanden 
21 
Menara mesjid 
2 
Sanden 
22 
Menara seluler [BTS] 
1 
Sanden 
23 
Mesjid Almubarok 
1 
7 
Sanden 
24 
PAUD dan TK masing-masing dusun 
1 
14 
Sanden 
25 
perahu tempel 
27 
90 
Sanden 
26 
Perumahan Dishub 
7 
90 
Sanden 
27 
Poskamling 
2 
3 
Sanden 
28 
Posko AL 
1 
60 
Sanden 
29 
Rumah sakit/ puskesmas 
- 
- 
- 
Sanden 
30 
Rumah warga 
215 
525 
90 
Sanden 
31 
Rumah warga 
65 
Sanden
19 
No Jenis Tingkat Kerusakan Lama Gangguan Fungsi Layanan (Hari) Kecamatan Ringan Berat 
32 
Sekolah 
2 
4 
7 
Sanden 
33 
Sekolah Dasar Gadingharjo 2 unit 
1 
14 
Sanden 
34 
Sekolah Dasar Gadingsari 3 unit 
1 
14 
Sanden 
35 
Semua perumahan warga di Samas 
1 
90 
Sanden 
36 
SMK Kelautan,SMP 
1 
14 
Sanden 
37 
Tambatan perahu 1 unit 
1 
60 
Sanden 
38 
TK 
2 
2 
Sanden 
39 
TK ABA Tegalrejo 
1 
7 
Sanden 
40 
TK Masyittoh 
1 
7 
Sanden 
41 
TPR 
1 
30 
Sanden 
42 
Transportasi angkutan umum 
1 
1 
Sanden 
43 
Jembatan 
3 
Sanden 
44 
Jalan aspal 
5 km 
Sanden 
45 
Jalan cor 
5 km 
Sanden 
1 
TK 
Berat 
180 
Poncosari 
2 
SMK 
Berat 
180 
Poncosari 
3 
SMP 
Berat 
180 
Poncosari 
4 
Puskesmas 
Berat 
180 
Poncosari 
5 
Pustu 
Berat 
90 
Poncosari 
6 
Kantor pemerintahan Desa 
Berat 
180 
Poncosari 
7 
Pasar Jeragan 
Berat 
120 
Poncosari 
8 
Pasar Bodowaluh 
Berat 
120 
Poncosari 
9 
Jalan kabupaten 
Berat 
360 
Poncosari 
10 
Irigasi 
Berat 
360 
Poncosari 
11 
Instalasi listrik + PLTA 
Berat 
90 
Poncosari 
12 
PDAM 
Berat 
90 
Poncosari 
13 
13 Masjid 
Berat 
365 
Poncosari 
14 
Kantor SAR 
Berat 
360 
Poncosari 
15 
Pos Polisi Air Udara 
Berat 
360 
Poncosari 
16 
Jembatan Kuwaru 
Berat 
360 
Poncosari 
17 
Jembatan Ngentak 
Berat 
360 
Poncosari 
18 
TPI Pantai Baru 
Berat 
180 
Poncosari 
19 
TPI Kuwaru 
Berat 
180 
Poncosari 
Sumber : Rencana Kontijensi Tsunami Kab. Bantul 2014 
2.8.3. Aspek Sosial Ekonomi 
Tabel 13 
Asumsi Dampak Pada Aspek Sosial Ekonomi No Jenis Tingkat Kerusakan Lama Gangguan Fungsi (Hari) Kecamatan Berat Ringan 
1 
Pasar Tradisional 
berat 
30 
Kretek 
2 
Lahan Pertanian, Perkebunan, Industri, Perbankan 
berat 
90 
Kretek
20 
No Jenis Tingkat Kerusakan Lama Gangguan Fungsi (Hari) Kecamatan Berat Ringan 
3 
Hasil Pertanian 
berat 
180 
Kretek 
4 
Ternak 
berat 
180 
Kretek 
5 
Industri rumah tangga 
berat 
180 
Kretek A Pasar Tradisional 
Sanden 
1 
Pasar Agrowisata Tpr Samas 
1 
7 
Sanden 
2 
Pasar Batuliman 
1 
7 
Sanden 
3 
Warung Dan Rumah Makan 
89 
30 
Sanden B Lahan Pertanian, Perkebunan, Industri, Perbankan 
Sanden 
1 
Hutan Cemara 
10 ha 
60 
Sanden 
2 
Lahan Buah Naga 
7 ha 
30 
Sanden 
3 
Lahan Ketela 
30 ha 
30 
Sanden 
4 
Lahan Padi 
30 ha 
60 
Sanden 
5 
Lahan Pertnian 
5 ha 
Sanden 
6 
Lahantegalan 
5 ha 
Sanden 
7 
Pabrik Pupuk Organik 
1 
Sanden 
8 
Rumah Penangkaran Penyu 
1 
30 
Sanden 
9 
Tambak Udang Galah 
1 
30 
Sanden 
10 
Tpi Patehan 
1 
15 
Sanden D Ternak 
Sanden 
1 
Kandang Ayam Klpk 
15 kdg 
60 
Sanden 
2 
Kandang Kambing Kelompok 
5 klp 
60 
Sanden 
3 
Kolam Lele 
25 kolam 
15 
Sanden 
4 
Perikanan Grameh 
4000 
Sanden 
5 
Perikanan Lele 
5000 
Sanden 
6 
Peternakan Ayam 
2000 
Sanden 
7 
Peternakan Kambing 
130 
Sanden 
8 
Peternakan Sapi 
40 ekor 
Sanden 
9 
Udang Galah, Utara Jembatan 
1 
60 
Sanden 
A 
Pasar Tradisional 
berat 
120 
Poncosari 
B 
Lahan Pertanian dan Perkebunan 
berat 
360 
Poncosari 
C 
Hasil Pertanian 
berat 
360 
Poncosari 
D 
Ternak 
berat 
360 
Poncosari 
E 
Tambak 
berat 
720 
Poncosari 
F 
Normalisasi pemerintahan desa 
berat 
30 
Poncosari 
G 
Layanan kesehatan 
berat 
30 
Poncosari 
H 
Layanan pendidikan 
berat 
30 
Poncosari 
I 
Kegiatan kemasyarakatan (SPP, KWT, Kel. Ternak, Karang Taruna dll) 
berat 
180 
Poncosari 
J 
Normalisasi layanan Polairud dan SAR 
berat 
30 
Poncosari 
K 
Pariwisata Pantai Baru 
berat 
30 
Poncosari 
L 
Pariwisata Pantai Kuwaru 
berat 
30 
Poncosari 
M 
Perikanan (rusaknya perahu nelayan) 
berat 
360 
Poncosari 
N 
Industri kecil 
berat 
360 
Poncosari 
O 
Hunian warga 
berat 
360 
Poncosari 
P 
Aset warga 
berat 
360 
Poncosari 
Sumber : Rencana Kontijensi Tsunami Kab. Bantul 2014
21 
2.8.4. Aspek Lingkungan 
Tabel 14 
Asumsi Dampak Pada Aspek Lingkungan No Jenis Tingkat Kerusakan Keterangan Lokasi Berat Ringan 
1 
Pencemaran Air 
Berat 
Suplai air bersih 
2 
Pencemaran Udara 
Berat 
Butuh masker, pengendalian ISPA 
3 
Pencemaran Tanah 
Berat 
Normalisasi material sampah 
4 
Penyakit 
Berat 
Fogging, sterilisasi wabah, pengobatan massal 
5 
Kerusakan Hutan Dan Lahan (Mangrove, Cemara) 
Berat 
Reboisasi 
6 
Pencemaran Lingkungan 
Berat 
Di pengungsian, pemukiman, fasilitas umum 
1 
Air Sumur Tercemar 
1 
30 
A 
Pencemaran (Air Dan Tanah) 
Berat 
180 
Sumber : Rencana Kontijensi Tsunami Kab. Bantul 2014 
3. Penguatan Mata Rantai Peringatan Dini Tsunami Kabupaten Bantul 
3.1. Sistem Peringatan Dini Tsunami Kabupaten Bantul 
Penguatan mata rantai peringatan dini perlu difokuskan untuk memastikan bahwa peringatan dini dari BMKG dapat diterima oleh pihak berkepentingan semua tingkatan dan masyarakat secara luas. Permasalahan utama dalam mata rantai peringatan dini ini terkait dengan peralatan, sistem komunikasi, sumber daya manusia, prosedur tetap, serta beroperasinya Pusdalops BPBD secara 24/7. 
Kabupaten Bantul saat ini telah memiliki Pusat Peringatan Dini Daerah (Pusdalops) bertempat di Kantor Kesbanglinmas Kabupaten Bantul, beberapa alat untuk peringatan dini, diantaranya adalah alat Pendeteksi Gempa dan juga CPU yang terkoneksi langsung dengan BMKG untuk mengetahui adanya gempa dan potensi Tsunami di seluruh Indonesia. 
Alat pedeteksi Gempa dan Tsunami semuanya berpusat di PUSDALOPS Kabupaten Bantul dan Paska Tsunami Pangandaran, pada tahun 2006 Pemerintah Kabupaten Bantul, didukung oleh Pemerintah Propinsi DI Yogyakarta, memasang 1 unit repeater sentral dan pengeras suara/sirine yang dapat dikendalikan jarak jauh di 8 (delapan) titik di Pantai Parangtritis, Pandansimo, Samas Parang Kusumo, Depok, Tirtohargo dan Pandasari. Sirine dapat dinyalakan oleh PUSDALOPS yang sebelumnya berkoordinasi dengan BPBD dan SEKDA Kabupaten Bantul.
22 
Gambar 7 
Pusdalops Kabupaten Bantul 
Tabel 15 
Data kondisi Sistem Peringatan Dini dan Penanggulangan Bencana Tsunami 
Kabupaten Bantul Tahun 2014 
No Jenis Fasilitas dan Peralatan Instansi Pengelola Status Kondisi Uji Coba Ada Tidak Ada Jumlah Baik Kurang Tidak Berfungsi Sudah Berapa X Belum 
1 
Sistem Peringatan Dini 
BPBD 
 
 
 
2 
Sirine Utama 10 Menit 
BPBD
23 
No Jenis Fasilitas dan Peralatan Instansi Pengelola Status Kondisi Uji Coba Ada Tidak Ada Jumlah Baik Kurang Tidak Berfungsi Sudah Berapa X Belum 
3 
Sirine Peringatan Dini dengan Teknologi Sederhana 
BPBD 
 
7 
 
 
4 
Sistem Pemantauan Pasang Surut 
BPBD, BMKG 
 
1 
 
 
5 
Sapras Informasi dan Peringatan Dini 
BPBD 
Radio Komunikasi 
 
1 
 
 
6 
Shelter Evakuasi 
Tempat Evakuasi Sementara (TES) 
BPBD 
 
9 
 
 
Tempat Evakuasi Akhir (TEA) 
BPBD 
 
11 
 
 
7 
Greenbelt Mitigasi Tsunami 
Dinas Kelautan dan Perikanan 
8 
Sapras Lapangan Terbang 
Dinas Perhubungan 
9 
Penelitian Kebencanaan 
10 
Pengembangan Teknologi Instrumen 
11 
Prototype Dan Ujicoba Instrumen 
12 
Peraturan, Pedoman Dan Juknis 
BPBD 
 
13 
Peta Jalur Evakuasi 
BPBD 
 
3 
14 
Pembangunan Jalur dan Tangga Evakuasi 
 
15 
Rambu Evakuasi dan 
BPBD 
 
50 Unit 
 

24 
No Jenis Fasilitas dan Peralatan Instansi Pengelola Status Kondisi Uji Coba Ada Tidak Ada Jumlah Baik Kurang Tidak Berfungsi Sudah Berapa X Belum 
Papan Peringatan 
16 
Sosialisasi dan Desiminasi TES 
 
17 
Rencana Penanggulangan Bencana Dan Kontijensi Berbasis Komunitas 
 
2 
18 
Pengembangan Desa Tangguh 
 
3 
19 
Relawan Penanggulangan Bencana 
 
20 
Logistik Dan Peralatan Penanggulangan Bencana 
1. Mobil Logpal 
 
1 
 
 
2. Mobil Pick Up 
 
2 
 
 
3. Motor Trails 
21 
Pemenuhan Peralatan Penanggulangan Bencana 
22 
Pembangunan Dan Penguatan Pusdalops 
Modular Office 
Ruangan 6 X 4 M 
 
1 
 
 
23 
Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kapasitas Kesiapsiagaan 
24 
Tot Fasilitator/ Pelatihan 
25 
Sosialisasi
25 
Tabel 16 
Peralatan dan Logistik Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bantul 
No Nama Barang Jumlah Yang Dibutuhkan Jumlah Ketersediaan Kondisi Baik Sedang Rusak 
1 
Tikar 
232 Lembar 
2 
Selimut 
250 Buah 
3 
Kompor Serbaguna/Biomassa 
20 Buah 
4 
Peralatan Dapur 
30 Paket 
5 
Kelambu 
5 Lembar 
6 
Paket Dapur Keluarga 
9 Paket 
7 
Gelas 
29 Buah 
8 
Piring 
343 Buah 
9 
Tempat Nasi 
339 Buah 
10 
Panci Ekonomi/Soblok 
328 Buah 
11 
Panci Soblok Besar 
8 Buah 
12 
Teko/Ceret 
230 Buah 
13 
Wajan 
146 Buah 
14 
Sothil/Serok 
233 Buah 
15 
Matras Alas Tidur 
33 Lembar 
16 
Masker 
1000 Lembar 
17 
Seng 
95 Lembar 
18 
Asbes 
40 Lembar 
19 
Tenda Gulung/Terpal/Terpaulin 
78 Lembar 
20 
Cangkul 
12 Buah 
21 
Sekop 
20 Buah 
22 
Ganco/Garuk 
2 Buah 
23 
Tempat Sampah 
19 Buah 
24 
Angkong 
13 Buah 
25 
Linggis 
1 Buah 
26 
Bendo/Arit 
30 Buah 
27 
Karung Plastik/Sak 
540 Lembar 
28 
Tambang Plastik 
100 Meter 
29 
Senggrong 
5 Buah 
30 
Mobil Rescue+Ht 
1 Unit 
31 
Motor Trail Rescue 
2 Unit 
32 
Perahu Karet 10 Dan 12 Orang 
2 Unit 
33 
Mesin Perahu 18 Pk 
1 Unit 
34 
Ht 
1 Unit 
35 
Rig 
1 Unit 
36 
Vhf Transceiver 
1 Unit 
37 
Antena Hygain V2r 
1 Unit 
38 
Dc Power Suplay 
1 Unit 
39 
40 M Coaxial Cable 
1 Unit 
40 
Ssb 
1 Unit
26 
No Nama Barang Jumlah Yang Dibutuhkan Jumlah Ketersediaan Kondisi Baik Sedang Rusak 
41 
Hf/Ssb Icom.M 700 
1 Unit 
42 
Wipe Antena Turner 
1 Unit 
43 
Automatic Antena Turner 
1 Unit 
44 
Dc Power Suplay 30 Amp 
1 Unit 
45 
40m Coaxial Cable Rg8+Conector 
1 Unit 
46 
Cable Tunner 30 M 
1 Unit 
47 
Lampu Senter Hid 
1 Unit 
48 
Genset 5 Kva 
2 Unit 
49 
Water Treatment Portable 
1 Set 
50 
Papan Rambu Tsunami 
50 Unit 
51 
Gergaji Mesin Stihll 
2 Unit 
52 
Kompas 
5 Buah 
53 
Topi Lapangan 
5 Buah 
54 
Pisau Lipat Multitool 
5 Buah 
55 
Safety Helmet/Helm Keselamatan 
5 Buah 
56 
Tas Ransel Punggung 
5 Buah 
57 
Sarung Tangan 
5 Pasang 
58 
Sepatu Lapangan/ Sepatu Safety 
1 Pasang 
59 
Sepatu Banjir 
4 Pasang 
60 
Masker Karbon 
5 Buah 
61 
Rompi Pelampung 
5 Buah 
62 
Matras Alas Tidur 
5 Lembar 
63 
Kantong Tidur 
5 Buah 
64 
Botol Minum 
5 Buah 
65 
Laptop 
1 Unit 
66 
Printer Portable 
1 Unit 
67 
External Portable 
1 Unit 
68 
Camera Digital 
1 Unit 
69 
Handycam 
1 Unit 
70 
Telephone Satelit 
1 Unit 
71 
Gps 
1 Unit 
72 
Printer Multifungsi 
1 Unit 
73 
Radio Komunikasi Ssb 
1 Unit 
74 
Modem Internal Internet 
1 Buah 
75 
Ups 
1 Buah 
76 
Proyektor 
1 Unit 
77 
Tenda Terpal / Terpaulin/Gulung 
110 Unit 
78 
Tenda Posko 3x3m 
8 Unit 
79 
Tenda Pleton 
5 Unit 
80 
Tenda Regu 
6 Unit 
81 
Tenda Keluarga 
20 Unit 
82 
Velbed 
6 Unit 
83 
Kantong Mayat 
3 Buah
27 
No Nama Barang Jumlah Yang Dibutuhkan Jumlah Ketersediaan Kondisi Baik Sedang Rusak 
84 
Mantol / Jas Hujan 
5 Buah 
85 
Jas Hujan Ponco 
14 Buah 
86 
Sarung Tangan 
25 Pasang 
87 
Senter 
9 Buah 
88 
Pompa Air Honda 
1 Unit 
89 
Selang Spiral 2 " 
100 Meter 
90 
Trimport 
1 Unit 
91 
Lampu Sorot 
2 Unit 
92 
Megaphone Toa 
1 Unit 
Sumber : BPBD Bantul Tahun 2014 
3.3. Pembiayaan (Sumber Alokasi PendanaanAPBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota dalam Kegiatan Penanggulangan Bencana Tsunami) 
Tabel 17 
Sumber Pendanaan dan Realisasi 
Kegiatan Penangulangan Resiko Bencana Tsunami 
No Tahun Anggaran Jenis Kegiatan Sumber Pendanaan Realisasi Serapan Dana Nilai Proyek Alokasi( Jutaan ) Kab Prov APBN Loan/Grant APBD APBN 1 2013 2 2014 
3.4. Sarana dan Prasarana Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul saat ini telah menyusun Peta dan Strategi Evakuasi Tsunami untuk mengatur proses evakuasi warga masyarakat dari area-area berisiko tsunami menuju Tempat Evakuasi Akhir (TEA) dan Tempat Evaluasi Sementara (TES) melalui jalur-jalur evakuasi tertentu dan dipandu dengan rambu-rambu evakuasi. Cara-cara evakuasi juga telah dikembangkan untuk mangatur prosesi evakuasi secara teratur dan aman. Berikut panduan pengingat : 1. Warga diharapkan mengambil inisiatif untuk melakukan evakuasi mandiri berdasarkan pertimbangan terjadinya fenomena tanda-tanda peringatan alam sesuai kesepakatan bersama dan peringatan dini resmi pemerintah.
28 
2. Semua warga berisiko dihimbau untuk evakuasi menuju TEA, apabila tidak memungkinkan dapat berlindung sementara di TES. 3. Mengarahkan proses evakuasi warga sesuai jalur-jalur evakuasi menuju 10 TES dan 8 TEA, lihat Peta Evakuasi Tsunami. 4. Membantu penentuan tempat-tempat pengungsian mandiri di luar TES dan TEA yang telah ditetapkan. 5. Mengarahkan agar strategi evakuasi yang telah disepakati warga dilaksanakan. 6. Semua pihak, termasuk perangkat desa, relawan, TRC, Polisi, TNI, melaksanakan perannya untuk membantu proses evakuasi oleh warga masyarakat. 
Gambar 8 Peta Jalur Evakuasi Kabupaten Bantul
29 
Tabel 18 Asal dan Tempat Tujuan Evakuasi Tsunami Kabupaten Bantul 
Lokasi Asal Tempat Evakuasi Sementara [TES] Tempat Evakuasi Akhir [TEA] 
Desa Parangtritis 
TES 09 [warga yang sedang di Parangkusumo] 
TEA 02 Lapangan Bulak Mabul 
TEA 03 Balai Desa Parangtritis 
TEA 04 Lapangan Kecamatan Kretek 
Desa 
Tirtohargo 
TES 04 Pasar Petung dan TES 07 Balai Desa Tirtosari 
TES 06 [warga yang sedang di Baros dan Muneng] 
TEA 06 Lapangan Tirtomulyo 
TEA 08 Lapangan Srigading 
Desa 
Srigading 
TES 12 SD Tegalsari 
[warga yang sedang di Ngepet/ Samas, Tegal, Tegalsari] 
TEA 08 Lapangan Srigading 
TES 12 SD Tegalsari dan TES 06 Pasar Sangkeh 
[Warga yang sedang di Soge Sanden] 
TEA 08 Lapangan Srigading 
Warga yang sedang di Cetan Karangsuwung 
TEA 08 Lapangan Srigading 
Desa Gadingharjo 
- 
TEA 08 Lapangan Srigading 
Desa 
Gadingsari 
TES 01 SD Koripan 
TES 02 SD Rojoniten 
TEA 01 Lapangan Sorobayan 
Desa 
Poncosari 
TES 01 SD Koripan 
TES 02 SD Rojoniten 
TEA 01 Lapangan Sorobayan 
Tabel 19 Kesiapan Lahan Untuk Lokasi Jalur Evakuasi, Sapras TES dan TEA No Jenis Sarana Prasarana Status Kepemilikan Luas Lahan Surat Peruntukan Surat Hibah
30 
Gambar 9 Lokasi TES dan TEA Kabupaten Bantul 
ES Bulak Makbul TEA Lapangan Kretek TES Lapangan Srigading TES Lapangan Srimulyo TEA Parangtritis TEA Pasar Celeb TEA Maulana Maghribi TES Petung TES Samas
31 
4. Kondisi Kelembagaan Penanggulangan Bencana 
4.1. Struktur Organisasi Penanggulangan Bencana Kabupaten Bantul 
Dalam rangka penanggulangan bencana di Kabupaten Bantul, Pemerintah Kabupaten Bantul telah membentuk BPBD yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPBD Pemerintah Kabupaten Bantul. 
Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah, terdiri atas : 
a. Kepala; 
b. Unsur Pengarah, terdiri atas : 
1. Pejabat Pemerintah Daerah Terkait; dan 
2. Anggota Masyarakat Profesional dan Ahli. 
c. Unsur Pelaksana, terdiri atas : 
1. Kepala Pelaksana 
2. Sekretaris 
3. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan 
4. Seksi Kedaruratan dan Logistik 
5. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi 
6. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu 
Tugas BPBD Kabupaten Bantul 
- Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara. 
- Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan. 
- Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana. 
- Menyusun, menetapkan, prosedur tetap penanggulangan bencana. 
- Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana. 
- Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang. 
- Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 
- Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 
Fungsi 
- Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien. 
- Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.
32 
Di dalam BNPB dan BPBD ada dua unsur, yaitu Unsur Pengarah dan Unsur Pelaksana. Unsur Pelaksana PB menyelenggarakan fungsi koordinasi, komando dan pelaksana. Dalam masa tanggap darurat, Deputi Bidang Penanganan Darurat menyelenggarakan fungsi komando pelaksanaan penanggulangan bencana. Fungsi komando dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia (SDM), peralatan / logistik, TNI dan Polri. 
1. BPBD Kabupaten Bantul memiliki total personel sebanyak 142 orang dengan memiliki berbagai keahlian, yaitu 28 personel PNS, 13 personel Pusdalops, 22 personel Pemadam Kebakaran dan 79 personel Tim SAR 
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul memiliki total 1.748 orang yang tersebar di Rumah Sakit, Puskesmas dan Poliklinik di Kabupaten Bantul. 
3. PMI Kabupaten Bantul 150 personil yang siap untuk membantu pelayanan kesehatan dan Penanggulangan Bencana 
4. Dinas Sosial Kabupaten Bantul memiliki TAGANA yang sebanyak 85 personel yang selalu siap dan siaga untuk usaha dalam membantu Tugas Dinas Sosial dalam Penanggulangan Bencana 
5. TNI Kabupaten Bantul KODIM 0729 berperan aktip dalam penanggulan bencana di Kabupaten Bantul, selalu siap siaga untuk membantu dalam penangulangan bencana 
6. POLRES Kabupaten Bantul melibatkan personel sebanyak orang dalam penanggulangan bencana. Jumlah ini tersebar di Polres dan seluruh Polsek di Kab. Bantul 
7. KESBANGPOLINMAS Kabupaten Bantul memiliki personel sekitar 5000 yang selalu siap dan siaga dalam membantu penanggulangan bencana 
Organisasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana 
1. Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) 
Kabupaten Bantul mempunyai beberapa Forum/Relawan/LSM, diantaranya FPRB, yaitu Peranan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dalam pra bencana antara lain pembuatan jalur evakuasi, pembuatan rambu bencana alam, pembuatan saluran air, sosialisasi tentang mitigasi bencana dan simulasi terjadinya bencana alam. Peranan dan pelaksanaan program Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) sudah mendekati maksimal dilihat dari upaya sosialisasi dan mitigasi masyarakat sadar akan bencana alam serta berbagai manfaat yang diperoleh dengan adanya Forum Pengurangan Risiko bencana (FPRB) adalah masyarakat. yang sadar dan waspada akan bencana alam, contoh nya ialah FPRB di Desa Gadingharjo. Mereka selalu siap membantu masyarakat dalam hal kesiapsiagaan terhadap bencana, hal ini dilakukan karena Desa Gadingharjo salah satu desa rawan bencana dan sudah terbentuknya forum tersebut. 
2. Gabungan Organisasi Wanita Peduli Bencana Melihat pentingnya pengetahuan tentang bencana, Srikandi-Srikandi Bantul yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bantul berusaha meningkatkan ilmu tentang kebencanaan. Dalam pertemuan rutin yang dilaksanakan di Rumah Kampung, Bakalan, sebanyak 40 anggota GOW menjadikan moment tersebut untuk menggali dan berbagi ilmu tentang kebencanaan.
33 
4.2. Peraturan Daerah Terkait Dalam Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Tsunami 
Peraturan Daerah Kabupaten bantul No 01 Tahun 2013 tentang Kesiapsiagaan dan Peringatan Dini dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dimana dalam penyelenggaraannya Tanggung jawab Pemerintah Daerah pada pelaksanaan kesiapsiagaan dan peringatan dini dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dilakukan dengan cara : 
a. membentuk kelompok fungsional atau satuan tugas yang melaksanakan kesiapsiagaan dan peringatan dini;dan 
b. membangun sistem peringatan dini baik struktural maupun non struktural 
Untuk penyelenggaraan kesiapsiagaan dan peringatan dini Kepala Pelaksana BPBD membentuk kelompok fungsional atau satuan tugas yang disebut Pusdalops PB. 
a. Pusdalops PB bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana BPBD. 
b. Personalia pusdalops PB terdiri dari : 
1. PNS; dan 
2. Pegawai harian lepas 
c. Dalam upaya mendukung pelaksanaan kesiapsiagaan dan peringatan dini BPBD memberdayakan lembaga/organisasi yang sudah ada atau membentuk lembaga/organisasi di tingkat kecamatan dan atau desa. 
d. Mekanisme pembentukan dan peran serta lembaga/organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan kesiapsiagaan dan peringatan dini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati 
Pusdalops PB bertugas : 
a. mencari dan/atau menerima informasi resmi mengenai kejadian Bencana dan potensi bencana dari Kementerian, Lembaga, Dinas, Instansi Pemerintah dan Lembaga-Lembaga resmi serta kontak person yang dipercaya; 
b. melakukan prosedur analisa atas data dan informasi yang diperoleh untuk selanjutnya melakukan pengambilan keputusan; 
c. meneruskan hasil pengambilan keputusan perlunya evakuasi atau tidak maupun tindakan lain yang perlu terhadap ancaman yang muncul kepada Bupati melalui Kepala Pelaksana BPBD; 
d. memberikan informasi dan arahan kepada masyarakat sesuai hasil pengambilan keputusan menggunakan peralatan-peralatan peringatan dini dan tata cara yang baku dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat; 
e. meneruskan hasil pengambilan keputusan perlunya evakuasi atau tidak terhadap ancaman yang muncul kepada institusi terkait lainnya untuk diteruskan kepada masyarakat; dan 
f. mengatur dan mengawasi penerapan sistem peringatan dini. 
g. Institusi terkait lainnya bertugas membantu menyebarluaskan informasi peringatan dini berdasarkan informasi dan arahan dari Pusdalops PB dan informasi dari lembaga pemerintah kepada masyarakat.
34 
4.3. Mekanisme Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Tsunami Pemerintah menetapkan status darurat bencana sesaat setelah kejadian bencana atau satu jam setelah informasi tsunami dari BMKG, sesuai dengan SOP Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Tsunami. Penetapan status bencana tersebut diikuti dengan penunjukan Komandan Tanggap Darurat untuk melaksanakan komando tanggap darurat. Komandan Tanggap Darurat selanjutnya segera menyusun Rencana Operasi. Prosedur pelaksanaan Rencana Operasi Tanggap Darurat dilakukan melalui tahapan : 
Tahap 1 – Kejadian Bencana Tsunami  Keputusan untuk mengevakuasi warga masyarakat dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bantul berdasarkan peringatan dini tsunami yang diterima dari BMKG Pusat di Jakarta dan SOP pengambilan keputusan evakuasi  Tsunami dikonfirmasi telah terjadi di wilayah pesisir kabupaten Bantul  Tim Reaksi Cepat (TRC) melakukan kajian cepat dampak tsunami Tahap 2 – Penetapan Status Darurat  Bupati/Kepala Badan menerima laporan kejadian tsunami dan hasil penilaian cepat dampak bencana di wilayah terlanda tsunami  Berdasarkan pertimbangan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul dan hasil penilaian cepat TRC, Bupati/Kepala Badan menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana dengan mengeluarkan Surat Keputusan Status Tanggap Darurat Bencana Tsunami  Berdasarkan laporan skala dampak bencana, Bupati/Kepala Badan menunjuk Komandan Tanggap Darurat dengan mengeluarkan Surat Keputusan Penugasan dan Penunjukan Tahap 3 – Penyusunan Rencana Operasi Tanggap Darurat  Komandan Tanggap Darurat yang ditunjuk mengundang para Koordinator Klaster untuk rapat koordinasi menyusun Rencana Operasi Tanggap Darurat berdasarkan kebutuhan darurat dari laporan skala dampak bencana dan sumberdaya yang tertera dalam Rencana Kontinjensi  Komandan Tanggap Darurat bersama Koordinator Klaster mengembangkan Struktur Organisasi Tanggap Darurat (SKTD) sebagai pelaksana Rencana Operasi Tanggap Darurat yang disusun  Koordinator Klaster membuat Surat Pengaktivan Klaster untuk memobilisasi sumberdaya lembaga anggota klaster masing-masing Tahap 4 – Pelaksanaan Rencana Operasi Tanggap Darurat  Komandan Tanggap Darurat membuat Surat Perintah Opersai kepada seluruh Klaster  Lembaga anggota klaster melaksanakan tugas di bawah koordinasi masing-masing Koordinator Klaster  Pelaksanaan rapat koordinasi SKTD untuk memastikan operasi tanggap darurat
35 
berjalan tepat sasaran, tepat waktu dan terkoordinasi  SKTD membuat laporan tertulis rutin kepada Bupati/Kepala Badan Tahap 5 – Pengakhiran Rencana Operasi Tanggap Darurat  Berdasarkan berakhirnya masa operasi tanggap darurat sesuai dengan Surat Keputusan Status Tanggap Darurat Bencana Tsunami dan penilaian di lapangan, operasi tanggap darurat dapat diakhiri (atau diperpanjang sesuai kesepakatan dan kebutuhan)  Keputusan tersebut dinyatakan dalam Surat Keputusan Bupati/Kepala Badan  SKTD dan Komandan Tanggap Darurat bersama jajarannya dibubarkan dengan Surat Keputusan oleh Bupati/Kepala Badan 
Gambar 10 
Skema Pengambilan Keputusan Evakuasi 
4.4. Sistem Informasi Kebencanaan Kabupaten Bantul Pemerintah Kabupaten Bantul saat ini telah mengembangkan sistem peringatan dini tsunami yang menghubungkan antara Pusdalops BPBD Kabupaten Bantul dengan Pusat Peringatan Dini Tsunami Nasional di BMKG di Jakarta dan dengan masyarakat di seluruh wilayah pesisir berisiko tsunami di Kabupaten Bantul. Berikut adalah butir-butir pengingat.
36 
1) Sistem peringatan dini tsunami kabupaten Bantul merujuk pada kebijakan Pengambilan Keputusan Perintah Evakuasi oleh Pusdalos Bantul. 2) Peringatan dini tsunami bersumber pada alam berupa getaran gempa bumi, air laut surut, dll. 3) Peringatan dini tsunami resmi pemerintah daerah bersumber dari Pusdalops BPBD Kabupaten Bantul yang disebarluaskan kepada masyarakat melalui pengeras suara/sirine (EWS), dan dari pemerintah pusat melalui siaran Televisi, radio siaran, dll. 4) Peringatan dini tsunami bersumber dari atau berbasis masyarakat disebarluaskan melalui kenthongan, Handy Talky yang terhubung ke Jaring Komunikasi SAR Selatan-Selatan, RAPI dan ORARI. Skema Peringatan Dini Tsunami berikut menggambarkan Alur Peringatan Dini Tsunami di Kabupaten Bantul. 
Gambar 11 
Skema Aliran Informasi Peringatan Dini 
Selain itu untuk Sarana Informasi dan Komunikasi, Kabupaten Bantul mempunyai Sistem Radio yang digunakan untuk komunikasi dengan semua pihak yang terkait untuk bersiap siaga apabila terjadi atau akan terjadi bencana. Dimana Pusdalops Kabupaten melakukan migrasi Warning Receiver System WRS dari DVB-Based Connection (One-way) ke IP-Based Connection (Two-ways) sebagai moda komunikasi untuk memperoleh informasi tentang gempa bumi, tsunami, cuaca dan sebagainya dari BMKG.
37 
Berdasarkan pengalaman selama ini, dengan menggunakan fasilitas teknologi Warning Receiver System WRS dari DVB-Based Connection (One-way) tidak mampu memberikan konfirmasi balik ke BMKG secara otomatis jika informasi yang diberikan oleh BMKG tersebut telah diterima, sehingga memerlukan konfirmasi melalui sms yang diterima oleh petugas BMKG. Akan tetapi, dengan menggunakan moda baru kali ini konfirmasi tentang telah diterima atau tidak informasi dari BMKG dilakukan secara otomatis. 
Gambar 12 
Rantai Komunikasi Peringatan Dini Tsunami Kabupaten Bantul 
4.5. Pelatihan dan Sosialisasi 
1. Pelatihan Penggunaan Perangkat Lunak dan Komunikasi Bergerak untuk Operator Pusdalops PB. 
Pelatihan ini diadakan di Hotel Saphir Yogyakarta dari tanggal 2 - 6 November 2010, dan diikuti oleh operator dari semua PUSDALOPS Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Materi yang disuguhkan dalam pelatihan kali adalah, bagaimana operator PUSDALOPS dapat menjalankan Komunikasi Bergerak (KOMODO) dan apklikasi On-line Daun (DISASTER ACTION UPDATE NETWORK) dan Sistem Informasi Manajemen Bencana (DMIS:Disaster Management Information System),dalam Pelatihan yang diadakan oleh Croix- Rouge Francaise (Palang Merah Perancis) ini diharapkan operator PUSDALOPS dapat melakukan manajemen informasi secara ONLINE, dan nantinya informasi yang telah disimpan secara
38 
ONLINE dapat mendukung dengan adanya Proses Penanggulangan Bencana di seluruh wilayah Yogyakarta, yang meliputi 4 Kabupaten dan 1 kota madya. Sementara itu, dari Pusdalops Bantul mengirimkan peserta yaitu Nur Eta Efendi dan Hari Andana. Maksud dan tujuan dari pelatiha ini adalah memberikan pelatihan DAUN dan DMIS, sehingga dapat membantu para operator PUSDALOPS PB. 
2. Pelatihan Disaster Management Pusdalops Provinsi DIY 
Pelatihan yang di adakan di Disaster Oasis, Kaliurang Km 21.5 ini diadakan selama 4 hari, mulai dari tanggal 19 – 22 Juni 2010. Penyelenggara dari acara ini adalah CRF( Palang Merah Perancis), PSMB UPN Veteran dan PMI dengan fasilitator Kesbangpollinmas Provinsi DIY. Peserta yang mengikuti acara pelatihan ini adalah dari Kesbangpollinmas Prov. DIY, Kesbangpollinmas Sleman, Kesbangpollinmas Kulon Progo, Kesbangpollinmas Bantul dan Kesbang pollimas Gunung Kidul serta SAR LINMAS PROV DIY, PMI PROV DIY, RAPI, PMI Kabupaten Bantul . Untuk Kantor Kesbangpollinmas Bantul sendiri mengirimkan 3 peserta. 
Peserta diharapkan dapat memperoleh dan memahami atas tujuan dari acara pelatihan ini. Mulai dari peserta mengetahui dan memahami tentang kebijakan PB, Peserta mengetahui dan memahami tentang Pembaharuan mendasar UU 24/2007 dan Peserta mampu menjelaskan sistem nasional PB dan lain seterusnya. Pemateri acara tersebut antara lain dari BNPB, PMI, CRF, PUS ESDM dan PSMB UPN veteran serta dari Kesbangpollinmas DIY. 
3. Pelatihan Penanganan Bencana 
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul,, mengadakan pelatihan penanganan bencana yang diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari Pemadam Kebakaran (PBK), Tim Reaksi Cepat (TRC), dan Search and Rescue (SAR). Kegiatan pelatihan pengoprasian perahu dilakukan tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kapasitas bagi petugas BPBD Kabupaten Bantul dalam penggunaan/ pengoprasian perahu karet sebagai salah satu peralatan Penanggulangan Bencan (PB), dengan demikian diharapkan dengan kegiatan tersebut dapat meningkatkan kemampuan SDM dan berperan aktif secara teknis dalam pengguna sarana evakuasi korban bencana di perairan. 
4. Simulasi penanganan becana gempa bumi dan tsunami warga Kretek, Bantul 
simulasi penanganan becana gempa bumi dan tsunami warga Kretek, Bantul, yang diadakan pada 11-12 Desember 2010 simulasi yang dilangsungkan merupakan agenda Hospital and Community Preparedness for Disaster Management (HCPDM) bersama warga Bantul terutama masyarakat Kretek, tujuan utama dari diadakannya simulasi ini adalah untuk meningkatkan kapasitas tim DMC PKU Bantul dalam menangani bencana di lapangan, serta menciptakan kesiapsiagaan masyarakat dan memberikan pembelajaran langsung tentang prosedur evakuasi dan transportasi serta manajemen pendirian posko. Dalam simulasi tersebut RS PKU Bantul berkerjasama dengan, Polisi Kretek, Koramil Kretek, PMI Bantul, Puskesmas Kretek, BP PKU Muhammadiyah Parangtritis,
39 
Relawan Siaga Bencana Muhammadiyah Kretek, Dinas Sosial, SAR Parangtrtitis, dan Relawan Muhammadiyah Srandakan. 
5. Tsunami Drill 
Kantor Kesbangpollinmas bekerja sama dengan GTZ menyelenggarakan Tsunami drill. Acara tersebut yang diadakan pada tanggal 25 November 2010 di Pantai Samas, dengan melibatkan 3 Dusun, yaitu Dusun Ngepet, Karang anyar dan Tegal rejo. Ibu Bupati Bantul langsung terjun langsung di lapangan memimpin jalannya drill Tsunami tersebut. Salah satu tujuan diadakan Tsunami Drill ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapsiagaan masyarakat, aparat pemerintah daerah, serta personnel stakeholder terkait dalam menghadapi bencana gempabumi dan tsunami.

More Related Content

What's hot

Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1
Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1
Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1Selphiepuspita
 
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan HidupPermen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan HidupDewi Hadiwinoto
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Ahmad Dani
 
Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Lala Sgl
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota YogyakartaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota YogyakartaPenataan Ruang
 
Perencanaan cut and fill lahan
Perencanaan cut and fill lahan Perencanaan cut and fill lahan
Perencanaan cut and fill lahan Angga Nugraha
 
Pemahaman dasar teori keputusan dan optimasi untuk perencanaan wilayah dan kota
Pemahaman dasar teori keputusan dan optimasi untuk perencanaan wilayah dan kotaPemahaman dasar teori keputusan dan optimasi untuk perencanaan wilayah dan kota
Pemahaman dasar teori keputusan dan optimasi untuk perencanaan wilayah dan kotaAria Syah
 
5 analisis nilai sekarang
5 analisis nilai sekarang5 analisis nilai sekarang
5 analisis nilai sekarangSimon Patabang
 
Tabel penghitung densitas, berat basah dan kering tanah
Tabel penghitung densitas, berat basah dan kering tanahTabel penghitung densitas, berat basah dan kering tanah
Tabel penghitung densitas, berat basah dan kering tanahhelmut simamora
 
11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek 11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek vieta_ressang
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Lampung University
 
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptxPPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptxJothysaMaheswari
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahReski Aprilia
 
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKHRISTIAN MAUKO
 
Pedoman teknis pembangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan gedung negaraPedoman teknis pembangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan gedung negaraSujatmiko Wibowo
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BoyolaliRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BoyolaliPenataan Ruang
 
330834467 makalah-lantai
330834467 makalah-lantai330834467 makalah-lantai
330834467 makalah-lantaididik hariyadi
 

What's hot (20)

Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1
Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1
Metode kontruksi (klasifikasi tanah) presentasi 1
 
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan HidupPermen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
Permen 16 th 2012 Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
 
Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota YogyakartaRencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta
 
Perencanaan cut and fill lahan
Perencanaan cut and fill lahan Perencanaan cut and fill lahan
Perencanaan cut and fill lahan
 
Pemahaman dasar teori keputusan dan optimasi untuk perencanaan wilayah dan kota
Pemahaman dasar teori keputusan dan optimasi untuk perencanaan wilayah dan kotaPemahaman dasar teori keputusan dan optimasi untuk perencanaan wilayah dan kota
Pemahaman dasar teori keputusan dan optimasi untuk perencanaan wilayah dan kota
 
5 analisis nilai sekarang
5 analisis nilai sekarang5 analisis nilai sekarang
5 analisis nilai sekarang
 
Tabel penghitung densitas, berat basah dan kering tanah
Tabel penghitung densitas, berat basah dan kering tanahTabel penghitung densitas, berat basah dan kering tanah
Tabel penghitung densitas, berat basah dan kering tanah
 
Pengelolaan Pesisir
Pengelolaan  PesisirPengelolaan  Pesisir
Pengelolaan Pesisir
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
Teori figure ground
Teori figure groundTeori figure ground
Teori figure ground
 
11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek 11 bab 3 gambaran umum proyek
11 bab 3 gambaran umum proyek
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
 
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptxPPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
PPT Kerja Praktek Bore Pile.pptx
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
 
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
 
Pedoman teknis pembangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan gedung negaraPedoman teknis pembangunan gedung negara
Pedoman teknis pembangunan gedung negara
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BoyolaliRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Boyolali
 
330834467 makalah-lantai
330834467 makalah-lantai330834467 makalah-lantai
330834467 makalah-lantai
 

Viewers also liked

śLadem gorzowskich smoków
śLadem gorzowskich smokówśLadem gorzowskich smoków
śLadem gorzowskich smokówkolorynietoperza
 
Option B.9 Biological Pigments
Option B.9 Biological PigmentsOption B.9 Biological Pigments
Option B.9 Biological PigmentsALIAH RUBAEE
 
Mundo romano danny vasquez historia de la arquitectura
Mundo romano danny vasquez historia de la arquitecturaMundo romano danny vasquez historia de la arquitectura
Mundo romano danny vasquez historia de la arquitecturaArianne García
 
Jak upiec Katedrę gorzowską
Jak upiec Katedrę gorzowskąJak upiec Katedrę gorzowską
Jak upiec Katedrę gorzowskąkolorynietoperza
 
Differentiating instruction
Differentiating instructionDifferentiating instruction
Differentiating instructionShaylynnCurtis
 
Compare and Contrast
Compare and ContrastCompare and Contrast
Compare and ContrastLeah Allard
 
солнышко + бабочки = дружба
солнышко + бабочки = дружбасолнышко + бабочки = дружба
солнышко + бабочки = дружбаDaniil Konovalenko
 
Young Marketers Elite 2014 - Mobile Marketing Strategy - FowKyn
Young Marketers Elite 2014 - Mobile Marketing Strategy - FowKynYoung Marketers Elite 2014 - Mobile Marketing Strategy - FowKyn
Young Marketers Elite 2014 - Mobile Marketing Strategy - FowKynPhung Tu Oanh
 
Compare & Contrast
Compare & ContrastCompare & Contrast
Compare & ContrastLeah Allard
 

Viewers also liked (20)

Prez, Salider
Prez, SaliderPrez, Salider
Prez, Salider
 
śLadem gorzowskich smoków
śLadem gorzowskich smokówśLadem gorzowskich smoków
śLadem gorzowskich smoków
 
Option B.9 Biological Pigments
Option B.9 Biological PigmentsOption B.9 Biological Pigments
Option B.9 Biological Pigments
 
Bilingualism pp
Bilingualism ppBilingualism pp
Bilingualism pp
 
Mundo romano danny vasquez historia de la arquitectura
Mundo romano danny vasquez historia de la arquitecturaMundo romano danny vasquez historia de la arquitectura
Mundo romano danny vasquez historia de la arquitectura
 
Stages
StagesStages
Stages
 
Jabłko z robalem
Jabłko z robalemJabłko z robalem
Jabłko z robalem
 
Pieśń o wodzu miłym
Pieśń o wodzu miłymPieśń o wodzu miłym
Pieśń o wodzu miłym
 
Jak upiec Katedrę gorzowską
Jak upiec Katedrę gorzowskąJak upiec Katedrę gorzowską
Jak upiec Katedrę gorzowską
 
Differentiating instruction
Differentiating instructionDifferentiating instruction
Differentiating instruction
 
Mid unit review
Mid unit reviewMid unit review
Mid unit review
 
mp tsunami
mp tsunamimp tsunami
mp tsunami
 
Compare and Contrast
Compare and ContrastCompare and Contrast
Compare and Contrast
 
солнышко + бабочки = дружба
солнышко + бабочки = дружбасолнышко + бабочки = дружба
солнышко + бабочки = дружба
 
Young Marketers Elite 2014 - Mobile Marketing Strategy - FowKyn
Young Marketers Elite 2014 - Mobile Marketing Strategy - FowKynYoung Marketers Elite 2014 - Mobile Marketing Strategy - FowKyn
Young Marketers Elite 2014 - Mobile Marketing Strategy - FowKyn
 
Święto niepodległości
Święto niepodległościŚwięto niepodległości
Święto niepodległości
 
0580 s11 qp_41
0580 s11 qp_410580 s11 qp_41
0580 s11 qp_41
 
0580 s12 qp_21
0580 s12 qp_210580 s12 qp_21
0580 s12 qp_21
 
Compare & Contrast
Compare & ContrastCompare & Contrast
Compare & Contrast
 
Frank111
Frank111Frank111
Frank111
 

Similar to KESIAPSIAGAAN TSUNAMI

Bab ii ppsp sijunjung
Bab ii ppsp sijunjungBab ii ppsp sijunjung
Bab ii ppsp sijunjungMetza d'Arch
 
Kapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
Kapupaten Kota Baru Kalimantan SelatanKapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
Kapupaten Kota Baru Kalimantan SelatanHafidz Thoyibun
 
Bab II Rpjmd Kabupaten Jember
Bab II Rpjmd Kabupaten JemberBab II Rpjmd Kabupaten Jember
Bab II Rpjmd Kabupaten JemberAdi T Wibowo
 
karakteristik wilayah kabupaten sukabumi
karakteristik wilayah kabupaten  sukabumikarakteristik wilayah kabupaten  sukabumi
karakteristik wilayah kabupaten sukabumiYandi H Lukman
 
Gambaran Wilayah Kabupaten Sukoharjo
Gambaran Wilayah Kabupaten SukoharjoGambaran Wilayah Kabupaten Sukoharjo
Gambaran Wilayah Kabupaten SukoharjoNur Hilaliyah
 
KONDISI UMUM. Gambar 6 Peta administrasi Kecamatan Lembang. Sumber_ Album Pet...
KONDISI UMUM. Gambar 6 Peta administrasi Kecamatan Lembang. Sumber_ Album Pet...KONDISI UMUM. Gambar 6 Peta administrasi Kecamatan Lembang. Sumber_ Album Pet...
KONDISI UMUM. Gambar 6 Peta administrasi Kecamatan Lembang. Sumber_ Album Pet...DindinWahyudinHidaya1
 
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera UtaraBab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera UtaraGeniusmaniat La
 
14 profil kes.prov.di_yogyakarta_2012
14 profil kes.prov.di_yogyakarta_201214 profil kes.prov.di_yogyakarta_2012
14 profil kes.prov.di_yogyakarta_2012Uki Basuki
 
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...bramantiyo marjuki
 
Bab 2 Gambaran Kondisi Daerah - RKPD Kab. Garut 2023
Bab 2 Gambaran Kondisi Daerah - RKPD Kab. Garut 2023Bab 2 Gambaran Kondisi Daerah - RKPD Kab. Garut 2023
Bab 2 Gambaran Kondisi Daerah - RKPD Kab. Garut 2023Gugum Gumilar
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii Latifah Tio
 
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...suningterusberkarya
 
Bab ii andalalin pg comal baru
Bab ii andalalin pg comal baruBab ii andalalin pg comal baru
Bab ii andalalin pg comal baruMohamad Anwar
 

Similar to KESIAPSIAGAAN TSUNAMI (20)

Bab ii ppsp sijunjung
Bab ii ppsp sijunjungBab ii ppsp sijunjung
Bab ii ppsp sijunjung
 
Kapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
Kapupaten Kota Baru Kalimantan SelatanKapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
Kapupaten Kota Baru Kalimantan Selatan
 
Bab II Rpjmd Kabupaten Jember
Bab II Rpjmd Kabupaten JemberBab II Rpjmd Kabupaten Jember
Bab II Rpjmd Kabupaten Jember
 
karakteristik wilayah kabupaten sukabumi
karakteristik wilayah kabupaten  sukabumikarakteristik wilayah kabupaten  sukabumi
karakteristik wilayah kabupaten sukabumi
 
Gambaran Wilayah Kabupaten Sukoharjo
Gambaran Wilayah Kabupaten SukoharjoGambaran Wilayah Kabupaten Sukoharjo
Gambaran Wilayah Kabupaten Sukoharjo
 
Bab 3_Gambaran Umum
Bab 3_Gambaran UmumBab 3_Gambaran Umum
Bab 3_Gambaran Umum
 
Bab 3 gambaran
Bab 3   gambaranBab 3   gambaran
Bab 3 gambaran
 
Paparan Mitigasi BPBD Kab.Kuningan 2
Paparan Mitigasi BPBD Kab.Kuningan 2Paparan Mitigasi BPBD Kab.Kuningan 2
Paparan Mitigasi BPBD Kab.Kuningan 2
 
KONDISI UMUM. Gambar 6 Peta administrasi Kecamatan Lembang. Sumber_ Album Pet...
KONDISI UMUM. Gambar 6 Peta administrasi Kecamatan Lembang. Sumber_ Album Pet...KONDISI UMUM. Gambar 6 Peta administrasi Kecamatan Lembang. Sumber_ Album Pet...
KONDISI UMUM. Gambar 6 Peta administrasi Kecamatan Lembang. Sumber_ Album Pet...
 
Data umum
Data umumData umum
Data umum
 
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera UtaraBab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
Bab 2 gambaran umum Provinsi Sumatera Utara
 
14 profil kes.prov.di_yogyakarta_2012
14 profil kes.prov.di_yogyakarta_201214 profil kes.prov.di_yogyakarta_2012
14 profil kes.prov.di_yogyakarta_2012
 
Bab 4 rev 02
Bab 4 rev 02Bab 4 rev 02
Bab 4 rev 02
 
Renja
RenjaRenja
Renja
 
Bab2rpjpd
Bab2rpjpdBab2rpjpd
Bab2rpjpd
 
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Wilayah, an Fieldwork Report study ...
 
Bab 2 Gambaran Kondisi Daerah - RKPD Kab. Garut 2023
Bab 2 Gambaran Kondisi Daerah - RKPD Kab. Garut 2023Bab 2 Gambaran Kondisi Daerah - RKPD Kab. Garut 2023
Bab 2 Gambaran Kondisi Daerah - RKPD Kab. Garut 2023
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
 
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...
LAPORAN IbM PEMETAAN POTENSI UNGGULAN BERBASIS CLUSTER DI DESA KLANTINGSARI K...
 
Bab ii andalalin pg comal baru
Bab ii andalalin pg comal baruBab ii andalalin pg comal baru
Bab ii andalalin pg comal baru
 

KESIAPSIAGAAN TSUNAMI

  • 1. 1 PROFIL KESIAPSIAGAAN KABUPATEN/KOTA MENGHADAPI RESIKO BENCANA TSUNAMI 1. Gambaran Umum Wilayah 1.1. Peran dan Fungsi Wilayah Terdampak Kabupaten Bantul merupakan bagian integral wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi empat kabupaten dan satu kota. Berdasarkan posisi geografisnya, wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah paling selatan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 07°44'04" - 08°00'27" LS dan 110°12'34" - 110°31'08" BT dengan luas 506,85 km2 dan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman - Sebelah Selatan : Samudera Indonesia - Sebelah Barat : Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Sleman - Sebelah Timur : Kabupaten Gunungkidul Apabila dilihat dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke selatan. Gambar 1 Peta Administratif Kabupaten Bantul
  • 2. 2 Kabupaten Bantul secara administratif terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa dan 933 pedukuhan. Desa-desa di Kabupaten Bantul dibagi lagi berdasarkan statusnya menjadi desa pedesaan (rural area) dan desa perkotaan (urban area). Kecamatan Dlingo mempunyai wilayah paling luas, yaitu 55,87 Km2. Sedangkan jumlah desa dan pedukuhan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Imogiri dengan delapan desa dan 72 pedukuhan. Berdasarkan RDTRK [Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten] dan Perda mengenai batas wilayah kota, maka status desa dapat dipisahkan sebagai desa perdesaan dan perkotaan. Secara umum jumlah desa yang termasuk dalam wilayah perkotaan sebanyak 41 desa, sedangkan desa yang termasuk dalam kawasan perdesaan sebanyak 34 desa. Wilayah yang terpapar tsunami termasuk wilayah perdesaan. Tabel 1 Kecamatan, Desa dan Dusun Terancam Tsunami di Pesisir Kabupaten Bantul Kecamatan Desa Dusun Lokasi Khusus 1. Kretek 1. Tirtohargo 1. Baros 2. Muneng 3. Gegunung 4. Gunungkunci 5. Kalangan 6. Karang 2. Parangtritis 1. Mancingan Pantai Parangtritis 2. Grogol Pantai Parangkusumo 3. Depok, Sono, Samiran Pantai Depok 2. Sanden 1. Srigading 1. Ngepet (Samas) Pantai Samas 2. Tegal Rejo 3. Soge Sanden 4. Cetan-Karangsuwung 2. Gadingsari 1. Demangan Pantai Pandansari 2. Wonoroto Pantai Gua Cemara 3. Patehan 4. Wonorejo 1 - 2 3. Gadingharjo 1. Karanganyar 3. Srandakan 1. Poncosari 1. Ngentak Pantai Pandansimo Baru 2. Babakan Pantai Kuwaru 3. Karang 4. Kuwaru 5. Bodowaluh 6. Jopaten 7. Cangkring Sumber : Kabupaten Bantul dalam Angka 2013
  • 3. 3 1.2. Topografi Secara topografis, Kabupaten Bantul terbagi menjadi daerah dataran, daerah perbukitan serta daerah pantai. Secara garis besar, satuan fisiografi Kabupaten Bantul sebagian besar berada pada dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain), perbukitan di sisi barat dan timur serta fisiografi pantai. Adapun pembagian satuan fisiografi yang lebih rinci di Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut: a. Daerah di bagian Timur merupakan jalur perbukitan berlereng terjal dengan kemiringan lereng dominan curam (>70%) dan ketinggian mencapai 400 meter dari permukaan air laut, Daerah ini terbentuk oleh formasi Nglanggran dan Wonosari, b. Daerah di bagian Selatan ditempati oleh gisik dan gumuk-gumuk pasir (fluviomarine) dengan kemiringan lereng datar-landai, Daerah ini terbentuk oleh material lepas dengan ukuran pasir kerakal, c. Daerah di bagian tengah merupakan dataran aluvial (Fluvio Volcanic Plain), yang dipengaruhi oleh Graben Bantul dan terendapi oleh material vulkanik dari endapan vulkanik Merapi, d. Daerah di bagian Barat merupakan perbukitan rendah dengan kemiringan lereng landai-curam dan ketinggian mencapai 150 meter dari permukaan air laut, Daerah ini terbentuk oleh formasi Sentolo Gambar 2 Peta Topografi Kabupaten Bantul
  • 4. 4 Ketinggian Wilayah Ketinggian tempat di Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas. Hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Dari kedua tabel tersebut dapat diketahui bahwa kelas ketinggian Kabupaten Bantul yang memiliki penyebaran paling luas terletak pada elevasi antara 25- 100 meter (27.709 ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian tengah, dan bagian Tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi kurang dari 7 meter) seluas 3.228 Ha (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Sanden, dan Srandakan. Berdasarkan elevasi lahan daratan dari permukaan air laut ketinggian tempat atau elevasi dapat ditentukan, dimana permukaan air laut dianggap mempunyai elevasi 0 meter (dpl) Ketinggian tempat Kabupaten Bantul dibagi menjadi empat kelas dan hubungan kelas ketinggian dengan luas sebarannya secara spasial ditunjukan pada Peta Ketinggian Tempat . Kelas ketinggian tempat yang dimiliki Kabupaten Bantul penyebaran paling luas adalah elevasi antara 25 100 meter (27.709 Ha atau 54,67%) yang terletak pada bagian utara, bagian tengah, dan bagian tenggara Kabupaten Bantul. Wilayah yang mempunyai elevasi rendah (elevasi <7 meter) seluas 3.228 Ha (6,37%) terdapat di Kecamatan Kretek, Kecamatan Sanden, dan Kecamatan Srandakan. Wilayah dengan elevasi rendah umumnya berbatasan dengan Srandakan dan Sanden merupakan daerah terendah di antara kecamatan- kecamatan lain di Kabupaten Bantul, yaitu berkisar dari 0 sampai 25 meter dari permukaan laut, mencakup areal seluas 4.161 Ha (8,2% dari seluruh luas kabupaten). Tabel 2 Kelas Ketinggian dan Luas Wilayah Kabupaten Bantul No Kelas Ketinggian (dpl) m Luas (ha) (%) 1 0 – 7 3.228 6,37 2 7 – 25 8.948 17,65 3 25 – 100 27.709 54,67 4 100 - 500 10.800 21,31 5 > 500 - - Jumlah 50.685 100 Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2013 Tabel 3 Luas Wilayah Kecamatan Terdampak Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut di Kabupaten Bantul No Kecamatan Luas (Ha) dan Ketinggian Tempat (dpl) Jumlah 0-7m 7-25m 25-100m 100-500m >500m 1 Srandakan 1.058 776 - - - 1.834 2 Sanden 1.246 1.081 - - - 2.327 3 Kretek 924 1.335 190 101 - 2.550 Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2013
  • 5. 5 Kemiringan Lahan Klasifikasi kemiringan lahan di Kabupaten Bantul dibagi menjadi enam kelas dan hubungan kelas kemiringan/lereng dengan luas sebarannya. Wilayah Kabupaten Bantul pada umumnya berupa daerah dataran (kemiringan kurang dari 2%) dengan penyebaran di wilayah selatan, tengah, dan utara dari Kabupaten Bantul dengan luas sebesar 31,421 Ha (61,96%). Untuk wilayah timur dan barat umumnya berupa daerah yang mempunyai kemiringan 2,1 40,0% dengan luas sebesar 15.148 Ha (30%). Sebagian kecil wilayah timur dan barat seluas 4.011 Ha (8%) mempunyai kemiringan lereng di atas 40,1%. Apabila dilihat per wilayah kecamatan terlihat bahwa wilayah kecamatan yang paling luas memiliki lahan miring terletak di Kecamatan Dlingo dan Imogiri, sedangkan wilayah kecamatan yang didominasi oleh lahan datar terletak di Kecamatan Sewon dan Banguntapan. Tabel 4 Luas Wilayah Kecamatan Terdampak Tsunami Berdasarkan Kemiringan Tanah di Kabupaten Bantul No Kecamatan Luas Kemiringan Tanah/Lereng (Ha) Jumlah 0,2 % 2-8 % 8-15 % 15-25 % 25-40 % >40 % 1 Srandakan 1.680 154 - - - - 1.834 2 Sanden 2.100 227 - - - - 2.327 3 Kretek 1.756 288 - 27 11 468 2.550 Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul, 2013 1.3 Penggunaan Lahan Tabel 5 Penggunaan Lahan di Wilayah Kecamatan Terdampak Tsunami (Ha) No Kecamatan Permukiman Sawah Tegalan Kebun Campuran Hutan Tanah Tandus Tambak Lain- lain Jumlah 1 Srandakan 75,32 484,46 53,00 693,88 0 99 30 398,34 1,834 2 Sanden 51,64 836,08 123,00 896,00 0 119 0 301,28 2,327 3 Kretek 39,32 953,84 209,45 470,00 0 302 0 575,48 2,550 Sumber : Kecamatan Bantul dalam Angka 2013 1.4. Rencana Tata Ruang Wilayah Berdasarkan Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030 Rencana pola ruang Kabupaten Bantul terdiri atas: 1. Kawasan Lindung Kabupaten Rencana pengembangan Kawasan Lindung Kabupaten meliputi; a. Kawasan hutan lindung
  • 6. 6 Penyebaran kawasan hutan lindung meliputi Desa Dlingo, Desa Mangunan, Desa Muntuk, Desa Jatimulyo, Desa Temuwuh, Desa Terong Kecamatan Dlingo, Desa Wonolelo Kecamatan Pleret, Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri, dan Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan. b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya yaitu kawasan resapan air. c. Kawasan perlindungan setempat Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan sempadan sungai, kawasan sempadan pantai, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau perkotaan kabupaten. d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya e. Kawasan rawan bencana Kawasan rawan bencana meliputi kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan longsor, kawasan rawan banjir, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan kekeringan. 2. Kawasan Budidaya Kabupaten Rencana pengembangan kawasan budidaya Kabupaten terdiri atas: a. Kawasan peruntukan hutan rakyat Kawasan peruntukan kehutanan (hutan rakyat) direncanakan seluas kurang lebih 8.545 Hektar atau 16,86% dari luas wilayah Kabupaten Bantul. b. Kawasan peruntukan pertanian Kawasan peruntukan pertanian meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, dan kawasan peternakan. Kawasan pertanian lahan basah di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 13.324 Hektar atau 26,29%. Kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten direncanakan seluas kurang lebih 5.247 Hektar atau 10,35% dari luas wilayah Kabupaten Bantul. Kawasan peternakan di Kabupaten direncanakan sebagai berikut: 1) Peternakan itik di Kecamatan Kretek, Kecamatan Bantul, dan Kecamatan Sanden; 2) Peternakan sapi perah di Kecamatan Srandakan, Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Jetis, dan Kecamatan Sedayu; 3) Peternakan sapi potong tersebar di hampir seluruh kecamatan; 4) Peternakan babi di Kecamatan Srandakan dan Kecamatan Kasihan; 5) Peternakan kambing tersebar di hampir seluruh kecamatan; 6) Peternakan kerbau di Kecamatan Sanden dan Kecamatan Banguntapan; 7) Peternakan kelinci di Kecamatan Sanden c. Kawasan peruntukan perikanan d. Kawasan peruntukan pertambangan e. Kawasan peruntukan industri f. Kawasan peruntukan pariwisata g. Kawasan peruntukan permukiman h. Kawasan peruntukan lainnya
  • 7. 7 1.5 Potensi Wilayah Secara geografis dan administratif Kabupaten Bantul memiliki potensi pengembangan, hal ini berdasarkan: 1. Batas wilayah yang tidak berbatas secara fisik, meski terdapat ring road namun perkembangan saat ini telah melewati batas tersebut, 2. Topografi kawasan yang relatif datar, 3. Tidak terdapat kendala terhadap kawasan resapan air, 4. Banyaknya daerah wisata yang belum tergarap secara optimal untuk pengembangan sektor hotel dan restoran. Sesuai Perda Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010 2030, potensi pengembangan kawasan di Kabupaten Bantul dilakukan dengan penetapan kawasan strategis kabupaten yang meliputi kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis sosio-kultural, dan pengembangan kawasan strategis lingkungan hidup. 1. Kawasan strategis ekonomi kabupaten meliputi: a. Kawasan Strategis Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY); b. Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri (BKM); c. Kawasan Strategis Pantai Selatan,Pengembangan Pesisir dan Pengelolaan Hasil Laut Pantai Depok, Pantai Samas, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo; d. Kawasan Strategis Industri Sedayu; dan e. Kawasan Strategis Industri Piyungan. 2. Kawasan strategis sosio-kultural kabupaten meliputi Kawasan Strategis Desa Wisata dan Kerajinan Gabusan-Manding-Tembi (GMT) dan Kasongan-Jipangan-Gendeng-Lemahdadi (Kajigelem). 3. Kawasan strategis lingkungan hidup kabupaten meliputi: a. Kawasan Strategis Agrowisata di Kecamatan Dlingo dan Agropolitan di Kecamatan Sanden, Kecamatan Kretek, Kecamatan Pundong, Kecamatan Imogiri, dan Kecamatan Dlingo; dan b. Kawasan Strategis Gumuk Pasir Parangtritis yang berfungsi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian. 1.6 Sejarah Kejadian Bencana Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah yang memiliki ancaman bahaya gempa bumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten Bantul telah dibuktikan dengan terjadinya gempabumi pada tanggal 27 Mei 2006. Bencana tersebut telah mengakibatkan lebih dari 5.760 orang meninggal dunia, lebih dari 40.000 orang luka-luka, dan lebih dari 1.000.000 orang kehilangan tempat tinggalnya (Bappenas, 2006). Gempabumi 2006 selain mengakibatkan korban jiwa juga mengakibatkan kerusakan dan kerugian di sektor perumahan, sosial, infrastuktur, sektor produktif, dan lintas sektor. Total kerugian dan kerusakan yang dialami akibat bencana tersebut di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah diperkirakan mencapai Rp 29,1 triliyun. Kabupaten Bantul selain rawan gempabumi juga rawan terhadap ancaman tsunami. Tahun 2006 tsunami Pangandaran terjadi. BMKG menyebutkan tsunami tersebut dipicu oleh gempa bumi di dasar samudera
  • 8. 8 dengan magnitudo 7.1 SR, berpusat di 293 km barat daya Cilacap atau 10.010 LS dan 107.690 BT. Gempabumi tersebut terjadi pada tanggal 17 Juli 2006 pukul 03.06 WIB dan memicu gelombang tsunami. Ketinggian gelombang tsunami yang terpantau di kawasan pantai selatan Kabupaten Bantul mencapai 1- 3,4 meter. Fenomena alam tersebut memang tidak menelan korban jiwa dan harta benda di Kabupaten Bantul, namun cukup untuk menunjukkan bahwa kawasan pesisir selatan Kabupaten Bantul memiliki ancaman multi bahaya gempa bumi dan tsunami yang sama tingginya dengan pesisir selatan pulau Jawa yang lainnya. Berdasarkan catatan kejadian bencana oleh DIBI dan BPBD Kabupaten Bantul teridentifikasi 6 (enam) jenis bencana yang pernah terjadi di Kabupaten Bantul. Bencana yang pernah terjadi ini berpotensi terjadi kembali di Kabupaten Bantul jika tidak ada penanganan yang serius terhadap potensi bencana. Banjir Di Kabupaten Bantul banjir terjadi bukan hanya akibat tingginya curah hujan, Banjir terjadi juga akibat akumulasi air yang mengalir dari wilayah utara Kota Jogja dan Bantul wilayah utara, meliputi Kecamatan Kasihan, Sewon, dan Banguntapan.  Pada bulan Mei 2011, curah hujan yang cukup besar mengakibatkan meluapnya Kali Code sehingga merendamkan beberapa rumah di dusun Sorogenen, Timbulharjo, Kabupaten Bantul.  Pada Bulan Januari 2012 BPBD Kabupaten Bantul melangsir akibat banjir Winongo 770 jiwa terpaksa mengungsi, 15 di antaranya harus dievakuasi oleh tim SAR. Pengungsi tersebar di beberapa titik antara lain Jogonalan kidul ada empat RT, Jogonalan Lor ada dua RT dan Glondong dua RT, semuanya berada di Kasihan, Bantul dan berada di bantaran Kali WInongo. Selain itu banjir juga berdampak di Dusun Pandeyan , Bangunharjo, Sewon. Akibat kerugian banjir besar di Kabupaten Bantul mencapai Rp 29 miliar.  Tahun 2013 Lebih dari 200 ha lahan pertanian di Kabupaten Bantul terendam akibat hujan deras. Lahan pertanian yang tergenang air ini meliputi Kecamatan Pundong, Bambanglipuro, Pandak, Kretek, dan Sanden. Banjir tak hanya karena tinginya debit hujan, tapi juga karena banyaknya aliran air. Angin Puting Beliung  Tahun 2011 Puting Beliung melanda Kecamatan Piyungan dan mengakibatkan 54 rumah rusak. Kerusakan paling banyak terjadi di Dusun Sitimulyo yaitu 35 rumah rusak ringan. Kerusakan akibat Putting Beliung tersebut sekitar Rp. 28 Juta.  Tahun 2013 Puluhan pohon tumbang akibat Cuaca Ekstrim menimpa Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul. Hal ini menimpa belasan rumah tertipa pohon tumbang dan mengakibatkan 1 orang luka ringan. Selain di Kecamatan Jetis, banyaknya pohon tumbang juga menimpa Kecamatan Imogiri, dan Kecamatan Sewon. Gelombang Pasang (Rob) dan Abrasi  Tahun 2011 Gelombang Pasang melanda pantai Kuwaru di Kecamatan Srandakan Kabupaten Batul. Gelombang pasang ini merusakan tanaman, puluhan bangunan bahkan aspal jalan di bibir pantai Kuwaru. Gelombang ini terjadi faktor alam yang sering melanda di wilayah tersebut
  • 9. 9  Tahun 2013 Gelombang Pasang dan Abrasi terjadi di pantai Samas Kecamatan Sanden, hal ini mengakibatkan perumahan yang berjarak 200 m dari tepi air laut harus diungsikan. Kejadian ini merugikan puluhan kepala rumah tangga, sekitar 12 rumah ditinggal mengungsi, 6 diantaranya rusak. Gempa Bumi  Tahun 2006 Gempa bumi tektonik dengan skala 5,9 SR telah menghancurkan wilayah Kabupaten Bantul. Berdasarkan data Satkorlak DIY korban tewas dari kabupaten Bantul adalah 3.082 orang, luka berat 2.700 orang dan luka ringan 3.100 orang. Sekitar 33.616 rumah penduduk rusak parah. Sedangkan kerugian yang kerugian yang dirilis Pemprov DIY mencapai Rp. 2.8 triliun. Kekeringan  Tahun 2011 Kekeringan melanda 95 ha lahan sawah di kecamatan Sedayu dan Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul mengakibatkan gagal panen. Hal ini terjadi karena kemarau yang cukup panjang, sehingga debit air di irigasi semakin kecil.  Tahun 2012 Dampak dari kemarau panjang mengakibatkan kekeringan terjadi di beberapa kecamatan, diantaranya Kecamatan Dlingo, Piyungan, Imogiri, Pleret, Kretek dan Pajangan. Namun tidak seluruh kecamatan yang terkena dampaknya, hanya beberapa titik saja. Tanah Longsor  Tahun 2012 Akibat hujan deras telah terjadi tanah longsor di Desa Mojosari, Kecamatan Piyungan kabupaten bantul. Hal ini mengakibatkan 1 rumah rusak dan beberapa rumah yang lain beresiko terkena tanah longsor.  Tahun 2013 Tanah longsor terjadi di Desa Sriharjo Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, mengakibatkan dua rumah rata dengan tanah. Hal ini terjadi karena hujan deras yang cukup lama. Selain dua rumah tersebut, tanah longsor ini menyebabkan 11 KK harus mengungsi karena rumahnya sudah tidak dapat dihuni. Tabel 6 Sejarah Kejadian Bencana Kabupaten Bantul Tahun 2003-2012 No Jenis Bencana Jumlah Kejadian Total 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 Banjir 1 1 1 2 3 2 10 2 Angin Puting Beliung 1 6 4 10 9 8 38 3 Gelombang Pasang dan Abrasi 1 1 2 4 Gempa Bumi 1 2 1 4 5 Kekeringan 1 1 1 1 4 6 Tanah Longsor 1 3 15 4 1 12 9 46 7 Tsunami 0 Sumber : Data & Informasi Bencana Indonesia (DIBI) Tahun 2012
  • 10. 10 2 Kajian Resiko Bencana Tsunami Kabupaten Bantul 2.1 Kajian Resiko Bencana Kajian risiko bencana tsunami terdiri atas 3 komponen yaitu komponen bahaya, kerentanan dan kapasitas. Komponen ini digunakan untuk menghitung tingkat risiko bencana dan membuat peta resiko bencana tsunami di wilayah Kabupaten Bantul. Tingkat risiko bencana di suatu daerah bergantung pada tingkat bahaya kawasan, tingkat kerentanan kawasan yang terancam, dan tingkat kapasitas kawasan yang terancam. Untuk membangun perspektif tingkat risiko bencana suatu kawasan, hubungan antara bahaya, kerentanan dan kapasitas digambarkan melalui pendekatan berikut: Keterangan: R = Risiko Bencana Tsunami H = Ancaman V = Kerentanan C = Kapasitas Pendekatan di atas digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara ancaman, kerentanan dan kapasitas yang membangun perspektif tingkat risiko bencana suatu kawasan. Berdasarkan pendekatan tersebut, terlihat bahwa tingkat risiko bencana amat bergantung pada tingkat ancaman kawasan, tingkat kerentanan kawasan yang terancam, dan tingkat kapasitas kawasan yang terancam. Pengkajian risiko bencana tsunami ini diharakan mampu menjadi dasar yang memadai bagi daerah di Kabupaten Kebumen untuk menyusun kebijakan penanggulangan bencana tsunami di kabupaten tersebut. Pengkajian risiko bencana tsunami dilaksanakan dengan menggunakan metode pada Gambar 4.
  • 11. 11 Gambar 4 Metode Kajian Resiko Bencana Sumber: Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 2.2. Tingkat Ancaman Berdasarkan catatan Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI) tingkat ancaman bencana di Kabupaten Bantul dapat dilihat dari bencana yang pernah terjadi serta kajian risiko bencana yang berpotensi terjadi. Sejarah kejadian bencana dapat diketahui dari DIBI yang dipadukan dengan data catatan kejadian bencana di Kabupaten Bantul (DIBI, BNPB tahun 2012, dan BPBD Kabupaten Bantul tahun 2012). Berdasarkan data tersebut, terdapat 9 jenis bencana yang mengancam Kabupaten Bantul. Ancaman tersebut antara lain banjir, gelombang ekstrim dan abrasi, gempa bumi, kekeringan, cuaca ekstrim, tanah longsor, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, serta epidemi dan wabah penyakit. Dalam menentukan tingkat ancaman bencana dapat dilakukan dengan menggunakan matriks tingkat ancaman yang dipadukan dengan indeks ancaman pada lajur dengan indeks penduduk terpapar pada kolom. Tingkat ancaman merupakan titik pertemuan antara indeks ancaman dengan indeks penduduk terpapar. Untuk skala indeks ancaman dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu:  Indeks Rendah : (0,0 – 0,3)  Indeks Sedang : (>0,3 – 0,6)  Indeks Tinggi : (>0,6 – 1,0) Sedangkan untuk skala indeks penduduk terpapar juga dapat dibagi menjadi kategori rendah, sedang, dan tinggi, dengan ketentuan nilai indeksnya adalah:
  • 12. 12 • Indeks Rendah : Apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar kurang dari 500 jiwa/km2, dan jumlah penduduk kelompok rentan kurang dari 20%. • Indeks Sedang : Apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar 500 – 1000 jiwa/km2 dan jumlah penduduk kelompok rentan 20% – 40%. • Indeks Tinggi : Apabila kepadatan jumlah penduduk terpapar lebih dari 1000 jiwa/km2 , dan jumlah penduduk kelompok rentan lebih dari 40%. Untuk melihat tingkat ancaman di Kabupaten Bantul berdasarkan jenis bencana yang berpotensi pada skala ancaman masing-masing jenis bencana dan skala penduduk terpapar Gambar 5 Matriks Penentuan Tingkat Ancaman Bencana di Kabupaten Bantul Berdasarkan Gambar 5 di atas, diketahui bahwa tingkat ancaman setiap bencana yang berpotensi di Kabupaten Bantul adalah: 1. Tingkat ancaman RENDAH, dengan indeks ancaman SEDANG dan indeks penduduk terpapar RENDAH berpotensi disebabkan oleh bencana gelombang ekstrim dan abrasi. 2. Tingkat ancaman SEDANG, dengan indeks ancaman RENDAH dan indeks penduduk terpapar TINGGI berpotensi disebabkan oleh bencana epidemi dan wabah penyakit. Sedangkan untuk indeks ancaman SEDANG dan indeks penduduk terpapar SEDANG berpotensi disebabkan oleh bencana banjir. 3. Tingkat ancaman TINGGI, dengan indeks ancaman SEDANG dan indeks penduduk terpapar TINGGI berpotensi disebabkan oleh bencana cuaca ekstrim, gempabumi, dan tanah longsor.
  • 13. 13 Untuk indeks ancaman dan indeks penduduk terpapar TINGGI berpotensi disebabkan oleh bencana kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, dan tsunami. Penentuan tingkat ancaman dapat disusun berdasarkan komponen kemungkinan terjadinya suatu ancaman dan komponen besarnya dampak yang pernah tercatat dari bencana tersebut. Indeks ancaman disesuaikan dengan standar parameter yang telah ditentukan oleh BNPB dengan merujuk kepada peta bahaya setiap bencana di Kabupaten Bantul. 2.3. Tingkat Kerugian Bencana tsunami merupakan salah satu bencana yang berpotensi di Kabupaten Bantul. Bencana ini akan berdampak pada masyarakat yang tinggal dan beraktifitas di kawasan terancam. Indeks kerugian akibat bencana tsunami terlihat sebanyak 159,67 miliar rupiah, dan indeks kerusakan lingkungan dari bencana tsunami di Kabupaten Bantul dari hasil pengkajian risiko bencana terlihat bahwa kerusakan lingkungan sebesar 527 Ha. Maka sesuai dengan hasil analisa kajian risiko bencana Kabupaten Bantul, tingkat kerugian bencana tsunami adalah TINGGI. Hal ini karena tingkat ancaman bencana tsunami di Kabupaten Bantul adalah TINGGI dan indeks kerugian yang ditimbulkan adalah TINGGI. 2.4. Tingkat Kapasitas Tingkat kapasitas merupakan kemampuan individu maupun kelompok dalam rangka menghadapi bahaya atau bencana. Aspek kemampuan antara lain kebijakan, kesiapsiagaan, dan partisipasi masyarakat. Penilaian kemampuan dilakukan pada sumberdaya orang per orang, rumah tangga, dan kelompok untuk mengatasi suatu bencana atau bertahan atas dampak dari sebuah bahaya bencana. Pengukurannya dapat dilakukan berdasarkan aspek kebijakan, kesiapsiagaan, dan peran serta masyarakat. Kajian ini diukur pada aspek kelembagaan berdasarkan kuesioner HFA dan kesiapsiagaan masyarakat. Berdasarkan matriks penentuan tingkat kapasitas, diketahui bahwa tingkat kapasitas Kabupaten Bantul terhadap bencana gelombang ekstrim dan abrasi adalah SEDANG. Sedangkan untuk bencana banjir, epidemi dan wabah penyakit, cuaca ekstrim, gempabumi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, tanah longsor, dan tsunami, tingkat kapasitas Kabupaten Bantul adalah RENDAH. 2.5. Tingkat Resiko Bencana Untuk mengetahui tingkat risiko setiap jenis bencana yang berpotensi di Kabupaten Bantul diperoleh berdasarkan penggabungan tingkat kerugian dan tingkat kapasitas Kabupaten Bantul yang dilakukan melalui matriks penentuan tingkat risiko, kesimpulan dari tingkat risiko bencana di Kabupaten Bantul dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Tabel 7 Tingkat Risiko Bencana di Kabupaten Bantul No Jenis Bencana Tingkat Risiko 1. Banjir TINGGI 2. Gelombang Ekstrim dan Abrasi SEDANG 3. Gempabumi TINGGI 4. Kekeringan TINGGI 5. Cuaca Ekstrim TINGGI
  • 14. 14 No Jenis Bencana Tingkat Risiko 6. Tanah Longsor TINGGI 7. Tsunami TINGGI 8. Kebakaran Hutan dan Lahan TINGGI 9. Epidemi dan Wabah penyakit TINGGI Sumber : RPB Kabupaten Bantul 2013-2017 Gambar 6 Peta Bahaya Tsunami Kabupaten Bantul
  • 15. 15 2.6. Data Kependudukan Wilayah Terdampak Berdasarkan data hasil proyeksi Sensus Penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Bantul tahun 2012 adalah 930.276 jiwa yang tersebar di 75 Desa dan 17 Kecamatan. Dari jumlah tersebut, 464.049 jiwa adalah laki-laki dan 466.227 jiwa adalah perempuan. Dengan luas wilayah 506,85 km2, kepadatan penduduk Kabupaten Bantul tahun 2012 adalah 1.835 jiwa per km2 dan kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Banguntapan yakni 4.383 jiwa per km2 sedangkan Kecamatan Dlingo memiliki kepadatan penduduk terendah yang dihuni rata-rata 641 jiwa per km2. Jumlah penduduk di 3 (tiga) Kecamatan di bagian selatan adalah Kecamatan Kretek 29.470 jiwa, Kecamatan Sanden 29.814 jiwa, dan Kecamatan Srandakan 28.755 jiwa Tabel 8 Resiko Jiwa Terpapar Bencana Tsunami Kabupaten Bantul No Kecamatan Jumlah Penduduk Perkiraan Lokasi Terdampak Dan Jumlah Jiwa Terpapar Ket Desa Jumlah Peduduk 1 Kretek 29,470 Tirtohargo 3006 Parangtritis 4985 2 Sanden 29,814 Srigading 3131 Gadingsari 3444 Gadingharjo 1455 3 Srandakan 28,755 Poncosari 4708 Sumber: Sensus Penduduk 2010; http://www.bantulkab.go.id 2.7. Potensi Ekonomi Kecamatan Terdampak Tabel 9 Kerugian Per Sektor Akibat Bencana Tsunami No Sektor Produksi Hasil Produksi Jumlah Produksi Jumlah (Rp) Ket 1 Pertanian 2 Perkebunan 3 Perikanan 4 Peternakan 5 Perdagangan 6 Industri 2.8 Rekapitulasi Per-Aspek Untuk Kecamatan Terdampak Berdasarkan Rencana Kontijensi Tsunami Bantul Tahun 2014. Pemerintah Kabupaten Bantul mewujudkan tanggung jawab terhadap penyelenggaraan penanggulangan bencana, salah satunya adalah dengan melakukan perencanaan kontinjensi untuk mengantisipasi terjadinya ancaman, mengkoordinasikan dan mobilisasi sumberdaya masyarakat dan swasta untuk
  • 16. 16 melakukan tindakan antisipatif. Apabila tsunami terjadi di pesisir Bantul, maka semua pihak telah dipersiapkan untuk melakukan tindakan-tindakan strategis pengurangan risiko ancaman beserta dampaknya, termasuk di dalamnya upaya tanggap darurat secara terpadu dan terkoordinasi. 2.8.1 Aspek Kependudukan Tabel 10 Asumsi Dampak Aspek Kependudukan No Kecamatan Jumlah Penduduk Perkiraan Penambahan Penduduk di Siang Hari Jumlah Total Penduduk di Siang Hari Jiwa Terancam % Jumlah Jumlah % Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Kretek 7991 1604 9595 8635 2 Sanden 8030 2134 10164 9148 3 Srandakan 4708 850 5558 5003 Jumlah Total 20729 4588 25317 22786 No Kecamatan Meninggal Hilang Pindah Pengungsi % Jumlah % Jumlah % Jumlah Jumlah 1 2 9 10 11 12 13 14 15 1 Kretek 131 215 46 8243 2 Sanden 137 231 103 8674 3 Srandakan 75 127 86 4716 Jumlah 343 573 235 21633 No Kecamatan Keadaan Pengungsi Luka Ringan Luka Berat Non Perawatan % Jumlah % Jumlah Jumlah 1 2 16 17 18 19 20 1 Kretek 2474 167 5602 2 Sanden 2503 176 5995 3 Srandakan 1416 95 3205 Jumlah 6393 438 14802
  • 17. 17 Tabel 11 Asumsi Dampak Aspek Kependudukan Menurut Kelompok Rentan No Kecamatan Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan WUS Non WUS % Jumlah % Jumlah % Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Kretek 7991 3909 4010 72 2 Sanden 8030 3564 4241 225 3 Srandakan 4708 2203 2475 30 Jumlah 20729 9676 10726 327 No Kecamatan Hamil Menyusui Cacat % Jumlah % Jumlah % Jumlah 1 2 10 11 12 13 14 15 1 Kretek 18 95 6 2 Sanden 54 101 278 3 Srandakan 26 70 29 98 266 313 No Kecamatan Bayi Balita 10-14 th 15-19 Th Lansia % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah 1 2 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 Kretek 95 233 276 3098 754 2 Sanden 87 291 646 155 538 3 Srandakan 41 170 92 355 423 223 694 1014 3608 1715 Sumber : Rencana Kontijensi Tsunami Kab. Bantul 2014 2.8.2. Aspek Sarana dan Prasarana Tabel 12 Asumsi Dampak Pada Aspek Sarana dan Prasarana No Jenis Tingkat Kerusakan Lama Gangguan Fungsi Layanan (Hari) Kecamatan Ringan Berat 1 Listrik Berat 21 Kretek 2 Komunikasi Berat 7 Kretek 3 Transportasi Berat Kretek - Jembatan Berat 60 Kretek - Jalan Berat 180 Kretek 4 Pasar (tradisional, TPI) Berat 366 Kretek
  • 18. 18 No Jenis Tingkat Kerusakan Lama Gangguan Fungsi Layanan (Hari) Kecamatan Ringan Berat 5 Pendidikan Berat 180 Kretek 6 Sarana ibadah Berat 14 Kretek 7 Puskesmas, Pustu, Klinik Pengobatan Berat 7 Kretek 8 Kantor pemerintah (kecamatan, kelurahan, Polsek, Koramil, ranting dinas pendidikan) Berat 7 Kretek 9 Rumah Berat 30 Kretek 10 Pertanian dan peternakan (saluran irigasi, gudang, kandang ternak, kolam ikan) Berat 366 Kretek 11 Laboratorium geospasial Berat 1830 Kretek 12 Landasan aerosport Berat 732 Kretek 13 Perbankan Berat 14 Kretek Bendung Samas Berat 30 Sanden 2 Dam Bugel Waru 1 30 Sanden 3 Dua makam, Kreteg Senggol 1 30 Sanden 4 Gedung udang galah i unit 1 90 Sanden 5 Gudang bawah merah 1 7 Sanden 6 Jalan desa 7 km 90 Sanden 7 Jalan nas 2 km 90 Sanden 8 Jalan prop 2 km 90 Sanden 9 Jalan kampung 10 km 90 Sanden 10 Jembatan Merah 1 14 Sanden 11 Jembatan 2 3 Sanden 12 Jembatan Senggol Samas 1 14 Sanden 13 Jembatan Songgo Lelono 1 7 Sanden 14 Kantor pemerintah - - - Sanden 15 Komunikasi radio/telepon 1 7 Sanden 16 Manara Pantau Patean 1 Sanden 17 Masjid 4 5 Sanden 18 Masjid Gede Karanganyar 1 Sanden 19 Masjid Mutagim 1 90 Sanden 20 Masjid Samas Pranasakti 1 90 Sanden 21 Menara mesjid 2 Sanden 22 Menara seluler [BTS] 1 Sanden 23 Mesjid Almubarok 1 7 Sanden 24 PAUD dan TK masing-masing dusun 1 14 Sanden 25 perahu tempel 27 90 Sanden 26 Perumahan Dishub 7 90 Sanden 27 Poskamling 2 3 Sanden 28 Posko AL 1 60 Sanden 29 Rumah sakit/ puskesmas - - - Sanden 30 Rumah warga 215 525 90 Sanden 31 Rumah warga 65 Sanden
  • 19. 19 No Jenis Tingkat Kerusakan Lama Gangguan Fungsi Layanan (Hari) Kecamatan Ringan Berat 32 Sekolah 2 4 7 Sanden 33 Sekolah Dasar Gadingharjo 2 unit 1 14 Sanden 34 Sekolah Dasar Gadingsari 3 unit 1 14 Sanden 35 Semua perumahan warga di Samas 1 90 Sanden 36 SMK Kelautan,SMP 1 14 Sanden 37 Tambatan perahu 1 unit 1 60 Sanden 38 TK 2 2 Sanden 39 TK ABA Tegalrejo 1 7 Sanden 40 TK Masyittoh 1 7 Sanden 41 TPR 1 30 Sanden 42 Transportasi angkutan umum 1 1 Sanden 43 Jembatan 3 Sanden 44 Jalan aspal 5 km Sanden 45 Jalan cor 5 km Sanden 1 TK Berat 180 Poncosari 2 SMK Berat 180 Poncosari 3 SMP Berat 180 Poncosari 4 Puskesmas Berat 180 Poncosari 5 Pustu Berat 90 Poncosari 6 Kantor pemerintahan Desa Berat 180 Poncosari 7 Pasar Jeragan Berat 120 Poncosari 8 Pasar Bodowaluh Berat 120 Poncosari 9 Jalan kabupaten Berat 360 Poncosari 10 Irigasi Berat 360 Poncosari 11 Instalasi listrik + PLTA Berat 90 Poncosari 12 PDAM Berat 90 Poncosari 13 13 Masjid Berat 365 Poncosari 14 Kantor SAR Berat 360 Poncosari 15 Pos Polisi Air Udara Berat 360 Poncosari 16 Jembatan Kuwaru Berat 360 Poncosari 17 Jembatan Ngentak Berat 360 Poncosari 18 TPI Pantai Baru Berat 180 Poncosari 19 TPI Kuwaru Berat 180 Poncosari Sumber : Rencana Kontijensi Tsunami Kab. Bantul 2014 2.8.3. Aspek Sosial Ekonomi Tabel 13 Asumsi Dampak Pada Aspek Sosial Ekonomi No Jenis Tingkat Kerusakan Lama Gangguan Fungsi (Hari) Kecamatan Berat Ringan 1 Pasar Tradisional berat 30 Kretek 2 Lahan Pertanian, Perkebunan, Industri, Perbankan berat 90 Kretek
  • 20. 20 No Jenis Tingkat Kerusakan Lama Gangguan Fungsi (Hari) Kecamatan Berat Ringan 3 Hasil Pertanian berat 180 Kretek 4 Ternak berat 180 Kretek 5 Industri rumah tangga berat 180 Kretek A Pasar Tradisional Sanden 1 Pasar Agrowisata Tpr Samas 1 7 Sanden 2 Pasar Batuliman 1 7 Sanden 3 Warung Dan Rumah Makan 89 30 Sanden B Lahan Pertanian, Perkebunan, Industri, Perbankan Sanden 1 Hutan Cemara 10 ha 60 Sanden 2 Lahan Buah Naga 7 ha 30 Sanden 3 Lahan Ketela 30 ha 30 Sanden 4 Lahan Padi 30 ha 60 Sanden 5 Lahan Pertnian 5 ha Sanden 6 Lahantegalan 5 ha Sanden 7 Pabrik Pupuk Organik 1 Sanden 8 Rumah Penangkaran Penyu 1 30 Sanden 9 Tambak Udang Galah 1 30 Sanden 10 Tpi Patehan 1 15 Sanden D Ternak Sanden 1 Kandang Ayam Klpk 15 kdg 60 Sanden 2 Kandang Kambing Kelompok 5 klp 60 Sanden 3 Kolam Lele 25 kolam 15 Sanden 4 Perikanan Grameh 4000 Sanden 5 Perikanan Lele 5000 Sanden 6 Peternakan Ayam 2000 Sanden 7 Peternakan Kambing 130 Sanden 8 Peternakan Sapi 40 ekor Sanden 9 Udang Galah, Utara Jembatan 1 60 Sanden A Pasar Tradisional berat 120 Poncosari B Lahan Pertanian dan Perkebunan berat 360 Poncosari C Hasil Pertanian berat 360 Poncosari D Ternak berat 360 Poncosari E Tambak berat 720 Poncosari F Normalisasi pemerintahan desa berat 30 Poncosari G Layanan kesehatan berat 30 Poncosari H Layanan pendidikan berat 30 Poncosari I Kegiatan kemasyarakatan (SPP, KWT, Kel. Ternak, Karang Taruna dll) berat 180 Poncosari J Normalisasi layanan Polairud dan SAR berat 30 Poncosari K Pariwisata Pantai Baru berat 30 Poncosari L Pariwisata Pantai Kuwaru berat 30 Poncosari M Perikanan (rusaknya perahu nelayan) berat 360 Poncosari N Industri kecil berat 360 Poncosari O Hunian warga berat 360 Poncosari P Aset warga berat 360 Poncosari Sumber : Rencana Kontijensi Tsunami Kab. Bantul 2014
  • 21. 21 2.8.4. Aspek Lingkungan Tabel 14 Asumsi Dampak Pada Aspek Lingkungan No Jenis Tingkat Kerusakan Keterangan Lokasi Berat Ringan 1 Pencemaran Air Berat Suplai air bersih 2 Pencemaran Udara Berat Butuh masker, pengendalian ISPA 3 Pencemaran Tanah Berat Normalisasi material sampah 4 Penyakit Berat Fogging, sterilisasi wabah, pengobatan massal 5 Kerusakan Hutan Dan Lahan (Mangrove, Cemara) Berat Reboisasi 6 Pencemaran Lingkungan Berat Di pengungsian, pemukiman, fasilitas umum 1 Air Sumur Tercemar 1 30 A Pencemaran (Air Dan Tanah) Berat 180 Sumber : Rencana Kontijensi Tsunami Kab. Bantul 2014 3. Penguatan Mata Rantai Peringatan Dini Tsunami Kabupaten Bantul 3.1. Sistem Peringatan Dini Tsunami Kabupaten Bantul Penguatan mata rantai peringatan dini perlu difokuskan untuk memastikan bahwa peringatan dini dari BMKG dapat diterima oleh pihak berkepentingan semua tingkatan dan masyarakat secara luas. Permasalahan utama dalam mata rantai peringatan dini ini terkait dengan peralatan, sistem komunikasi, sumber daya manusia, prosedur tetap, serta beroperasinya Pusdalops BPBD secara 24/7. Kabupaten Bantul saat ini telah memiliki Pusat Peringatan Dini Daerah (Pusdalops) bertempat di Kantor Kesbanglinmas Kabupaten Bantul, beberapa alat untuk peringatan dini, diantaranya adalah alat Pendeteksi Gempa dan juga CPU yang terkoneksi langsung dengan BMKG untuk mengetahui adanya gempa dan potensi Tsunami di seluruh Indonesia. Alat pedeteksi Gempa dan Tsunami semuanya berpusat di PUSDALOPS Kabupaten Bantul dan Paska Tsunami Pangandaran, pada tahun 2006 Pemerintah Kabupaten Bantul, didukung oleh Pemerintah Propinsi DI Yogyakarta, memasang 1 unit repeater sentral dan pengeras suara/sirine yang dapat dikendalikan jarak jauh di 8 (delapan) titik di Pantai Parangtritis, Pandansimo, Samas Parang Kusumo, Depok, Tirtohargo dan Pandasari. Sirine dapat dinyalakan oleh PUSDALOPS yang sebelumnya berkoordinasi dengan BPBD dan SEKDA Kabupaten Bantul.
  • 22. 22 Gambar 7 Pusdalops Kabupaten Bantul Tabel 15 Data kondisi Sistem Peringatan Dini dan Penanggulangan Bencana Tsunami Kabupaten Bantul Tahun 2014 No Jenis Fasilitas dan Peralatan Instansi Pengelola Status Kondisi Uji Coba Ada Tidak Ada Jumlah Baik Kurang Tidak Berfungsi Sudah Berapa X Belum 1 Sistem Peringatan Dini BPBD    2 Sirine Utama 10 Menit BPBD
  • 23. 23 No Jenis Fasilitas dan Peralatan Instansi Pengelola Status Kondisi Uji Coba Ada Tidak Ada Jumlah Baik Kurang Tidak Berfungsi Sudah Berapa X Belum 3 Sirine Peringatan Dini dengan Teknologi Sederhana BPBD  7   4 Sistem Pemantauan Pasang Surut BPBD, BMKG  1   5 Sapras Informasi dan Peringatan Dini BPBD Radio Komunikasi  1   6 Shelter Evakuasi Tempat Evakuasi Sementara (TES) BPBD  9   Tempat Evakuasi Akhir (TEA) BPBD  11   7 Greenbelt Mitigasi Tsunami Dinas Kelautan dan Perikanan 8 Sapras Lapangan Terbang Dinas Perhubungan 9 Penelitian Kebencanaan 10 Pengembangan Teknologi Instrumen 11 Prototype Dan Ujicoba Instrumen 12 Peraturan, Pedoman Dan Juknis BPBD  13 Peta Jalur Evakuasi BPBD  3 14 Pembangunan Jalur dan Tangga Evakuasi  15 Rambu Evakuasi dan BPBD  50 Unit  
  • 24. 24 No Jenis Fasilitas dan Peralatan Instansi Pengelola Status Kondisi Uji Coba Ada Tidak Ada Jumlah Baik Kurang Tidak Berfungsi Sudah Berapa X Belum Papan Peringatan 16 Sosialisasi dan Desiminasi TES  17 Rencana Penanggulangan Bencana Dan Kontijensi Berbasis Komunitas  2 18 Pengembangan Desa Tangguh  3 19 Relawan Penanggulangan Bencana  20 Logistik Dan Peralatan Penanggulangan Bencana 1. Mobil Logpal  1   2. Mobil Pick Up  2   3. Motor Trails 21 Pemenuhan Peralatan Penanggulangan Bencana 22 Pembangunan Dan Penguatan Pusdalops Modular Office Ruangan 6 X 4 M  1   23 Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kapasitas Kesiapsiagaan 24 Tot Fasilitator/ Pelatihan 25 Sosialisasi
  • 25. 25 Tabel 16 Peralatan dan Logistik Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bantul No Nama Barang Jumlah Yang Dibutuhkan Jumlah Ketersediaan Kondisi Baik Sedang Rusak 1 Tikar 232 Lembar 2 Selimut 250 Buah 3 Kompor Serbaguna/Biomassa 20 Buah 4 Peralatan Dapur 30 Paket 5 Kelambu 5 Lembar 6 Paket Dapur Keluarga 9 Paket 7 Gelas 29 Buah 8 Piring 343 Buah 9 Tempat Nasi 339 Buah 10 Panci Ekonomi/Soblok 328 Buah 11 Panci Soblok Besar 8 Buah 12 Teko/Ceret 230 Buah 13 Wajan 146 Buah 14 Sothil/Serok 233 Buah 15 Matras Alas Tidur 33 Lembar 16 Masker 1000 Lembar 17 Seng 95 Lembar 18 Asbes 40 Lembar 19 Tenda Gulung/Terpal/Terpaulin 78 Lembar 20 Cangkul 12 Buah 21 Sekop 20 Buah 22 Ganco/Garuk 2 Buah 23 Tempat Sampah 19 Buah 24 Angkong 13 Buah 25 Linggis 1 Buah 26 Bendo/Arit 30 Buah 27 Karung Plastik/Sak 540 Lembar 28 Tambang Plastik 100 Meter 29 Senggrong 5 Buah 30 Mobil Rescue+Ht 1 Unit 31 Motor Trail Rescue 2 Unit 32 Perahu Karet 10 Dan 12 Orang 2 Unit 33 Mesin Perahu 18 Pk 1 Unit 34 Ht 1 Unit 35 Rig 1 Unit 36 Vhf Transceiver 1 Unit 37 Antena Hygain V2r 1 Unit 38 Dc Power Suplay 1 Unit 39 40 M Coaxial Cable 1 Unit 40 Ssb 1 Unit
  • 26. 26 No Nama Barang Jumlah Yang Dibutuhkan Jumlah Ketersediaan Kondisi Baik Sedang Rusak 41 Hf/Ssb Icom.M 700 1 Unit 42 Wipe Antena Turner 1 Unit 43 Automatic Antena Turner 1 Unit 44 Dc Power Suplay 30 Amp 1 Unit 45 40m Coaxial Cable Rg8+Conector 1 Unit 46 Cable Tunner 30 M 1 Unit 47 Lampu Senter Hid 1 Unit 48 Genset 5 Kva 2 Unit 49 Water Treatment Portable 1 Set 50 Papan Rambu Tsunami 50 Unit 51 Gergaji Mesin Stihll 2 Unit 52 Kompas 5 Buah 53 Topi Lapangan 5 Buah 54 Pisau Lipat Multitool 5 Buah 55 Safety Helmet/Helm Keselamatan 5 Buah 56 Tas Ransel Punggung 5 Buah 57 Sarung Tangan 5 Pasang 58 Sepatu Lapangan/ Sepatu Safety 1 Pasang 59 Sepatu Banjir 4 Pasang 60 Masker Karbon 5 Buah 61 Rompi Pelampung 5 Buah 62 Matras Alas Tidur 5 Lembar 63 Kantong Tidur 5 Buah 64 Botol Minum 5 Buah 65 Laptop 1 Unit 66 Printer Portable 1 Unit 67 External Portable 1 Unit 68 Camera Digital 1 Unit 69 Handycam 1 Unit 70 Telephone Satelit 1 Unit 71 Gps 1 Unit 72 Printer Multifungsi 1 Unit 73 Radio Komunikasi Ssb 1 Unit 74 Modem Internal Internet 1 Buah 75 Ups 1 Buah 76 Proyektor 1 Unit 77 Tenda Terpal / Terpaulin/Gulung 110 Unit 78 Tenda Posko 3x3m 8 Unit 79 Tenda Pleton 5 Unit 80 Tenda Regu 6 Unit 81 Tenda Keluarga 20 Unit 82 Velbed 6 Unit 83 Kantong Mayat 3 Buah
  • 27. 27 No Nama Barang Jumlah Yang Dibutuhkan Jumlah Ketersediaan Kondisi Baik Sedang Rusak 84 Mantol / Jas Hujan 5 Buah 85 Jas Hujan Ponco 14 Buah 86 Sarung Tangan 25 Pasang 87 Senter 9 Buah 88 Pompa Air Honda 1 Unit 89 Selang Spiral 2 " 100 Meter 90 Trimport 1 Unit 91 Lampu Sorot 2 Unit 92 Megaphone Toa 1 Unit Sumber : BPBD Bantul Tahun 2014 3.3. Pembiayaan (Sumber Alokasi PendanaanAPBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota dalam Kegiatan Penanggulangan Bencana Tsunami) Tabel 17 Sumber Pendanaan dan Realisasi Kegiatan Penangulangan Resiko Bencana Tsunami No Tahun Anggaran Jenis Kegiatan Sumber Pendanaan Realisasi Serapan Dana Nilai Proyek Alokasi( Jutaan ) Kab Prov APBN Loan/Grant APBD APBN 1 2013 2 2014 3.4. Sarana dan Prasarana Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul saat ini telah menyusun Peta dan Strategi Evakuasi Tsunami untuk mengatur proses evakuasi warga masyarakat dari area-area berisiko tsunami menuju Tempat Evakuasi Akhir (TEA) dan Tempat Evaluasi Sementara (TES) melalui jalur-jalur evakuasi tertentu dan dipandu dengan rambu-rambu evakuasi. Cara-cara evakuasi juga telah dikembangkan untuk mangatur prosesi evakuasi secara teratur dan aman. Berikut panduan pengingat : 1. Warga diharapkan mengambil inisiatif untuk melakukan evakuasi mandiri berdasarkan pertimbangan terjadinya fenomena tanda-tanda peringatan alam sesuai kesepakatan bersama dan peringatan dini resmi pemerintah.
  • 28. 28 2. Semua warga berisiko dihimbau untuk evakuasi menuju TEA, apabila tidak memungkinkan dapat berlindung sementara di TES. 3. Mengarahkan proses evakuasi warga sesuai jalur-jalur evakuasi menuju 10 TES dan 8 TEA, lihat Peta Evakuasi Tsunami. 4. Membantu penentuan tempat-tempat pengungsian mandiri di luar TES dan TEA yang telah ditetapkan. 5. Mengarahkan agar strategi evakuasi yang telah disepakati warga dilaksanakan. 6. Semua pihak, termasuk perangkat desa, relawan, TRC, Polisi, TNI, melaksanakan perannya untuk membantu proses evakuasi oleh warga masyarakat. Gambar 8 Peta Jalur Evakuasi Kabupaten Bantul
  • 29. 29 Tabel 18 Asal dan Tempat Tujuan Evakuasi Tsunami Kabupaten Bantul Lokasi Asal Tempat Evakuasi Sementara [TES] Tempat Evakuasi Akhir [TEA] Desa Parangtritis TES 09 [warga yang sedang di Parangkusumo] TEA 02 Lapangan Bulak Mabul TEA 03 Balai Desa Parangtritis TEA 04 Lapangan Kecamatan Kretek Desa Tirtohargo TES 04 Pasar Petung dan TES 07 Balai Desa Tirtosari TES 06 [warga yang sedang di Baros dan Muneng] TEA 06 Lapangan Tirtomulyo TEA 08 Lapangan Srigading Desa Srigading TES 12 SD Tegalsari [warga yang sedang di Ngepet/ Samas, Tegal, Tegalsari] TEA 08 Lapangan Srigading TES 12 SD Tegalsari dan TES 06 Pasar Sangkeh [Warga yang sedang di Soge Sanden] TEA 08 Lapangan Srigading Warga yang sedang di Cetan Karangsuwung TEA 08 Lapangan Srigading Desa Gadingharjo - TEA 08 Lapangan Srigading Desa Gadingsari TES 01 SD Koripan TES 02 SD Rojoniten TEA 01 Lapangan Sorobayan Desa Poncosari TES 01 SD Koripan TES 02 SD Rojoniten TEA 01 Lapangan Sorobayan Tabel 19 Kesiapan Lahan Untuk Lokasi Jalur Evakuasi, Sapras TES dan TEA No Jenis Sarana Prasarana Status Kepemilikan Luas Lahan Surat Peruntukan Surat Hibah
  • 30. 30 Gambar 9 Lokasi TES dan TEA Kabupaten Bantul ES Bulak Makbul TEA Lapangan Kretek TES Lapangan Srigading TES Lapangan Srimulyo TEA Parangtritis TEA Pasar Celeb TEA Maulana Maghribi TES Petung TES Samas
  • 31. 31 4. Kondisi Kelembagaan Penanggulangan Bencana 4.1. Struktur Organisasi Penanggulangan Bencana Kabupaten Bantul Dalam rangka penanggulangan bencana di Kabupaten Bantul, Pemerintah Kabupaten Bantul telah membentuk BPBD yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Nomor 06 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPBD Pemerintah Kabupaten Bantul. Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah, terdiri atas : a. Kepala; b. Unsur Pengarah, terdiri atas : 1. Pejabat Pemerintah Daerah Terkait; dan 2. Anggota Masyarakat Profesional dan Ahli. c. Unsur Pelaksana, terdiri atas : 1. Kepala Pelaksana 2. Sekretaris 3. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan 4. Seksi Kedaruratan dan Logistik 5. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi 6. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu Tugas BPBD Kabupaten Bantul - Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha Penanggulangan Bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara. - Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan. - Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana. - Menyusun, menetapkan, prosedur tetap penanggulangan bencana. - Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana. - Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang. - Mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. - Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Fungsi - Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien. - Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.
  • 32. 32 Di dalam BNPB dan BPBD ada dua unsur, yaitu Unsur Pengarah dan Unsur Pelaksana. Unsur Pelaksana PB menyelenggarakan fungsi koordinasi, komando dan pelaksana. Dalam masa tanggap darurat, Deputi Bidang Penanganan Darurat menyelenggarakan fungsi komando pelaksanaan penanggulangan bencana. Fungsi komando dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia (SDM), peralatan / logistik, TNI dan Polri. 1. BPBD Kabupaten Bantul memiliki total personel sebanyak 142 orang dengan memiliki berbagai keahlian, yaitu 28 personel PNS, 13 personel Pusdalops, 22 personel Pemadam Kebakaran dan 79 personel Tim SAR 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul memiliki total 1.748 orang yang tersebar di Rumah Sakit, Puskesmas dan Poliklinik di Kabupaten Bantul. 3. PMI Kabupaten Bantul 150 personil yang siap untuk membantu pelayanan kesehatan dan Penanggulangan Bencana 4. Dinas Sosial Kabupaten Bantul memiliki TAGANA yang sebanyak 85 personel yang selalu siap dan siaga untuk usaha dalam membantu Tugas Dinas Sosial dalam Penanggulangan Bencana 5. TNI Kabupaten Bantul KODIM 0729 berperan aktip dalam penanggulan bencana di Kabupaten Bantul, selalu siap siaga untuk membantu dalam penangulangan bencana 6. POLRES Kabupaten Bantul melibatkan personel sebanyak orang dalam penanggulangan bencana. Jumlah ini tersebar di Polres dan seluruh Polsek di Kab. Bantul 7. KESBANGPOLINMAS Kabupaten Bantul memiliki personel sekitar 5000 yang selalu siap dan siaga dalam membantu penanggulangan bencana Organisasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana 1. Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul mempunyai beberapa Forum/Relawan/LSM, diantaranya FPRB, yaitu Peranan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dalam pra bencana antara lain pembuatan jalur evakuasi, pembuatan rambu bencana alam, pembuatan saluran air, sosialisasi tentang mitigasi bencana dan simulasi terjadinya bencana alam. Peranan dan pelaksanaan program Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) sudah mendekati maksimal dilihat dari upaya sosialisasi dan mitigasi masyarakat sadar akan bencana alam serta berbagai manfaat yang diperoleh dengan adanya Forum Pengurangan Risiko bencana (FPRB) adalah masyarakat. yang sadar dan waspada akan bencana alam, contoh nya ialah FPRB di Desa Gadingharjo. Mereka selalu siap membantu masyarakat dalam hal kesiapsiagaan terhadap bencana, hal ini dilakukan karena Desa Gadingharjo salah satu desa rawan bencana dan sudah terbentuknya forum tersebut. 2. Gabungan Organisasi Wanita Peduli Bencana Melihat pentingnya pengetahuan tentang bencana, Srikandi-Srikandi Bantul yang tergabung dalam Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bantul berusaha meningkatkan ilmu tentang kebencanaan. Dalam pertemuan rutin yang dilaksanakan di Rumah Kampung, Bakalan, sebanyak 40 anggota GOW menjadikan moment tersebut untuk menggali dan berbagi ilmu tentang kebencanaan.
  • 33. 33 4.2. Peraturan Daerah Terkait Dalam Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Tsunami Peraturan Daerah Kabupaten bantul No 01 Tahun 2013 tentang Kesiapsiagaan dan Peringatan Dini dalam Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dimana dalam penyelenggaraannya Tanggung jawab Pemerintah Daerah pada pelaksanaan kesiapsiagaan dan peringatan dini dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dilakukan dengan cara : a. membentuk kelompok fungsional atau satuan tugas yang melaksanakan kesiapsiagaan dan peringatan dini;dan b. membangun sistem peringatan dini baik struktural maupun non struktural Untuk penyelenggaraan kesiapsiagaan dan peringatan dini Kepala Pelaksana BPBD membentuk kelompok fungsional atau satuan tugas yang disebut Pusdalops PB. a. Pusdalops PB bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana BPBD. b. Personalia pusdalops PB terdiri dari : 1. PNS; dan 2. Pegawai harian lepas c. Dalam upaya mendukung pelaksanaan kesiapsiagaan dan peringatan dini BPBD memberdayakan lembaga/organisasi yang sudah ada atau membentuk lembaga/organisasi di tingkat kecamatan dan atau desa. d. Mekanisme pembentukan dan peran serta lembaga/organisasi yang terlibat dalam pelaksanaan kesiapsiagaan dan peringatan dini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati Pusdalops PB bertugas : a. mencari dan/atau menerima informasi resmi mengenai kejadian Bencana dan potensi bencana dari Kementerian, Lembaga, Dinas, Instansi Pemerintah dan Lembaga-Lembaga resmi serta kontak person yang dipercaya; b. melakukan prosedur analisa atas data dan informasi yang diperoleh untuk selanjutnya melakukan pengambilan keputusan; c. meneruskan hasil pengambilan keputusan perlunya evakuasi atau tidak maupun tindakan lain yang perlu terhadap ancaman yang muncul kepada Bupati melalui Kepala Pelaksana BPBD; d. memberikan informasi dan arahan kepada masyarakat sesuai hasil pengambilan keputusan menggunakan peralatan-peralatan peringatan dini dan tata cara yang baku dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat; e. meneruskan hasil pengambilan keputusan perlunya evakuasi atau tidak terhadap ancaman yang muncul kepada institusi terkait lainnya untuk diteruskan kepada masyarakat; dan f. mengatur dan mengawasi penerapan sistem peringatan dini. g. Institusi terkait lainnya bertugas membantu menyebarluaskan informasi peringatan dini berdasarkan informasi dan arahan dari Pusdalops PB dan informasi dari lembaga pemerintah kepada masyarakat.
  • 34. 34 4.3. Mekanisme Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Tsunami Pemerintah menetapkan status darurat bencana sesaat setelah kejadian bencana atau satu jam setelah informasi tsunami dari BMKG, sesuai dengan SOP Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Tsunami. Penetapan status bencana tersebut diikuti dengan penunjukan Komandan Tanggap Darurat untuk melaksanakan komando tanggap darurat. Komandan Tanggap Darurat selanjutnya segera menyusun Rencana Operasi. Prosedur pelaksanaan Rencana Operasi Tanggap Darurat dilakukan melalui tahapan : Tahap 1 – Kejadian Bencana Tsunami  Keputusan untuk mengevakuasi warga masyarakat dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bantul berdasarkan peringatan dini tsunami yang diterima dari BMKG Pusat di Jakarta dan SOP pengambilan keputusan evakuasi  Tsunami dikonfirmasi telah terjadi di wilayah pesisir kabupaten Bantul  Tim Reaksi Cepat (TRC) melakukan kajian cepat dampak tsunami Tahap 2 – Penetapan Status Darurat  Bupati/Kepala Badan menerima laporan kejadian tsunami dan hasil penilaian cepat dampak bencana di wilayah terlanda tsunami  Berdasarkan pertimbangan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul dan hasil penilaian cepat TRC, Bupati/Kepala Badan menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana dengan mengeluarkan Surat Keputusan Status Tanggap Darurat Bencana Tsunami  Berdasarkan laporan skala dampak bencana, Bupati/Kepala Badan menunjuk Komandan Tanggap Darurat dengan mengeluarkan Surat Keputusan Penugasan dan Penunjukan Tahap 3 – Penyusunan Rencana Operasi Tanggap Darurat  Komandan Tanggap Darurat yang ditunjuk mengundang para Koordinator Klaster untuk rapat koordinasi menyusun Rencana Operasi Tanggap Darurat berdasarkan kebutuhan darurat dari laporan skala dampak bencana dan sumberdaya yang tertera dalam Rencana Kontinjensi  Komandan Tanggap Darurat bersama Koordinator Klaster mengembangkan Struktur Organisasi Tanggap Darurat (SKTD) sebagai pelaksana Rencana Operasi Tanggap Darurat yang disusun  Koordinator Klaster membuat Surat Pengaktivan Klaster untuk memobilisasi sumberdaya lembaga anggota klaster masing-masing Tahap 4 – Pelaksanaan Rencana Operasi Tanggap Darurat  Komandan Tanggap Darurat membuat Surat Perintah Opersai kepada seluruh Klaster  Lembaga anggota klaster melaksanakan tugas di bawah koordinasi masing-masing Koordinator Klaster  Pelaksanaan rapat koordinasi SKTD untuk memastikan operasi tanggap darurat
  • 35. 35 berjalan tepat sasaran, tepat waktu dan terkoordinasi  SKTD membuat laporan tertulis rutin kepada Bupati/Kepala Badan Tahap 5 – Pengakhiran Rencana Operasi Tanggap Darurat  Berdasarkan berakhirnya masa operasi tanggap darurat sesuai dengan Surat Keputusan Status Tanggap Darurat Bencana Tsunami dan penilaian di lapangan, operasi tanggap darurat dapat diakhiri (atau diperpanjang sesuai kesepakatan dan kebutuhan)  Keputusan tersebut dinyatakan dalam Surat Keputusan Bupati/Kepala Badan  SKTD dan Komandan Tanggap Darurat bersama jajarannya dibubarkan dengan Surat Keputusan oleh Bupati/Kepala Badan Gambar 10 Skema Pengambilan Keputusan Evakuasi 4.4. Sistem Informasi Kebencanaan Kabupaten Bantul Pemerintah Kabupaten Bantul saat ini telah mengembangkan sistem peringatan dini tsunami yang menghubungkan antara Pusdalops BPBD Kabupaten Bantul dengan Pusat Peringatan Dini Tsunami Nasional di BMKG di Jakarta dan dengan masyarakat di seluruh wilayah pesisir berisiko tsunami di Kabupaten Bantul. Berikut adalah butir-butir pengingat.
  • 36. 36 1) Sistem peringatan dini tsunami kabupaten Bantul merujuk pada kebijakan Pengambilan Keputusan Perintah Evakuasi oleh Pusdalos Bantul. 2) Peringatan dini tsunami bersumber pada alam berupa getaran gempa bumi, air laut surut, dll. 3) Peringatan dini tsunami resmi pemerintah daerah bersumber dari Pusdalops BPBD Kabupaten Bantul yang disebarluaskan kepada masyarakat melalui pengeras suara/sirine (EWS), dan dari pemerintah pusat melalui siaran Televisi, radio siaran, dll. 4) Peringatan dini tsunami bersumber dari atau berbasis masyarakat disebarluaskan melalui kenthongan, Handy Talky yang terhubung ke Jaring Komunikasi SAR Selatan-Selatan, RAPI dan ORARI. Skema Peringatan Dini Tsunami berikut menggambarkan Alur Peringatan Dini Tsunami di Kabupaten Bantul. Gambar 11 Skema Aliran Informasi Peringatan Dini Selain itu untuk Sarana Informasi dan Komunikasi, Kabupaten Bantul mempunyai Sistem Radio yang digunakan untuk komunikasi dengan semua pihak yang terkait untuk bersiap siaga apabila terjadi atau akan terjadi bencana. Dimana Pusdalops Kabupaten melakukan migrasi Warning Receiver System WRS dari DVB-Based Connection (One-way) ke IP-Based Connection (Two-ways) sebagai moda komunikasi untuk memperoleh informasi tentang gempa bumi, tsunami, cuaca dan sebagainya dari BMKG.
  • 37. 37 Berdasarkan pengalaman selama ini, dengan menggunakan fasilitas teknologi Warning Receiver System WRS dari DVB-Based Connection (One-way) tidak mampu memberikan konfirmasi balik ke BMKG secara otomatis jika informasi yang diberikan oleh BMKG tersebut telah diterima, sehingga memerlukan konfirmasi melalui sms yang diterima oleh petugas BMKG. Akan tetapi, dengan menggunakan moda baru kali ini konfirmasi tentang telah diterima atau tidak informasi dari BMKG dilakukan secara otomatis. Gambar 12 Rantai Komunikasi Peringatan Dini Tsunami Kabupaten Bantul 4.5. Pelatihan dan Sosialisasi 1. Pelatihan Penggunaan Perangkat Lunak dan Komunikasi Bergerak untuk Operator Pusdalops PB. Pelatihan ini diadakan di Hotel Saphir Yogyakarta dari tanggal 2 - 6 November 2010, dan diikuti oleh operator dari semua PUSDALOPS Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Materi yang disuguhkan dalam pelatihan kali adalah, bagaimana operator PUSDALOPS dapat menjalankan Komunikasi Bergerak (KOMODO) dan apklikasi On-line Daun (DISASTER ACTION UPDATE NETWORK) dan Sistem Informasi Manajemen Bencana (DMIS:Disaster Management Information System),dalam Pelatihan yang diadakan oleh Croix- Rouge Francaise (Palang Merah Perancis) ini diharapkan operator PUSDALOPS dapat melakukan manajemen informasi secara ONLINE, dan nantinya informasi yang telah disimpan secara
  • 38. 38 ONLINE dapat mendukung dengan adanya Proses Penanggulangan Bencana di seluruh wilayah Yogyakarta, yang meliputi 4 Kabupaten dan 1 kota madya. Sementara itu, dari Pusdalops Bantul mengirimkan peserta yaitu Nur Eta Efendi dan Hari Andana. Maksud dan tujuan dari pelatiha ini adalah memberikan pelatihan DAUN dan DMIS, sehingga dapat membantu para operator PUSDALOPS PB. 2. Pelatihan Disaster Management Pusdalops Provinsi DIY Pelatihan yang di adakan di Disaster Oasis, Kaliurang Km 21.5 ini diadakan selama 4 hari, mulai dari tanggal 19 – 22 Juni 2010. Penyelenggara dari acara ini adalah CRF( Palang Merah Perancis), PSMB UPN Veteran dan PMI dengan fasilitator Kesbangpollinmas Provinsi DIY. Peserta yang mengikuti acara pelatihan ini adalah dari Kesbangpollinmas Prov. DIY, Kesbangpollinmas Sleman, Kesbangpollinmas Kulon Progo, Kesbangpollinmas Bantul dan Kesbang pollimas Gunung Kidul serta SAR LINMAS PROV DIY, PMI PROV DIY, RAPI, PMI Kabupaten Bantul . Untuk Kantor Kesbangpollinmas Bantul sendiri mengirimkan 3 peserta. Peserta diharapkan dapat memperoleh dan memahami atas tujuan dari acara pelatihan ini. Mulai dari peserta mengetahui dan memahami tentang kebijakan PB, Peserta mengetahui dan memahami tentang Pembaharuan mendasar UU 24/2007 dan Peserta mampu menjelaskan sistem nasional PB dan lain seterusnya. Pemateri acara tersebut antara lain dari BNPB, PMI, CRF, PUS ESDM dan PSMB UPN veteran serta dari Kesbangpollinmas DIY. 3. Pelatihan Penanganan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul,, mengadakan pelatihan penanganan bencana yang diikuti oleh puluhan peserta yang terdiri dari Pemadam Kebakaran (PBK), Tim Reaksi Cepat (TRC), dan Search and Rescue (SAR). Kegiatan pelatihan pengoprasian perahu dilakukan tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kapasitas bagi petugas BPBD Kabupaten Bantul dalam penggunaan/ pengoprasian perahu karet sebagai salah satu peralatan Penanggulangan Bencan (PB), dengan demikian diharapkan dengan kegiatan tersebut dapat meningkatkan kemampuan SDM dan berperan aktif secara teknis dalam pengguna sarana evakuasi korban bencana di perairan. 4. Simulasi penanganan becana gempa bumi dan tsunami warga Kretek, Bantul simulasi penanganan becana gempa bumi dan tsunami warga Kretek, Bantul, yang diadakan pada 11-12 Desember 2010 simulasi yang dilangsungkan merupakan agenda Hospital and Community Preparedness for Disaster Management (HCPDM) bersama warga Bantul terutama masyarakat Kretek, tujuan utama dari diadakannya simulasi ini adalah untuk meningkatkan kapasitas tim DMC PKU Bantul dalam menangani bencana di lapangan, serta menciptakan kesiapsiagaan masyarakat dan memberikan pembelajaran langsung tentang prosedur evakuasi dan transportasi serta manajemen pendirian posko. Dalam simulasi tersebut RS PKU Bantul berkerjasama dengan, Polisi Kretek, Koramil Kretek, PMI Bantul, Puskesmas Kretek, BP PKU Muhammadiyah Parangtritis,
  • 39. 39 Relawan Siaga Bencana Muhammadiyah Kretek, Dinas Sosial, SAR Parangtrtitis, dan Relawan Muhammadiyah Srandakan. 5. Tsunami Drill Kantor Kesbangpollinmas bekerja sama dengan GTZ menyelenggarakan Tsunami drill. Acara tersebut yang diadakan pada tanggal 25 November 2010 di Pantai Samas, dengan melibatkan 3 Dusun, yaitu Dusun Ngepet, Karang anyar dan Tegal rejo. Ibu Bupati Bantul langsung terjun langsung di lapangan memimpin jalannya drill Tsunami tersebut. Salah satu tujuan diadakan Tsunami Drill ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapsiagaan masyarakat, aparat pemerintah daerah, serta personnel stakeholder terkait dalam menghadapi bencana gempabumi dan tsunami.