SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
Ratio Kontribusi Pengurangan Sampah
Ada dua bagian besar dalam pengelolaan sampah, yaitu pengurangan sampah dan penanganan
sampah. Pemerintah berharap warga dapat berpartisipasi aktif dalam pengeloalan sampah salah
satunya dengan melakukan pengurangan sampah yang mencakup tiga hal yaitu reduce, reuse, dan
recycle.
Ratio kontribusi pengurangan sampah dapat dihitung dengan rumus:
( )
100% = sempurna
80% - 99% = sangat baik
60% - 79% = baik
40% - 59% = cukup
20% - 39% = kurang
<20% = sangat kurang
Saat ini, mayoritas sampah rumah tangga adalah sampah organik, persentasenya rata-rata 50%
sampai 70%. Pada dasarnya semua sampah organik dapat dengan mudah dikembalikan ke alam
menjadi kompos, dengan gradasi waktu yang berbeda-beda. Sehingga ada yang memilih untuk tidak
mengkompos bahan-bahan seperti tulang, daging, dan biji buah-buahan yang keras seperti biji salak.
Namun dengan asumsi 50% sampah organik dapat dibuat menjadi kompos, artinya setiap rumah
mampu mengurangi sampahnya sebanyak 50% per hari.
Saya telah melakukan penelitian sederhana di beberapa rumah dengan data sbb:
Tanggal
Rumah 1 (3 orang) Rumah 2 (9 orang)
TOTAL
Organik Anorganik Subtotal Organik Anorganik Subtotal
1 April ‘16 0,3 0,3 3,15 3,15 3,45
2 April ‘16 0,45 0,15 0,6 3,75 3,75 4,35
3 April ‘16 0 0,3 0,3 2,9 2,9 3,2
4 April ‘16 0,5 0,2 0,7 3,9 1,15 5,05 5,75
5 April ‘16 0,25 0,4 0,65 4,05 4,05 4,7
6 April ‘16 0,2 0,15 0,35 4,25 4,25 4,6
7 April ‘16 0 0,1 0,1 2,05 2,05 2,15
8 April ‘16 0,45 0,45 2,45 2,45 2,9
9 April ‘16 0,7 0,5 1,2 3,4 2,2 5,6 6,8
TOTAL 2,85 1,8 4,65 29,9 3,35 33,25 37,9
*) satuan kg.
Kedua sampel telah melakukan proses pengurangan kompos dengan menggunakan metode
komposter. Sampel rumah 1 memproses seluruh sampah organiknya menjadi kompos. Sementara
sampel rumah 2, dari 29,9 kg hanya 22,6 kg saja yang dijadikan kompos.
Jika menggunakan kedua sampel tersebut, ratio pengurangan sampah di kedua rumah tersebut
menjadi:
( )
( )
Kedua sampel tersebut termasuk dalam kategori baik dalam berkontribusi mengurangi sampah
dengan cara recycle.
Idealnya setiap rumah tangga melakukan proses komposting. Dengan asumsi semua sampah organik
diproses menjadi kompos, artinya setiap rumah tangga dapat mengurangi setidak-tidaknya 50%-60%
sampahnya. Itu kondisi paling ideal.
Kendala Praktis
Mengolah sampah organik membutuhkan komitmen, terutama komitmen waktu. Sebelum
mengolah sampah menjadi kompos, sampah yang dihasilkan sebaiknya dicacah. Artinya butuh waktu
untuk mencacah. Setelah itu, sampah dimasukkan ke komposter. Setelah kompos matang, kompos
dikeluarkan dan diangin-anginkan sebelum kemudian digunakan. Saya katakan komitmen waktu
karena ada begitu banyak hal lain yang harus dilakukan selain waktu untuk mengolah sampah
menjadi kompos. Terutama “investasi” waktu untuk memanen kompos.
Meskipun seseorang peduli dan ingin, kendala praktis untuk berkomitmen menyediakan waktu perlu
lebih dari sekedar peduli dan ingin. Butuh niat dan idealisme. Pertanyaannya, berapa banyak orang
yang punya komitmen untuk melakukan hal tersebut? Kalau hanya ada, pasti ada. Tapi berapa
banyak?
Terkait komitmen waktu, saya sering menggunakan analogi mengenai budaya makan praktis
(instan). Contoh, kita tahu masyarakat perkotaan kebanyakan hanya punya sedikit waktu untuk
menyediakan sarapan di rumah. Bagi yang masih bersedia menyediakan makan di rumah, pilihan
sarapan praktis merupakan solusi. Makanan instan yang bisa siap sedia <5 menit. Sementara
sebagian lain memilih untuk membeli makanan jadi untuk sarapan. Bagaimana dengan mengolah
sampah? Prioritas makan, bagaimana pun pasti lebih tinggi daripada mengurus sampah. Jika untuk
prioritas tinggi saja, dibuat sederhana dan praktis, maka secara umum orang akan memilih
mengabaikan sampah bila itu menyulitkan.
Waktu
Secara alami memang semua bahan organik akan menjadi kompos secara otomatis dalam waktu 100
hari. Namun yang diharapkan adalah waktu proses yang lebih cepat. Apalagi bila sampah organik
yang dihasilkan per hari jumlahnya besar. Semakin lama proses pengomposan, semakin besar area
yang diperlukan untuk menumpuk sampah.
Untuk kasus sampah rumah tangga dari rumah, ada dua kendala terkait waktu. Pertama bahwa
sampah yang dihasilkan per hari hanya sekitar 0,5 kg per orang. Untuk membuat kompos, perlu
jumlah tertentu agar kompos bisa matang. Ada yang mengakali dengan mencampur dengan kompos
yang sudah jadi agar jumlahnya memenuhi kuota. Tetapi bila belum ada kompos, maka butuh
beberapa hari untuk mengumpulkan bahan baku kompos.
Bau dan Belatung
Idealnya, jika sampah yang diolah semua adalah bahan dari sayur dan buah, proses pembuatan
kompos tidak menimbulkan bau. Tetapi jika ada bahan yang mengandung protein hewani tinggi,
maka proses tersebut akan bau. Bahan apapun yang diolah, biasanya akan ada belatung, baik
belatung besar maupun belatung kecil. Tidak semua orang bersedia berkorban untuk “memelihara”
belatung. Memang, ketika suhu mulai tinggi, belatung akan mati perlahan. Tetapi pada masa antara,
pasti akan ada belatung.
Halaman
Tidak semua rumah punya halaman. Terlebih masyarakat perkotaan saat ini mulai bergeser
pemukimannya ke perumahan vertikal. Jika masyarakat perkotaan yang tinggal di apartemen atau
rumah susun dengan luas antara 18 m2
sampai 33 m2
, masih harus berbagi ruang dengan sebuah
komposter ber-“bau” dan ber-“belatung”
Solusi harus Praktis
Kesadaran memang penting dan perlu. Adanya kesadaran yang tinggi mendukung upaya pengelolaan
sampah menjadi lebih mudah. Namun sadar atau tidak sadar, mungkin harus dipisahkan dari
kesediaan untuk mengolah sampah. Perlu ada solusi di mana urusan pengolahan sampah harus
menjadi sebuah jasa service. Terutama bagi orang-orang yang minim waktu.
Paradigma pengelolaan sampah yang berlaku selama ini adalah paradigma kumpul-angkut-buang. Ini
tercermin dalam pola pelayanan dalam pengelolaan sampah, yang menitikberatkan pada
pemindahan sampah ari satu tempat ke tempat lain. Dari tempat timbulan sampah menuju ke
Tempat Pembuangan Akhir. Meskipun regulasi mulai menggeser paradigma “buang” menjadi
“proses” tapi hal tersebut belum dicerna oleh sistem yang ada saat ini. Sehingga Tempat
Pemrosesan Akhir Sampah masih diperlakukan sebagai Tempat Pembuangan Akhir Sampah.
Paradigma ini perlahan-lahan harus didukung dnegan perubahan infrastruktur yang menunjang
perubahan paradigma tersebut, misalnya mengubah TPA yang “open dumping” menjadi “sanitary
landfill”.
0o0o0
Sakura Pringgohardjoso
Email : sakura.pringgohardjoso@gmail.com

More Related Content

What's hot

Optimalisasi pemilahan sampah di sumber
Optimalisasi pemilahan sampah di sumberOptimalisasi pemilahan sampah di sumber
Optimalisasi pemilahan sampah di sumbersamson supeno
 
Proposal digester sampah megalab inovasi
Proposal digester sampah megalab inovasiProposal digester sampah megalab inovasi
Proposal digester sampah megalab inovasiYahyawan Triyana
 
Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.
Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.
Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.Ines Indrati
 
Pemanfaatan kotoran sapi
Pemanfaatan kotoran sapiPemanfaatan kotoran sapi
Pemanfaatan kotoran sapifauzan_elhusein
 
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...Nita_Arianty
 
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Rizki Gumilar
 
Pengolahan sampah di lingkungan sekitar
Pengolahan sampah di lingkungan sekitarPengolahan sampah di lingkungan sekitar
Pengolahan sampah di lingkungan sekitarAnjani Martiana
 

What's hot (13)

Optimalisasi pemilahan sampah di sumber
Optimalisasi pemilahan sampah di sumberOptimalisasi pemilahan sampah di sumber
Optimalisasi pemilahan sampah di sumber
 
Pencemaran limbah batilk
Pencemaran limbah batilkPencemaran limbah batilk
Pencemaran limbah batilk
 
Sampah2
Sampah2Sampah2
Sampah2
 
Proposal digester sampah megalab inovasi
Proposal digester sampah megalab inovasiProposal digester sampah megalab inovasi
Proposal digester sampah megalab inovasi
 
Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.
Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.
Pengolahan Sampah Berbasis Keluarga.
 
penanggulangan sampah
penanggulangan sampahpenanggulangan sampah
penanggulangan sampah
 
Kebersihan lingkungan
Kebersihan lingkunganKebersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan
 
Pemanfaatan kotoran sapi
Pemanfaatan kotoran sapiPemanfaatan kotoran sapi
Pemanfaatan kotoran sapi
 
perdes pengelolaan sampah
perdes pengelolaan sampahperdes pengelolaan sampah
perdes pengelolaan sampah
 
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGGANTI BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA YA...
 
Proposal mewujudkan kota bebas sampah
Proposal mewujudkan kota bebas sampahProposal mewujudkan kota bebas sampah
Proposal mewujudkan kota bebas sampah
 
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
Analisis penempatan ruang tempat pembuangan akhir (tpa)
 
Pengolahan sampah di lingkungan sekitar
Pengolahan sampah di lingkungan sekitarPengolahan sampah di lingkungan sekitar
Pengolahan sampah di lingkungan sekitar
 

Viewers also liked

DM kampány az egészségügyben
DM kampány az egészségügyben DM kampány az egészségügyben
DM kampány az egészségügyben Erzsébet Katona
 
PBE (Personal Brand Equity Presentation)
PBE (Personal Brand Equity Presentation)PBE (Personal Brand Equity Presentation)
PBE (Personal Brand Equity Presentation)Rachel Hooker
 
Duplicación calzada y autovía censurado fr si
Duplicación calzada y autovía censurado fr siDuplicación calzada y autovía censurado fr si
Duplicación calzada y autovía censurado fr siSierra Francisco Justo
 
Laxatives 131016093818-phpapp02
Laxatives 131016093818-phpapp02Laxatives 131016093818-phpapp02
Laxatives 131016093818-phpapp02SBCST
 
BeresJanos_-HUN CV
BeresJanos_-HUN CVBeresJanos_-HUN CV
BeresJanos_-HUN CVJ B
 
Problemes de mates
Problemes de matesProblemes de mates
Problemes de matesevacanals73
 
Empátiával a "különleges gyermekek" együttnevelése érdekében
Empátiával a "különleges gyermekek" együttnevelése érdekébenEmpátiával a "különleges gyermekek" együttnevelése érdekében
Empátiával a "különleges gyermekek" együttnevelése érdekébenErzsébet Katona
 
Az empátia nyelve az óvodában
Az empátia nyelve az óvodában Az empátia nyelve az óvodában
Az empátia nyelve az óvodában Erzsébet Katona
 
Hétköznapi empátia az óvodában
Hétköznapi empátia az óvodában Hétköznapi empátia az óvodában
Hétköznapi empátia az óvodában Erzsébet Katona
 
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupDampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupMEFI KARTIKASARI
 
Duplicación calzada y autovía censurado fr si
Duplicación calzada y autovía censurado fr siDuplicación calzada y autovía censurado fr si
Duplicación calzada y autovía censurado fr siSierra Francisco Justo
 
The autonomic nervous system
The autonomic nervous systemThe autonomic nervous system
The autonomic nervous systemChy Yong
 
The central nervous system
The central nervous systemThe central nervous system
The central nervous systemChy Yong
 
Adrenergic drugs - pharmacology
Adrenergic drugs - pharmacology Adrenergic drugs - pharmacology
Adrenergic drugs - pharmacology Areej Abu Hanieh
 
Pharmacology of the Respiratory System
Pharmacology of the Respiratory SystemPharmacology of the Respiratory System
Pharmacology of the Respiratory SystemGanapathy Tamilselvan
 
Adrenergic antagonists alpha and beta blockers
Adrenergic antagonists   alpha and beta blockersAdrenergic antagonists   alpha and beta blockers
Adrenergic antagonists alpha and beta blockersZulcaif Ahmad
 
Autonomic nervous system (1)
Autonomic nervous system (1)Autonomic nervous system (1)
Autonomic nervous system (1)Zulcaif Ahmad
 
Landfill leachate treatment
Landfill leachate treatmentLandfill leachate treatment
Landfill leachate treatmentJohn Pravin
 
PHARMA-ADRENERGIC AGONIST, ANTAGONIST, CHOLINERGIC AND ANTICHOLINERGIC AGENTS
PHARMA-ADRENERGIC AGONIST, ANTAGONIST, CHOLINERGIC AND ANTICHOLINERGIC AGENTSPHARMA-ADRENERGIC AGONIST, ANTAGONIST, CHOLINERGIC AND ANTICHOLINERGIC AGENTS
PHARMA-ADRENERGIC AGONIST, ANTAGONIST, CHOLINERGIC AND ANTICHOLINERGIC AGENTSLudy Mae Nalzaro,BSM,BSN,MN
 

Viewers also liked (20)

DM kampány az egészségügyben
DM kampány az egészségügyben DM kampány az egészségügyben
DM kampány az egészségügyben
 
PBE (Personal Brand Equity Presentation)
PBE (Personal Brand Equity Presentation)PBE (Personal Brand Equity Presentation)
PBE (Personal Brand Equity Presentation)
 
Duplicación calzada y autovía censurado fr si
Duplicación calzada y autovía censurado fr siDuplicación calzada y autovía censurado fr si
Duplicación calzada y autovía censurado fr si
 
Laxatives 131016093818-phpapp02
Laxatives 131016093818-phpapp02Laxatives 131016093818-phpapp02
Laxatives 131016093818-phpapp02
 
BeresJanos_-HUN CV
BeresJanos_-HUN CVBeresJanos_-HUN CV
BeresJanos_-HUN CV
 
Problemes de mates
Problemes de matesProblemes de mates
Problemes de mates
 
Empátiával a "különleges gyermekek" együttnevelése érdekében
Empátiával a "különleges gyermekek" együttnevelése érdekébenEmpátiával a "különleges gyermekek" együttnevelése érdekében
Empátiával a "különleges gyermekek" együttnevelése érdekében
 
Az empátia nyelve az óvodában
Az empátia nyelve az óvodában Az empátia nyelve az óvodában
Az empátia nyelve az óvodában
 
Hétköznapi empátia az óvodában
Hétköznapi empátia az óvodában Hétköznapi empátia az óvodában
Hétköznapi empátia az óvodában
 
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidupDampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
Dampak sampah plastik terhadap lingkungan hidup
 
Duplicación calzada y autovía censurado fr si
Duplicación calzada y autovía censurado fr siDuplicación calzada y autovía censurado fr si
Duplicación calzada y autovía censurado fr si
 
IVMS-CNS Depressants II /Drugs of Abuse IV-Ethanol
IVMS-CNS Depressants II /Drugs of Abuse IV-Ethanol IVMS-CNS Depressants II /Drugs of Abuse IV-Ethanol
IVMS-CNS Depressants II /Drugs of Abuse IV-Ethanol
 
The autonomic nervous system
The autonomic nervous systemThe autonomic nervous system
The autonomic nervous system
 
The central nervous system
The central nervous systemThe central nervous system
The central nervous system
 
Adrenergic drugs - pharmacology
Adrenergic drugs - pharmacology Adrenergic drugs - pharmacology
Adrenergic drugs - pharmacology
 
Pharmacology of the Respiratory System
Pharmacology of the Respiratory SystemPharmacology of the Respiratory System
Pharmacology of the Respiratory System
 
Adrenergic antagonists alpha and beta blockers
Adrenergic antagonists   alpha and beta blockersAdrenergic antagonists   alpha and beta blockers
Adrenergic antagonists alpha and beta blockers
 
Autonomic nervous system (1)
Autonomic nervous system (1)Autonomic nervous system (1)
Autonomic nervous system (1)
 
Landfill leachate treatment
Landfill leachate treatmentLandfill leachate treatment
Landfill leachate treatment
 
PHARMA-ADRENERGIC AGONIST, ANTAGONIST, CHOLINERGIC AND ANTICHOLINERGIC AGENTS
PHARMA-ADRENERGIC AGONIST, ANTAGONIST, CHOLINERGIC AND ANTICHOLINERGIC AGENTSPHARMA-ADRENERGIC AGONIST, ANTAGONIST, CHOLINERGIC AND ANTICHOLINERGIC AGENTS
PHARMA-ADRENERGIC AGONIST, ANTAGONIST, CHOLINERGIC AND ANTICHOLINERGIC AGENTS
 

Similar to Ratio kontribusi pengurangan sampah

Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganikPengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik'Dimas Keren
 
Tugas abl kelompok 3 sampah
Tugas abl kelompok 3 sampahTugas abl kelompok 3 sampah
Tugas abl kelompok 3 sampahGisheilla Putri
 
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...Oswar Mungkasa
 
Teknis pengolahan sampah organik dapur
Teknis pengolahan sampah organik dapur Teknis pengolahan sampah organik dapur
Teknis pengolahan sampah organik dapur Risca Ivo
 
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.pptPENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.pptLHKALPATARU
 
Felita Fermentasi Limbah Rumah Tangga REPUBLIK NGAPAK
Felita Fermentasi Limbah Rumah Tangga REPUBLIK NGAPAKFelita Fermentasi Limbah Rumah Tangga REPUBLIK NGAPAK
Felita Fermentasi Limbah Rumah Tangga REPUBLIK NGAPAKken setiawan
 
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsionalpengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsionalZuhriah As'ad
 
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R TUGAS KIMIA.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R TUGAS KIMIA.ppt6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R TUGAS KIMIA.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R TUGAS KIMIA.pptYabesHizkia1
 
Teknologi kompos untuk mengurangi sampah
Teknologi kompos untuk mengurangi sampahTeknologi kompos untuk mengurangi sampah
Teknologi kompos untuk mengurangi sampahhelmirizkullah
 
SAMPAH ORGANIK DAN MANFAATNYA BAGI MANUSIA
SAMPAH ORGANIK DAN MANFAATNYA BAGI MANUSIASAMPAH ORGANIK DAN MANFAATNYA BAGI MANUSIA
SAMPAH ORGANIK DAN MANFAATNYA BAGI MANUSIASutiahHanuji
 
Flipchart a4-modul-pelatihan-pengelolaan-sampah-berbasis-masyarakat-lores
Flipchart a4-modul-pelatihan-pengelolaan-sampah-berbasis-masyarakat-loresFlipchart a4-modul-pelatihan-pengelolaan-sampah-berbasis-masyarakat-lores
Flipchart a4-modul-pelatihan-pengelolaan-sampah-berbasis-masyarakat-loresSekretariat STBM
 
Pengelolaan sampah prinsip 4 r untuk jaga lingkungan
Pengelolaan sampah prinsip 4 r untuk jaga lingkunganPengelolaan sampah prinsip 4 r untuk jaga lingkungan
Pengelolaan sampah prinsip 4 r untuk jaga lingkunganAgus Tri
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposJuleha Usmad
 

Similar to Ratio kontribusi pengurangan sampah (20)

Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganikPengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
 
Tugas abl kelompok 3 sampah
Tugas abl kelompok 3 sampahTugas abl kelompok 3 sampah
Tugas abl kelompok 3 sampah
 
Kelola_sampah.pdf
Kelola_sampah.pdfKelola_sampah.pdf
Kelola_sampah.pdf
 
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
Pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri & produktif berbasis masyaraka...
 
Teknis pengolahan sampah organik dapur
Teknis pengolahan sampah organik dapur Teknis pengolahan sampah organik dapur
Teknis pengolahan sampah organik dapur
 
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.pptPENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
PENGOLAHAN-SAsdsadsadsadsaddsasMPAH-3R.ppt
 
Felita Fermentasi Limbah Rumah Tangga REPUBLIK NGAPAK
Felita Fermentasi Limbah Rumah Tangga REPUBLIK NGAPAKFelita Fermentasi Limbah Rumah Tangga REPUBLIK NGAPAK
Felita Fermentasi Limbah Rumah Tangga REPUBLIK NGAPAK
 
Paper
PaperPaper
Paper
 
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsionalpengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
pengolahan Limbah padat organik menjadi produk fungsional
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R TUGAS KIMIA.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R TUGAS KIMIA.ppt6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R TUGAS KIMIA.ppt
6-PENGOLAHAN-SAMPAH-3R TUGAS KIMIA.ppt
 
Teknologi kompos untuk mengurangi sampah
Teknologi kompos untuk mengurangi sampahTeknologi kompos untuk mengurangi sampah
Teknologi kompos untuk mengurangi sampah
 
SAMPAH ORGANIK DAN MANFAATNYA BAGI MANUSIA
SAMPAH ORGANIK DAN MANFAATNYA BAGI MANUSIASAMPAH ORGANIK DAN MANFAATNYA BAGI MANUSIA
SAMPAH ORGANIK DAN MANFAATNYA BAGI MANUSIA
 
Flipchart a4-modul-pelatihan-pengelolaan-sampah-berbasis-masyarakat-lores
Flipchart a4-modul-pelatihan-pengelolaan-sampah-berbasis-masyarakat-loresFlipchart a4-modul-pelatihan-pengelolaan-sampah-berbasis-masyarakat-lores
Flipchart a4-modul-pelatihan-pengelolaan-sampah-berbasis-masyarakat-lores
 
Permasalahan Sampah
Permasalahan SampahPermasalahan Sampah
Permasalahan Sampah
 
Inggris
InggrisInggris
Inggris
 
Pengelolaan sampah prinsip 4 r untuk jaga lingkungan
Pengelolaan sampah prinsip 4 r untuk jaga lingkunganPengelolaan sampah prinsip 4 r untuk jaga lingkungan
Pengelolaan sampah prinsip 4 r untuk jaga lingkungan
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi kompos
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 

Ratio kontribusi pengurangan sampah

  • 1. Ratio Kontribusi Pengurangan Sampah Ada dua bagian besar dalam pengelolaan sampah, yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pemerintah berharap warga dapat berpartisipasi aktif dalam pengeloalan sampah salah satunya dengan melakukan pengurangan sampah yang mencakup tiga hal yaitu reduce, reuse, dan recycle. Ratio kontribusi pengurangan sampah dapat dihitung dengan rumus: ( ) 100% = sempurna 80% - 99% = sangat baik 60% - 79% = baik 40% - 59% = cukup 20% - 39% = kurang <20% = sangat kurang Saat ini, mayoritas sampah rumah tangga adalah sampah organik, persentasenya rata-rata 50% sampai 70%. Pada dasarnya semua sampah organik dapat dengan mudah dikembalikan ke alam menjadi kompos, dengan gradasi waktu yang berbeda-beda. Sehingga ada yang memilih untuk tidak mengkompos bahan-bahan seperti tulang, daging, dan biji buah-buahan yang keras seperti biji salak. Namun dengan asumsi 50% sampah organik dapat dibuat menjadi kompos, artinya setiap rumah mampu mengurangi sampahnya sebanyak 50% per hari. Saya telah melakukan penelitian sederhana di beberapa rumah dengan data sbb: Tanggal Rumah 1 (3 orang) Rumah 2 (9 orang) TOTAL Organik Anorganik Subtotal Organik Anorganik Subtotal 1 April ‘16 0,3 0,3 3,15 3,15 3,45 2 April ‘16 0,45 0,15 0,6 3,75 3,75 4,35 3 April ‘16 0 0,3 0,3 2,9 2,9 3,2 4 April ‘16 0,5 0,2 0,7 3,9 1,15 5,05 5,75 5 April ‘16 0,25 0,4 0,65 4,05 4,05 4,7 6 April ‘16 0,2 0,15 0,35 4,25 4,25 4,6 7 April ‘16 0 0,1 0,1 2,05 2,05 2,15 8 April ‘16 0,45 0,45 2,45 2,45 2,9 9 April ‘16 0,7 0,5 1,2 3,4 2,2 5,6 6,8 TOTAL 2,85 1,8 4,65 29,9 3,35 33,25 37,9 *) satuan kg. Kedua sampel telah melakukan proses pengurangan kompos dengan menggunakan metode komposter. Sampel rumah 1 memproses seluruh sampah organiknya menjadi kompos. Sementara sampel rumah 2, dari 29,9 kg hanya 22,6 kg saja yang dijadikan kompos.
  • 2. Jika menggunakan kedua sampel tersebut, ratio pengurangan sampah di kedua rumah tersebut menjadi: ( ) ( ) Kedua sampel tersebut termasuk dalam kategori baik dalam berkontribusi mengurangi sampah dengan cara recycle. Idealnya setiap rumah tangga melakukan proses komposting. Dengan asumsi semua sampah organik diproses menjadi kompos, artinya setiap rumah tangga dapat mengurangi setidak-tidaknya 50%-60% sampahnya. Itu kondisi paling ideal. Kendala Praktis Mengolah sampah organik membutuhkan komitmen, terutama komitmen waktu. Sebelum mengolah sampah menjadi kompos, sampah yang dihasilkan sebaiknya dicacah. Artinya butuh waktu untuk mencacah. Setelah itu, sampah dimasukkan ke komposter. Setelah kompos matang, kompos dikeluarkan dan diangin-anginkan sebelum kemudian digunakan. Saya katakan komitmen waktu karena ada begitu banyak hal lain yang harus dilakukan selain waktu untuk mengolah sampah menjadi kompos. Terutama “investasi” waktu untuk memanen kompos. Meskipun seseorang peduli dan ingin, kendala praktis untuk berkomitmen menyediakan waktu perlu lebih dari sekedar peduli dan ingin. Butuh niat dan idealisme. Pertanyaannya, berapa banyak orang yang punya komitmen untuk melakukan hal tersebut? Kalau hanya ada, pasti ada. Tapi berapa banyak? Terkait komitmen waktu, saya sering menggunakan analogi mengenai budaya makan praktis (instan). Contoh, kita tahu masyarakat perkotaan kebanyakan hanya punya sedikit waktu untuk menyediakan sarapan di rumah. Bagi yang masih bersedia menyediakan makan di rumah, pilihan sarapan praktis merupakan solusi. Makanan instan yang bisa siap sedia <5 menit. Sementara sebagian lain memilih untuk membeli makanan jadi untuk sarapan. Bagaimana dengan mengolah sampah? Prioritas makan, bagaimana pun pasti lebih tinggi daripada mengurus sampah. Jika untuk prioritas tinggi saja, dibuat sederhana dan praktis, maka secara umum orang akan memilih mengabaikan sampah bila itu menyulitkan. Waktu Secara alami memang semua bahan organik akan menjadi kompos secara otomatis dalam waktu 100 hari. Namun yang diharapkan adalah waktu proses yang lebih cepat. Apalagi bila sampah organik yang dihasilkan per hari jumlahnya besar. Semakin lama proses pengomposan, semakin besar area yang diperlukan untuk menumpuk sampah.
  • 3. Untuk kasus sampah rumah tangga dari rumah, ada dua kendala terkait waktu. Pertama bahwa sampah yang dihasilkan per hari hanya sekitar 0,5 kg per orang. Untuk membuat kompos, perlu jumlah tertentu agar kompos bisa matang. Ada yang mengakali dengan mencampur dengan kompos yang sudah jadi agar jumlahnya memenuhi kuota. Tetapi bila belum ada kompos, maka butuh beberapa hari untuk mengumpulkan bahan baku kompos. Bau dan Belatung Idealnya, jika sampah yang diolah semua adalah bahan dari sayur dan buah, proses pembuatan kompos tidak menimbulkan bau. Tetapi jika ada bahan yang mengandung protein hewani tinggi, maka proses tersebut akan bau. Bahan apapun yang diolah, biasanya akan ada belatung, baik belatung besar maupun belatung kecil. Tidak semua orang bersedia berkorban untuk “memelihara” belatung. Memang, ketika suhu mulai tinggi, belatung akan mati perlahan. Tetapi pada masa antara, pasti akan ada belatung. Halaman Tidak semua rumah punya halaman. Terlebih masyarakat perkotaan saat ini mulai bergeser pemukimannya ke perumahan vertikal. Jika masyarakat perkotaan yang tinggal di apartemen atau rumah susun dengan luas antara 18 m2 sampai 33 m2 , masih harus berbagi ruang dengan sebuah komposter ber-“bau” dan ber-“belatung” Solusi harus Praktis Kesadaran memang penting dan perlu. Adanya kesadaran yang tinggi mendukung upaya pengelolaan sampah menjadi lebih mudah. Namun sadar atau tidak sadar, mungkin harus dipisahkan dari kesediaan untuk mengolah sampah. Perlu ada solusi di mana urusan pengolahan sampah harus menjadi sebuah jasa service. Terutama bagi orang-orang yang minim waktu. Paradigma pengelolaan sampah yang berlaku selama ini adalah paradigma kumpul-angkut-buang. Ini tercermin dalam pola pelayanan dalam pengelolaan sampah, yang menitikberatkan pada pemindahan sampah ari satu tempat ke tempat lain. Dari tempat timbulan sampah menuju ke Tempat Pembuangan Akhir. Meskipun regulasi mulai menggeser paradigma “buang” menjadi “proses” tapi hal tersebut belum dicerna oleh sistem yang ada saat ini. Sehingga Tempat Pemrosesan Akhir Sampah masih diperlakukan sebagai Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Paradigma ini perlahan-lahan harus didukung dnegan perubahan infrastruktur yang menunjang perubahan paradigma tersebut, misalnya mengubah TPA yang “open dumping” menjadi “sanitary landfill”. 0o0o0 Sakura Pringgohardjoso Email : sakura.pringgohardjoso@gmail.com