1. Minggu ke 8
KESESUAIAN LAHAN DAN KONSEP
DAYA DUKUNG LANSKAP
1
Prof. Hadi Susilo Arifin, Ph.D.
Dr. Nurhayati | Dr. Syartinilia | Dr. Kaswanto
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAPERTA – IPB UNIVERSITY
2. EVALUASI S.D. LAHAN (Lanskap)
tiga aspek: lahan, penggunaan, ekonomis
Membandingkan persyaratan yang diperlukan untuk penggunaan lahan
tertentu dengan sifat sumberdaya yang ada pada lahan (lanskap) tersebut
Diperlukan keterangan tentang berbagai aspek bio-fisik-kimiawi sesuai
dengan rencana peruntukan yang sedang dipertimbangkan
KESESUAIAN LAHAN
2
3. • Land cover: gambaran penutupan
permukaan bumi, seperti air, hutan,
tanaman lain, batuan terbuka, padang
pasir, struktur buatan manusia, dll.
• Land use: penggunaan lahan yang
terdiri dari beragam penutupan lahan,
seperti untuk grazing, hutan produksi,
pertanian, rekreasi, perikanan,
pemukiman, industri, dll.
Hal tersebut biasanya sulit diamati
hanya dari interpretasi foto udara, jadi
harus kombinasi dengan referensi
pengetahuan lokal & para ahli,
(deduksi & induksi), pengamatan
lapang, pengumpulan data yang
bersifat sekunder.
DEFINISI & TERMINOLOGI
3
Drawing Land Use Planning (courtesy of CIFOR)
4. • Survei (ITC-UNESCO) adalah keseluruhan urutan aktivitas dan proses yang mencakup
• formulasi tujuan (penetapan spesifikasi survei)
• prosedur perencanaan (perencanaan survei)
• implementasi (pelaksanaan survei)
• Implementasi survei mencakup
• pengumpulan data
• kompilasi data dan ekstraksi informasi
• presentasi informasi untuk tujuan pengumpulannya
• Survei penggunaan lahan (land use survey) adalah
• inventarisasi, klasifikasi dan pemetaan penggunaan saat ini atas lahan menurut
penutupan dan fungsinya dan
• analisis sebab dan alasan yang mendasari situasi penggunaan lahan saat ini dengan
cara studi dan survei, yang dengannya peta penggunaan/unit dapat digunakan
sebagai basis untuk pengambilan contoh secara berlapis (stratified sampling).
4
5. • Banyak ragam klasifikasi level survey, skala foto dan skala peta digunakan tergantung
dari perhatian disiplin yang ditekuni. Hubungan skala peta dan foto dengan level
survey dari ITC, sbb.:
• 1 : 75,000 - 1 : 500,000 (Reconnaissance surveys): f.u. dan citra satelite, area < 100,000
km2
• 1 : 25,000 - 1 : 75,000 (Semi-detailed surveys) : f.u. dan citra satelite u/ deleniasi l.u.,
area < 10,000 km2
• > 1 : 25,000 (Detailed surveys): hanya dengan foto udara, area < 1,000 km2
• < 1 : 500,000 (Exploratory surveys): dengan f.u., citra satelite (Landsat, Spot), area >
100,000 km2
LEVEL SURVEY DAN SKALA PETA
5
6. 1. Kesesuaian lahan diduga untuk jenis penggunaan yang spesifik
2. Evaluasi meliputi perbandingan input-input yang diperlukan dengan keuntungan
yang diperoleh
3. Diperlukan pendekatan multi-discipline
4. Evaluasi disusun dengan hal yang relevan terhadap kondisi bio-fisik, sosial dan
ekonomik suatu area (klimat, ketersedian labor, land tenure, pasar, dll)
5. Kesesuaian mengacu pada penggunaan fisik yang berkelanjutan
6. Evaluasi meliputi perbandingan lebih dari satu penggunaan pada setiap bidang
lahan.
PRINSIP DASAR DALAM EVALUASI LAHAN
6
7. LAND CHARACTERISTICS &
LAND MAPPING UNIT
1. Karakteristik Lahan: properties dari lahan yang membedakan unit klas lahan satu
dengan lainnya. Misal: derajat dan panjang lereng, CH, tekstur tanah, tipe tanah, tipe
vegetasi, dll.
2. Unit Pemetaan Lahan: unit klasifikasi spasial berdasarkan pendelinasian dari hasil
survey landform, jenis tanah dan vegetasi alami.
3. Kualitas Lahan: interaksi properties dari lahan yang mempengaruhi kesesuaian lahan
untuk penggunaan tertentu (misal: soil depth, soil fertility, salinity, rock outcrops, net
field water req., slope, field size, flooding, land development cost).
4. Landform: ciri-ciri lahan yang secara fisik terbentuk oleh proses alamiah yang
memiliki komposisi yang dapat ditetapkan dan rentang karakteristik fisik dan visual
yang terjadi di mana pun landform ditemukan (Way, 1973).
5. Land improvement: perubahan dalam kualitas lahan yang memperbaiki potensinya
untuk penggunaan lahan. Perbaikan lahan major dan minor dapat dibedakan (FAO).
7
8. KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN
Ada dua golongan dalam kesesuaian lahan:
S = Suitable (sesuai);
N = Not suitable (tidak sesuai)
Pemeringkatan kesuaian lahan (land suitability rating):
• S1 = Highly suitable (sangat sesuai);
• S2 = Moderately suitable (cukup sesuai);
• S3 = Marginally suitable (sesuai marginal).
8
9. KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN:
PLAYGROUND
Sifat Tanah Klas Kesesuai dan Faktor Penghambat
Baik Sedang Buruk
Drainase Tanah Cepat, agak cepat, baik &
agak baik. Air tanah lebih
dari 75 cm.
Agak baik dan agak
jelek. Air tanah lebih dari
50 cm.
Agak jelek, sangat jelek.
Air tanah kurang da-ri 50
cm
Bahaya banjir Tidak pernah Sekali dalam 2 tahun Lebih 1x dalam 2 tahun
Permeabilitas Sangat cepat,
sedang
Agak lambat,
lambat
Sangat lambat
Lereng 0-2 % 2-6 % > 6 %
Tekstur *) tanah
permukaan
lp,lph, lpsh, l, ld lli, llip, llid, pl lip, lid,li, p, pl, tanah
organik
Dalamnya batuan lebih dari 100cm 50-100 cm kurang dr 50 cm
Kerikil & kerakal (2 mm
- 25 cm)
0 % < 20 % > 20 %
Batu (>25 cm) 0 0.01 - 3 % > 3 %
Batuan (bedrock) 0 0.01- 0.1 % >0.1 %
9
10. KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN:
CAMPING GROUND
Sifat Tanah Klas Kesesuai dan Faktor Penghambat
Baik Sedang Buruk
Drainase Tanah Cepat, agak cepat, baik
dan agak baik. Air ta-nah
lebih dari 75 cm
Agak baik dan a-gak jelek.
Air tanah lebih dari 50 cm
Agak jelek, jelek, sangat jelek.
Air tanah kurang dari 50 cm
Banjir Tanpa Tanpa dlm musim kemah Banjir dlm musim kemah
Permeabilitas Sangat cepat, sedang Agak lambat,lambat Sangat lambat
Lereng 0 - 8 % 8 - 15 % > 15 %
Tekstur *) tanah
permukaan
lp,lph, lpsh, l, ld lli, llip, llid, pl, p (bukan
pasir lepas)
lip, lid, pasir lepas (mudah
terbang), organik
Kerikil & kerakal
(2 mm - 25 cm)
0 - 20 % 20 - 50 % > 50 %
Batu (>25 cm) 0 - 0.1 % 0.1 - 3 % > 3 %
Batuan (bedrock) 0.01 % 0.01- 0.1 % >0.1 %
10
11. KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN:
PICNIC AREA
Sifat Tanah Klas Kesesuai dan Faktor Penghambat
Baik Sedang Buruk
Drainase Tanah Cepat, agak cepat, baik dan
agak baik. Muka air tanah
lebih dari 75 cm.
Agak baik dan agak
jelek. Air tanah kurang
dari 50 cm.
Jelek, sangat jelek. Air tanah
kurang dari 50 cm sampai
dekat permukaan
Banjir Tanpa Banjir 1-2 kali selama
musim piknik
Banjir lebih 2 kali selama
musim piknik
Lereng 0 - 8 % 8 - 15 % > 15 %
Tekstur *) tanah
permukaan
lp,lph, lpsh, l, ld lli, llip, llid, pl, p (tidak
lepas)
lip, lid, li, p (lepas), organik
Kerikil & kerakal (2
mm - 25 cm)
0 - 20 % 20 - 50 % > 50 %
Batu (>25 cm) 0 - 3 % 3 - 15 % > 15 %
Batuan (bedrock) 0 - 0.1 % 0.1 - 3 % >3 %
11
12. KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN:
PATH & TRAIL
Sifat Tanah Klas Kesesuai dan Faktor Penghambat
Baik Sedang Buruk
Drainase Tanah Cepat, agak cepat, baik dan agak
baik. Muka air tanah lebih dari 50
cm.
Agak jelek. Muka air
tanah kurang dari
50 cm.
Jelek, sangat jelek. Air tanah
kurang dr 50 cm sering dekat
permukaan
Banjir Sekali setahun atau kurang 2 - 3 kali setahun Lebih dari 3 kali setahun
Lereng 0 - 15 % 15 - 25 % > 25 %
Tekstur *) tanah
permukaan
lp,lph, lpsh, l, ld lli, llip, llid, pl lip, lid, li, p, organik
Kerikil & kerakal
(2 mm - 25 cm)
0 - 20 % 20 - 50 % > 50 %
Batu & Batuan 0 - 0.1 % 0.1- 3 % >3 %
12
15. Pengertian Daya Dukung
1. Carrying capacity (daya dukung) adalah istilah yang digunakan untuk mengkuantifikasi
hubungan antara kualitas atraksi dan jumlah penggunaan yang diterima oleh atraksi itu.
2. Daya dukung merupakan istilah manajemen yang bergantung pada tujuan manajemen
untuk kawasan (area) tersebut.
3. Tujuan manajemen adalah bagian dari konsep daya dukung karena menentukan
tujuan yang untuknya kawasan dikelola
4. Tujuan manajemen mencerminkan level kualitas yang diinginkan dari atraksi dan oleh
karenanya menentukan panduan bagi ekspektasi pengguna.
Daya dukung adalah konsep dasar di dalam pengelolaan lanskap dan sumberdaya alam
yang merupakan batas penggunaan suatu area yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
alami untuk daya tahan terhadap lingkungan, misalnya makanan, tempat berlindung
atau air.
Daya dukung adalah kemampuan suatu habitat untuk mendukung sejumlah individu
pada satu rentang waktu
DD = f {Luas Area, Jumlah Individu, Waktu} = f {A, P, T}
15
16. • Daya dukung area rekreasi adalah kemampuan suatu areal untuk menampung jumlah
pengunjung tanpa merubah kualitas rekreasi dan lingkungannya.
• Daya dukung pengunjung wisata alam adalah kemampuan bentuk obyek dan kegiatan
memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan tata lingkungannya untuk menampung
pengunjung dalam satuan tertentu yang dibatasi waktu.
• Absolute carrying capacity (daya dukung absolut) tidak ada untuk kawasan rekreasi.
• Optimum recreation carrying capacity (daya dukung rekreasi optimum) menunjukkan
jumlah penggunaan untuk rekreasi yang dipertahankan oleh suatu kawasan selama periode
waktu tertentu dan menyediakan perlindungan sumber daya dan kepuasan pengguna yang
paling memadai.
• Physical carrying capacity (daya dukung fisik) & social carrying capacity (daya dukung
sosial) dipertimbangkan bersama-sama dengan tujuan manajemen dalam menentukan
daya dukung optimum.
16
17. • Karakter Tapak: area dan konfigurasinya, panjang musim, iklim,
elevasi, drainase permukaan, tanah, vegetasi, detail topografi,
kenyamanan tapak.
• Pengelolaan: pengendalian perilaku antisosial, perlakuan air,
irigasi, pelayanan pengunjung, pemupukan, pengendalian
serangga, penanganan sampah.
• Sosial/Psikologis: harapan, pengalaman, kompatibilitas aktivitas,
demografi populasi pengguna
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan
The Optimum Carrying Capacity dari Atraksi Rekreasi
17
18. PARAMETER DAYA DUKUNG
1. Fisik: jenis tanah, air, topografi, iklim, penyediaan sarana
2. Biologis: flora, fauna, komunitas
3. Perilaku pengguna: persepsi dan kebiasaan pengunjung/ pengguna, vandalisme
4. Pengelolaan: status penggunaan lanskap, jumlah petugas/ pengelola/pemelihara
1. Menggambarkan kemampuan fisik-biologis lanskap untuk menahan penggunaan di
atasnya. Dampak penggunaan akan mempengaruhi vegetasi, sistem air dan tanah,
satwa liar dan lain-lain.
2. Memperlihatkan jumlah dari penggunaan yang konsisten dengan beberapa ukuran
secara kualitatif di dalam pengalaman rekreasional. Dampak dari peningkatan
penggunaan menyebabkan konflik sosial dan berpengaruh pada kenyamanan.
Daya Dukung Digunakan Untuk
18
19. FORMULA Kebutuhan Areal Rekreasi:
Keterangan:
• y : luas area yang dibutuhkan dalam acre
• D : Demand aktivitas (jumlah pengunjung)
• A : Area/orang (dalam feet kuadrat)
• CD : Capacity days (jumlah hari rekreasi/tahun)
• TF : Turnover factor, berenang (1.5); piknik
(1.5); bersampan (2.0); berkemah (1.0).
• 43,560: Konstanta
y = D x A
CD x TF x 43,560
19
20. Kriteria Daya Dukung Wisata Alam
Jenis Penggunaan Satuan
Pengunjung
(orang/kel)
Area Keterangan
Berkemah 1-5 16 m2 Pada lokasi bumi perkemahan
Mendaki 1-5 20 m Panjang jalan trail dibanding kriteria = jumlah
pendaki yang dapat ditampung; sebaiknya setiap
50 pendaki satu pengawas
Rekreasi santai menikmati
alam terbuka
1 10 m2
Rekreasi pantai/ mandi
berenang
1 25 m2
Memancing 1 10 m2
Photo Hunting 1 1 ha
Menyelam 2 0.25 ha
Snorkling 1 10 m2
Semedi/Ziarah 1-5 4 m2
Bersampan 1-4 1 sampan
Berselancar 1 100 m2
Rekreasi gua 1-10 1 gua
Pendidikan dan penelitian jenis tergantung
tujuan
20
21. ENVIRONMENTAL BIOLOGICAL LAND USE PRINCIPLE
Merupakan azas dalam
memperbaiki keadaan
ekosistem semula menjadi
ekosistem baru untuk
memperoleh manfaat yang
lebih baik tanpa
mengabaikan faktor-faktor
lingkungan yang ada.
21
22. Sampai Jumpa di Minggu Depan
hsarifin@apps.ipb.ac.id
@hadisusiloarifin
@dedhsa
@hadisusiloarifin
hadi susilo arifin
22