Tunjangan profesi guru bertujuan meningkatkan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan kinerja, kemampuan, dan kreativitas guru. Guru yang menerima tunjangan akan lebih profesional dalam mengajar, seperti persiapan pembelajaran yang matang dan evaluasi yang tepat. Tunjangan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi guru melalui pendidikan lanjutan, sehingga mutu pendidikan akan meningkat.
Tunjangan Profesi Guru Meningkatkan Mutu Pendidikan
1. Tunjangan Profesi Guru Meningkatkan Mutu Pendidikan ?
Rosid Tamami, S.Pd*
Banyak ungkapan dan pertanyaan benarkah Tunjangan Profesi Guru atau
kita biasa menyebut dengan sertifikasi bisa meningkatkan kualitas pendidikan.
Seharusnya sebagai seorang guru kita harus menjawab dengan tegas “Ya”,
Tunjangan Profesi Guru akan meningkatkan kualitas dunia pendidikan, kenapa
karena dengan diberikannya tunjangan profesi kepada guru maka kinerja,
kemampuan dan kreatifitas guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar
dikelas akan menjadi sangat baik sehingga proses belajar mengajar dikelas
menjadi lebih berkualitas yang secara langsung berimplikasi membaiknya kualitas
pendidikan.
Guru yang sudah mendapat tunjangan profesi akan meningkat kinerjanya,
tidak pernah meninggalkan tugas dikelas apalagi bolos kerja, datang ke sekolah
lebih pagi dan pulang lebih siang dari siswa. Tidak pernah menunda masuk kelas
dengan terlebih dulu ngobrol-ngobrol dengan sesama guru diluar kelas atau di
tempat parkir untuk sekadar membandingkan harga mobilnya sehingga
membuang waktu mengajar. Guru yang sudah menerima tunjangan profesi selalu
membuat persiapan sebelum mengajar, menyusun sekenario pembelajaran,
merancang media pembelajaran dan lembar kerja siswa. Guru profesioanal akan
mengadakan evaluasi dengan benar dan membuat analisis hasil ulangan untuk
ditentukan apakah diperlukan kegiatan remedial dan pengayaan.
Guru yang sudah mendapat tunjangan profesi akan meningkatkan
kompetensi substansi yang dimilikinya, karena tunjangan yang didapat sebagian
akan disisihkan untuk membeli buku untuk sumber belajar, mendesain media
2. pembelajaran mengikuti seminar tentang pendidikan, membeli perangkat
komputer/laptop dan membayar langganan internet, sehingga kemampuan guru
secara substansi ataupun paedagogiek akan meningkat yang tentunya akan
berimplikasi kepada peningkatan kualitas pendidikan.
Secara empirik apakah kondisi seperti diatas sudah terjadi pada guru-guru
di Indonesia, kita harus kontemplasi dan mau otokritik apakah sudah melakukan
semua itu, jika sudah harus terus kita tingkatkan jika belum harus dimulai saat ini
juga.
Tunjangan Profesi Guru merupakan amanat Undang-Undang Guru dan
Dosen yang harus kita jalankan. Tujuan ditetapkan undang-undang ini untuk
meningkatkan kualitas dan kompetensi guru dengan tujuan akhir untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dengan implikasi jangka panjang peningkatan
kualitas sumber daya manusia Indonesia. Kalau guru tidak mau melakukan semua
itu maka yang terjadi amanat undang-undang itu hanya akan berhasil disatu sisi
yaitu meningkatkan kesejahteraan guru saja sedangkan amanat yang lain yaitu
peningkatan kualitas guru dan mutu pendidikan tidak akan tercapai.
Tunjangan profesi sudah memberikan tambahan finansial yang layak
diatas kebutuhan standart minimal. Sebuah gambaran penghasilan yang diterima
seorang guru PNS golongan 3 C masa kerja 6 tahun adalah sebagai berikut :
1. Gaji Pokok + Tunjangan Rutin = 3.200.000,-
2. Tunjangan Profesi = 2.600.000,-
3. Tunjangan Uang Makan = 500.000,-
Penghasilan yang diterima setiap bulan rata-rata 6.100.000 kalau ini kita bagi
empat maka gaji tiap minggu adalah 1.525.000, jika guru tersebut masuk selama
3. enam hari mulai jam tujuh sampai jam satu maka dia akan mendapat gaji lebih
dari 250.000,- setiap harinya, jika dihitung berdasar jam mengajar 24 JP tiap
minggu maka gaji setiap 1 JP (40 menit) adalah 63.500, sebuah angka yang
“fantastis”.
Dengan penghasilan sebesar itu apakah masih “pantas” bagi guru untuk
bekerja/mengajar dengan ala kadarnya sekadar masuk kelas dan memberi tugas,
apalagi sering meninggalkan tugas dengan alasan yang tidak logis. Tentu jika
masih ada guru yang melakukan hal tersebut bukanlah suatu perbuatan yang
bijaksana.
Banyak pengamat dan kalangan diluar guru yang memandang dengan
pesimis manfaat adanya tunjangan profesi guru bahkan beropini agar tunjangan
ini dihapus. Sebagai guru kita tidak boleh marah, sebaliknya opini ini harus kita
jawab dengan cerdas yaitu dengan meningkatkan profesionalisme, kinerja dan
semangat mengajar untuk membangun dan mempersiapkan generasi masa depan
Indonesia. Jika semua guru di Indonesia dengan sadar mengerti esensi dari adanya
tunjangan profesi guru adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan peningkatan
sumber daya manusia masa depan, maka amanat dari UU Guru dan Dosen akan
tercapai.
Sehingga semua akan berjalan seiring dengan harmonis yaitu guru-guru
akan mendapatkan penghargaan finansial yang layak ditunjukkan dengan kualitas
kehidupan pribadinya yang sejahtera dan kualitas pendidikan Indonesia akan
semakin baik yang akan berimplikasi kemajuan Indonesia masa depan karena
akan lahir dan berkembang generasi-generasi emas Indonesia. semoga…….