2. RADIO vs. TELEVISI
RADIO TELEVISI
Ketajaman penetrasi : memiliki
sinyal kuat, segmented
Adanya pemilahan area siaran
(zoning) dan jaringan kerja
(networking) yang mengefektifkan
penjangkauan masyarakat
Informal, bersifat pribadi,
interpersonal, interaktif
Formal, bersifat umum, satu arah
Imajinatif : dengan suara manusia,
musik, dan sound effect “theatre
of mind”
Kesan realistik : audio visual
Tidak memerlukan perhatian
terfokus : bisa didengarkan sambil
melakukan aktifitas lain
lebih tanggap : ditonton dalam
suasana santai, rekreatif
3. Brief History
Penemuan teknologi komunikasi terpenting setelah mesin cetak.
Televisi mengubah kultur. Mengubah relasi dengan buku, majalah, film dan
radio.
Tokoh Pengembang Televisi
Paul Nipkow (1884), ilmuwan Rusia tinggal di Berlin, mengembangkan alat
pengirim sinyal elektrik pertama yang dapat dilihat manusia.
Vladimir Zworykin (1923), imigran Rusia tinggal di Pitssburgh,
mengembangkan tabung iconoscope, tabung kamera televisi pertama.
Selanjutnya, bersama David Sarnoff (1929) mengembangkan kinescope,
tabung kamera yg lebih baik.
Pd waktu yg hampis sama Philo Farnsworth mengembangkan sistem televisi
elektronik (1927), pd umur 20, dgn melakukan demonstrasi
4. Sejarah Televisi
Marvin Middlemark (1919-1989): penemu antena, 1956, NY, penguat
penerimaan sinyal tv, membuat tv semakin booming pd 1960an
Peter Goldmark: 1946 memperkenalkan tv berwarna, digunakan pd
1949 di rs atlantic city menayangkan proses operasi
5. 1950an
Di AS, pada 1952, 108 stasiun melakukan siaran pada 17 juta pemilik televisi
Di akhir dekade, terdapat 559 stasium, dan hampir 90% rumah memiliki
televisi.
Konten merupakan pengembangan dari radio, variety, sitcom, drama, opera
sabun, kuis, talk show.
Format documenter membuat jurnalisme penyiar menjadi lebih kuat
Coaxial cable dan microwave relay membuat televisi dapat mendistribusikan
programnya pada 1951 ke seluruh AS.
6. Sistem industri
Awalnya, jaringan hanya menjadi broker, menjual airtime dan distribusi.
Hanya memproduksi siaran berita dan olahraga, menerima agensi luar untuk
menyiarkan program. Ahensi iklan, misalnya, dapat mengangkat PH untuk
memproduksi program untuk kliennya. Klien tersebut kemudian menjadi
sponsornya. Ahensi kemudian membayar pada jaringan untuk menyiarkan
program tersebut secara nasional.
Sekarang, disbanding menjual blocking time kpada ahensi atau sponsor,
jaringan membayar konten yang mereka udarakan melalui penjualan spot
iklan (60 second).
Efeknya: berakhirnya era emas televisi. Ketika sponsor setuju untuk membuat
program maka mereka memberikan permintaan akan program berkualitas.
Spot hanya focus pada berapa jumlah penonton yang tertarik.
7. Rating Nielsen
Ac Nielsen awalnya merupakan perusahaan product-testing (1923)
Pada 1936 mulai melakukan riset pasar, kemudian rating radio. Rating televisi
dimulai pada 1950.
Sistem: Nielsen memilih 15000 RT sebagai representasi seluruh audiens.
Kemudian Nielsen menggunakan peoplemeter untuk merekam data atas apa
yang audiens tonton. Rekaman informasi kemudian dikirim melalui saluran
telpon. Perusahaan dapat menentukan program apa yg ditonton, siapa yg
menonton, dan berapa lama waktu yg dihabiskan setiap penonton.
Nielsen juga mengadakan survey diary 4 kali setahun (Februari, Mei, Juli dan
November). Penonton diminta menuliskan apa yg mereka tonton dan siapa yg
menontonnya. Kombinasi data dari people meter dan survey ini membantu
stasiun menentukan rate iklan 3 bulan ke depan.
8. Mengukur rating TV
Mengukur data penonton hampir sama dgn radio.
Dilakukan oleh Nielsen Media Research menggunakan perangkat PeopleMeter
Rating:
Jumlah RT yg menonton program
Jumlah RT potensial memiliki TV
Share:
Jumlah RT yg menonton program
Jumlah RT yg menonton TV pd waktu tertentu
10. TVR TV A
= 3.000 / 10.000
= 30%
TVR TV B
= 2.500 / 10.000
= 25%
TVR TV C
= 100 / 10.000
= 1%
TV A
30%
TV B
25%
TV C
1%
TOTAL TVR
56%
Total TVR adalah PROSENTASE JUMLAH PENONTON SUATU PROGRAM dibandingkan JUMLAH
PENONTON yang memiliki televisi saat itu.
ILUSTRASI
10.000
PENONTON POTENSIAL = 10.000
JUMLAH PENONTON
TV A = 3000
TV B = 2500
TV C = 100
TOTAL = 5600
11. TVS TV A
= 3.000 / 5.600
= 53.6%
TVS TV B
= 2.500 / 5.600
= 44.6%
TVS TV C
= 100 / 5.600
= 1.8%
TV A
3000
TV B
2500
TV C
100
10.000
PENONTON POTENSIAL = 10.000
JUMLAH PENONTON
TV A = 3000
TV B = 2500
TV C = 100
TOTAL = 5600
ILUSTRASI
TVS adalah PROSENTASE JUMLAH PENONTON suatu program dibandingkan JUMLAH TOTAL
PENONTON yang menonton televisi saat itu.
12. TV sebagai medium iklan
Di AS, rata2 RT menonton TV per hari adalah 8 jam 11 menit. Pria
menghabiskan rata2 4 jam 31 menit, Wanita 5 jam 17 menit, anak2 4 jam 32
menit
Pada 2006, pendapatan dari iklan sebesar 75,7 milyar USD, atau 43,7% dari
seluruh pengluaran iklan di AS
13. Tren konvergensi
VCR (Video Cassette Recorders) dikenalkan pada 1976, dimulainya era rental
dan pembelian video dan alat pemutarnya.
DVD (Digital Video Disc) dikenalkan pada 1996 beserta DVD playernya, bisa
subtitle beberapa bahasa, mencari scene spesifik, informasi mengenai
produksi dan personilnya, termasuk beberapa scene yg tidak ada di versi
teater.
DVR (Digital Video Recorder), dikenalkan pada 1999 oleh Philips menggunakan
TiVo. Menggunakan digital software, penonton dapat me-rewind program,
merekam hanya dengan menyebutkan judul atau nama actor.
Digital TV, menggunakan digital receivers, memungkinkan format konten yg
banyak (multiple channels) pada satu spectrum space. Namun terdapat
konflik dengan penggunaan HDTV.
14. Emerging Trends/Tren Saat Ini
Audience segmentation
Convergence
Increased audience control
Multiple platforms
User-generated content
Mobile media
16. Audience segmentation
Audiens media menjadi kurang ‘massa’ dan lebih selektif
Pertumbuhan jumlah stasiun televisi membuat audiens semakin
tersegmentasi. (Dahulu TVRI penguasa, sekarang korporasi)
Penyebab:
waktu menjadi komoditas langka (komuter, bekerja, mengasuh anak) sehingga
audiens lebih memilih konten sesuai minat/ketertarikan
17. Penyebab:
Banyak media alternatif (TV kabel, TV internet, youtube)
Perubahan kebijakan pengiklan: dari target massa menjadi target market tertentu.
(Cth: tupperware she can)
Komunikasi massa masih berlaku?
Jangkauan audiens masih besar. Cth: TV korporasi
Potensi masih ada: “the right message in the right medium”. Cth: Idol, Dai Muda
18. Convergence
Proses muncul bersamaan atau bersatu dalam fokus yang sama
Corporate convergence, berawal dari sinergi (studio film dan tv kabel: Fox,
Warner).
Operational convergence, beberapa jenis media menggabungkan operasi
mereka dalam satu departemen operasional (rcti, okezone.com, sindo; tvone,
vivanews.com)
Device convergence, kombinasi dua/tiga perangkat dalam satu alat (iPhone:
telepon, pemutar MP3, kamera, dan terhubung dgn internet)
19. Increased audience control
Audiens semakin memiliki kekuasaan pada apa yang ingin mereka lihat.
Tren terbaru: Digital video recordings (DVRs) seperti TiVo (dapat mem-pause
siaran langsung, FF iklan).
Konsumsi berita: selain tv jaringan, ada tv kabel, situs internet, dan portal
internet seperti Google. Intinya: audiens tidak tergantung pada satu sumber
berita
20. Multiple platforms
Jargon “Everything. Everywhere”. Upaya perusahaan media beradaptasi
dengan perubahan teknologi media
Strategi: membuat konten tersedia kepada audiens menggunakan beberapa
platform/perangkat.
Cth: live myTrans di iPad
21. User-generated content
UGC atau peer-production menjadi fenomena. Cth: Youtube (diakuisisi Google
1,65 milyar USD), Flickr (diakuisisi Yahoo! 30 juta USD, Wikipedia, dan 40 juta
blogger
Sebuah TV di San Francisco memecat semua staf berita dan hanya bergantung
pada berita yg dikirimkan audiensnya. Citizen journalism
Thx to: kamera digital yg semakin murah, user-friendly technology.
Perubahan paradigma dari Web 1.0 (perusahaan, tiras, downloading) menjadi
Web 2.0 (komunitas, masyarakat, uploading)
22. Mobile media
Mobile media menjadi tren baru media massa
Dua Layar Utama “main-screen” Tradisional: Televisi dan Komputer.
Bergabung layar2 kecil: cellphone, iPod, tablet.
23. Literasi Media
Saat ini, TV menjadi sumber utama pencarian berita. Namun perlu disadari,
unsur jurnalisme dan show (drama) dalam menarik perhatian penonton.
Stasiun memiliki kewajiban menyampaikan informasi yang benar dan akurat
ke public. Di sisi lain, stasiun juga harus menarik banyak penonton sehingga
dapat menarik iklan (pendapatan)
Mampu menganalisa konten, kepentingan public atau profit. Penggunaan
stimulasi visual utk menarik penonton. Mengetahui siapa di balik berita.
Produser harus menjaga dua kepentingan public dan profit.