1. 1. PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA MUTU SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI
KINERJA PERUSAHAAN BAJA JAKARTA
2. ANALISIS BIAYA DIFFERENSIAL DALAM RANGKA MENERIMA ATAU MENOLAK
PESANAN KHUSUS PADA PT. TOP BANDUNG
3. PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF
PENGENDALIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PERUSAHAAN MIE SURABAYA
4. Analisis Lending Rate Metode Cost Plus Pricing Berdasarkan Biaya Dana Rata-rata
Tertimbang (Studi Kasus di PD BPR Bank Pasar Kabupaten Sukabumi)
5. PENGENDALIAN BIAYA STRATEGIK PADA PT INDAH BANTEN
2. TUGAS RISET AKUNTNSIJurnal akuntansi biaya
Indah Kiki Lestari
20207557/3EB13
Jurnal akuntansi biaya
ANALISIS PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP HARGA POKOK PRODUKSI PADA C.V DAMAR
BAYU
ABSTRAKS
Dalam perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba atau keuntungan, persediaan merupakan
salah satu hal pokok yang harus diperhatikan dan merupakan salah satu factor penunjang yang
sangat penting. Untuk menentukan nilai persediaan akhir terrdapat 4 metode yaitu (1) Specific
Identification Method; (2) Avarage Method; (3) FIFO Method; (4) LIFO Method. Kesimpulan yang
diperoleh atas penelitian yang telah dilakukan oleh penulis adalah Metode yang digunakan
perusahaan dalam penilaian persediaan adalah metode FIFO dan metode pencatatan yang dilakukan
perusahaan adalah metode perpetual. Penulis menilai bahwa perusahaan sudah tepat dalam
pemilihan metode fifo karena metode ini merupakan metode yang sesuai sebab harga pokok
persediaan akan dibebankan sesuai urutan terjadinya transaksi dengan menggunakan metode fifo
maka laba yang dihasilkan akan lebih besar dan nilai persediaan dinilai menurut harga pokok
sekarang sehingga disaat harga barang cenderung naik turun, nilai persediaan akhir akan tetap
konsisten seperti awal dan tidak ada kemungkinan terjadinya manipulasi. Selain itu juga memperkecil
biaya pemeliharaan gudang, produk tidak cepat rusak dan barang yang lebih dahulu masuk lebih
dahulu keluar. selain itu penilaian persediaan barang dagangan mempunyai peranan penting dalam
menentukan harga pokok perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap laba yang akan diterima
oleh perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia usaha terdapat banyak perusahaan manufaktur atau jasa yang menghasilkan atau
memproduksi barang atau jasa yang sama atau sejenis dengan perusahaan lain. Adanya persamaan
jenis produk yang dihasilkan menimbulkan persaingan yang tajam diantara perusahaan manufaktur
tersebut. Mereka bersaing untuk memperoleh konsumen atau pelanggan sebanyak – banyaknya dan
mendapatkan pasar seluas – luasnya. Banyaknya persaingan antara perusahaan memacu tiap – tiap
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan seefektif dan seefisien mungkin baik dalam bidang
manajemen maupun produksinya.
Persediaan sangat penting artinya bagi perusahaan dagang karena biasanya akan memiliki porsi
yang lebih besar daripada aktiva lancar yang lain. Pengelolaan persediaan sangat penting dalam
upaya menjaga kestabilan jumlah persediaan. Persediaan dijaga agar tidak terlalu rendah dan tidak
terlalu tinggi kuantitasnya. Persediaan yang terlalu rendah akan berbahaya dalam kaitannya dengan
pesanan konsumen yang tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan. Persediaan yang terlalu tinggi juga
tidak baik karena menyebabkan penimbunan dan biaya penyimpanan menjadi tinggi dan
menunjukkan perputaran ( Turn Over ) persediaan yang rendah. Salah satu usaha perusahaan
bidang produksi adalah penggunaan bahan baku yang efektif. Salah satunya adalah pengelolaan
bahan baku untuk persediaan.
Setiap perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur, selalu memerlukan persediaan bahan
baku. Tanpa adanya persediaan bahan baku, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko
perusahaannya pada sewaktu – waktu tidak dapat memenuhi keinginan para langganannya.
Hal ini bisa saja terjadi karena tidak selamanya barang – barang atau jasa – jasa tersedia pada setiap
saat, yang berarti pula bahwa pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan
yang seharusnya didapat. Jadi persediaan bahan baku sangat penting bagi setiap perusahaan baik
3. yang menghasilkan barang ataupun jasa.
Persediaan bahan baku diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut
terjamin kelancarannya. Dengan demikian perlu diusahakan keuntungan yang diperoleh lebih besar
dari biaya – biaya yang dibutuhkan.
Persediaan adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang – barang milik perusahaan dengan
maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang – barang yang
masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu
penggunaanya dalam suatu proses produksi. Jadi persediaan merupakan sejumlah bahan – bahan,
bagian – bagian yang disediakan dan bahan – bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan
untuk proses produksi, serta barang – barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi
permintaaan dari konsumen atau langganan setiap waktu.
Persediaan itu sendiri dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan. Dalam
perusahaan dagang persediaan barang merupakan aktiva dalam bentuk siap dijual kembali pada
pelanggan. Sedangkan dalam perusahaan pabrikasi, persediaan dapat diklasifikasikan sebagai
persediaan bahan baku dan penolong, persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai
atau dapat juga sebagai persediaan supplies pabrikan, misalkan ahli mesin, bahan pembersih, dan
lain – lain. Sedangkan metode pencatatan persediaan yang dapat dipakai perusahaan adalah
prosedur pencatatan persediaan fisik atau dengan pencatatan cara buku ( Perpetual ).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis dengan ini akan mengambil judul dari hasil penulisan ilmiah
ini adalah “ ANALISIS PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP HARGA POKOK PRODUKSI PADA
C.V DAMAR BAYU. “
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penulisan penelitian ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui metode apakah yang digunakan perusahaan dalam melakukan penatatan
persedian untuk menentukan harga pokok produksi.
2. untuk mengetahui metode apa saja yang dapat digunakan dalam penelitian persediaan untuk
menentukan harga pokok produksi.
3. Mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untk diolah menjadi
barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau barang yang akan digunakan. Ada beberapa
pendapat para ahli yang mendefinisikan pengertian persediaan ini, namun pada prinsipnya pendapat-pendapat
yang ada tidak saling bertentangan antara satu dengan yang lainya. Berikut ini beberapa
definisi dari persediaan yang dikemukakan oleh para ahli yaitu, Menurut Standar Akuntansi
(2002:14.2) memberikan pengertian persediaan sebagai berikut :
Persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses
produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan artau perlengkapan (supplies) untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Menurut Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc,. Ak (2004:149) mengemukakan :
“Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki
untuk dijual kembali dan digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual”.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan barang yang dimiliki
oleh perusahaan dengan maksud untuk dijual kembali baik secara langsung maupun secara proses
produksi.
2.2 Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem pencatatan persediaan yang lazim digunakan ada dua macam yaitu: (1). Sistem fisik (physical
inventory system) ; (2). Sistem Perpetual (perpetual inventory system).
2.2.1 Sistem Fisik
Sistem persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok penjualan dihitung secara
periodik dengan mengandalkan semata-mata pada perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan
4. catatan hari ke hari atas unit yang terjual atau yang ada ditangan. Sistem fisik digunakan untuk
menentukan jumlah kuantitas persediaan barang dan dilakukan pada akhir periode akuntansi.
Cara perhitungan harga pokok penjualan dilakukan seperti berikut ini :
Pesediaan Awal xxx
Pembelian xxx +
Barang tersedia untuk dijual xxx
Persediaan Akhir xxx –
Harga Pokok Penjualan xxx
===
Gambar. 2.1 Perhitungan Harga pokok Penjualan
Ciri-ciri sistem fisik atau periodik adalah sebagai berikut :
• Pemasukan dan pengeluaran persediaan tidak dicatat dan tidak diperhitungkan dalam suatu catatan
tertentu.
• Pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening pembelian bukan persediaan barang.
• Perhitungan persediaan akhir sekaligus digunakan untuk perhitungan harga pokok penjualan
dengan menggunakan jurnal penyesuaian.
Sistem ini cukup sederhana dan mudah diterapkan, tetapi kurang baik untuk pengawasan
persediaan, karena kekurangan persediaan yang hilang tidak dapat dideteksi dan manajemen tidak
memiliki alat untuk mengetahui jumlah persediaan setiap saat.
2.2.2. Sistem Perpetual
Sistem persediaan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan pencatatan terus-menerus
yang menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian. Perkiraan persediaan
didukung dalam kartu-kartu pembantu persediaan (kartu persediaan). Kartu persediaan digunakan
untuk mencatat transaksi setiap jenis persediaan, memuat nama barang, tempat penyimpanan
barang, kode barang dan kolom-kolom yang dipakai untuk mencatat transaksi adalah tanggal,
pembelian (pemasukan), penjualan (pengeluaran) dan sisa atau saldo persediaan. Berikut contoh
kartu persediaan :
Nama perusahaan :
Jenis barang : Kode barang :
Gudang :
Tgl. Pembelian Penjualn Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Ciri-ciri pengelolaan persediaan dengan sistem perpetual adalah sebagai berikut :
• Setiap terjadi pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening persediaan barang.
• Setiap terjadi pengeluaran barang (penjualan) dicatat mengkredit persediaan sejumlah harga pokok
penjualan.
• Setiap saat dapat diketahui jumlah kuantitas sisa atau saldo persediaan.
Sistem perpetual memudahkan dalam penyusunan neraca dan laporan perhitungan laba rugi karena
penentuan persediaan akhir tidak perlu lagi menghitung fisiknya tetapi perhitungan fisiknya tetap
dilakukan untuk tujuan pengawasan terhadap persediaan barang.
2.3 Metode Penilaian Persediaan
Metode yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya nilai persediaan ada beberapa macam. Nilai
persediaan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap penyusunan laporan keuangan baik
dalam neraca maupun laporan perhitungan laba rugi. Nilai persedian yang tercantum dalam neraca
menunjukkan nilai kekayaan yang berdasarkan prinsip hati-hati menghendaki nilai mana yang
terendah. Sedangkan nilai persediaan untuk kepentingan perhitungan laba rugi dihadapkan kepada
kepentingan penentuan laba yang diperoleh perusahaan.
Beberapa metode penilaian persediaan yang ada dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Metode Identifikasi Khusus
5. Metode harga pokok yang didasarkan atas metode identifikasi khusus adalah suatu metode penilaian
harga yang didasarkan atas nilai perolehan dari barang yang sesungguhnya. Penggunaan metode ini
biasanya dipakai untuk barang yang tidak banyak unitnya (kuantitasnya) dan harganya pun cukup
mahal.
Metode ini digunakan pada kondisi yang sangat khusus dimana :
1. Setiap produk dapat diidentifikasikan secara jelas dan akurat. Produk dengan nomor seri, seperti
computer atau mobil, berpotensi menggunakan metode ini.
2. Harga produk mahal. Jam tangan rolex bisa masuk kategori ini. Alat berat juga bisa menggunakan
metode ini.
B. Metode Rata-rata (Average Method)
Metode harga pokok rata-rata adalah suatu metode penilaian persediaan yang didasari atas harga
rata-rata dalam periode yang bersangkutan. Besar kecilnya nilai persediaan yang masih ada dan
harga pokok barang yang dijual, dipengaruhi oleh metode yang dipakai dalam metode rata-rata
adalah : (1) sistem fisik yang dibagi menjadi metode rata-rata sederhana dan metode rata-rata
tertimbang ; (2) sistem perpetual (metode rata-rata bergerak). Rumus yang digunakan pada metode
rata-rata adalah sebagai berikut :
- Metode rata-rata sederhana :
Biaya perunit = Total harga perunit pembelian
Frekuensi pembelian
Nilai persediaan akhir = Persediaan akhir x biaya perunit
Harga pokok penjualan = unit yang dikeluarkan x biaya perunit
- Metode rata-rata tertimbang :
Biaya perunit = Jumlah harga perunit x banyaknya unit
Banyaknya Unit
Nilai persediaan akhir = persediaan akhir x biaya perunit
Harga pokok penjualan = unit yang dikeluarkan x biaya perunit
- Metode rata-rata bergerak :
Metode ini diselenggarakan dengan kartu persediaan dan harga pokok perunit persediaan selalu
berubah setiap terjadi pembelian barang baru.
Harga pokok rata-rata = harga perolehan lama + harga perolehan baru
Unit barang lama + unit barang baru
C. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out)
Metode First In First Out (FIFO) adalah metode penilaian persediaan yang menganggap barang yang
pertama kali masuk diasumsikan keluar pertama kali pula. Pada umumnya perusahaan
menggunakan metode ini, sebab metode ini perhitungannya sangat sederhana baik sistem fisik
maupun sistem perpetual akan menghasilkan penilaian persediaan yang sama.
Cara menghitung persediaan akhir adalah sebagai berikut :
Persediaan awal xxx
Pembelian xxx +
Tersedia untuk dijual xxx
Penjualan xxx –
Persediaan akhir xxx
Gambar. 2.2 perhitungan persediaan akhir
Metode FIFO yang didasarkan atas sistem fisik, nilai persediaan akhir ditentukan dengan cara saldo
fisik yang ada dikalikan harga pokok perunit barang yang terakhir kali masuk, bila saldo fisik ternyata
lebih besar dari jumlah unit terakhir masuk maka sisanya diambilkan dari harga pokok perunit yang
masuk sebelumnya. Sedangkan pada sistem perpetual pencatatan persediaan dilakukan secara terus
menerus dalam kartu persediaan. Pada sistem ini apabila ada transaksi penjualan maka akan dijurnal
dua kali, pertama mencatat harga pokok penjualan dan yang kedua mencatat harga pokok barang
6. yang dijual, seperti berikut ini :
Kas/ Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx
HPP xxx
Persediaan barang xxx
D Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out)
Metode Last In First Out (LIFO) adalah metode penilaian persediaan yang terakhir masuk
diasumsikan akan keluar atau dijual pertama kali. Metode ini memiliki konsep yang cukup sederhana
namun sulit dilaksanakan. Pengaruh penggunaan metode LIFO terhadap penentuan laba bersih
usaha, jika harga cenderung naik maka laba perusahaan terlalu kecil atau sebaliknya.
Metode LIFO secara sistem fisik ditentukan dengan cara saldo fisik yang ada dikalikan harga pokok
perunit barang yang masuk pada awal periode bila saldo fisik ternyata lebih besar dari barang yang
masuk pada awal periode maka diambilkan dari harga pokok perunit yang masuk berikutnya.
Sedangkan dengan sistem perpetual, setiap kali ada transaksi baik pembelian maupun penjualan
dicatat dalam kartu persediaan.
BAB III
3.5 Metode Penelitian
Dalam menyusun karya ilmiah ini,metode penelitian yang dipakai antara lain :
3.5.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan objek penelitiannya pada C.V Damar Bayu yang beralamat di
Jl. Kabelmas Citra No.13 Bekasi, kode pos 17125 dan bergerak dalam bidang supplier dump truck
equipment.
3.5.2 Data Dan Variabel
Dalam penelitian “Analisis Penilaian Persediaan Terhadap Harga Pokok Produksi Pada C.V Damar
Bayu” menggunakan beberapa data guna memaksimalkan hasil penulisan, yaitu merupakan data
primer yang berasal dari hasil wawancara pemilik perusahaan dan hasil pembukuan yang dilakukan
oleh perusahaan.
3.5.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akan digunakan dalam penulisan ilmiah ini, penulis melakukan
penelitian dengan menggunakan 2 (dua) metode penelitian, yaitu :
1. Dengan Studi Pustaka ( Library Study )
Dalam hal ini, penulis melakukan studi pustaka dengan mengumpulkan bahan atau data yang
dianggap perlu dan mempunyai kaitan dengan judul yang diambil. Dari data tersebut kemudian
dijadikan sebagai alat Bantu dalam penyelesaian penelitian ini, yaitu :
a. Buku-buku yang bersangkutan dengan judul
b. Kumpulan materi perkuliahan
2. Dengan Studi Lapangan ( Field Study )
Metode ini ditempuh dengan melakukan kunjungan lapangan ke perusahaan yang bersangkutan
untuk mendapatkan kelengkapan data yang sesuai dengan materi judul penelitian, yaitu :
a. Mengadakan wawancara kepada pihak perusahaan dimana berkaitan langsung dengan data yang
berhubungan dengan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh penulis.
b. Melakukan observasi, yaitu melakukan pengamatan atau peninjauan langsung mengenai kegiatan
yang berhubungan dengan objek penelitian.
1.5.4 Alat Analisis Yang Digunakan
Dalam rangka memperoleh hasil seperti yang diinginkan dalam penulisan ini, maka penulis
menggunakan analisis data kuantitatif. Analisis data kuantitatif yaitu analisis yang menggunakan data
hasil produksi serta menggunakan perhitungan dalam bentuk angka-angka dengan menggunakan
rumus-rumus akuntansi yang berhubungan dengan penilaian persediaan terhadap harga pokok
7. produksi.
BAB IV KESIMPULAN
Metode yang digunakan perusahaan dalam penilaian persediaan adalah metode FIFO dan metode
pencatatan yang dilakukan perusahaan adalah metode perpetual. Penulis menilai bahwa perusahaan
sudah tepat dalam pemilihan metode fifo karena metode ini merupakan metode yang sesuai sebab
harga pokok persediaan akan dibebankan sesuai urutan terjadinya transaksi dengan menggunakan
metode fifo maka laba yang dihasilkan akan lebih besar dan nilai persediaan dinilai menurut harga
pokok sekarang sehingga disaat harga barang cenderung naik turun, nilai persediaan akhir akan
tetap konsisten seperti awal dan tidak ada kemungkinan terjadinya manipulasi. Selain itu juga
memperkecil biaya pemeliharaan gudang, produk tidak cepat rusak dan barang yang lebih dahulu
masuk lebih dahulu keluar.
ISSN 2303-1174 Amelia A.A Lambajang, Analisis Biaya Produksi….
Jurnal EMBA 673
Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 673-683
ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABEL
COSTING PT. TROPICA COCOPRIMA
Oleh:
Amelia A.A Lambajang
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi
Universitas Sam Ratulangi Manado.
email: amelialambajang@ymail.com
8. Harga pokok produksi merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah
bahan
baku menjadi barang jadi. Perhitungan harga pokok produksi yang benar, akan mengakibatkan
penetapan harga
jual yang benar pula, sehingga nantinya mampu menghasilkan laba sesuai dengan yang diharapkan.
PT Tropica
Cocoprima merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi dalam
pembuatan tepung
terigu. Hasil penelitian menyatakan bahwa perhitungan harga pokok produksi ini menghasilkan
selisih yang
cukup signifikan yang berpengaruh terhadap penetapan harga jual. Untuk itu, perusahaan
hendaknya
memisahkan biaya produksi dan biaya non produksi dan lebih mengoptimalkan kegiatan
produksinya sehingga
mampu menghasilkan harga pokok produksi yang tepat dengan biaya yang rendah, Agar supaya
perusahaan bisa
Jurnal Akuntansi FE Unsil ISSN: 1907-9958
JUrnal ini berisi kumpulan tulisan yang di terbitkan dalam Jurnal Akuntansi FE Unsil ISSN: 1907-9958
keputusan-pembiayaan-aktiva-tetap-melalui-leasing-dan-bank-kaitannya-dengan-penghematan-pajak
pengaruh-biaya-tenaga-kerja-langsung-terhadap-volume-produksi
pengaruh-earning-per-share-eps-terhadap-harga-pasar-saham
pengaruh-hutang-dan-kepemilikan-manajerial-terhadap-nilai-perusahaan-pada-perusahaan-manufaktur
pengaruh-kualitas-informasi-akuntansi-keuangan-terhadap-strategi-peningkatan-kinerja
pengaruh-laba-bersih-terhadap-harga-saham
pengaruh-lingkungan-bisnis-terhadap-kinerja-perusahaan-suatu-tinjauan-teoritis-dan-empiris
pengaruh-pemeriksaan-intern-terhadap-kontinuitas-usaha
pengaruh-penyajian-laporan-keuangan-berdasarkan-psak-no-45-tentang-pelaporan-keuangan-organisasi-nirlaba-dan-
penerapan-tqm-terhadap-kinerja-yayasan
peran-teknologi-komputer-terhadap-profesi-akuntan-dalam-sistem-informasi-akuntansi-di-era-globalisasi
peranan-anggaran-biaya-produksi-dalam-menunjang-efektivitas-pengendalian-intern-biaya-produksi
peranan-audit-operasional-dalam-menunjang-pengendalian-intern-atas-biaya-pemeliharaan-tanaman-menghasilkan-
tm-komoditi-teh
peranan-penatausahaan-keuangan-daerah-dalam-meningkatkan-efektivitas-pelaksanaan-apbd
peranan-sistem-akuntansi-dalam-menunjang-informasi-dan-komunikasi-kredit-pada-pd-bpr-bkpd-cikatomas-tasikmalaya
peranan-sistem-informasi-kredit-dalam-menunjang-pemberian-kredit-usaha
PENGARUH COMMUNITY DEVELOPMENT TERHADAP CORPORATE IMAGE
9. PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KEINGINAN
BERPINDAH (STUDI PADA KARYAWAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAWA TENGAH
PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD : KAJIAN TEORITIS DAN EMPIRIS
PENGARUH VOLUME USAHA DAN BIAYA USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA
KOPKAR DI KOTABATAM
PENGARUH PENGAWASAN INTERN DAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
DAERAH TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH
PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS
PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP KREDIT YANG DISALURKAN SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP RENTABILITAS PERUSAHAAN
MANFAAT NERACA KEUANGAN DAERAH DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGELOLAAN
KEUANGAN PUBLIK
DETERMINASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN TASIKMALAYA
PERIODE TAHUN 1994-2005
PENGARUH BIAYA PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA
CV.PANAMAS LIGAR PERKASA RAJAPOLAH TASIKMALAYA
ISSN 2303-1174 Ayu W. Suratinoyo, Penerapan Sistem ABC….
658 Jurnal EMBA
Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 658-668
PENERAPAN SISTEM ABC UNTUK PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
PADA BANGUN WENANG BEVERAGE
Oleh:
Ayu W. Suratinoyo
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Universitas Sam Ratulangi Manado
email: ayusuratinoyo@yahoo.com
Metode Activity Based Costing (ABC) adalah suatu metode perhitungan yang sederhana untuk
menentukan harga pokok produk/jasa dengan dasar bahwa aktivitaslah yang menyebabkan biaya itu
timbul,
bukan dari produk dan produklah yang mengkonsumsi aktivitas. Tujuan penelitian ini untuk
menganalisis
10. penerapan Sistem ABC (Activity-Based Costing) dan untuk mengetahui bagaimana manfaat
penerapan Sistem
ABC pada PT. Bangun Wenang Manado.Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa
perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode ABC dilakukan secara 2 tahap yaitu tahap
pertama
biaya ditelusuri ke aktivitas yang menimbulkan biaya dan kemudian tahap kedua membebankan
biaya aktivitas
ke produk dimana harga tarif per unit untuk aktivitas pengelolaan air adalah sebesar Rp. 0,175 per
ml , dan
untuk aktivitas pengelolaan sirup 2,495 per ml , dan untuk aktivitas pembotolan adalah sebesar
2,423 per botol.
Hasil perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode ABC jika dibandingkan dengan
metode yang
digunakan perusahaan terdapat selisih sebesar Rp.416.242.174 dimana total harga pokok produksi
mengunakan
metode ABC adalah sebesar Rp. 41.667.875.470,-. Jika dibandingkan dengan perhitungan harga
pokok produksi
oleh perusahaan maka angka ini lebih kecil karna perhitungan harga pokok pokok produksi adalah
sebesar
Rp.42.129.053.094,-.
ISSN 2303-1174 Gloria S.Rotikan, Penerapan Metode Activity...
Jurnal EMBA 1019
Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 1019-1029
PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN HARGA POKOK
PRODUKSI PADA PT. TROPICA COCOPRIMA
11. Oleh:
Gloria Stefanie Rotikan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Universitas Sam Ratulangi Manado
email: gloria.stefanie@hotmail.com
Era global saat ini, mengharuskan setiap jenis perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan
lainnya. Untuk perusahaan manufaktur, diharuskan dapat memproduksi produk yang berkualitas
tinggi dengan
harga yang dapat bersaing di pasar. Oleh karena itu, proses penentuan harga sangat penting dalam
setiap
perusahaan, termasuk pada PT. Tropica Cocoprima. Metode Activity Based Costing (ABC) merupakan
sistem
perhitungan harga pokok produksi yang didasarkan pada aktivitas-aktivitas dalam perusahaan
sehingga dapat
menghasilkan harga pokok produksi yang lebih akurat. Metode ini diharapkan dapat diterapkan pada
PT.
Tropica Cocoprima yang masih menggunakan Sistem Tradisional dengan metode full costing. Tujuan
penelitian
ini adalah untuk menganalisis bagaimana harga pokok produksi perusahaan jika menerapkan
metode Activity
Based Costing. Data yang digunakan adalah data kualitatif yaitu data mengenai identitas perusahaan
dan
kuantitatif yang berhubungan dengan biaya produksi perusahaan. Jenis penelitian adalah penelitian
deskriptif.
Hasil analisis menunjukkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode ABC menunjukkan
kondisi
undercost untuk produk tepung kelapa biasa dan kondisi overcost untuk tepung kelapa halus. Hal ini
disebabkan
perhitungan harga pokok produksi dengan sistem tradisional hanya menggunakan satu cost driver
yaitu jumlah
12. unit produksi sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik sedangkan metode ABC
menggunakan lebih
dari satu cost driver. Penggunaan banyak cost driver dalam perhitungan dasar pembebanan biaya
overhead
pabrik disesuaikan dengan PT. Tropica Cocoprima yang memiliki banyak aktivitas selama proses
produksi.
Menggunakan metode ABC, perhitungan harga pokok produksi akan lebih tepat.