Dokumen ini membahas tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia serta upaya yang dilakukan untuk menurunkannya, termasuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif. Penyebab utama kematian ibu adalah komplikasi obstetri seperti perdarahan dan infeksi. Dokumen ini juga menjelaskan angka kematian ibu dan bayi di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Indramayu, dan Puskesmas Plumbon beserta penyebab
1. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia masih belum juga mengatasi tingginya angka kematian ibu (AKI)
yang 307 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35 Per 1000
kelahiran hidup.itu berarti setiap tahun ada 13.778 kematian ibu atau setiap dua
jam ada dua ibu hamil, bersalin, nifas yang meninggal karena berbagai penyebab.
(Azwar, 2009)
Kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam
42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya
kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. (Sarwono,
2007)
Angka Kematian Maternal ialah jumlah kematian maternal diperhitungkan
terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup, kini dibeberapa Negara malahan
terhadap 100.000 kelahiran hidup. (Sarwono, 2007)
Kemajuan yang dicapai dalam kira-kira setengah abad terakhir telah
diumumkan oleh banyak penulis. Angka kematian menurun dari 44,2 per 10.000
kelahiran dalam tahun 1928 menjadi 2,5 per 10.000 dalam tahun 1970.
Perkembangan ini terlihat pula pada semua Negara-negara itu berkisar antara 1,5
dan 3,0 per 10.000 kelahiran hidup. (Sarwono, 2007)
Penyebab kematian ibu di Indonesia terbanyak (90 %) disebabkan oleh
komplikasi obstetri yaitu perdarahan, infeksi dan eklamsi. Oleh karena itu
2. kebijakan Departemen Kesehatan adalah mendekatkan pelayanan Obstetri dan
Neonatal ( kebidanan dan bayi baru lahir ).(IBI, 2006)
Di Jawa Barat pada tahun 2009 Angka kematian ibu sampai saat ini masih
terbilang tinggi. Untuk itu hampir semua menteri kesehatan di seluruh dunia telah
sepakat bahwa tindakan tegas harus segera diambil untuk mengurangi jumlah
anSgka kematian ibu selama masa kehamilan atau pada saat Menurunkan angka
kematian ibu merupakan salah satu dari Tujuan MDGs (Millenium Development
Goals).(http : dinkes. Jabarprov.go.id).
Di Kabupaten Indramayu tahun 2009 Kematian Ibu dan Bayi mengalami
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, dan penyebab kematian ibu lebih
banyak disebabkan karena Eklamsi 19 orang, Perdarahan 15 orang, Infeksi 5
orang, dan oleh sebab lain 31 orang, sementara kematian bayi lebih banyak
disebabkan berat bayi baru lahir rendah ( BBLR ) ( 89 ), Asfiksi ( 76 ),Ispa ( 6 ),
Infeksi ( 12 ), Diare( 27 ) Tetanus ( 8 ), lahir mati ( 157 ) dan oleh sebab lainya
150. (Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, 2009)
Data laporan tahunan puskesmas plumbon tahun 2009, mencatat bahwa
kematian ibu sebanyak 2 orang yang disebabkan karena perdarahan. Sedangkan
Kematian Bayi sebanyak 13 bayi penyebabnya karena asfiksi 4 kasus, IUFD 2
kasus, eklamsi 1 kasus, BBLR 2 kasus, premature 1 kasus, dan oleh sebab lain 3
kasus. (Data Laporan Puskesmas Plumbon, 2009) Data di BPS Bidan Siti Koriah
tahun 2009 jumlah persalinan sebanyak 196 orang.
Kematian ibu dan bayi setidaknya dapat diantisipasi dengan memberikan
asuhan secara Komprehensif dari mulai hamil, persalinan, nifas dan bayi baru
lahir.
3. Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka penulis akan melaksanakan Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru
lahir pada Ny. R
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai
berikut. “ Bagaimana memberikan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada
ibu hamil, ibu bersalin, nifas, dan Asuhan pada bayi baru lahir ”.