Dokumen tersebut menjelaskan lima sifat orang beriman menurut ayat Al-Anfal ayat 2 dan 3, yaitu memiliki rasa takut kepada Allah, bertambahnya iman saat mendengar Al-Quran, hanya bertawakal kepada Allah, mendirikan shalat dengan sempurna, dan senang berinfak.
1. 5 Sifat Orang Yang Beriman
Menyandang gelar orang beriman adalah predikat yang mulia. Allah
mensifati sifat orang-orang yang beriman sekaligus dalam 2 ayat, yaitu
ayat ke 2 dan ke 3 dari surah Al-Anfal. Allah menyebut ada 5 sifat di
dalam ayat tersebut. Berikut adalah sifat-sifatnya.
Memiliki Rasa Takut di Dalam Hatinya
Allah Ta’ala berfirman
ْتَل ِج َو ُ َّٱَّلل َرِكُذ اَذِإ َينِذَّلٱ َونُنِمْؤُمْٱل اَمَّنِإ
ْمُهُبوُلُق
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka” (QS. Al-Anfal: 2)
Hanya orang yang beriman jika disebutkan nama Allah, muncul rasa takut
dalam hatinya. Rasa takutnya sebagai bentuk mengagungkan Allah.
Sebagai contoh, jika ada seseorang yang berkeinginan melakukan maksiat,
kemudian ia teringat Allah atau ada yang mengingatkannya dengan
mengatakan, “bertakwalah anda kepada Allah”, maka dia adalah seorang
yang mukmin. Rasa takut tersebut adalah ciri-ciri orang yang beriman.
Adanya Tambahan Iman ketika Ayat Quran Dibacakan
Allah Ta’ala berfirman
اًن ََٰميِإ ْمُهْتَداَز ۥُهُتََٰياَء ْمِهْيَلَع ْتَيِلُت اَذِإ َو
“dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya)” (QS. Al-Anfal: 2)
Hal ini menjadi bukti keimanan seseorang ketika Al Qur’an dibaca baik
oleh dirinya ataupun orang lain, ia dapat mengambil manfaat dengan
bertambahnya rasa iman. Sebagaimana RasulullahShallallahu ‘alaihi
2. Wasallam pernah memerintahkan Ibnu Mas’ud untuk membacakan Al
Qur’an, lantas Ibnu Mas’ud bertanya, “Bagaimana aku membacakan Al
Qur’an sedang Al Qur’an diturunkan untukmu?”.
Rasulullah Shallallahu‘alaihi Wasallam pun menjawab, “Sungguh aku
senang mendengar bacaan Al Qur’an dari orang lain.” Ibnu Mas’ud pun
membaca surah An-Nisa, tatkala sampai pada ayat 41,
ةَّمُأ ِلُك نِم َانْئ ِج اَذِإ َْفيَكَفَانْئ ِج َو يدِهَشِب
اًديِهَش ِء ََلُؤَََٰٰٓه َٰىَلَع َكِب
“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami
mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiapumat dan Kami
mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai
umatmu)” (QS. An-Nisa: 41).
Maka Nabi mengatakan, “Cukup” Aku pun memandangi Nabi dan melihat
mata beliau berlinangan air mata. (HR. Al-Bukhari)
Potongan ayat ke-2 surah Al-Anfal di atas menjadi dalil bahwa rasa iman
bisa bertambah dan bisa berkurang. Karena akidah ahlusunnah adalah
iman itu bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan
melakukan maksiat. Dicontohkan dalam ayat di atas adalah melakukan
ketaatan dengan mendengarkan bacaan al quran. Adapun kelompok
murji’ah yang memiliki penyimpangan dalam akidah ini, mengatakan
bahwa rasa iman tidak dapat bertambah maupun berkurang, dan ini adalah
akidah yang keliru.
Kisah Ibnu Mas’ud di atas juga menunjukkan betapa lembutnya hati Nabi,
tatkala beliau dibacakan Al Qur’an, hati beliau terenyuh sehingga
berlinanglah air mata beliau.
Tawakkal Hanya kepada Allah
Allah Ta’ala berfirman
3. َونُلَّك َوَتَي ْمِهِب َر َٰىَلَع َو
“dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal” (QS. Al-Anfal: 2).
Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya hanya kepada
Allah, bukan kepada yang lain. Akan tetapi mereka juga melakukan sebab
agar terwujudnya suatu hal, di samping tetap bertawakkal kepada Allah.
Karena mereka yakin bahwa tidak akan terwujud suatu hal kecuali atas
kehendak Allah.
Mendirikan Shalat
Allah Ta’ala berfirman
ٱَة َٰوَلَّصٱل َونُميِقُي َينِذَّل
“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat” (QS. Al-Anfal: 3).
Banyak ayat yang menunjukkan shalat adalah bukti keimanan seseorang,
salah satu dalam ayat ini. Orang yang beriman akan mendirikan shalat
secara sempurna, baik shalat yang hukumnya wajib maupun yang
dianjurkan.
Senang Berinfak
Allah Ta’ala berfirman
َونُقِفنُي ْمُهََٰنْقَزَر اَّمِم َو
“dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka” (QS.
Al-Anfal: 3).
Seorang dikatakan beriman ketika ia menginfakkan hartanya di jalan
Allah. Sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Bakar radhiyallahu‘anhu,
beliau menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah. Namun ada catatan
4. penting, ketika ada yang memiliki kebutuhan mendesak, baik dari keluarga
maupun orang lain, maka tidak sepatutnya menginfakkan seluruh hartanya.
Demikianlah 5 sifat orang beriman yang Allah sebut dalam surah Al-Anfal
ayat ke-2 dan ke-3. Kemudian di awal ayat ke 4 Allah sebut mereka itulah
orang yang memiliki iman dengan sebenar benar iman. Allah mengatakan:
اًّقَح َونُنِمْؤُمْٱل ُمُه َكِئ
َََٰٰٓل ۟وُأ
“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya” (QS. Al-
Anfal: 4).
Semoga kita tergolong orang yang memiliki sifat-sifat di atas sehingga
predikat orang yang beriman dapat kita raih. Wallahul muwaffiq.
***
Referensi: Al Qaulul Mufid‘ala Kitabit Tauhid, karya Syaikh Ibnu
Utsaimin
Penulis: Wiwit Hardi P.