SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Download to read offline
DIGITAL NE WS PA PER

SIAP-SIAP

ADA LINTANG
KEMUKUS
hal

Spirit Baru Jawa Timur
surabaya.tribunnews.com

surya.co.id

2

| RABU, 13 NOVEMBER 2013 | Terbit 2 halaman

edisi pagi

Siklon
Tropis
dan
Haiyan
B

adai “Haiyan” terbukti
menjadi siklon tropis
paling dahsyat dalam
sejarah meteorologi. Tapi
bencana semacam ini bukan
hal yang langka buat Filipina.
Setiap tahun negara jiran
itu dihampiri oleh sekitar 20
badai.
Ombak raksasa, angin
menyambar, hujan bak tumpah
dari langit: bisa jadi badai
“Haiyan” adalah bencana alam
terparah yang pernah terjadi di
Filipina. Angin yang menghempas hingga 300 kilometer per
jam meluluhlantakkan kota dan
desa di kawasan pesisir.
Badai bukan hal yang asing
buat Filipina. Setiap tahun
negara kepulauan tersebut dihampiri oleh sekitar 20 badai.
Bulan September silam badai
“Usagi” menewaskan lebih dari
70 orang. Badai “Bopha” yang
mengamuk pada 2012 menelan
lebih dari 1000 korban jiwa.
2011 “Washi” menewaskan
1450 penduduk. Sementara
2006 dan 2008 badai “Durian”
dan “Fengshen” menyisakan
nestapa di pulau-pulau terluar.
Wilayah lain di Asia tidak luput
dari cengkraman badai. Topan
“Nina” yang mengamuk di Cina
1975 merenggut 100.000 nyawa.
Bencana topan termahal dicatat
oleh “Mirelle” 1991 di Jepang
yang menyebabkan kerugian
asuransi sebesar sembilan milliar
Dollar AS.

Topan adalah badai tropis
yang terbentuk di kawasan
sekitar Samudera Pasifik. Di
bagian timur Pasifik dan barat
Atlantik, orang menyebutnya
hurikan. Sementara di Samudera Hindia badai dinamakan

join facebook.com/suryaonline

siklon.
Topan biasanya muncul
di musim kemarau, ketika
matahari memanaskan suhu
permukaan air laut setinggi
26 derajat Celcius. Penguapan air, ditambah putaran

bumi, membentuk pusaran
udara yang kemudian tumbuh
menjadi siklon.
Siklon tropis bisa membentang sepanjang ratusan
kilometer. Di tengahnya
terdapat mata badai -sebuah
kawasan yang relatif minim
angin, hujan dan awan. Udara
berputar cepat mengelilingi
mata badai. Pergerakan siklon
biasanya berlangsung lambat
dan melemah jika memasuki
daratan, lantaran badai kekurangan pasokan air hangat.
Ancaman terbesar biasanya
bukan disebabkan oleh badai
itu sendiri, melainkan dampaknya berupa gelombang air dan
hujan deras. Banjir yang sering
terjadi bisa merambah hingga
kawasan pedalaman.
Arah pergerakan siklon tropis
mudah dipantau melalui citra
satelit. Kendati begitu kawasan
tekanan udara rndah yang

diperkirakan tidak berbahaya
bisa berubah cepat. Bahkan
dengan peringatan dini sekalipun, tidak banyak yang bisa
dilakukan untuk meminimalisir
ancamannya.
Pemerintah setempat biasanya cuma bisa mengevakuasi
penduduk dari kawasan pesisir.
Peringatan serupa dikeluarkan
pekan lalu menjelang badai
“Haiyan”. Ilmuwan menempatkan badai yang oleh penduduk
lokal dikenal dengan sebutan
“Yolanda” itu pada peringkat
lima atau peringkat tertinggi.
Perkiraan yang akurat
menjadi sangat penting.
Menurut Laporan Iklim Dunia,
kecepatan angin dan curah
hujan pada siklon tropis akan
terus meningkat abad ini.
Sebab itu ilmuwan berusaha
mengembangkan sistem
perlindungan dan kanalisasi
yang lebih efektif di kawasan
pesisir. l
follow @portalsurya
2

RABU, 13 NOVEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com

Siap-siap,
Ada

Lintang
Kemukus

Akhir Bulan Ini
Revalina S Temat

Terpincut Pria
Kelahiran
Belanda

SURABAYA, SURYA - Siap-siap
untuk kejutan pada akhir
November ini. Ada lintang
kemukus alias komet yang
bakal mengalahkan terang
Planet Venus.
Lintang kemukus apa itu? Tak
salah lagi, itu adalah komet
ISON.
ISON adalah sebuah komet
yang berasal dari Awan Oort,
“gudang” komet di dekat Tata
Surya. ISON ditemukan oleh
astronom asal Rusia, Vitali
Nevski dan Artyom Novichonok,
pada 24 September 2012.
ISON bergerak dari Awan
Oort menuju Tata Surya lewat
orbit yang berbentuk parabola.

Kedatangan ISON kali ini
merupakan yang pertama. ISON
akan mencapai titik terdekat
dengan Matahari pada 28
November 2013.
Kala mencapai titik terdekatnya nanti, ISON akan
bersinar terang.
“Kecerlangan ISON akan
mengalahkan kecerlangan
Venus,” kata astronom amatir
Ma’rufin Sudibyo kala dihubungi Kompas.com, Minggu
(10/11/2013). ISON akan
tampak dengan magnitudo
mencapai -6, sementara Venus
tampak dengan magnitudo -4.
Magnitudo menyatakan
kecerlangan benda langit. Se-

join facebook.com/suryaonline

makin negatif, semakin terang
benda langit itu dari sudut
pandang manusia di Bumi.
Ma’rufin menambahkan,
dengan magnitudo mencapai 6, maka ISON juga bisa dilihat
dengan mata telanjang pada
siang hari bolong. “Syarat
minimal untuk terlihat pada
siang hari adalah punya
magnitudo minimal -6,”
katanya.
ISON diprediksi akan menjadi
komet paling terang dalam 50
tahun terakhir. Kesempatan
untuk melihat ISON kali ini
sangat sayang untuk dilewatkan karena belum tentu komet
ini akan lewat lagi.(kompas)

SURABAYA, SURYA - Artis
peran Revalina S Temat (27)
mengaku merasa tersentil,
tergugah, dan bersyukur
ketika mengetahui ada
orang-orang yang peduli
pada lingkungan mereka di
Indonesia. Hal itu dialaminya
ketika pada 6 November
2013 di Jakarta, ia hadir
dalam acara penyerahan
penghargaan Pahlawan untuk
Indonesia 2013 bagi mereka
yang berdedikasi tinggi untuk
banyak orang.
“Tersentil banget. Udah
gitu, banyak bidangnya, ada
yang berbakti di pendidikan,
lingkungan, sampai kesehatan, dan itu semua pakai biaya
mereka sendiri,” kata Reva.
Kontestan yang menarik
perhatiannya adalah Robert
Wilhelmus Sinke atau Rob
Sinke (56). Pria kelahiran
Belanda yang sudah menjadi
warga negara Indonesia
itu tinggal di Sawai Itepo,
Weda, Halmahera Tengah. Ia
membaktikan dirinya untuk
lingkungan hidup di sana.
Reva juga bersyukur dengan
adanya orang-orang seperti
Rob Sinke dan kontestankontestan lainnya. “Tapi,

disyukuri juga, karena masih
ada orang seperti beliau yang
masih peduli sama hutan.
Harusnya orang kita nih. Tapi,
ya beliau aja mau, kenapa
kita enggak. Ya, kalau bisa
mulai dari diri kita sendirilah,” katanya lagi.
Reva mengaku tergugah
pula oleh kegigihan para
kontestan acara tersebut.
“Inspirasi banget buat aku
jaga lingkungan. Nomor
satu karena hal kecil buat
lingkungan itu manfaatnya besar banget, seperti misalnya
buang sampah di tempatnya,
jangan sembarangan,”
tutupnya.(kps)
follow @portalsurya

More Related Content

Viewers also liked

Why Local Businesses Need You
Why Local Businesses Need YouWhy Local Businesses Need You
Why Local Businesses Need YouRussell Brunson
 
Tarea1 mapa edwin duarte vidal
Tarea1 mapa edwin duarte vidalTarea1 mapa edwin duarte vidal
Tarea1 mapa edwin duarte vidalEdwin Vidal
 
Raul baltar no tengo-edad-tengo-100061
Raul baltar no tengo-edad-tengo-100061Raul baltar no tengo-edad-tengo-100061
Raul baltar no tengo-edad-tengo-100061Raul Baltar
 

Viewers also liked (8)

Why Local Businesses Need You
Why Local Businesses Need YouWhy Local Businesses Need You
Why Local Businesses Need You
 
Tarea1 mapa edwin duarte vidal
Tarea1 mapa edwin duarte vidalTarea1 mapa edwin duarte vidal
Tarea1 mapa edwin duarte vidal
 
hareesh latest
hareesh latesthareesh latest
hareesh latest
 
Valor de uma mulher
Valor de uma mulherValor de uma mulher
Valor de uma mulher
 
Pior - Melhor
Pior -  MelhorPior -  Melhor
Pior - Melhor
 
Mohamed_Darwish_C.V_
Mohamed_Darwish_C.V_Mohamed_Darwish_C.V_
Mohamed_Darwish_C.V_
 
Raul baltar no tengo-edad-tengo-100061
Raul baltar no tengo-edad-tengo-100061Raul baltar no tengo-edad-tengo-100061
Raul baltar no tengo-edad-tengo-100061
 
CA & CMA -VENKATARAMANA GARA
CA & CMA -VENKATARAMANA GARACA & CMA -VENKATARAMANA GARA
CA & CMA -VENKATARAMANA GARA
 

Similar to Digital surya 13 november 2013

Kliping Bencana Alam.docx
Kliping Bencana Alam.docxKliping Bencana Alam.docx
Kliping Bencana Alam.docxArissugiyarto1
 
Artikel Poster Mitigasi Bencana Lahar Dingin
Artikel Poster Mitigasi Bencana Lahar DinginArtikel Poster Mitigasi Bencana Lahar Dingin
Artikel Poster Mitigasi Bencana Lahar DinginLybie Odjajian
 
Dampak lumpur lapindo terhadap kegiatan sosial ekonomi
Dampak lumpur lapindo terhadap kegiatan sosial ekonomiDampak lumpur lapindo terhadap kegiatan sosial ekonomi
Dampak lumpur lapindo terhadap kegiatan sosial ekonomianisaf7
 
Sebuah Kumpulan Pemikiran Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim.pdf
Sebuah Kumpulan Pemikiran Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim.pdfSebuah Kumpulan Pemikiran Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim.pdf
Sebuah Kumpulan Pemikiran Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim.pdfShintoRisma
 
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi IndonesiaProfil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi IndonesiaLestari Moerdijat
 

Similar to Digital surya 13 november 2013 (10)

Kliping Bencana Alam.docx
Kliping Bencana Alam.docxKliping Bencana Alam.docx
Kliping Bencana Alam.docx
 
BENCANA
BENCANABENCANA
BENCANA
 
Bencana alam di asia tenggara
Bencana alam di asia tenggaraBencana alam di asia tenggara
Bencana alam di asia tenggara
 
Artikel Poster Mitigasi Bencana Lahar Dingin
Artikel Poster Mitigasi Bencana Lahar DinginArtikel Poster Mitigasi Bencana Lahar Dingin
Artikel Poster Mitigasi Bencana Lahar Dingin
 
Geomagz201112
Geomagz201112Geomagz201112
Geomagz201112
 
Kliping
KlipingKliping
Kliping
 
Dampak lumpur lapindo terhadap kegiatan sosial ekonomi
Dampak lumpur lapindo terhadap kegiatan sosial ekonomiDampak lumpur lapindo terhadap kegiatan sosial ekonomi
Dampak lumpur lapindo terhadap kegiatan sosial ekonomi
 
Edited slb bahan ajar bencana_draf 1
Edited slb bahan ajar bencana_draf 1Edited slb bahan ajar bencana_draf 1
Edited slb bahan ajar bencana_draf 1
 
Sebuah Kumpulan Pemikiran Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim.pdf
Sebuah Kumpulan Pemikiran Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim.pdfSebuah Kumpulan Pemikiran Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim.pdf
Sebuah Kumpulan Pemikiran Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim.pdf
 
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi IndonesiaProfil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
 

More from Portal Surya

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Portal Surya
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Portal Surya
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Portal Surya
 

More from Portal Surya (20)

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 

Digital surya 13 november 2013

  • 1. DIGITAL NE WS PA PER SIAP-SIAP ADA LINTANG KEMUKUS hal Spirit Baru Jawa Timur surabaya.tribunnews.com surya.co.id 2 | RABU, 13 NOVEMBER 2013 | Terbit 2 halaman edisi pagi Siklon Tropis dan Haiyan B adai “Haiyan” terbukti menjadi siklon tropis paling dahsyat dalam sejarah meteorologi. Tapi bencana semacam ini bukan hal yang langka buat Filipina. Setiap tahun negara jiran itu dihampiri oleh sekitar 20 badai. Ombak raksasa, angin menyambar, hujan bak tumpah dari langit: bisa jadi badai “Haiyan” adalah bencana alam terparah yang pernah terjadi di Filipina. Angin yang menghempas hingga 300 kilometer per jam meluluhlantakkan kota dan desa di kawasan pesisir. Badai bukan hal yang asing buat Filipina. Setiap tahun negara kepulauan tersebut dihampiri oleh sekitar 20 badai. Bulan September silam badai “Usagi” menewaskan lebih dari 70 orang. Badai “Bopha” yang mengamuk pada 2012 menelan lebih dari 1000 korban jiwa. 2011 “Washi” menewaskan 1450 penduduk. Sementara 2006 dan 2008 badai “Durian” dan “Fengshen” menyisakan nestapa di pulau-pulau terluar. Wilayah lain di Asia tidak luput dari cengkraman badai. Topan “Nina” yang mengamuk di Cina 1975 merenggut 100.000 nyawa. Bencana topan termahal dicatat oleh “Mirelle” 1991 di Jepang yang menyebabkan kerugian asuransi sebesar sembilan milliar Dollar AS. Topan adalah badai tropis yang terbentuk di kawasan sekitar Samudera Pasifik. Di bagian timur Pasifik dan barat Atlantik, orang menyebutnya hurikan. Sementara di Samudera Hindia badai dinamakan join facebook.com/suryaonline siklon. Topan biasanya muncul di musim kemarau, ketika matahari memanaskan suhu permukaan air laut setinggi 26 derajat Celcius. Penguapan air, ditambah putaran bumi, membentuk pusaran udara yang kemudian tumbuh menjadi siklon. Siklon tropis bisa membentang sepanjang ratusan kilometer. Di tengahnya terdapat mata badai -sebuah kawasan yang relatif minim angin, hujan dan awan. Udara berputar cepat mengelilingi mata badai. Pergerakan siklon biasanya berlangsung lambat dan melemah jika memasuki daratan, lantaran badai kekurangan pasokan air hangat. Ancaman terbesar biasanya bukan disebabkan oleh badai itu sendiri, melainkan dampaknya berupa gelombang air dan hujan deras. Banjir yang sering terjadi bisa merambah hingga kawasan pedalaman. Arah pergerakan siklon tropis mudah dipantau melalui citra satelit. Kendati begitu kawasan tekanan udara rndah yang diperkirakan tidak berbahaya bisa berubah cepat. Bahkan dengan peringatan dini sekalipun, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk meminimalisir ancamannya. Pemerintah setempat biasanya cuma bisa mengevakuasi penduduk dari kawasan pesisir. Peringatan serupa dikeluarkan pekan lalu menjelang badai “Haiyan”. Ilmuwan menempatkan badai yang oleh penduduk lokal dikenal dengan sebutan “Yolanda” itu pada peringkat lima atau peringkat tertinggi. Perkiraan yang akurat menjadi sangat penting. Menurut Laporan Iklim Dunia, kecepatan angin dan curah hujan pada siklon tropis akan terus meningkat abad ini. Sebab itu ilmuwan berusaha mengembangkan sistem perlindungan dan kanalisasi yang lebih efektif di kawasan pesisir. l follow @portalsurya
  • 2. 2 RABU, 13 NOVEMBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com Siap-siap, Ada Lintang Kemukus Akhir Bulan Ini Revalina S Temat Terpincut Pria Kelahiran Belanda SURABAYA, SURYA - Siap-siap untuk kejutan pada akhir November ini. Ada lintang kemukus alias komet yang bakal mengalahkan terang Planet Venus. Lintang kemukus apa itu? Tak salah lagi, itu adalah komet ISON. ISON adalah sebuah komet yang berasal dari Awan Oort, “gudang” komet di dekat Tata Surya. ISON ditemukan oleh astronom asal Rusia, Vitali Nevski dan Artyom Novichonok, pada 24 September 2012. ISON bergerak dari Awan Oort menuju Tata Surya lewat orbit yang berbentuk parabola. Kedatangan ISON kali ini merupakan yang pertama. ISON akan mencapai titik terdekat dengan Matahari pada 28 November 2013. Kala mencapai titik terdekatnya nanti, ISON akan bersinar terang. “Kecerlangan ISON akan mengalahkan kecerlangan Venus,” kata astronom amatir Ma’rufin Sudibyo kala dihubungi Kompas.com, Minggu (10/11/2013). ISON akan tampak dengan magnitudo mencapai -6, sementara Venus tampak dengan magnitudo -4. Magnitudo menyatakan kecerlangan benda langit. Se- join facebook.com/suryaonline makin negatif, semakin terang benda langit itu dari sudut pandang manusia di Bumi. Ma’rufin menambahkan, dengan magnitudo mencapai 6, maka ISON juga bisa dilihat dengan mata telanjang pada siang hari bolong. “Syarat minimal untuk terlihat pada siang hari adalah punya magnitudo minimal -6,” katanya. ISON diprediksi akan menjadi komet paling terang dalam 50 tahun terakhir. Kesempatan untuk melihat ISON kali ini sangat sayang untuk dilewatkan karena belum tentu komet ini akan lewat lagi.(kompas) SURABAYA, SURYA - Artis peran Revalina S Temat (27) mengaku merasa tersentil, tergugah, dan bersyukur ketika mengetahui ada orang-orang yang peduli pada lingkungan mereka di Indonesia. Hal itu dialaminya ketika pada 6 November 2013 di Jakarta, ia hadir dalam acara penyerahan penghargaan Pahlawan untuk Indonesia 2013 bagi mereka yang berdedikasi tinggi untuk banyak orang. “Tersentil banget. Udah gitu, banyak bidangnya, ada yang berbakti di pendidikan, lingkungan, sampai kesehatan, dan itu semua pakai biaya mereka sendiri,” kata Reva. Kontestan yang menarik perhatiannya adalah Robert Wilhelmus Sinke atau Rob Sinke (56). Pria kelahiran Belanda yang sudah menjadi warga negara Indonesia itu tinggal di Sawai Itepo, Weda, Halmahera Tengah. Ia membaktikan dirinya untuk lingkungan hidup di sana. Reva juga bersyukur dengan adanya orang-orang seperti Rob Sinke dan kontestankontestan lainnya. “Tapi, disyukuri juga, karena masih ada orang seperti beliau yang masih peduli sama hutan. Harusnya orang kita nih. Tapi, ya beliau aja mau, kenapa kita enggak. Ya, kalau bisa mulai dari diri kita sendirilah,” katanya lagi. Reva mengaku tergugah pula oleh kegigihan para kontestan acara tersebut. “Inspirasi banget buat aku jaga lingkungan. Nomor satu karena hal kecil buat lingkungan itu manfaatnya besar banget, seperti misalnya buang sampah di tempatnya, jangan sembarangan,” tutupnya.(kps) follow @portalsurya