1) Sumber motivasi terhebat untuk seseorang adalah dirinya sendiri karena hanya dia yang paham sepenuhnya tentang dirinya; 2) Metode AMC yang diajarkan bertujuan meningkatkan kesadaran diri sehingga menemukan motivasi internal; 3) Dengan memahami diri sendiri secara utuh, seseorang dapat mengendalikan hidup dan memotivasi dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

1. Ternyata Sosok Inilah Yang Bisa Menjadi
“Motivator” Terhebat Bagi Anda
13 Oktober 2016firmanpratama
Motivasi, ketika
seseorang merasa dirinya tidak semangat maka pasti mencari motivasi. Mencari
melalui buku-buku yang bertajuk motivasi, lalu mencari acara-acara yang
memang mengklaim acara itu sebagai tempat memunculkan motivasi. Biasanya
sambil lompat-lompat, lalu menggenggam tangan dan berkata “yes..yes”. Jadi
teringat dulu waktu masih SMP dan SMA, saya juga suka tuh acara motivasi yang
lompat-lompat gitu, teriak-teriak yang dipandu oleh seseorang yang
(mengakunya) pemberi motivasi atau isitilah kerennya motivator. Tadi pagi
sebelumke kampus, saya ke kantor dulu ngecekpekerjaan laluada OB (office boy)
yang mendekati saya “pak firman, saya butuh motivasi nih,lagi galau”, saya
jawabnya “iya ayuk ngopi” hehe..
Sambil ngopi dikantin, saya ajak dia ngobrol. Dia cerita semua apa perasaannya,
dia berbagi ke saya semua yang dia alami. Lalu saya ajak dia untuk melihat
“minuman kopi”di hadapan dia sambilbertanya “Warnakopi itu apa?”dijawabnya
“hitam pekat pak firman”. Saya lanjutkan “ok benar, kamu suka kan minum
sesuatu yang warna hitam pekat itu,pahit lagi. Lalu kamu tadi ambil gula, lalu
kamu aduk, karena kamu merasa kurang manis lalu kamu tambah lagi gulanya,
benar kan ya?”. “iya pak benar” jawab dia lagi. “Nah, sama dengan dalam
kehidupanmu mas, yang membuat manis atau pahit itu adalah dirimu sendiri,
karena kamu yang mengatur takaran gulanya. Kamu yang menentukan sendiri
mau dibuat apa, yang memotivasi itu dirimu bukan saya. Lah kan yang tahu
bagaimana kehidupanmu adalah dirimu” penjelasan saya ke dia.

2. Saya menulis di blog ini, saya membuat metode AMC (Alpha Mind Control)
tujuannya adalah untuk memunculkan kesadaran penuh tentang diri sendiri,
bahwa Tuhan sudah memberikan hak sepenuhnya kepada kita, kepada masing-
masing orang untuk membuat kehidupannya sendiri. Memunculkan kesadaran
bahwa diri kita sendirilah yang memberikan motivasi kepada diri kita, bukan
Orang lain. Karena yang tahu benar tentang diri kita adalah diri kita sendiri, nah
karena itu perlu mengenali diri dengan benar dan seutuhnya. Kalau anda sudah
mengenali diri dengan benar dan utuh maka disitulah anda menemukan sumber
motivasi paling hebat, disitulah anda menemukan sosokmotivatorpaling dahsyat
didunia, yaitu DIRI ANDA SENDIRI. Sehingga, pasti dalam setiap permulaan kelas
AMC selalu saya katakan bahwa dalam kelas AMC tidak ada nangis-nangis, tidak
ada teriak-teriak, tidak ada semangat-semangat, tidak ada yes-yes. Karena

3. memang kelas AMC bukan ajang motivasi, kelas AMC bukan tempat untuk
meratapi kesalahan. Di kelas AMC kita benar-benar belajar, karena itu kalau anda
mau nangis-nangis dan teriak maka saran saya tidak usah belajar AMC ya hehe..
AMC saya buatsebagaimetode untukmengenali,mengontrol dan memaksimalkan
diri. Dengan memahami AMC secara utuh dan benar maka kita bisa
mengendalikan hidup kita, kita bisa memotivasi hidup kita sendiri. Sejatinya,
andalah motivator terhebat bagi diri anda, bukan orang lain yang (mengaku-
ngaku) motivator itu. Daripada anda bingung mencari sosokmotivator diluar diri
yang belum tentu diri anda, maka saatnya anda mengenali diri anda sendiri dan
menemukan “motivatorsejati”dalam diri anda yang sudah tahu benartentang diri
anda. Sama seperti hari minggu-senin-selasa kemarin ketika saya memberikan

4. kelas Platinum AMC di jogja yang pesertanya adalah adik dari seorang alumni
Platinum AMC juga, dia akhirnya berkata “kalau seperti ini hidup benar-benar
nyaman mas firman, semua ternyata sudah ada dalam diri, selama ini saya sibuk
mencari diluar diri tetapi mulai skrg saya sudah menemukan semua jawaban hanya
dalam 3 hari, yang serunya lagi tanpa puasa dan tanpa wiridan”