SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
KETENTUAN UMUM PENYUSUNANKETENTUAN UMUM PENYUSUNAN
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGANPERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
◦ Laporan Pertanggungjawaban (SPJ) Keuangan
dibuat dengan mengacu pada sistem
pertanggungjawaban keuangan di lingkungan
Universitas Diponegoro.
◦ Bukti-Bukti SPJ dibuat dan disusun mengacu
Rencana Anggaran Biaya
Bukti pengeluaran berupa Kuitansi untuk :
◦ pembelian barang. Contoh : konsumsi, pembelian ATK, dll
◦ Belanja Barang Non operasional Lainnya. Contoh : sewa
kendaraan, Sewa kostum, sewa lapangan futsal, dll
Absensi
Absensi (daftar hadir) dibuat untuk kegiatan yang dilaksanakan
dikantor dan yang dilaksanakan di luar kantor, baik untuk data dukung
pengeluaran biaya konsumsi maupun pembayaran honorarium yang
dasar pembayarannya adalah berdasarkan kehadiran. Absensi (daftar
hadir) diperlukan untuk mengetahui berapa banyak peserta yang hadir,
banyaknya hari kehadiran. Nama-nama yang ada dalam absensi
dicantumkan pada setiap pelaporan kegiatan.
BUKTI
PENGELUARAN
BELANjA
BARANG
Mengetahui,
Ketua....
 
 
Nama terang
NIP


 DAFTAR HADIR
 Acara :
 Hari/Tanggal :
 Waktu :
 Tempat :


 No Nama Jurusan Tanda tangan
BEA METERAIBEA METERAI
 Setiap pembelian barang/jasa sewa dibubuhi meterai (Peraturan menteri
keuangan nomor 65/pmk.03/2014 tanggal 22 april 2014 tentang bentuk, ukuran,
dan warna benda meterai), dengan perincian sebagai berikut:
Pembelian barang/jasa, sewa : ≤ Rp 250.000,- tanpa dibubuhi Meterai.
Pembelian barang/jasa, sewa : > Rp 250.000,- s.d. Rp.1.000.000,- dibubuhi Meterai
3.000,-
Pembelian barang/jasa, sewa : > Rp.1.000.000,- dibubuhi Meterai 6.000,-
MATERAI TEMPEL
2009
MATERAI TEMPEL
2014
Apakah Meterai tempel 2009 masih bisa
dipergunakan?
Meterai tempel tahun 2009 masih bisa
dipergunakan sampai dengan 31 Maret 2015.
Kapan mulai berlaku Materai Baru ini?
Materai ini mulai berlaku sejak tanggal 17
Agustus 2014.
Jadi antara 17 Agustus 2014 sampai dengan 31
Maret 2015 akan ada dua jenis Materai yang
beredar yaitu Materai Lama (2009) dan Materai
Baru (2014).
SATUAN BIAYA KONSUMSISATUAN BIAYA KONSUMSI
(PMK 53/PMK.02/2014)(PMK 53/PMK.02/2014)
BIAYA SEWA KENDARAANBIAYA SEWA KENDARAAN
10
Objek Pemotongan & Pemungutan Pajak
Oleh Bendahara Pemerintah
1 PPh Pasal 21 : Pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan
kepada orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan
jabatan, jasa dan kegiatan.
2 PPh Pasal 22 : Pemungutan pajak atas penghasilan yang dibayarkan
sehubungan dengan pembelian barang.
3 PPh Pasal 23 : Pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan
berupa hadiah, bunga, deviden, sewa, royalty dan
jasa-jasa selain Objek PPh Pasal 21.
4 PPh Pasal 26 : Pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima
Wajib Pajak Luar Negeri.
5 PPh Pasal 4 (2) : Pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan
sehubungan jasa tertentu & sumber tertentu.
6 PPN dan PPnBM : Pemungutan pajak atas konsumsi barang/jasa
sehubungan dengan penyerahan Barang Kena Pajak &
Jasa Kena Pajak
7 Bea Meterai : Pajak atas pemanfaatan dokumen tertentu.
11
DIKECUALIKAN DARIDIKECUALIKAN DARI
PEMUNGUTAN PPh PASAL 22PEMUNGUTAN PPh PASAL 22
PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG YANG JUMLAHNYA PALING
BANYAK Rp.2.000.000,- DAN TIDAK MERUPAKAN PEMBAYARAN YANG
TERPECAH-PECAH DILAKUKAN OTOMATIS TANPA SKB
PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BAHAN BAKAR
MINYAK, LISTRIK, GAS, AIR MINUM / PDAM, DAN BENDA BENDA POS
DILAKUKAN OTOMATIS TANPA SKB
PEMBAYARAN OLEH BENDAHARA BOS
PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN
ATAS PEMBELIAN BARANG
02 - PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
12
SAAT PEMUNGUTAN PPH PASAL 22
TARIF 1,5%
DARI HARGA/NILAI
PEMBELIAN BARANG
PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN
ATAS
PENYERAHAN BARANG OLEH REKANAN
JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22
WAJIB PAJAK REKANAN
KPP MELALUI KPPN
KPP SBG LAMPIRAN SPT
MASA BENDAHARAWAN
KANTOR PENERIMA PEMBAYARAN
(BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO)
PEMUNGUT PPh PSL 22
LEMBAR KE-1LEMBAR KE-1
SURAT SETORAN PAJAK
(SSP)
LEMBAR KE-2LEMBAR KE-2
LEMBAR KE-3LEMBAR KE-3
LEMBAR KE-4LEMBAR KE-4
LEMBAR KE-5LEMBAR KE-5
13
Pembelian ATK
Tgl Pembayaran
Rp 2.310.000,-
12 April 2012
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 100/110 x 2.310.000 Rp 2.100.000,-
PPN 10 % x 2.100.000 Rp 210.000,-
PPh pasal 22 1.5% x 2.100.000 Rp 31.500,- (Rekanan ber-NPWP)
3% x 2.100.000 Rp 63.000,- (Rekanan Tidak ber-NPWP)
PPh pasal 22
PPN
12 April 2012
7 Mei 2012
PPh pasal 22
PPN
14 Mei 2012
31 Mei 2012
Batas Waktu Penyetoran
Batas Waktu Pelaporan
14
CONTOH PENGHITUNGAN
PPh PASAL 22
15
Objek PPh PASAL 23
HADIAH DAN PENGHARGAAN SEHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN SELAIN
YANG TELAH DIPOTONG PPh. 21
SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN
HARTA
IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN:
• JASA TEKNIK;
• JASA MANAJEMEN;
• JASA KONSULTAN HUKUM,
• JASA KONSULTAN PAJAK,
• JASA LAIN SELAIN JASA YG TELAH DIPOTONG PPh PSL 21
YANG BERASAL DARI MODAL :
• DEVIDEN
• BUNGA
• ROYALTI
03 - PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
Direktorat Penyuluhan PelayananDirektorat Penyuluhan Pelayanan
dan Humasdan Humas 16
TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN
PPh PASAL 23
SEWA
DAN
JASA LAINNYA
TARIF
15 %
PENGHASILAN BRUTO
HADIAH DAN
PENGHARGAAN,
DEVIDEN, BUNGA
DAN ROYALTI
TARIF
2 %
JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
17
TATA CARA PEMOTONGAN
PPh PASAL 23
BUKTI PEMOTONGAN
DILAKUKAN PADA SAAT MEMBAYARKAN
PENGHASILAN OLEH BENDAHARA
F.1.1.33.06 atau
F.1.1.33.07
1
2
3
UNTUK REKANAN
LAMPIRAN SPT MASA PPh
PASAL 23/26
ARSIP BENDAHARA
18
CONTOH PENGHITUNGAN PPh PASAL 23
Sewa Kendaraan
Tgl Pembayaran
Rp 1.100.000,-
20 April 2012
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 100/110 x 1.100.000 Rp 1.000.000,-
PPN 10 % x 1.000.000 Rp 100.000,-
PPh pasal 23 2% x 1.000.000 Rp 20.000,- (Rekanan ber-NPWP)
4% x 1.000.000 Rp 40.000,- (Rekanan Tidak ber-
NPWP)
PPh pasal 23
PPN
10 Mei 2012
7 Mei 2012
PPh pasal 23
PPN
20 Mei 2012
31 Mei 2012
Batas Waktu Penyetoran
Batas Waktu Pelaporan
PAJAK UNTUK KONSUMSI :
1.Catering : dikenakan PPh Psl 23
berapapun nilainya.
2.Industri Roti : dikenakan PPN jika diatas
1 juta atau PPN serta PPh 22 jika diatas 2 jt
dari Nilai DPP.
3.Warung makan/ Restoran: PPh 22 jika
diatas 2 juta
PAJAK UNTUK SEWA KENDARAAN
Transaksi dibawah 1 juta : PPh Pasal 23
dari Bruto
Transaksi diatas 1 juta : PPN dan PPh
Pasal 23 dari DPP (Dasar Pengenaan
Pajak)
 Kewajiban Pajak Penghasilan = 1% X Omset perbulan
(bagi Wajib Pajak Pengusaha dgn omset tidak melebihi 4,8 M setahun)
 Bendaharawan tidak melakukan pemotongan dan/atau pemungutan
Pajak Penghasilan untuk setiap transaksi yang merupakan objek
pemotongan dan/atau pemungutan PPh Pasal 22 (belanja barang) dan
PPh Pasal 23 (belanja jasa) apabila telah menerima fotokopi Surat
Keterangan Bebas (SKB) yang telah dilegalisasi oleh Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak melaporkan SPT Tahunan.
(Peraturan Direktur Jenderal Pajak Per-32/PJ/2013 Pasal 7)
21
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013
Contoh Dokumen
Legalisasi SKB PPh Pasal 22
22
Legalisasi SKB Pemotongan/Pemungutan
PPh Pasal 22/23 dibuat 3 rangkap:
1.Wajib Pajak
2.Pemotong/Pemungut PPh
3.KPP Penerbit
Catatan:
Bendahara Pemungut / Pemotong Pajak
yang sudah mendapatkan legalisasi SKB
PPh dari Wajib Pajak tidak melakukan
pemotongan/pemungutan PPh
Legalisasi SKB dibuat setiap kali melakukan
tagihan pembayaran
Penghasilan dari
Jasa Persewaan atas
Tanah &/ Bangunan
Penghasilan dari
Jasa
Konstruksi
Penghasilan dari
Jasa Pengalihan Hak
atas Tanah &/Bang
YANG DIBAYARKAN OLEH BENDAHARA
DIPOTONG DGN TARIF
10% DARI JUMLAH BRUTO
DIPOTONG DGN TARIF
PELAKSANAAN :
- 2% => KUALIFIKASI USAHA KECIL
- 3% => KUALIFIKASI MENENGAH DAN BESAR
- 4% => TIDAK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA
PERENCANAAN & PENGAWASAN :
- 4% => MEMILIKI KLASIFIKASI USAHA
- 6% => TDK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA
1. DIPOTONG DGN TARIF
5% DARI JUMLAH BRUTO
(UTK OP… KECUALI < Rp 60 jt,
PH DIBAWAH PTKP)
2. DIPOTONG DGN TARIF
1% JUMLAH BRUTO
KHUSUS UNTUK RUMAH
SEDERHANA &
RUMAH SUSUN SEDERHANA
23
04 - PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2)
Contoh transaksi yang dikenakan PPh
Pasal 4 ayat 2 adalah : Sewa Lapangan
Futsal.
Transaksi dibawah 1 juta : PPh Pasal 4 ayat 2
dari Bruto, berapapun nilainya. Dikenakan
tarif PPh Pasal 4 ayat 2 sebesar 10 %.
Transaksi diatas 1 juta : PPN dan PPh
Pasal 4 ayat 2 dari DPP (Dasar Pengenaan
Pajak). Dikenakan tarif PPN 10 % dan PPh
Pasal 4 ayat 2 sebesar 10 %.
25
SYARAT PEMUNGUTAN PPN :SYARAT PEMUNGUTAN PPN :SYARAT PEMUNGUTAN PPN :SYARAT PEMUNGUTAN PPN :
1. ADANYA PENYERAHAN DI DALAM DAERAH
PABEAN;
2. YANG DISERAHKAN BARANG KENA PAJAK /
JASA KENA PAJAK;
3. YANG MENYERAHKAN ADALAH PENGUSAHA
KENA PAJAK.
1. ADANYA PENYERAHAN DI DALAM DAERAH
PABEAN;
2. YANG DISERAHKAN BARANG KENA PAJAK /
JASA KENA PAJAK;
3. YANG MENYERAHKAN ADALAH PENGUSAHA
KENA PAJAK.
05 - PAJAK PERTAMBAHAN NILAI05 - PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
26
PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPUNGUT PPN
OLEH BENDAHARAWAN
TDK MELEBIHI DARI JML Rp 1.000.000,00 TERMASUK PPN DAN/ATAU PPn BM DAN
MERUPAKAN PEMBAYARAN YG TDK DIPECAH-PECAH
BBM DAN NON-BBM YG PENYERAHANNYA DILAKUKAN OLEH PERTAMINA
ATAS JASA ANGKUTAN UDARA YG DISERAHKAN OLEH PERUSAHAAN
PENERBANGAN
UNTUK PENYERAHAN BKP/JKP YG MEMPEROLEH FASILITAS PPN TDK DIPUNGUT
DALAM HAL
PEMBAYARAN
ATAS PENYERAHAN BKP/JKP YG MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERLAKU, MENDAPAT FASILITAS PPN TIDAK DIPUNGUT DAN ATAU DIBEBASKAN
DARI PENGENAAN PPN
UNTUK PEMBEBASAN TANAH, KECUALI PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN TANAH
OLEH REAL ESTATE ATAU INDUSTRIAL ESTATE
27
Jenis Pajak Bayar Lapor oleh BP
PPh Ps 4(2) Tg 10 bulan berikutnya Tg 20 bulan berikutnya
PPh Ps 21/26 Tg 10 bulan berikutnya Tg 20 bulan berikutnya
PPh Ps 23/26 Tg 10 bulan berikutnya Tg 20 bulan berikutnya
PPh Ps 22 Saat Pembayaran
Tagihan
14 hari setelah masa
pajak berakhir
PPN/PPnBM Tg 7 bulan berikutnya Akhir Bulan Berikutnya
BATAS WAKTU PEMBAYARAN DAN PELAPORAN
SESUAI PERMENKEU NOMOR 80/PMK.03/2010
28
Jenis Pajak PPh Ps21/26 PPh Ps 22 PPh Ps 23/26 PPh Ps 4 (2) PPN/PPnBM
Atas Nama
Bendahara
Pengeluaran
Wajib Pajak
Rekanan
Bendahara
Pengeluaran
Bendahara
Pengeluaran
Wajib Pajak
Rekanan
Lembar ke-1
Untuk
Bendahara
Pengeluaran
Untuk
Wajib Pajak
Rekanan
Untuk
Bendahara
Pengeluaran
Untuk
Bendahara
Pengeluaran
Untuk
Wajib Pajak
Rekanan
Lembar ke-2 Untuk KPPN Melalui Tempat Pembayaran (Bank Pesepsi/Kantor Pos)
Lembar ke-3
Untuk KPP
Melalui SPT
Masa PPh Pasal
21/26
Bendahara
Pengeluaran
Untuk KPP
Melalui SPT
Masa PPh Pasal
22 Bendahara
Pengeluaran
Untuk KPP
Melalui SPT
Masa PPh Pasal
23/26
Bendahara
Pengeluaran
Untuk KPP
Melalui SPT
Masa PPh Pasal
4 (2) Bendahara
Pengeluaran
Untuk KPP
Melalui SPT
Masa
PPN/PPnBM
Wajib Pajak
Rekanan
Lembar ke-4 Untuk Tempat Pembayaran (Bank Pesepsi/Kantor Pos)
Lembar ke-5 Untuk Arsip Bendahara Pengeluaran
*) Semua SSP dicap dan ditandatangani oleh Bendahara
**) SSP PPh Ps 21, 23, 26 dan 4 (2) adalah penjumlahan semua bukti pemotongan satu bulan
atau bisa juga jumlah per transaksi
TATA CARA PENGISIAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP)
29
Jenis Pajak Tidak Final Final
PPh Ps 21 411121 - 100 411121 – 402
PPh Ps 22 411122 - 900 -
PPh Ps 23 411124 – 104 (JASA)
411124 - 100 (SEWA)
-
PPh Ps 4(2) 411128 – 402 PENGALIHAN TNH/BNG
411128 – 403 PERSEWAAN TNH/BNG
411128 – 409 JASA KONSTRUKSI
PPN/PPnBM 411211 - 900
KODE AKUN PAJAK
30
Faktur Pajak
Dibuat, ditandatangani dan diberikan nomor seri oleh Wajib Pajak Rekanan
Lembar ke-1 Untuk Bendahara Pengeluaran
Lembar ke-2 Untuk Arsip Wajib Pajak (PKP) Rekanan
Lembar ke-3 Untuk KPP Melalui SPT Masa PPN/PPnBM Bendahara Pengeluaran
Format Nomor Seri Faktur Pajak (untuk koreksi Bendahara Pengeluaran)
02 0 - 000 - 00 - 00000000
KODE TRANSAKSI KODE CABANG THN TERBIT NOMOR SERI
DGN BEND. WP REKANAN
KODE STATUS
KODE STATUS: 0 = NORMAL 1 = PEMBETULAN

More Related Content

What's hot

Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Adillah Putri
 
Pph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharaPph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendahara
irmans36
 
buku bendahara mahir pajak
buku bendahara mahir pajakbuku bendahara mahir pajak
buku bendahara mahir pajak
Neea Niio
 
Bendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakBendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajak
asrikartini
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Maiya Maiya
 

What's hot (20)

Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadi
 
PPH DAN PPN
PPH DAN PPNPPH DAN PPN
PPH DAN PPN
 
PPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soalPPh Pasal 21 + soal
PPh Pasal 21 + soal
 
PPh Pasal 25
PPh Pasal 25PPh Pasal 25
PPh Pasal 25
 
Pph final pasal 4 ayat (2)
Pph final pasal 4 ayat (2)Pph final pasal 4 ayat (2)
Pph final pasal 4 ayat (2)
 
Sosialisasi pajak copy
Sosialisasi pajak   copySosialisasi pajak   copy
Sosialisasi pajak copy
 
Ppt p ph final
Ppt p ph finalPpt p ph final
Ppt p ph final
 
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas UsahaPeraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 tentang PPh atas Usaha
 
penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23 penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23
 
Buku bendahara mahir pajak__
Buku bendahara mahir pajak__Buku bendahara mahir pajak__
Buku bendahara mahir pajak__
 
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Daftar Tarif PPh dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
 
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi BendaharaSimulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
Simulasi Ringkas perpajakan bagi Bendahara
 
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_newNatal kristiono hukum pajak  materi pph_21_dan_26_new
Natal kristiono hukum pajak materi pph_21_dan_26_new
 
perpajakan
perpajakanperpajakan
perpajakan
 
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadiBahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
Bahan ajar p ph pasal 21 orang pribadi
 
Pph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharaPph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendahara
 
buku bendahara mahir pajak
buku bendahara mahir pajakbuku bendahara mahir pajak
buku bendahara mahir pajak
 
Perpajakan (PPh pasal 21)
Perpajakan (PPh pasal 21)Perpajakan (PPh pasal 21)
Perpajakan (PPh pasal 21)
 
Bendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajakBendahara dan kewajiban-pajak
Bendahara dan kewajiban-pajak
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
 

Similar to Materi lokakarya mahasiswa FISIP

Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajak
puspa
 
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
tondok
 

Similar to Materi lokakarya mahasiswa FISIP (20)

RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIORESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
 
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBNResume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
 
Tax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit PajakTax Planning Atas Kredit Pajak
Tax Planning Atas Kredit Pajak
 
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).pptPPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
PPh PotPut (Dipo Tri Martiano).ppt
 
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
 
SLIDE BENDAHARA 2017.pptx
SLIDE BENDAHARA 2017.pptxSLIDE BENDAHARA 2017.pptx
SLIDE BENDAHARA 2017.pptx
 
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
 
Akunt pajak i iii
Akunt pajak i iiiAkunt pajak i iii
Akunt pajak i iii
 
Panduan laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Atas Dana Hibah Penelitian
Panduan laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Atas Dana Hibah PenelitianPanduan laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Atas Dana Hibah Penelitian
Panduan laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Atas Dana Hibah Penelitian
 
KPP812 SE 24 2018.pdf
KPP812 SE 24 2018.pdfKPP812 SE 24 2018.pdf
KPP812 SE 24 2018.pdf
 
Mengenal pph pasal 23
Mengenal pph pasal 23Mengenal pph pasal 23
Mengenal pph pasal 23
 
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
 
(2) pajak bendaharawan
(2) pajak bendaharawan (2) pajak bendaharawan
(2) pajak bendaharawan
 
Iai pph badan sesi 4 ab
Iai pph badan sesi 4 abIai pph badan sesi 4 ab
Iai pph badan sesi 4 ab
 
5. DJP - Pajak Bendahara Desa.pdf
5. DJP - Pajak Bendahara Desa.pdf5. DJP - Pajak Bendahara Desa.pdf
5. DJP - Pajak Bendahara Desa.pdf
 
Paparan perpajakan Unair
Paparan perpajakan UnairPaparan perpajakan Unair
Paparan perpajakan Unair
 
PBB.pptx
PBB.pptxPBB.pptx
PBB.pptx
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKURGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
 

Materi lokakarya mahasiswa FISIP

  • 1.
  • 2. KETENTUAN UMUM PENYUSUNANKETENTUAN UMUM PENYUSUNAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGANPERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN ◦ Laporan Pertanggungjawaban (SPJ) Keuangan dibuat dengan mengacu pada sistem pertanggungjawaban keuangan di lingkungan Universitas Diponegoro. ◦ Bukti-Bukti SPJ dibuat dan disusun mengacu Rencana Anggaran Biaya
  • 3. Bukti pengeluaran berupa Kuitansi untuk : ◦ pembelian barang. Contoh : konsumsi, pembelian ATK, dll ◦ Belanja Barang Non operasional Lainnya. Contoh : sewa kendaraan, Sewa kostum, sewa lapangan futsal, dll Absensi Absensi (daftar hadir) dibuat untuk kegiatan yang dilaksanakan dikantor dan yang dilaksanakan di luar kantor, baik untuk data dukung pengeluaran biaya konsumsi maupun pembayaran honorarium yang dasar pembayarannya adalah berdasarkan kehadiran. Absensi (daftar hadir) diperlukan untuk mengetahui berapa banyak peserta yang hadir, banyaknya hari kehadiran. Nama-nama yang ada dalam absensi dicantumkan pada setiap pelaporan kegiatan.
  • 5. Mengetahui, Ketua....     Nama terang NIP    DAFTAR HADIR  Acara :  Hari/Tanggal :  Waktu :  Tempat :    No Nama Jurusan Tanda tangan
  • 6. BEA METERAIBEA METERAI  Setiap pembelian barang/jasa sewa dibubuhi meterai (Peraturan menteri keuangan nomor 65/pmk.03/2014 tanggal 22 april 2014 tentang bentuk, ukuran, dan warna benda meterai), dengan perincian sebagai berikut: Pembelian barang/jasa, sewa : ≤ Rp 250.000,- tanpa dibubuhi Meterai. Pembelian barang/jasa, sewa : > Rp 250.000,- s.d. Rp.1.000.000,- dibubuhi Meterai 3.000,- Pembelian barang/jasa, sewa : > Rp.1.000.000,- dibubuhi Meterai 6.000,- MATERAI TEMPEL 2009 MATERAI TEMPEL 2014
  • 7. Apakah Meterai tempel 2009 masih bisa dipergunakan? Meterai tempel tahun 2009 masih bisa dipergunakan sampai dengan 31 Maret 2015. Kapan mulai berlaku Materai Baru ini? Materai ini mulai berlaku sejak tanggal 17 Agustus 2014. Jadi antara 17 Agustus 2014 sampai dengan 31 Maret 2015 akan ada dua jenis Materai yang beredar yaitu Materai Lama (2009) dan Materai Baru (2014).
  • 8. SATUAN BIAYA KONSUMSISATUAN BIAYA KONSUMSI (PMK 53/PMK.02/2014)(PMK 53/PMK.02/2014)
  • 9. BIAYA SEWA KENDARAANBIAYA SEWA KENDARAAN
  • 10. 10 Objek Pemotongan & Pemungutan Pajak Oleh Bendahara Pemerintah 1 PPh Pasal 21 : Pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan kepada orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan jabatan, jasa dan kegiatan. 2 PPh Pasal 22 : Pemungutan pajak atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan pembelian barang. 3 PPh Pasal 23 : Pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan berupa hadiah, bunga, deviden, sewa, royalty dan jasa-jasa selain Objek PPh Pasal 21. 4 PPh Pasal 26 : Pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima Wajib Pajak Luar Negeri. 5 PPh Pasal 4 (2) : Pemotongan pajak atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan jasa tertentu & sumber tertentu. 6 PPN dan PPnBM : Pemungutan pajak atas konsumsi barang/jasa sehubungan dengan penyerahan Barang Kena Pajak & Jasa Kena Pajak 7 Bea Meterai : Pajak atas pemanfaatan dokumen tertentu.
  • 11. 11 DIKECUALIKAN DARIDIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG YANG JUMLAHNYA PALING BANYAK Rp.2.000.000,- DAN TIDAK MERUPAKAN PEMBAYARAN YANG TERPECAH-PECAH DILAKUKAN OTOMATIS TANPA SKB PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BAHAN BAKAR MINYAK, LISTRIK, GAS, AIR MINUM / PDAM, DAN BENDA BENDA POS DILAKUKAN OTOMATIS TANPA SKB PEMBAYARAN OLEH BENDAHARA BOS PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PEMBELIAN BARANG 02 - PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
  • 12. 12 SAAT PEMUNGUTAN PPH PASAL 22 TARIF 1,5% DARI HARGA/NILAI PEMBELIAN BARANG PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG OLEH REKANAN JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
  • 13. BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 WAJIB PAJAK REKANAN KPP MELALUI KPPN KPP SBG LAMPIRAN SPT MASA BENDAHARAWAN KANTOR PENERIMA PEMBAYARAN (BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO) PEMUNGUT PPh PSL 22 LEMBAR KE-1LEMBAR KE-1 SURAT SETORAN PAJAK (SSP) LEMBAR KE-2LEMBAR KE-2 LEMBAR KE-3LEMBAR KE-3 LEMBAR KE-4LEMBAR KE-4 LEMBAR KE-5LEMBAR KE-5 13
  • 14. Pembelian ATK Tgl Pembayaran Rp 2.310.000,- 12 April 2012 Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 100/110 x 2.310.000 Rp 2.100.000,- PPN 10 % x 2.100.000 Rp 210.000,- PPh pasal 22 1.5% x 2.100.000 Rp 31.500,- (Rekanan ber-NPWP) 3% x 2.100.000 Rp 63.000,- (Rekanan Tidak ber-NPWP) PPh pasal 22 PPN 12 April 2012 7 Mei 2012 PPh pasal 22 PPN 14 Mei 2012 31 Mei 2012 Batas Waktu Penyetoran Batas Waktu Pelaporan 14 CONTOH PENGHITUNGAN PPh PASAL 22
  • 15. 15 Objek PPh PASAL 23 HADIAH DAN PENGHARGAAN SEHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN SELAIN YANG TELAH DIPOTONG PPh. 21 SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN HARTA IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN: • JASA TEKNIK; • JASA MANAJEMEN; • JASA KONSULTAN HUKUM, • JASA KONSULTAN PAJAK, • JASA LAIN SELAIN JASA YG TELAH DIPOTONG PPh PSL 21 YANG BERASAL DARI MODAL : • DEVIDEN • BUNGA • ROYALTI 03 - PAJAK PENGHASILAN PASAL 23
  • 16. Direktorat Penyuluhan PelayananDirektorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 16 TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN PPh PASAL 23 SEWA DAN JASA LAINNYA TARIF 15 % PENGHASILAN BRUTO HADIAH DAN PENGHARGAAN, DEVIDEN, BUNGA DAN ROYALTI TARIF 2 % JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
  • 17. 17 TATA CARA PEMOTONGAN PPh PASAL 23 BUKTI PEMOTONGAN DILAKUKAN PADA SAAT MEMBAYARKAN PENGHASILAN OLEH BENDAHARA F.1.1.33.06 atau F.1.1.33.07 1 2 3 UNTUK REKANAN LAMPIRAN SPT MASA PPh PASAL 23/26 ARSIP BENDAHARA
  • 18. 18 CONTOH PENGHITUNGAN PPh PASAL 23 Sewa Kendaraan Tgl Pembayaran Rp 1.100.000,- 20 April 2012 Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 100/110 x 1.100.000 Rp 1.000.000,- PPN 10 % x 1.000.000 Rp 100.000,- PPh pasal 23 2% x 1.000.000 Rp 20.000,- (Rekanan ber-NPWP) 4% x 1.000.000 Rp 40.000,- (Rekanan Tidak ber- NPWP) PPh pasal 23 PPN 10 Mei 2012 7 Mei 2012 PPh pasal 23 PPN 20 Mei 2012 31 Mei 2012 Batas Waktu Penyetoran Batas Waktu Pelaporan
  • 19. PAJAK UNTUK KONSUMSI : 1.Catering : dikenakan PPh Psl 23 berapapun nilainya. 2.Industri Roti : dikenakan PPN jika diatas 1 juta atau PPN serta PPh 22 jika diatas 2 jt dari Nilai DPP. 3.Warung makan/ Restoran: PPh 22 jika diatas 2 juta
  • 20. PAJAK UNTUK SEWA KENDARAAN Transaksi dibawah 1 juta : PPh Pasal 23 dari Bruto Transaksi diatas 1 juta : PPN dan PPh Pasal 23 dari DPP (Dasar Pengenaan Pajak)
  • 21.  Kewajiban Pajak Penghasilan = 1% X Omset perbulan (bagi Wajib Pajak Pengusaha dgn omset tidak melebihi 4,8 M setahun)  Bendaharawan tidak melakukan pemotongan dan/atau pemungutan Pajak Penghasilan untuk setiap transaksi yang merupakan objek pemotongan dan/atau pemungutan PPh Pasal 22 (belanja barang) dan PPh Pasal 23 (belanja jasa) apabila telah menerima fotokopi Surat Keterangan Bebas (SKB) yang telah dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak melaporkan SPT Tahunan. (Peraturan Direktur Jenderal Pajak Per-32/PJ/2013 Pasal 7) 21 Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013
  • 22. Contoh Dokumen Legalisasi SKB PPh Pasal 22 22 Legalisasi SKB Pemotongan/Pemungutan PPh Pasal 22/23 dibuat 3 rangkap: 1.Wajib Pajak 2.Pemotong/Pemungut PPh 3.KPP Penerbit Catatan: Bendahara Pemungut / Pemotong Pajak yang sudah mendapatkan legalisasi SKB PPh dari Wajib Pajak tidak melakukan pemotongan/pemungutan PPh Legalisasi SKB dibuat setiap kali melakukan tagihan pembayaran
  • 23. Penghasilan dari Jasa Persewaan atas Tanah &/ Bangunan Penghasilan dari Jasa Konstruksi Penghasilan dari Jasa Pengalihan Hak atas Tanah &/Bang YANG DIBAYARKAN OLEH BENDAHARA DIPOTONG DGN TARIF 10% DARI JUMLAH BRUTO DIPOTONG DGN TARIF PELAKSANAAN : - 2% => KUALIFIKASI USAHA KECIL - 3% => KUALIFIKASI MENENGAH DAN BESAR - 4% => TIDAK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA PERENCANAAN & PENGAWASAN : - 4% => MEMILIKI KLASIFIKASI USAHA - 6% => TDK MEMILIKI KUALIFIKASI USAHA 1. DIPOTONG DGN TARIF 5% DARI JUMLAH BRUTO (UTK OP… KECUALI < Rp 60 jt, PH DIBAWAH PTKP) 2. DIPOTONG DGN TARIF 1% JUMLAH BRUTO KHUSUS UNTUK RUMAH SEDERHANA & RUMAH SUSUN SEDERHANA 23 04 - PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2)
  • 24. Contoh transaksi yang dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2 adalah : Sewa Lapangan Futsal. Transaksi dibawah 1 juta : PPh Pasal 4 ayat 2 dari Bruto, berapapun nilainya. Dikenakan tarif PPh Pasal 4 ayat 2 sebesar 10 %. Transaksi diatas 1 juta : PPN dan PPh Pasal 4 ayat 2 dari DPP (Dasar Pengenaan Pajak). Dikenakan tarif PPN 10 % dan PPh Pasal 4 ayat 2 sebesar 10 %.
  • 25. 25 SYARAT PEMUNGUTAN PPN :SYARAT PEMUNGUTAN PPN :SYARAT PEMUNGUTAN PPN :SYARAT PEMUNGUTAN PPN : 1. ADANYA PENYERAHAN DI DALAM DAERAH PABEAN; 2. YANG DISERAHKAN BARANG KENA PAJAK / JASA KENA PAJAK; 3. YANG MENYERAHKAN ADALAH PENGUSAHA KENA PAJAK. 1. ADANYA PENYERAHAN DI DALAM DAERAH PABEAN; 2. YANG DISERAHKAN BARANG KENA PAJAK / JASA KENA PAJAK; 3. YANG MENYERAHKAN ADALAH PENGUSAHA KENA PAJAK. 05 - PAJAK PERTAMBAHAN NILAI05 - PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
  • 26. 26 PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPUNGUT PPN OLEH BENDAHARAWAN TDK MELEBIHI DARI JML Rp 1.000.000,00 TERMASUK PPN DAN/ATAU PPn BM DAN MERUPAKAN PEMBAYARAN YG TDK DIPECAH-PECAH BBM DAN NON-BBM YG PENYERAHANNYA DILAKUKAN OLEH PERTAMINA ATAS JASA ANGKUTAN UDARA YG DISERAHKAN OLEH PERUSAHAAN PENERBANGAN UNTUK PENYERAHAN BKP/JKP YG MEMPEROLEH FASILITAS PPN TDK DIPUNGUT DALAM HAL PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BKP/JKP YG MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU, MENDAPAT FASILITAS PPN TIDAK DIPUNGUT DAN ATAU DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN UNTUK PEMBEBASAN TANAH, KECUALI PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN TANAH OLEH REAL ESTATE ATAU INDUSTRIAL ESTATE
  • 27. 27 Jenis Pajak Bayar Lapor oleh BP PPh Ps 4(2) Tg 10 bulan berikutnya Tg 20 bulan berikutnya PPh Ps 21/26 Tg 10 bulan berikutnya Tg 20 bulan berikutnya PPh Ps 23/26 Tg 10 bulan berikutnya Tg 20 bulan berikutnya PPh Ps 22 Saat Pembayaran Tagihan 14 hari setelah masa pajak berakhir PPN/PPnBM Tg 7 bulan berikutnya Akhir Bulan Berikutnya BATAS WAKTU PEMBAYARAN DAN PELAPORAN SESUAI PERMENKEU NOMOR 80/PMK.03/2010
  • 28. 28 Jenis Pajak PPh Ps21/26 PPh Ps 22 PPh Ps 23/26 PPh Ps 4 (2) PPN/PPnBM Atas Nama Bendahara Pengeluaran Wajib Pajak Rekanan Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran Wajib Pajak Rekanan Lembar ke-1 Untuk Bendahara Pengeluaran Untuk Wajib Pajak Rekanan Untuk Bendahara Pengeluaran Untuk Bendahara Pengeluaran Untuk Wajib Pajak Rekanan Lembar ke-2 Untuk KPPN Melalui Tempat Pembayaran (Bank Pesepsi/Kantor Pos) Lembar ke-3 Untuk KPP Melalui SPT Masa PPh Pasal 21/26 Bendahara Pengeluaran Untuk KPP Melalui SPT Masa PPh Pasal 22 Bendahara Pengeluaran Untuk KPP Melalui SPT Masa PPh Pasal 23/26 Bendahara Pengeluaran Untuk KPP Melalui SPT Masa PPh Pasal 4 (2) Bendahara Pengeluaran Untuk KPP Melalui SPT Masa PPN/PPnBM Wajib Pajak Rekanan Lembar ke-4 Untuk Tempat Pembayaran (Bank Pesepsi/Kantor Pos) Lembar ke-5 Untuk Arsip Bendahara Pengeluaran *) Semua SSP dicap dan ditandatangani oleh Bendahara **) SSP PPh Ps 21, 23, 26 dan 4 (2) adalah penjumlahan semua bukti pemotongan satu bulan atau bisa juga jumlah per transaksi TATA CARA PENGISIAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP)
  • 29. 29 Jenis Pajak Tidak Final Final PPh Ps 21 411121 - 100 411121 – 402 PPh Ps 22 411122 - 900 - PPh Ps 23 411124 – 104 (JASA) 411124 - 100 (SEWA) - PPh Ps 4(2) 411128 – 402 PENGALIHAN TNH/BNG 411128 – 403 PERSEWAAN TNH/BNG 411128 – 409 JASA KONSTRUKSI PPN/PPnBM 411211 - 900 KODE AKUN PAJAK
  • 30. 30 Faktur Pajak Dibuat, ditandatangani dan diberikan nomor seri oleh Wajib Pajak Rekanan Lembar ke-1 Untuk Bendahara Pengeluaran Lembar ke-2 Untuk Arsip Wajib Pajak (PKP) Rekanan Lembar ke-3 Untuk KPP Melalui SPT Masa PPN/PPnBM Bendahara Pengeluaran Format Nomor Seri Faktur Pajak (untuk koreksi Bendahara Pengeluaran) 02 0 - 000 - 00 - 00000000 KODE TRANSAKSI KODE CABANG THN TERBIT NOMOR SERI DGN BEND. WP REKANAN KODE STATUS KODE STATUS: 0 = NORMAL 1 = PEMBETULAN