Laporan ini mengamati proses belajar mengajar di kelas 1 SD yang meliputi kegiatan siswa sebelum dan sesudah masuk kelas, sikap siswa ketika belajar, tugas yang diberikan guru, dan penggunaan nyanyian untuk melengkapi pembelajaran.
1. “Laporan Observasi Sekolah”
Kelompok 12
Ketua: Alifia Ridha P (13-063)
Anggota: Andry Sony S (09-079)
Awiddah Khairiami P (13-051)
Nanda Safrida P (13-055)
Jerni Hati S (13-067)
Atika Zahra (13-131)
6. Hasil Observasi:
• Bel masuk kelas berbunyi pada pukul 07.15. Siswa
yang datang di atas pukul 07.15 (terlambat) tidak
diizinkan untuk mengikuti kelas.
• Sebelum masuk, siswa-siswi melaksanakan piket
terlebih dahulu sesuai jadwalnya. Kelas dan
lingkungan di sekitar kelas harus terkondisikan
bersih. Siapapun yang melihat ada sampah di
sekitarnya, harus dikutip dan dibuang pada
tempatnya.
7. • Ketika bel masuk berbunyi, siswa-siswi baris yang
rapi sesuai kelasnya di lapangan sekolah, dipandu oleh
seseorang dari kelas yang lebih tinggi dan melakukan
doa bersama sebelum memasuki kelasnya masing-
masing (baris dan doa dilakukan kurang lebih 5 menit)
• Setelah masuk ke kelas, guru memandu muridnya
untuk berdoa sekali lagi dan membaca surat-surat
pendek sebelum pelajaran dimulai
8. • Sikap murid ketika sedang berdoa: duduk rapi di
bangkunya masing-masing, melipat kedua tangan di
atas meja, pandangan ke depan, kemudian
mengucapkannya bersama-sama dengan guru
• Guru memberikan tugas kepada murid untuk
menjawab pertanyaan yang ada di buku paket dan
mengumpulkannya setelah selesai. Sambil melatih
murid untuk menjawab pertanyaan dengan
benar, guru juga melihat sudah sejauh mana
kemampuan mereka dalam menulis
9. • Guru memberikan target waktu kepada murid
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan di
dalam kelas
• Guru akan memberikan negative reinforcement
pada murid yang melanggar peraturan di dalam
kelas (jalan-jalan, gaduh, mengganggu teman)
dan murid yang tidak membawa alat tulis
sendiri.
10. • Setelah pelajaran berakhir, murid dipandu oleh
guru untuk bernyanyi bersama (nyanyian
bernuansa islami, mendidik, mengandung
pelajaran dalam kehidupan sehari-hari)
• Guru juga mengadakan sesi tanya jawab
dengan pertanyaan-pertanyaan seputar
kehidupan sehari-hari dan agama
12. • Teori Kognitif Sosial (Albert Bandura)
Konsep utama dari teori kognitif sosial adalah
obvervational learning atau proses belajar
dengan mengamati tingkah laku dari orang di
sekitarnya (model) dan kemudian menirukannya
(modelling)
guru menyuruh muridnya untuk mengutip
sampah yang ada di sekitarnya dan membuang-
nya ke tempat sampah agar lingkungan menjadi
bersih dengan terlebih dulu melakukannya, dan
kemudian akan ditirukan oleh si murid (guru
sebagai model)
13. • Teori Behaviorisme Ivan Pavlov
Classical Conditioning adalah model pembelajaran
yang menggunakan stimulus untuk membangkitkan
rangsangan secara alamiah melalui stimulus lain dan
terjadi secara berulang
Ketika guru memberikan stimulus (misalnya guru
bernyanyi “Hatiku sangat…” tanpa mengatakan kata
kacau tetapi memberi tepuk tangan) murid akan
merespon dengan langsung menjawab “kacau”
karena sebelumnya guru sudah mengajarkannya
dan memberi tepuk tangan satu kali ketika kata
“kacau” disuarakan
14. • Teori Behaviorisme Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses
interaksi antara stimulus dan respon.
Thorndike memformulasikan “Law of Effect”
dimana konsekuensi dari respon menentukan
apakah respon akan muncul lagi di kemudian
hari (proses belajar tergantung konsekuensinya)
“Law of Effect” ini merupakan dasar dari
operant conditioning
15. • Positive reinforcement
guru akan memberikan nilai yang baik untuk anak-
anak yang bisa menjawab pertanyaan dengan baik
• Negative reinforcement
guru akan marah dan atau memberikan ancaman
ketika ada murid yang melanggar peraturan
kelas, seperti: gaduh, mengganggu teman, tidak
membawa alat tulis sendiri
• Punishment/Hukuman
guru akan memberikan hukuman ketika pelanggaran
yang dilakukan tidak dapat ditolerir lagi, seperti:
menyuruh murid keluar kelas ketika tidak membaca
buku saat di kelas
16. • Jean Piaget (Teori Perkembangan Kognitif)
Piaget membagi perkembangan kognitif pada
anak ke dalam empat periode yaitu:
a. Periode sensorimotor ( 0 – 2 tahun)
b. Periode praoperasional (2-7 tahun)
c. Periode operasional konkrit (7-11 tahun)
d. Periode operasi formal (11-15 tahun)
Menurut Teori Perkembangan Kognitif
Piaget, anak-anak kelas 1 SD dapat digolongkan
pada tahap periode operasional konkrit (7-11
tahun)
17. Proses-proses penting yang berlangsung selama tahapan
ini antara lain:
• Pengurutan. Apabila disediakan benda dengan ukuran
yang berbeda-beda, anak ini sudah bisa mengurutkannya
baik dari kecil ke besar atau sebaliknya.
• Klasifikasi. Apabila guru mengatakan mengucap dua
kalimah syahadah, mendirikan solat, menunaikan
zakat, berpuasa, anak sudah bisa mengklasifikasi bahwa
yang disebutkan oleh guru merupakan Rukun Islam
• Operasi Penghitungan. Di sini anak-anak sudah mulai
memahami bahwa 4+4 sama dengan 8, sementara 8-4
akan sama dengan 4
18. • Teori Belajar Vygotsky
Vygotsky mengatakan bahwa belajar terjadi
apabila anak-anak bekerja menangani tugas-
tugas yang belum dipelajarinya namun tugas itu
masih berada dalam jangkauan kemampuannya
(zone of proximal development)
Proses belajar terjadi dalam dua tahap: tahap
pertama, saat berkolaborasi dengan orang lain
(guru atau yang lebih berpengalaman), dan
tahap berikutnya dilakukan secara individual
19. • Pertama kali, guru memberikan tugas kepada
murid dan menentukan target waktu dalam
menyelesaikannya. Setelah itu guru akan
menilai sudah sejauh mana kemampuan
mereka. Dalam proses menilai itu, guru mem-
berikan evaluasi kepada murid (penjelasan agar
mereka lebih mengerti, memberi tahu jawaban
yang benar) sehingga ketika ada soal yang sama
seperti itu, mereka sudah bisa mengerjakannya
dengan benar.
20. • Teori Ekologi Bronfenbrenner
Teori Ekologi Bronfenbrenner menjelaskan bahwa
perkembangan anak-anak adalah hasil interaksi
antara alam sekitar dengan anak-anak tersebut.
Menurut Bronfenbrenner, terdapat 5 sistem yang
mempengaruhi perkembangan anak:
Mikrosistem
Mesosistem
Eksosistem
Makrosistem
Kronosistem
21. • Mikrosistem: interaksi antara murid dengan murid
atau murid dengan guru di dalam kelas
• Mesosistem: apakah keadaan anak di rumah dapat
mempengaruhi tingkah lakunya ketika di dalam
kelas
• Eksosistem: organisasi kelas dan peraturan yang
berlaku di sekolah dapat mempengaruhi
perkembangan sosial anak
• Makrosistem: perkembangan anak dipengaruhi
oleh norma-norma, nilai dan amalan masyarakat
• Kronosistem: berkaitan dengan arus perubahan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
22. Kesimpulan Hasil Observasi
• Anak-anak kelas 1 SD tidak belajar sekompleks
kita. Mereka hanya belajar hal-hal umum yang
menjadi dasar untuk selanjutnya. Kelas 1 SD
merupakan awal di sekolah dasar, dimana
mereka yang awalnya bermain-main di
TK, sekarang sudah harus mengubah kebiasan
mainnya dengan belajar. Oleh karena itu, tak
heran bahwa proses belajar-mengajar di dalam
kelas juga diselingi dengan bernyanyi