Surat At-Tin menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna secara fisik dan spiritual, namun manusia dapat jatuh ke tingkat terendah jika tidak beriman dan berbuat baik. Hanya orang-orang beriman dan shaleh yang akan mendapat balasan surga secara terus menerus.
1. QS. At-Tin
A. QS At Tiin
Artinya:
“Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun (1), Demi (bukit) Tursina/Sinai (2), Demi kota (Mekah)
ini yang aman (3), Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik
bentuk (4), Kemudian Kami mengembalikannya (manusia) ke tempat yang serendah-
rendahnya (5), Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh/berbuat kebaikan;
bagi mereka pahala yang terus menerus (6), Maka apakah yang menyebabkan kamu
mendustakan (hari pembalasan/akhir) sesudah (adanya) agama/peringatan-peringatan itu?
(7), Bukankah Allah adalah seadil-adil Hakim (8)”.
B. Arti Mufradat
.
: Manusia
: Sebaik-baik bentuk
: Kemudian kami mengembalikannya (manusia)
: Tempat yang serendah-rendahnya
: Kecuali Orang-orang yang beriman
: Dan Orang-orang yang beramal shalIh
: Maka bagi mereka pahala (balasan)
: Terus-menerus (tanpa henti)/ tiada putus-putusnya
2. 2
: Maka apakah (yang menyebabkan) kamu mendustakan
: Sesudah/setelah
: Agama (ajaran-ajaran)
: Bukankah Allah
: Seadil-adilnya Hakim
C. Kandungan Surat at-Tiin
Surat at-Tin terdiri atas 8 ayat dan tergolong surat Makkiyah. Nama surat at-Tiin
diambil dari kata ‘at-Tiin’ yang terdapat pada ayat pertama. Di dalam surat at Tiin ini, Allah
swt. mengawali firman-Nya dengan sumpah. Allah bersumpah dengan empat hal, yaitu buah
tiin, buah zaitun, bukit Sinai, dan kota Makah. Ahli tafsir berpendapat bahwa buah at Tiin
adalah merupakan masa Nabi Adam As, suatu tempat (bukit) tertentu di Damaskus Syria.
Sementara al zaitun adalah masa Nabi Nuh As, tempat dimana nabi Isa As menerima wahyu.
Bukit Sinai merupakan suatu tempat dimana Nabi Musa AS menerima wahyu dari Allah
SWT. Sedangkan kota Makkah kita tahu bahwa di tempat itu nabi Muhammad SAW
menerima wahyu dari Allah swt.
Dengan Allah bersumpah keempat tempat suci itu, tempat dimana memancarnya
cahaya Tuhan yang terang benderang, seakan-akan menyampaikan pesan bahwa manusia
yang diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk fisik dan psikis yang sebaik-baiknya akan
bertahan dalam keadaaan seperti itu jika mereka mengikuti petunjuk-petunjuk yang
disampaikan para nabi di tempat-tempat suci itu.
Pada Ayat keempat, Allah SWT menegaskan ”Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam sebaik-baik bentuk”. Dalam ayat ini Allah SWT menggunakan kata Kami,
hal ini mengisyaratkan adanya keterlibatan selain-Nya dalam hal penciptaan manusia. Ini
mengisyaratkan ada pencipta lain selain Allah, namun tidak sebaik Allah. Peranan yang lain
itu sebagai ”pencipta” sama sekali tidak seperti Allah, melainkan hanya sebagai alat atau
perantara. Kedua orang tua, baik ibu maupun bapak diakui oleh para ilmuwan mempunyai
peran yang cukup berarti dalam pembentukan fisik dan kepribadian anak.
Bahwa Allah dalam menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik, baik dari aspek
rohani maupun aspek jasmani. Pada aspek rohani, manusia dianugerahkan jiwa dan akal
untuk berfikir tentang tanda-tanda kekuasaan-Nya. Anugerah akal tidak diberikan oleh Allah
3. 3
kepada makhluk-Nya yang lain seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan aspek
jasmani, manusia diberikan susunan anatomi tubuh yang paling indah dan sempurna, mulai
dari ujung rambut sampai telapak kaki. Karena itu, dalam ayat yang lain Allah
memerintahkan manusia agar memperhatikan sekujur tubuhnya yang sempurna itu dan
dengan begitu akan melahirkan ekspresi rasa syukur atas tubuhnya itu kepada sang Pencita,
Allah SWT. Seperti firman-Nya yang artinya “…dan di dalam dirimu, apakah kamu tidak
memperhatikan”. Oleh karena itu, apabila manusia tidak mentaati perintah Allah dan Rasul-
Nya, maka keistimewaan yang telah dianugerahkannya tidak akan membawa kemuliaan dan
kebahagiaan baginya, bahkan akan dikembalikan ke tempat yang paling rendah, yaitu neraka,
sebagaimana dijelaskan pada ayat kelima.
Selanjutnya pada ayat keenam dijelaskan bahwa untuk dapat selamat dari api neraka
dan terus sebagai makhluk Allah yang paling istimewa, manusia harus beriman dan beramal
shaleh (berbuat kebaikan sesuai dengan syariat Islam), dan merekalah orang-orang yang akan
mendapatkan pahala (balasan) yang terus-menerus. Kita ingat ketika manusia di dalam
kandungan pada usia empat bulan, Allah meniupkan ruh kepada janin yang ada dalam
kandungan, sebagai tandanya setelah usia kehamilan tersebut si janin sudah mulai bisa
bergerak.
Adanya fisik, darah, dan daging yang ada dan berkembang pada manusia mendorong
manusia untuk melakukan aktivitas untuk mempertahankan hidup jasmani dan keturunannya.
Sedangkan ruh yang ditiupkan Allah tadi mengantarkannya untuk berhubungan dengan Allah
SWT. Dan inilah yang mengantar manusia untuk menundukkan kebutuhan-kebutuhan
jasmaniahnya sesuai tuntunan Allah. Apabila terlepas dari ruh tadi, maka manusia akan jatuh
ke lembah yang tidak baik. Manusia mampu mencapai tingkat atau derajat yang terbaik, jika
dapat menjaga perpaduan yang seimbang antara kebutuhan fisik dan jiwa (ruh), tetapi jika
hanya memperhatikan aspek jasmaniahnya saja maka dia akan dikembalikan ke derajat yang
paling rendah di dunianya, dan di akhiratnya akan dimasukkan ke tempat yang paling rendah,
yaitu neraka.
Pada ayat ketujuh, setelah Allah memberikan gambaran tentang penciptaan manusia
yang sempurna, serta dibekali potensi-potensi agar manusia tetap bisa menjadi yang terbaik,
maka Allah mempertanyakan bahwa apa yang menyebabkan manusia mendustakan dan tidak
beriman terhadap pembalasan (perbuatan baik dan buruk) di hari akhir? Sementara ia
mengetahuinya setelah Allah memberikan peringatan-peringatan (ajaran agama).
4. 4
Dan pada ayat kedelapan Allah menegaskan bahwa Ia adalah seadil-adil Hakim yang
memberikan ganjaran (surga atau neraka) sesuai dengan amal perbuatan manusia itu sendiri.
Oleh karena itu manusia harus meyakininya, kemudian dapat berfikir dan berbuat dengan
bijaksana dan seadil-adilnya terhadap diri sendiri dan orang lain agar kehidupannya tidak
menyesal di kemudian hari.