1. TUGAS KULIAH
TEKNIK ANALISIS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
PROGRAM STUDI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN
SIPIL FAKULTAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
TAHUN 2021
2. KELOMPOK 1
KELAS I-1
1. Mus’ab Mujahid
2. Musdalifa Masita Ode
3. Rizky R Hasan
4. Jordan Oropa
5. Melisa Marandof
6. Dimas Angga De Septin Duwiri
7. Saniy Ziyan Fasya Basir
PERUBAHAN STATUS
PERKAWINAN DAN
PEKERJAAN/PENDIDIKAN
3. PERUBAHAN STATUS
Data terdiri dari data yang bersifat statis dan
dinamis
Data Statis seperti Nomor Induk
Kependudukan (NIK), dan tempat tanggal
lahir,
Data dinamis seperti status perkawinan dan
domisili. Perubahan data-data dinamis
tersebut dapat dilakukan di Dinas
Kependudukan dengan membawa
kelengkapan identitas, seperti e-KTP yang
dimiliki, Kartu Keluarga, surat nikah, akta
kelahiran, ijazah, dan sebagainya.
4. PENCATATAN SIPIL
Pencatatan Sipil Adalah proses pembuatan catatan
peristiwa penting dalam kehidupan seseorang pada
register catatan sipil oleh Instansi Penyelenggara
Catatan Sipil sebagai dasar penerbitan kutipan akta
5. CARA MENGUBAH DATA DI E-KTP
Datang ke Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil (Dukcapil), beberapa wilayah
sudah bisa diurus di tingkat kelurahan, tempat
domisili Anda.
Serahkan syarat-syarat yang
diperlukan ke petugas di Dinas
Dukcapil atau di kelurahan
Petugas Dinas Dukcapil atau kelurahan
akan memberikan resi untuk
pengambilan e-KTP yang sudah jadi.
Tunggu maksimal 14 hari
kerja untuk pengambilan
e-KTP baru.
Bawa e-KTP lama dan KK untuk
pengambilan e-KTP baru sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
1 2 3 4 5
6. STATUS PEKERJAAN
Untuk mengganti status pekerjaan di KTP/e-KTP,
maka Saudara harus melakukan perubahan
status pekerjaan pada KK terlebih dahulu karena
data yang ada di KTP/e-KTP menyesuaikan
dengan data yang ada di KK. untuk perubahan
status pekerjaan, Saudara bisa datang ke kantor
Kecamatan (pastinya harus ke RT&RW terlebih
dahulu untuk meminta surat pengantar, lalu ke
kantor Kelurahan, baru ke kantor Kecamatan)
7. STATUS
PERKAWINAN
1. Belum kawin
2. Kawin (Tercatat dan Belum Tercatat)
3. Cerai hidup
4. Cerai mati
Penjelasan terkait poin ke-3 ini adalah:
Status Perkawinan Kawin seseorang akan dibedakan menjadi Kawin Tercatat
dan Kawin Belum Tercatat. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan apakah
penduduk sudah atau belum memiliki Surat Nikah yang dikeluarkan Kantor
Urusan Agama atau Akta Perkawinan yang dikeluarkan oleh Dinas Dukcapil.
Jika sudah memiliki Surat Nikah atau Akta Perkawinan maka status Perkawinan
Kawin menjadi Kawin Tercatat. Jika tidak memiliki Surat Nikah atau Akta
Perkawinan, maka status Perkawinan Kawin adalah Kawin Belum Tercatat.
Status Kawin Belum Tercatat bagi penduduk yang bukan beragama Islam dapat
dicatatkan, jika dapat menunjukkan foto kopi Surat Nikah Agama (Gereja,
Vihara, Makin) yang sudah dilegalisir.
Bagi penduduk beragama Islam harus menunjukkan Surat Pernyataan
Tanggung Jawab Mutlak Kebenaran Sebagai Pasangan Suami Istri bahwa telah
dilaksanakan pernikahan secara agama Islam dengan melampirkan foto kopi
KTP-el masing-masing untuk pasangan yang menikah (pihak laki-laki dan pihak
perempuan), foto kopi KTP-el saksi sebanyak 2 (dua) orang dan harus
ditandatangani pemuka agama/penghulu yang menikahkan (lampirkan foto kopi
KTP-el). Surat Pernyataan berhubungan erat ketika harus dilakukan itsbat nikah.
8. STATUS
PERKAWINAN
Itsbat nikah adalah cara yang dapat ditempuh oleh pasangan suami istri yang
telah menikah secara sah menurut hukum agama untuk mendapatkan
pengakuan dari negara atas pernikahan yang telah dilangsungkan oleh
keduanya beserta anak-anak yang lahir selama pernikahan, sehingga
pernikahannya tersebut berkekuatan hukum. Bila pernikahannya secara hukum
agama adalah sah, tentunya anak-anak yang lahir dari pernikahan tersebut
adalah anak-anak yang sah juga.
Sebab Pegawai Pencatat Nikah di Kantor Urusan Agama tidak dapat
menerbitkan Akta Nikah atas perkawinan siri. Jadi, itsbat nikah diajukan dalam
rangka mendapatkan pengakuan dari negara atas perkawinan yang statusnya
hanya sah menurut agama sehingga perkawinan tersebut berkekuatan hukum.
Itsbat nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas mengenai hal-
hal yang berkenaan dengan:
1) Adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian;
2) Hilangnya akta nikah;
3) adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat
perkawinan;
4) Adanya perkawinan yang terjadi sebelum berlakunya Undang-Undang
No. 1 Tahun 1974;
5) Perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai
halangan perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.
9. PERUBAHAN STATUS
STATUS KAWIN MENJADI LAJANG
Untuk merubah status pernikahannya apabila sudah ada
putusan perceraian bisa langsung menuju kecamatan
setempat untuk pembaruan data KK nya pada kolom status
perkawinan dan bisa ajukan cetak ktp-el nya sekalian di
kecamatan
10. PERUBAHAN PERISTIWA PENTING
Setelah bercerai dan ingin mengubah status kawin menjadi lajang/janda/duda di KTP-
el, maka kutipan akta perceraian itu digunakan sebagai syarat penerbitan KTP-el baru. Akta cerai ini
merupakan surat keterangan/bukti perubahan peristiwa penting. Nantinya, soal perubahan status
Anda di KTP-el dari kawin menjadi lajang, Anda sebagai pemilik wajib melaporkan kepada Instansi
Pelaksana untuk dilakukan perubahan atau penggantian
Serupa dengan yang Anda tanyakan, dalam laman Sarana Pengaduan dan Aspirasi
Kementerian Dalam Negeri juga pernah dijelaskan soal perubahan status kawin menjadi lajang.
Terkait dengan perubahan elemen data (status janda duda/lajang), rusak, atau hilang, berdasarkan
Pasal 64 ayat (8) UU 24/2013 penduduk pemilik KTP-el wajib melaporkan kepada Instansi
Pelaksana (Disdukcapil) untuk dilakukan perubahan atau penggantian.
Jadi Intinya :
1. Perubahan status dari lajang-kawin : Akta perkawinan/ surat keterangan sudah menikah
2. Perubahan status dari menikah-duda/janda : Akta perceraian atau surat putusan pengadilan
yang menyatakan sudah bercerai dan akta kematian jika salah satu pasangan meninggal.