SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN
Jl. DR. F. L. Tobing No.10,
Telp.0634-21251/21780, Fax.0634-21251
EDUKASI TINDAKAN
ANESTESI DAN SEDASI
No. RM : ………………………………………………
Nama : ………………………………………………
Tgl. Lahir / Umur : ……………………………………. ( Lk/Pr )
1. ANESTESIA UMUM (AU)
AU adalah teknik pembiusan dengan bius total dimana pasien tidak sadar, tidak dapat dirangsang
dan tidak merasakan sakit. Obat bius untuk AU berupa obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah
atau zat anestesi yang dapat dihirup/dihisap, terutama pada bayi/anak. Lama kerja obat disesuaikan
dengan lama operasi. Sesuai dengan kebutuhan operasi dan kondisi pasien, teknik ini akan
mempengaruhi kemampuan untuk mempertahankan patensi jalan nafas, terjadi depresi fungsi
pernafasan spontan atau depresi fungsi otot. Sehingga pasien sering memerlukan pemasangan alat
pernafasan untuk mempertahakan patensi jalan napas dan pemberian nafas bantu.
KELEBIHAN TEKNIK AU :
Dari awal pembiusan pasien sudah tidak sadar, tidak merasakan nyeri, teknik dan lama pembiusan bisa
disesuaikan dengan lama operasi.
KEKURANGAN TEKNIK AU :
• Pasca bedah pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum.
• Obat bius yang diberikan dapat memiliki efek keseluruh tubuh termasuk ke aliran pembuluh janin
dalam kandungan.
KOMPLlKASl/EFEK SAMPING :
• Efek samping pasca bedah berupa mual Imuntah, menggigil, pusing, mengantuk, sakit tenggorokan
yang bisa diatasi dengan obat-obatan
• Beresiko pada pasien yang tidak puasa,bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung kejalan
nafas/paru.
• Kesulitan pemasangan alat/pipa pemafasan yang tidak terduga sebelumnya
• Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal
2. ANESTESIASPINAL/EPIDURAL
Anestesia spinal/epidural adalah pembiusan yang hanya meliputi daerah perut ke bawah (perut sampai
ujung kaki) dengan pasien tetap sadar tanpa merasakan nyeri. Bila pasien menginginkan untuk tidur
maka dokter dapat rnemberi obat tidur/penenang melalui suntikan. Obat bius yang dipakai adalah obat
bius lokal ( Anestesi Lokal) dan bisa ditambah dengan obat lain yang bisa menambah kekuatan obat
maupun rnenambah lama kerja obat bius lokal. Untuk anestesia spinal, obat bius lokal tersebut
disuntikkan dengan jarum yang sangat kecil di celah tulang belakang di daerah punggung. Untuk
anestesia epidural didaerah punggung penyuntikan didahului dengan pemberian obat bius lokal dan
melalui jarum epidural yang disuntikan di celah tulang belakang akan dimasukkan selang kecil kearah
pinggiran tulang belakang, yang berfungsi untuk menyalurkan obat ke sekitar saraf yang ada
dipinggiran tulang belakang. Pada kedua teknik diatas, penyuntikan dilakukan pada pasien dalam
keadaan posisi duduk membungkuk atau miring kesalah satu sisi dengan kedua tungkai dilipat ke perut
dan kepala menunduk. Pada waktu penyuntikan obat akan terasa hangat dipunggung. Setelah obat
masuk ke tulang belakang, pada awalnya akan merasakan kesemutan pada tungkai, lama kelamaan
akan terasa berat pada kedua tungkai dan pada akhirnya kedua tungkai tidak dapat digerakkan, seolah-
olah tungkainya hilang. Pada awalnya dibagian perut pasien masih bisa merasakan sentuhan, gosokan,
dan tarikan, tapi lama kelamaan akan tidak merasakan apa-apa lagi. Hilang rasa ini bisa berlangsung
kira-kira 2 sampai 3 jam sesuai jenis obat anestesi lokal yang digunakan.
RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN
Jl. DR. F. L. Tobing No.10,
Telp.0634-21251/21780, Fax.0634-21251
EDUKASI TINDAKAN
ANESTESI DAN SEDASI
No. RM : ………………………………………………
Nama : ………………………………………………
Tgl. Lahir / Umur : ……………………………………. ( Lk/Pr )
KELEBIHAN TEKNIK ANESTESIA SPINAL /EPIDURAL :
• Jumlah obat yang diberikan sedikit sekali (untuk epidural jumlah obat lebih banyak)
• Obat bius tidak masuk ke dalam sirkulasi ari-ari/rahim sehingga baik untuk operasi besar
• Obat bius tidak mempengaruhi organ lain dalam tubuh
• Bisa ditambahkan obat penghilang rasa sakit yang bisa bertahan hingga 24 jam pasca bedah (untuk
epidural bisa ditambah terus obat anti sakit sesuai kebutuhan)
• Bila tidak mual/muntah pasca bedah bisa langsung minum tanpa harus menunggu flatus (buang angin)
• Lebih aman untuk pasien yang tidak puasa/operasi darurat.
KELEMAHAN SPINAL /EPIDURAL:
Pasca bedah harus berbaring, tidak boleh duduk/bangun selama 6 jam
KOMPLIKASI / EFEK SAMPING :
• Efek samping pasca bedah yang sering adalah mual/muntah, gatal-gatal terutama di daerah wajah,
semua bisa diatasi dengan obat-obatan.
• Efek samping yang jarang adalah sakit kepala dibagian depan atau belakang kepala pada hari ke-2 /
ke-3 terutama pada waktu mengangkat kepala dan menghilang 5 sampai 7 hari. Bila tidak menghilang
maka akan dilakukan tindakan khusus berupa pemberian darah pasien pada tempat suntikan semula.
• Efek samping lain berupa kesulitan buang air kecil.
• Alergi hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal.
• Gangguan pernafasan mulai dari ringan (terasa pernafasannya agak berat) sampai berat (henti nafas)
• Kelumpuhan atau kesemutan/rasa baal ditungkai yang memanjang, bersifat sementara dan bisa sembuh
kembali.
• Untuk epidural bisa terjadi kejang bila obat masuk kedalam pembuluh darah (jarang terjadi) dan dapat
ditangani sesuai prosedur tanpa gejala sisa.
3. BLOK PERIFER
Blok Perifer adalah teknik pembiusan yang hanya melibatkan sebagian tubuh saja (misalnya lengan
atas atau bawah, tangan, tungkai, kaki dan sebagainya). Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan
obat bius lokal didaerah sekitar saraf yang mensyarafi bagian tubuh yang akan dioperasi. Pada saat
mencari lokasi syaraf yang akan disuntik mungkin akan merasakan sedikit nyeri. Kadang bila syaraf
sudah terkena maka akan terasa seperti kesetrum dibagian rubuh yang akan dioperasi. Demikian juga
pada saat penyuntikkan obat bius lokal akan terasa nyeri, tapi lama kelamaan bagian tubuh yang
dioperasi akan terasa kesemutan dan akhimya terasa berat sampai tidak bisa digerakkan. Efek bius
berlangsung antara 2- 4jam tergantung jenis obat yang dipakai.
KOMPLIKASI EFEK SAMPING :
• Rasa kesemutan dan atau gangguan bergerak (motorik) yang berkepanjangan tetapi bersifat sementara
• Pendarahan dibawah kulit (hematom)
• Tertusuknya lapisan paru
• Pembiusan yang tidak kompli (sebagian tubuh terbius)
• Reaksi alergi atau hipersensitif yang ringan hingga berat (fatal)
• Kejang bila obat masuk ke dalam pembuluh darah yang dapat ditangani sesuai prosedur tanpa gejala
sisa.
RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN
Jl. DR. F. L. Tobing No.10,
Telp.0634-21251/21780, Fax.0634-21251
EDUKASI TINDAKAN
ANESTESI DAN SEDASI
No. RM : ………………………………………………
Nama : ………………………………………………
Tgl. Lahir / Umur : ……………………………………. ( Lk/Pr )
4. SEDASI
a. Sedasi Ringan
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih
memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan patensi dari jalan
nafasnya, sedang fungsi pernafasan dan kerja jantung serta pembuluh darah tidak dipengaruhi.
b. Sedasi Sedang.
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih
memiliki respon terhadap rangsangan verbal, dapat diikuti atau tidak diikuti oleh rangsangan tekan
yang ringan dan pasien masih dapat menjaga patensi jalan nafasnya sendiri. Pada sedasi moderat terjadi
perubahan ringan dari respon pernafasan namun fungsi kerja jantung serta pembuluh darah masih tetap
dipertahankan dalam keadaan normal. Pada sedasi moderat dapat diikuti gangguan orientasi lingkungan
serta gangguan fungsi motorik ringan sampai sedang.
c. Sedasi Dalam
Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tidur, serta
tidak mudah dibangunkan tetapi masih memberikan respon terhadap rangsangan berulang atau
rangsangan nyeri. Respon pernafasan sudah mulai terganggu dimana nafas spontan sudah mulai tidak
adekuat dan pasien tidak dapat mempertahankan patensi dari jalan nafasnya (mengakibatkan hilangnya
sebagian atau seluruh refleks protektif jalan nafas). Sedasi dalam dapat berpengaruh terhadap fungsi
kerja jantung dan pembuluh darah terutama pada pasien sakit berat, sehingga tindakan sedasi dalam
membutuhkan alat monitoring yang lebih lengkap dari sedasi ringan maupun sedasi moderat.
KELEBIHAN TEKNIK SEDASI :
• Obat diberikan secara bertahap
• Selama tindakan pasien dalam keadaan mengantuk dan tidur
• Obat yang diberikan dapat memiliki efek amnesia.
KELEMAHAN TEKNIK SEDASI :
• Pasca sedasi pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum
• Sampai 24 jam pasca sedasi pasien tidak diperbolehkan mengendarai mobil, mengoperasikan mesin
dan menandatangani dokumen penting yang bersifat legal.
KOMPLIKASI SEDASI :
Oleh karena tindakan sedasi merupakan rangkaian proses dinamik dan dapat berubah, maka sedasi ringan
ataupun moderat bisa bergeser menjadi sedasi dalam
RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN
Jl. DR. F. L. Tobing No.10,
Telp.0634-21251/21780, Fax.0634-21251
EDUKASI TINDAKAN
ANESTESI DAN SEDASI
No. RM : ………………………………………………
Nama : ………………………………………………
Tgl. Lahir / Umur : ……………………………………. ( Lk/Pr )
EFEK SAMPING PASCA SEDASI :
• Mual, muntah, menggigil, pusing, mengantuk, yang bisa diatasi dengan obat-obatan
• Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal.
• Beresiko pada pasien yang tidak puasa,bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung ke jalan
nafas/paru.
• Pada sedasi dalam terdapat kemungkinan pemasangan alat atau pipa pernafasan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca atau dibacakan keterangan diatas dan telah
dijelaskan terkait dengan prosedur anestesia dan sedasi yang akan dilakukan terhadap diri saya
sendiri/istri/suami/anak/ayah/ibu*)
Nama : ..........................................................................
Umur/Jenis Kelamin : ........................................................................ Tahun, Laki -laki / Perempuan*)
Alamat :....................................................................................................................................
No. Telp : ...................................................................................................................................
No.Rekam Medis : ...................................................................................................................................
Diagnosa :.....................................................................................................................................
Rencana Tindakan :.....................................................................................................................................
Jenis Anestesia : ....................................................................................................................................
Medan, ..................................................................
Jam ................................ .......................................
Dokter yang menjelaskan Pihak yang dijelaskan,
( .........................................................) ( ........................................................ )

More Related Content

Similar to Formulir edukasi tindakan anestesi dan sedasi

POST OP.pptx
POST OP.pptxPOST OP.pptx
POST OP.pptxMariaFeni
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxAdnalKhemalPasha
 
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxLAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxMRezkiZanuar
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesihomeworkping7
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...pjj_kemenkes
 
Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-pjj_kemenkes
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalWarnet Raha
 
Contekan Farmaki.pptx
Contekan Farmaki.pptxContekan Farmaki.pptx
Contekan Farmaki.pptxssuserd34573
 
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptxPERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptxrewindoimanuel111
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxAuliaDwiJuanita
 
62749747 presus-tiva
62749747 presus-tiva62749747 presus-tiva
62749747 presus-tivaNaufal Naufal
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatSTIKES GRAHA MEDIKA
 
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptxBAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptxfurqanridha
 
Neuraxial Block by Epicurus v FINAL.pdf
Neuraxial Block by Epicurus v FINAL.pdfNeuraxial Block by Epicurus v FINAL.pdf
Neuraxial Block by Epicurus v FINAL.pdfssuserad091e
 
presentasi kasus calcaneus spur.pptx
presentasi kasus calcaneus spur.pptxpresentasi kasus calcaneus spur.pptx
presentasi kasus calcaneus spur.pptxAmelAmeliaPutriAriya
 

Similar to Formulir edukasi tindakan anestesi dan sedasi (20)

POST OP.pptx
POST OP.pptxPOST OP.pptx
POST OP.pptx
 
05 anestetika kebidanan
05 anestetika kebidanan05 anestetika kebidanan
05 anestetika kebidanan
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
 
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptxLAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
LAPKAS TUMOR MAKSILA ppt.pptx
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi
 
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
Penggolongan Obat : Susunan Syaraf Pusat dan Otonom serta Antibiotika serta A...
 
Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-Modul farmakologi 2 kb 3.-
Modul farmakologi 2 kb 3.-
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Makalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detalMakalah kompetensi detal
Makalah kompetensi detal
 
Contekan Farmaki.pptx
Contekan Farmaki.pptxContekan Farmaki.pptx
Contekan Farmaki.pptx
 
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptxPERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANALGETIK DIKLOFENAK, PARACETAMOL, DAN.pptx
 
perioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptxperioperatif anes aul.pptx
perioperatif anes aul.pptx
 
62749747 presus-tiva
62749747 presus-tiva62749747 presus-tiva
62749747 presus-tiva
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obat
 
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptxBAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
BAB 2 Farmakologi - Cara Pemberian Obat - Copy.pptx
 
97035240 makalah-morfin-fix
97035240 makalah-morfin-fix97035240 makalah-morfin-fix
97035240 makalah-morfin-fix
 
Neuraxial Block by Epicurus v FINAL.pdf
Neuraxial Block by Epicurus v FINAL.pdfNeuraxial Block by Epicurus v FINAL.pdf
Neuraxial Block by Epicurus v FINAL.pdf
 
presentasi kasus calcaneus spur.pptx
presentasi kasus calcaneus spur.pptxpresentasi kasus calcaneus spur.pptx
presentasi kasus calcaneus spur.pptx
 

Recently uploaded

Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxchleotiltykeluanan
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 

Recently uploaded (9)

Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptxBAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
BAGAIAMANA PANCASILA MENJADI SISTEM ETIKA.pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 

Formulir edukasi tindakan anestesi dan sedasi

  • 1. RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN Jl. DR. F. L. Tobing No.10, Telp.0634-21251/21780, Fax.0634-21251 EDUKASI TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI No. RM : ……………………………………………… Nama : ……………………………………………… Tgl. Lahir / Umur : ……………………………………. ( Lk/Pr ) 1. ANESTESIA UMUM (AU) AU adalah teknik pembiusan dengan bius total dimana pasien tidak sadar, tidak dapat dirangsang dan tidak merasakan sakit. Obat bius untuk AU berupa obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah atau zat anestesi yang dapat dihirup/dihisap, terutama pada bayi/anak. Lama kerja obat disesuaikan dengan lama operasi. Sesuai dengan kebutuhan operasi dan kondisi pasien, teknik ini akan mempengaruhi kemampuan untuk mempertahankan patensi jalan nafas, terjadi depresi fungsi pernafasan spontan atau depresi fungsi otot. Sehingga pasien sering memerlukan pemasangan alat pernafasan untuk mempertahakan patensi jalan napas dan pemberian nafas bantu. KELEBIHAN TEKNIK AU : Dari awal pembiusan pasien sudah tidak sadar, tidak merasakan nyeri, teknik dan lama pembiusan bisa disesuaikan dengan lama operasi. KEKURANGAN TEKNIK AU : • Pasca bedah pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum. • Obat bius yang diberikan dapat memiliki efek keseluruh tubuh termasuk ke aliran pembuluh janin dalam kandungan. KOMPLlKASl/EFEK SAMPING : • Efek samping pasca bedah berupa mual Imuntah, menggigil, pusing, mengantuk, sakit tenggorokan yang bisa diatasi dengan obat-obatan • Beresiko pada pasien yang tidak puasa,bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung kejalan nafas/paru. • Kesulitan pemasangan alat/pipa pemafasan yang tidak terduga sebelumnya • Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal 2. ANESTESIASPINAL/EPIDURAL Anestesia spinal/epidural adalah pembiusan yang hanya meliputi daerah perut ke bawah (perut sampai ujung kaki) dengan pasien tetap sadar tanpa merasakan nyeri. Bila pasien menginginkan untuk tidur maka dokter dapat rnemberi obat tidur/penenang melalui suntikan. Obat bius yang dipakai adalah obat bius lokal ( Anestesi Lokal) dan bisa ditambah dengan obat lain yang bisa menambah kekuatan obat maupun rnenambah lama kerja obat bius lokal. Untuk anestesia spinal, obat bius lokal tersebut disuntikkan dengan jarum yang sangat kecil di celah tulang belakang di daerah punggung. Untuk anestesia epidural didaerah punggung penyuntikan didahului dengan pemberian obat bius lokal dan melalui jarum epidural yang disuntikan di celah tulang belakang akan dimasukkan selang kecil kearah pinggiran tulang belakang, yang berfungsi untuk menyalurkan obat ke sekitar saraf yang ada dipinggiran tulang belakang. Pada kedua teknik diatas, penyuntikan dilakukan pada pasien dalam keadaan posisi duduk membungkuk atau miring kesalah satu sisi dengan kedua tungkai dilipat ke perut dan kepala menunduk. Pada waktu penyuntikan obat akan terasa hangat dipunggung. Setelah obat masuk ke tulang belakang, pada awalnya akan merasakan kesemutan pada tungkai, lama kelamaan akan terasa berat pada kedua tungkai dan pada akhirnya kedua tungkai tidak dapat digerakkan, seolah- olah tungkainya hilang. Pada awalnya dibagian perut pasien masih bisa merasakan sentuhan, gosokan, dan tarikan, tapi lama kelamaan akan tidak merasakan apa-apa lagi. Hilang rasa ini bisa berlangsung kira-kira 2 sampai 3 jam sesuai jenis obat anestesi lokal yang digunakan.
  • 2. RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN Jl. DR. F. L. Tobing No.10, Telp.0634-21251/21780, Fax.0634-21251 EDUKASI TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI No. RM : ……………………………………………… Nama : ……………………………………………… Tgl. Lahir / Umur : ……………………………………. ( Lk/Pr ) KELEBIHAN TEKNIK ANESTESIA SPINAL /EPIDURAL : • Jumlah obat yang diberikan sedikit sekali (untuk epidural jumlah obat lebih banyak) • Obat bius tidak masuk ke dalam sirkulasi ari-ari/rahim sehingga baik untuk operasi besar • Obat bius tidak mempengaruhi organ lain dalam tubuh • Bisa ditambahkan obat penghilang rasa sakit yang bisa bertahan hingga 24 jam pasca bedah (untuk epidural bisa ditambah terus obat anti sakit sesuai kebutuhan) • Bila tidak mual/muntah pasca bedah bisa langsung minum tanpa harus menunggu flatus (buang angin) • Lebih aman untuk pasien yang tidak puasa/operasi darurat. KELEMAHAN SPINAL /EPIDURAL: Pasca bedah harus berbaring, tidak boleh duduk/bangun selama 6 jam KOMPLIKASI / EFEK SAMPING : • Efek samping pasca bedah yang sering adalah mual/muntah, gatal-gatal terutama di daerah wajah, semua bisa diatasi dengan obat-obatan. • Efek samping yang jarang adalah sakit kepala dibagian depan atau belakang kepala pada hari ke-2 / ke-3 terutama pada waktu mengangkat kepala dan menghilang 5 sampai 7 hari. Bila tidak menghilang maka akan dilakukan tindakan khusus berupa pemberian darah pasien pada tempat suntikan semula. • Efek samping lain berupa kesulitan buang air kecil. • Alergi hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal. • Gangguan pernafasan mulai dari ringan (terasa pernafasannya agak berat) sampai berat (henti nafas) • Kelumpuhan atau kesemutan/rasa baal ditungkai yang memanjang, bersifat sementara dan bisa sembuh kembali. • Untuk epidural bisa terjadi kejang bila obat masuk kedalam pembuluh darah (jarang terjadi) dan dapat ditangani sesuai prosedur tanpa gejala sisa. 3. BLOK PERIFER Blok Perifer adalah teknik pembiusan yang hanya melibatkan sebagian tubuh saja (misalnya lengan atas atau bawah, tangan, tungkai, kaki dan sebagainya). Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan obat bius lokal didaerah sekitar saraf yang mensyarafi bagian tubuh yang akan dioperasi. Pada saat mencari lokasi syaraf yang akan disuntik mungkin akan merasakan sedikit nyeri. Kadang bila syaraf sudah terkena maka akan terasa seperti kesetrum dibagian rubuh yang akan dioperasi. Demikian juga pada saat penyuntikkan obat bius lokal akan terasa nyeri, tapi lama kelamaan bagian tubuh yang dioperasi akan terasa kesemutan dan akhimya terasa berat sampai tidak bisa digerakkan. Efek bius berlangsung antara 2- 4jam tergantung jenis obat yang dipakai. KOMPLIKASI EFEK SAMPING : • Rasa kesemutan dan atau gangguan bergerak (motorik) yang berkepanjangan tetapi bersifat sementara • Pendarahan dibawah kulit (hematom) • Tertusuknya lapisan paru • Pembiusan yang tidak kompli (sebagian tubuh terbius) • Reaksi alergi atau hipersensitif yang ringan hingga berat (fatal) • Kejang bila obat masuk ke dalam pembuluh darah yang dapat ditangani sesuai prosedur tanpa gejala sisa.
  • 3. RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN Jl. DR. F. L. Tobing No.10, Telp.0634-21251/21780, Fax.0634-21251 EDUKASI TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI No. RM : ……………………………………………… Nama : ……………………………………………… Tgl. Lahir / Umur : ……………………………………. ( Lk/Pr ) 4. SEDASI a. Sedasi Ringan Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan patensi dari jalan nafasnya, sedang fungsi pernafasan dan kerja jantung serta pembuluh darah tidak dipengaruhi. b. Sedasi Sedang. Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon terhadap rangsangan verbal, dapat diikuti atau tidak diikuti oleh rangsangan tekan yang ringan dan pasien masih dapat menjaga patensi jalan nafasnya sendiri. Pada sedasi moderat terjadi perubahan ringan dari respon pernafasan namun fungsi kerja jantung serta pembuluh darah masih tetap dipertahankan dalam keadaan normal. Pada sedasi moderat dapat diikuti gangguan orientasi lingkungan serta gangguan fungsi motorik ringan sampai sedang. c. Sedasi Dalam Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tidur, serta tidak mudah dibangunkan tetapi masih memberikan respon terhadap rangsangan berulang atau rangsangan nyeri. Respon pernafasan sudah mulai terganggu dimana nafas spontan sudah mulai tidak adekuat dan pasien tidak dapat mempertahankan patensi dari jalan nafasnya (mengakibatkan hilangnya sebagian atau seluruh refleks protektif jalan nafas). Sedasi dalam dapat berpengaruh terhadap fungsi kerja jantung dan pembuluh darah terutama pada pasien sakit berat, sehingga tindakan sedasi dalam membutuhkan alat monitoring yang lebih lengkap dari sedasi ringan maupun sedasi moderat. KELEBIHAN TEKNIK SEDASI : • Obat diberikan secara bertahap • Selama tindakan pasien dalam keadaan mengantuk dan tidur • Obat yang diberikan dapat memiliki efek amnesia. KELEMAHAN TEKNIK SEDASI : • Pasca sedasi pasien harus sadar penuh sebelum bisa diberi minum • Sampai 24 jam pasca sedasi pasien tidak diperbolehkan mengendarai mobil, mengoperasikan mesin dan menandatangani dokumen penting yang bersifat legal. KOMPLIKASI SEDASI : Oleh karena tindakan sedasi merupakan rangkaian proses dinamik dan dapat berubah, maka sedasi ringan ataupun moderat bisa bergeser menjadi sedasi dalam
  • 4. RSUD KOTA PADANGSIDIMPUAN Jl. DR. F. L. Tobing No.10, Telp.0634-21251/21780, Fax.0634-21251 EDUKASI TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI No. RM : ……………………………………………… Nama : ……………………………………………… Tgl. Lahir / Umur : ……………………………………. ( Lk/Pr ) EFEK SAMPING PASCA SEDASI : • Mual, muntah, menggigil, pusing, mengantuk, yang bisa diatasi dengan obat-obatan • Alergi/hipersensitif terhadap obat (sangat jarang), mulai derajat ringan hingga berat/fatal. • Beresiko pada pasien yang tidak puasa,bisa terjadi aspirasi yaitu masuknya isi lambung ke jalan nafas/paru. • Pada sedasi dalam terdapat kemungkinan pemasangan alat atau pipa pernafasan Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca atau dibacakan keterangan diatas dan telah dijelaskan terkait dengan prosedur anestesia dan sedasi yang akan dilakukan terhadap diri saya sendiri/istri/suami/anak/ayah/ibu*) Nama : .......................................................................... Umur/Jenis Kelamin : ........................................................................ Tahun, Laki -laki / Perempuan*) Alamat :.................................................................................................................................... No. Telp : ................................................................................................................................... No.Rekam Medis : ................................................................................................................................... Diagnosa :..................................................................................................................................... Rencana Tindakan :..................................................................................................................................... Jenis Anestesia : .................................................................................................................................... Medan, .................................................................. Jam ................................ ....................................... Dokter yang menjelaskan Pihak yang dijelaskan, ( .........................................................) ( ........................................................ )