2. Biaya yang dialokasikan ke product
dapat berupa :
Actual cost (historical cost)
Standard Cost
3. Overview
Actual Cost :
Biaya dikumpulkan pada saat terjadinya, tetapi penyajian
hasilnya ditunda sampai semua operasi produksi untuk
periode akuntansi tersebut telah selesai dilakukan
(terutama untuk biaya gaji dan overhead pabrik). Atau
dalam perusahaan jasa, semua jasa untuk periode
tersebut telah diserahkan.
Sehingga Laba/Rugi baru bisa dilihat setelah closing
4. Overview
Standard Cost :
Product-product, operasi-operasi, dan proses-proses dihitung
biayanya berdasarkan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya
dari sumber daya yang akan digunakan dan harga yang telah
ditentukan sebelumnya. Akibatnya biaya aktual juga dicatat,
sehingga varians atau selisih antara biaya aktual dan standard
akan terjadi, dan dikumpulkan di pencatatan (account) yang
terpisah.
Lebih banyak digunakan pada sistem akuntansi yang sudah online
(ERP). Sehingga setiap saat (tanpa menunggu closing akhir bulan)
laporan keuangan sudah dapat diketahui (perkiraanya)
5. Overview
Kedua sistem biaya tersebut secara garis
besar dapat dihitung berdasarkan pesanan
(job order costing) ataupun berdasarkan
proses/repetitive manufacture (process
costing)
Metode akumulasi biaya yang paling banyak
digunakan dan memiliki beberapa aspek yang
sama (object final unit produksi)
Berbeda secara mendasar dalam pendekatan
penelusuran biaya
6. Job Order Costing
Job Order Costing :
Biaya ditelusur ke batch, lot, atau kontrak individual per product
Product diproduksi dalam satu departemen (cost center)
Product bersifat heterogen dalam unit yang kecil
Pengumpulan biaya berdasarkan order number (buku pembatu
inventory/sub ledger)
Diterapkan pada pekerjaan berdasarkan pesanan : Bengkel,
konstruksi, barang modal, percetakan, firma hukum, arsitek,
rumah sakit, akuntan publik, jasa konsultasi, dll)