SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1
Abstrak— Peningkatan jumlah penduduk di Kota Probolinggo
berpotensi mengakibatkan kenaikan timbulan sampah.
Peningkatan jumlah timbulan sampah akan mengakibatkan
peningkatan jumlah sampah yang ditimbun di TPA yang
menyebabkan bertambahnya beban TPA Kota Probolinggo.
Selain itu, sampah yang ditimbun TPA akan mengalami
dekomposisi dan menghasilkan emisi gas metana (CH4) dan
karbondioksida (CO2) yang dapat menyebabkan pemanasan
global.
Studi ini melakukan kajian mengenai pengolahan
sampah eksisting yang dilakukan di Kota Probolinggo dengan
menghitung jumlah emisi karbon (CH4 dan CO2). Perhitungan
emisi karbon dilakukan pada kegiatan pembuangan sampah dan
kegiatan daur ulang. Studi ini melakukan perhitungan jumlah
timbulan dan komposisi sampah yang digunakan dalam
perhitungan emisi karbon dengan menggunakan Pedoman IPCC.
Kesimpulan pada studi ini menunjukkan bahwa
timbulan sampah TPA Kota Probolinggo sebesar 33.812,78
kg/hari. Komposisi sampah TPA secara umum sampah TPA
mempunyai komposisi sampah terbesar yakni sampah sisa
makanan. Sedangkan kegiatan komposting jumlah sampah kebun
yang dikomposkan sebesar 563,3979 kg/hari dan sampah sisa
makanan sebesar 1255,18 kg/hari. Emisi metana yang dihasilkan
oleh pengolahan sampah Kota Probolinggo yakni sebesar 0,31 Gg
CH4/tahun sedangkan untuk emisi karbondioksida sebesar 1,70
Gg CO2 /tahun.
Kata Kunci—emisi karbon, pengolahan sampah, Kota
Probolinggo
I. PENDAHULUAN
AMPAH merupakan masalah yang kerap dialami di daerah
perkotaan termasuk Kota Probolinggo. Dikota besar
sampah menjadi masalah baik dari segi jumlah maupun
dari jenisnya. Besar kecilnya masalah sampah tumbuh seiring
dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang ada dikota
tersebut [1]. Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan
peningkatan aktivitas penduduk yang berarti juga peningkatan
jumlah timbulan sampah [2]. Penimbunan merupakan salah
satu cara yang paling umum untuk pembuangan sampah kota
[3]. Total penduduk Kota Probolinggo tahun 2011 sebanyak
218.061 jiwa dengan jumlah timbulan sampah 13.121 ton/hari
[4]. Jumlah sampah yang besar dapat memberikan dampak
penting terhadap lingkungan serta bertambahnya beban TPA
Kota Probolinggo.
Sampah perkotaan yang ditimbun ke TPA menjadi
kontributor yang signifikan terhadap gas rumah kaca [5].
Potensi produksi gas rumah kaca berkaitan dengan komposisi
sampah dan khususnya fraksi organik biodegradable yang
pada akhirnya akan menimbulkan gas rumah kaca. Sebagian
besar komposisi sampah kota di negara berkembang termasuk
Indonesia didominasi oleh sampah organik biodegradable.
Sampah organik biodegradable yang ditimbun TPA akan
mengalami dekomposisi dan menghasilkan emisi gas metana
(CH4) dan karbondioksida (CO2) yang dapat menyebabkan
pemanasan global [6]. Metana, walaupun jumlahnya sedikit
yang terdapat di atmosfer, namun pengaruhnya terhadap
pemanasan global cukup signifikan [3]. Gas CO2 merupakan
gas rumah kaca yang bersifat memantulkan kembali
gelombang pendek dari bumi sehingga mengakibatkan suhu
dipermukaan menjadi naik [7]. Peningkatan molekul-molekul
CO2 dapat menyerap radiasi infra merah dari permukaan bumi.
Jika konsentrasi CO2 terus meningkat, dikhawatirkan atmosfer
menjadi panas sehingga menimbulkan perubahan suhu yang
serius [8]. Oleh karena itu, perlu diketahui secara pasti jumlah
emisi karbon yang terlepas ke lingkungan sehingga dapat
ditentukan strategi sistem pengelolaan sampah yang paling
efisien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung emisi
karbon dari pengolahan sampah perkotaan menggunakan
pendekatan IPCC. Lingkup perhitungan pada penelitian ini
meliputi gas CH4 dan CO2. Studi ini melakukan perhitungan
jumlah timbulan dan komposisi sampah yang digunakan dalam
perhitungan emisi karbon dengan menggunakan Pedoman
IPCC.
II. METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan untuk menghitung emisi
karbon pengolahan sampah menggunakan pendekatan
Pedoman Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC)
Tahun 2006 [9]. Pedoman IPCC Tahun 2006 merupakan
metode yang dapat diterapkan untuk semua negara atau
wilayah sebab pada pedoman tersebut memberikan nilai
default, perkiraan dan metode perhitungan untuk mengatasi
kurangnya data dengan menggunakan faktor emisi yang sudah
ditentukan oleh IPCC [5]. Sesuai dengan Undang-Undang
No.18 Tahun 2008, sampah perkotaan terdiri dari sampah
rumah tangga, sampah sejenis rumah tangga dan sampah
spesifik. Jenis sampah yang digunakan dalam penelitian ini
yakni sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga
Perhitungan Emisi Karbon Pengolahan Sampah
Kota Probolinggo
Bunga Ayu Abadi dan Welly Herumurti
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: herumurti@enviro.its.ac.id
S
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2
[10]. Data-data yang diperlukan antara lain timbulan dan
komposisi sampah TPA serta jumlah reduksi sampah dari
pengolahan alternatif yakni kegiatan daur ulang. Rumus
perhitungan dapat dilihat pada persamaan (1) sampai (5).
1.Emisi Metana
• Pembuangan Sampah ke TPA
………….(1)
Dimana:
DDOCm = Massa DOC yang terdekomposisi, Gg
W = Massa sampah yang dibuang, Gg
DOC =Karbon organik yang terdegradasi, Gg C/Gg
sampah
DOCf =Fraksi DOC yang dapat terdekomposisi(fraksi)
MCF =Faktor koreksi CH4 pada proses dekomposisi
aerobik pada tahun dimana sampah dibuang (fraksi)
………………….(2)
Dimana:
Lo = Emisi CH4 (Gg CH4/tahun)
DDOCm = Massa DOC yang terdekomposisi (Gg/tahun)
F = Fraksi CH4 pada gas yang dihasilkan di TPA
(fraksi volume)
16/12 = Rasio berat molekul CH4/C
…………(3)
Dimana:
Emisi CH4 = Emisi CH4 pada tahun T, Gg
T = Tahun pembuangan sampah
X = Kategori sampah atau jenis/bahan
RT = Gas CH4 yang diambil kembali pada tahun T, Gg
OXT = Faktor oksidasi pada Tahun T (fraksi)
• Pengomposan Sampah
………………………(4)
Dimana:
ECH4 = Emisi CH4 (Gg CH4/tahun)
EFcomposting, CH4= Faktor emisi CH4 (g CH4/kg berat sampah
yang dikomposkan)
Mi = Berat sampah organik dengan pengolahan biologi
jenis i (Gg)
R = Jumlah CH4 yang direcovery (Gg CH4)
2. Emisi Karbondioksida
x DOCF x (1-MCF)...… ………(5)
Dimana:
W= Massa sampah, Gg
DOC =Karbon organik yang terdegradasi,Gg C/Gg sampah
44 = Molekul Relatif (MR) dari CO2 (kg/kg-mol)
12 = Atom Relatif (AR) dari C (kg/kg-mol)
DOCf =FraksiDOC yang dapat terdekomposisi(fraksi)
MCF =Faktor koreksi CH4 pada proses dekomposisi aerobik
pada tahun dimana sampah dibuang (fraksi)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Timbulan dan Komposisi Sampah TPA
Timbulan sampah adalah jumlah atau banyaknya sampah
yang dihasilkan oleh manusia pada suatu daerah. Data
mengenai timbulan sampah ini sangat diperlukan untuk desain
sistem pengelolaan persampahan [1]. Timbulan sampah TPA
menggunakan data sampah masuk TPA selama 12 bulan
terakhir yang tercatat pada unit jembatan timbang. Armada
pengangkutan melakukan 2 kali penimbangan yakni
penimbangan pertama adalan armada pengangkutan berisi
sampah dan penimbangan kedua adalah armada pengangkutan
dalan keadaan kosong.
Dari hasil 2 penimbangan tersebut dapat diperoleh
berat netto yakni berat sampah yang diangkut. Berdasarkan
hasil perhitungan terhadap data pengukuran sampah masuk
TPA menunjukkan bahwa timbulan sampah per bulan antara
805.063 - 1,183.050 kg. Jumlah timbulan sampah tahun 2012
diperoleh sebesar 12.341.663 kg.
Dapat diketahui bahwa sumber sampah yang masuk
TPA terdiri dari beberapa sektor, meliputi (1) perumahan, (2)
pasar, (3) hotel, restoran, toko dan jalan, (4) taman, (5)
pengairan, (6) terminal, (7) rumah sakit, dan (8) industri.
Sampah yang dibuang oleh sektor rumah sakit dan industri
merupakan sampah sejenis rumah tangga non B3. Berdasarkan
hasil penimbangan sampah masuk dapat dilihat pada lampiran
A, sektor perumahan merupakan penyumbang sampah terbesar
terhadap TPA Kota Probolinggo yakni sebesar 9.557.622 kg
atau 9.558 ton selama 12 tahun 2012. Besarnya timbulan
sampah TPA diperoleh sebesar 33.812,78 kg/hari.
Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing-
masisng komponen yang terdapat dalam buangan padat dan
distribusinya. Biasanya dinyatakan dalam persen berat (%) [2].
Penelitian komposisi sampah dilakukan untuk mengetahui
jenis–jenis sampah yang terdapat pada sampel sampah yakni
sampah TPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
umum sampah mempunyai komposisi sampah terbesar yakni
sampah sisa makanan. Masing-masing komposisi sampah sisa
makanan TPA diperoleh sebesar 71,64%. Komposisi sampah
TPA setelah sampah basah berturut-turut meliputi, sampah
plastik 10,49%; sampah kebun 6,34%; sampah diapers 4,96%;
sampah kain 2,61%; sampah kertas 2,18%; sampah kaca
0,45%; sampah lain-lain 0,08%; sampah kayu 0,24%; dan
sampah logam 0,21%. Dari literatur diperoleh tipikal
komposisi sampah domestik untuk negara dengan pendapatan
rendah antara lain jenis sampah sisa makanan (40-85%),
sampah kertas (1-10%), sampah plastik, tekstil, karet, kayu dan
halaman sebesar (1-5%), logam (1-5%), dan kaca (1-10%)
[11].
B. Timbulan dan Komposisi Sampah Kegiatan Daur Ulang
Proses pengolahan merupakan upaya mengurangi jumlah
sampah sebelum diangkut ke tempat pemrosesan akhir (TPA).
Proses pengolahan dapat dilakukan dengan proses daur ulang
yaitu pemanfaatan kembali beberapa komponen sampah yang
bisa digunakan dan proses pengomposan [12]. Sampah yang
masuk ke TPA merupakan sampah yang telah mengalami
reduksi dari pengolahan alternatif yakni Bank Sampah
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3
maupun komposting. Pengomposan merupakan salah satu
sistem pengolahan sampah dengan mendekomposisikan
sampah organik menjadi material kompos, seperti humus
dengan memanfaatkan aktivitas bakteri [13]. Sampah yang
mengalami reduksi di Bank Sampah akan mengurangi volume
sampah dan tidak menghasilkan emisi. Sedangkan untuk
reduksi dari komposting selain mengurangi volume sampah
yang masuk ke TPA, sampah dari kegiatan tersebut juga
menghasilkan emisi karbon. Sehingga dalam prediksi emisi
karbon akan dijumlahkan dengan emisi karbon yang dikasilkan
oleh kegiatan komposting.
Kegiatan komposting skala wilayah/perkotaan di Kota
Probolinggo dilakukan oleh beberapa pihak, antara lain UPT
PS-L, Rumah Kompos, dan Komposting komunal
(Komposter). UPT PS-L dan Rumah Kompos menerima
sampah basah berupa sampah kebun. UPT PS-L dan Rumah
Kompos menggunakan metode komposting aerobik yakni
windrow composting. Windrow composting merupakan cara
pengomposan dengan pemberian oksigen secara alami melalui
pengadukan atau pembalikan dengan penambahan air untuk
menjaga kelembabannya. Cara ini digunakan karena biaya
operasional yang murah [14].
Kegiatan komposting menggunakan komposter secara
komunal dilakukan sebagian masyarakat dan fasilitas umum
(fasum) di Kota Probolinggo. Komposter komunal yang
digunakan di pemukiman adalah komposter aerob. Jenis
komposter yang digunakan adalah komposter berbentuk drum.
Komposter komunal dipemukiman mempunyai karakteristik
campuran sampah sisa makanan dan sampah kebun.
Sedangkan Karakeristik sampah yang dikomposkan pada
komposter fasum adalah sampah kebun. Dari hasil penelitian
diperoleh massa sampah berturut-turut di UPT PS-L, Rumah
Kompos, Komposter (pemukiman) dan Komposter (fasum)
antara lain sebesar 360,901 kg/hari; 0,0879 kg/hari; (sisa
makanan) 1255,18 kg/hari dan (sampah kebun) 119,58
kg/hari; 82,82 kg/hari. Total jumlah sampah kebun yang
dikomposkan sebesar 563,3979 kg/hari dan sampah sisa
makanan sebesar 1255,18 kg/hari.
C. Emisi Karbon
Perhitungan emisi karbon dilakukan berdasarkan
sampah eksisting di Kota Probolinggo yakni pembuangan
sampah ke TPA dan kegiatan daur ulang (komposting) di Kota
Probolinggo. Perhitungan emisi karbon dilakukan untuk
mengetahui emisi karbon dari kegiatan pengolahan eksisting
yang ada di Kota Probolinggo. Perhitungan emisi karbon
sampah pada menghasilkan emisi karbon sebagai berikut.
Tabel 1 Total Emisi Karbon Pengolahan Sampah
Emisi
Karbon
(Gg/tahun)
Pembuangan
Sampah ke
TPA
Kegiatan
Komposting
Total
Emisi
Karbon
(Gg/tahun)
CH4 0,3081 0,0001 0,31
CO2 1,6947 0,0024 1,70
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa pengelolaan
sampah di Kota Probolinggo menghasilkan emisi metana
sebesar 0,3082 Gg CH4/tahun dan emisi karbondioksida
sebesar 1,8017 Gg CO2/tahun.
IV. KESIMPULAN
Timbulan sampah TPA Kota Probolinggo sebesar
33.812,78 kg/hari. Hasil penelitian komposisi sampah TPA
menunjukkan bahwa secara umum sampah TPA mempunyai
komposisi sampah terbesar yakni sampah sisa makanan.
Sedangkan kegiatan komposting jumlah sampah kebun yang
dikomposkan sebesar 563,3979 kg/hari dan sampah sisa
makanan sebesar 1255,18 kg/hari. Emisi metana yang
dihasilkan oleh pengolahan sampah Kota Probolinggo yakni
sebesar 0,31 Gg CH4/tahun sedangkan untuk emisi
karbondioksida sebesar 1,70 Gg CO2 /tahun.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Welly
Herumurti, ST., MSc atas segala ilmu dan kesediaan dalam
membimbing penulis, Kepala BLH Kota Probolinggo yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian. Ibu I.D.A.A Warmadewanthi., ST.,
MT., Ph.D, Ibu Susi Agustina Wilujeng., ST., MT dan Bapak
Ir. Eddy Setiadi Soedjono, Dipl.SE, M.Sc, Ph.D selaku dosen
penguji atas kesediaan dan kesabaran dalam mengarahkan
penulis.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Azkha N.2006. Analisis Timbulan, Komposisi Dan
Karakteristik Sampah Di Kota Padang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, September, I (1).
[2] Damanhuri., Enri dan Padmi, T. 2010. “Diktat Kuliah Tl-
3104 Pengelolaan Sampah”. Bandung: Institut Teknologi
Bandung (ITB).
[3] Mor, S., Ravindra,K., Visscher, A.D., Dahiya, R.P.,
Chandra, A.2006. Municipal solid waste characterization
and its assessment for potential methane generation: A
case study. Science of the Total Environment371 : 1–
10.
[4] BLH Kota Probolinggo.2012. Profil Persampahan Kota
Probolinggo 2012
[5] Mackie, K.R dan Cooper, C.D.2009.Landfill gas emission
prediction using Voronoi diagrams and importance
sampling.Environmental Modelling & Software24
:1223–1232.
[6] Friedrich , E dan Trois,C. Quantification of greenhouse
gas emissions from waste management processes for
municipalities – A comparative review focusing on
Africa.Waste Management 31 : 1585–1596
[7] Samiaji T. 2007. Emisi CO2 dari Penggunaan
Energi.Lingkungan Tropis, Edisi Khusus Agustus: 215–
224.
[8] Keenan dan Kleinfelter. 1984.Kimia untuk Universitas.
Jakarta: Erlangga
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4
[9] Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC),
2006.Energy Volume 2, AFOLU Volume 4 and Waste
Volume 5. Japan: IPCC Good Practice Guidance and
Uncertainty Management in National Greenhouse Gas
Inventories.
[10] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2008.PengelolaanSampah
[11] Tchobanoglous, G., Theisen, H. dan Vigil, S.A. 1993.
Integrated Solid Waste Management, Engineering
Principles and Management Issues. McGraw-Hill
International Editions: New York.
[12] Agung, W. W. 2010. Perancangan Dan Uji-Kinerja
Reaktor Gasifikasi Sekam Padi Skala Kecil. Ekuilibrium.
Vol.9. No.1. 29-33.
[13] Wibowo, H. E.2010.Perilaku Masyarakat dalam
Mengelola Sampah Permukiman di Kampung Kamboja
Kota Pontianak.Thesis.Magister Teknik Pembangunan
Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro.
[14] Pandebesie, E., S. 2005. Teknik Pengelolaan Sampah.
Surabaya : Teknik Lingkungan ITS

More Related Content

Similar to Emisi Karbon

Sampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklimSampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklimVika Sarastya Prastiwi
 
191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r
191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r
191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-rTheaponvander Apalahgitu
 
Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampahPengelolaan sampah
Pengelolaan sampahSiti Aisyah
 
79823749823749328479324329472394873294872394823749237923874
7982374982374932847932432947239487329487239482374923792387479823749823749328479324329472394873294872394823749237923874
79823749823749328479324329472394873294872394823749237923874Prasetyo Katon
 
Konsumsi makanan lokal untuk mengurangi jejak karbon peluang mengurangi jejak...
Konsumsi makanan lokal untuk mengurangi jejak karbon peluang mengurangi jejak...Konsumsi makanan lokal untuk mengurangi jejak karbon peluang mengurangi jejak...
Konsumsi makanan lokal untuk mengurangi jejak karbon peluang mengurangi jejak...Ari Adipratomo
 
KKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nya
KKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nyaKKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nya
KKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nyassusera9462d1
 
Week 08 pengelolaan sampah & limbah padat
Week 08   pengelolaan sampah & limbah padatWeek 08   pengelolaan sampah & limbah padat
Week 08 pengelolaan sampah & limbah padatsunarto bin sudi
 
Diktat_Sampah_Prof_Damanhuri.pdf
Diktat_Sampah_Prof_Damanhuri.pdfDiktat_Sampah_Prof_Damanhuri.pdf
Diktat_Sampah_Prof_Damanhuri.pdfssuserf1685d
 
emisi grk limbah padat
emisi grk limbah padatemisi grk limbah padat
emisi grk limbah padatSukamto Junior
 
LAPORAN TIMBULAN SAMPAH
LAPORAN TIMBULAN SAMPAHLAPORAN TIMBULAN SAMPAH
LAPORAN TIMBULAN SAMPAHFaraAffandi
 
LIMBAH PADAT
LIMBAH PADATLIMBAH PADAT
LIMBAH PADATMawar 99
 
PPT_Pemanasan_Global_Fisika.pptx
PPT_Pemanasan_Global_Fisika.pptxPPT_Pemanasan_Global_Fisika.pptx
PPT_Pemanasan_Global_Fisika.pptxErkaTujuh
 
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktifPerencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktifRafi Perdana Setyo
 
Presentation1 proker
Presentation1 prokerPresentation1 proker
Presentation1 prokerrizky nofri
 
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganikPengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik'Dimas Keren
 

Similar to Emisi Karbon (20)

Sampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklimSampah metropolitan terhadap perubahan iklim
Sampah metropolitan terhadap perubahan iklim
 
191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r
191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r
191175 id-analisis-kebutuhan-ruang-terbuka-hijau-r
 
Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampahPengelolaan sampah
Pengelolaan sampah
 
79823749823749328479324329472394873294872394823749237923874
7982374982374932847932432947239487329487239482374923792387479823749823749328479324329472394873294872394823749237923874
79823749823749328479324329472394873294872394823749237923874
 
Konsumsi makanan lokal untuk mengurangi jejak karbon peluang mengurangi jejak...
Konsumsi makanan lokal untuk mengurangi jejak karbon peluang mengurangi jejak...Konsumsi makanan lokal untuk mengurangi jejak karbon peluang mengurangi jejak...
Konsumsi makanan lokal untuk mengurangi jejak karbon peluang mengurangi jejak...
 
KKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nya
KKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nyaKKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nya
KKN Sampah_Universitas dan pengelolaan nya
 
Week 08 pengelolaan sampah & limbah padat
Week 08   pengelolaan sampah & limbah padatWeek 08   pengelolaan sampah & limbah padat
Week 08 pengelolaan sampah & limbah padat
 
Diktat sampah 2010
Diktat sampah 2010Diktat sampah 2010
Diktat sampah 2010
 
Diktat_Sampah_Prof_Damanhuri.pdf
Diktat_Sampah_Prof_Damanhuri.pdfDiktat_Sampah_Prof_Damanhuri.pdf
Diktat_Sampah_Prof_Damanhuri.pdf
 
emisi grk limbah padat
emisi grk limbah padatemisi grk limbah padat
emisi grk limbah padat
 
LAPORAN TIMBULAN SAMPAH
LAPORAN TIMBULAN SAMPAHLAPORAN TIMBULAN SAMPAH
LAPORAN TIMBULAN SAMPAH
 
Makalah emisi gas buang
Makalah emisi gas buangMakalah emisi gas buang
Makalah emisi gas buang
 
LIMBAH PADAT
LIMBAH PADATLIMBAH PADAT
LIMBAH PADAT
 
PPT_Pemanasan_Global_Fisika.pptx
PPT_Pemanasan_Global_Fisika.pptxPPT_Pemanasan_Global_Fisika.pptx
PPT_Pemanasan_Global_Fisika.pptx
 
Fath muhammad
Fath muhammadFath muhammad
Fath muhammad
 
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktifPerencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
Perencanaan tps dan pengelolaan sampah produktif
 
Presentation1 proker
Presentation1 prokerPresentation1 proker
Presentation1 proker
 
Tugas akhir
Tugas akhirTugas akhir
Tugas akhir
 
Pemanasan global
Pemanasan global Pemanasan global
Pemanasan global
 
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganikPengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Emisi Karbon

  • 1. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Abstrak— Peningkatan jumlah penduduk di Kota Probolinggo berpotensi mengakibatkan kenaikan timbulan sampah. Peningkatan jumlah timbulan sampah akan mengakibatkan peningkatan jumlah sampah yang ditimbun di TPA yang menyebabkan bertambahnya beban TPA Kota Probolinggo. Selain itu, sampah yang ditimbun TPA akan mengalami dekomposisi dan menghasilkan emisi gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) yang dapat menyebabkan pemanasan global. Studi ini melakukan kajian mengenai pengolahan sampah eksisting yang dilakukan di Kota Probolinggo dengan menghitung jumlah emisi karbon (CH4 dan CO2). Perhitungan emisi karbon dilakukan pada kegiatan pembuangan sampah dan kegiatan daur ulang. Studi ini melakukan perhitungan jumlah timbulan dan komposisi sampah yang digunakan dalam perhitungan emisi karbon dengan menggunakan Pedoman IPCC. Kesimpulan pada studi ini menunjukkan bahwa timbulan sampah TPA Kota Probolinggo sebesar 33.812,78 kg/hari. Komposisi sampah TPA secara umum sampah TPA mempunyai komposisi sampah terbesar yakni sampah sisa makanan. Sedangkan kegiatan komposting jumlah sampah kebun yang dikomposkan sebesar 563,3979 kg/hari dan sampah sisa makanan sebesar 1255,18 kg/hari. Emisi metana yang dihasilkan oleh pengolahan sampah Kota Probolinggo yakni sebesar 0,31 Gg CH4/tahun sedangkan untuk emisi karbondioksida sebesar 1,70 Gg CO2 /tahun. Kata Kunci—emisi karbon, pengolahan sampah, Kota Probolinggo I. PENDAHULUAN AMPAH merupakan masalah yang kerap dialami di daerah perkotaan termasuk Kota Probolinggo. Dikota besar sampah menjadi masalah baik dari segi jumlah maupun dari jenisnya. Besar kecilnya masalah sampah tumbuh seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang ada dikota tersebut [1]. Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan aktivitas penduduk yang berarti juga peningkatan jumlah timbulan sampah [2]. Penimbunan merupakan salah satu cara yang paling umum untuk pembuangan sampah kota [3]. Total penduduk Kota Probolinggo tahun 2011 sebanyak 218.061 jiwa dengan jumlah timbulan sampah 13.121 ton/hari [4]. Jumlah sampah yang besar dapat memberikan dampak penting terhadap lingkungan serta bertambahnya beban TPA Kota Probolinggo. Sampah perkotaan yang ditimbun ke TPA menjadi kontributor yang signifikan terhadap gas rumah kaca [5]. Potensi produksi gas rumah kaca berkaitan dengan komposisi sampah dan khususnya fraksi organik biodegradable yang pada akhirnya akan menimbulkan gas rumah kaca. Sebagian besar komposisi sampah kota di negara berkembang termasuk Indonesia didominasi oleh sampah organik biodegradable. Sampah organik biodegradable yang ditimbun TPA akan mengalami dekomposisi dan menghasilkan emisi gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2) yang dapat menyebabkan pemanasan global [6]. Metana, walaupun jumlahnya sedikit yang terdapat di atmosfer, namun pengaruhnya terhadap pemanasan global cukup signifikan [3]. Gas CO2 merupakan gas rumah kaca yang bersifat memantulkan kembali gelombang pendek dari bumi sehingga mengakibatkan suhu dipermukaan menjadi naik [7]. Peningkatan molekul-molekul CO2 dapat menyerap radiasi infra merah dari permukaan bumi. Jika konsentrasi CO2 terus meningkat, dikhawatirkan atmosfer menjadi panas sehingga menimbulkan perubahan suhu yang serius [8]. Oleh karena itu, perlu diketahui secara pasti jumlah emisi karbon yang terlepas ke lingkungan sehingga dapat ditentukan strategi sistem pengelolaan sampah yang paling efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung emisi karbon dari pengolahan sampah perkotaan menggunakan pendekatan IPCC. Lingkup perhitungan pada penelitian ini meliputi gas CH4 dan CO2. Studi ini melakukan perhitungan jumlah timbulan dan komposisi sampah yang digunakan dalam perhitungan emisi karbon dengan menggunakan Pedoman IPCC. II. METODOLOGI Metode penelitian yang digunakan untuk menghitung emisi karbon pengolahan sampah menggunakan pendekatan Pedoman Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) Tahun 2006 [9]. Pedoman IPCC Tahun 2006 merupakan metode yang dapat diterapkan untuk semua negara atau wilayah sebab pada pedoman tersebut memberikan nilai default, perkiraan dan metode perhitungan untuk mengatasi kurangnya data dengan menggunakan faktor emisi yang sudah ditentukan oleh IPCC [5]. Sesuai dengan Undang-Undang No.18 Tahun 2008, sampah perkotaan terdiri dari sampah rumah tangga, sampah sejenis rumah tangga dan sampah spesifik. Jenis sampah yang digunakan dalam penelitian ini yakni sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga Perhitungan Emisi Karbon Pengolahan Sampah Kota Probolinggo Bunga Ayu Abadi dan Welly Herumurti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: herumurti@enviro.its.ac.id S
  • 2. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 [10]. Data-data yang diperlukan antara lain timbulan dan komposisi sampah TPA serta jumlah reduksi sampah dari pengolahan alternatif yakni kegiatan daur ulang. Rumus perhitungan dapat dilihat pada persamaan (1) sampai (5). 1.Emisi Metana • Pembuangan Sampah ke TPA ………….(1) Dimana: DDOCm = Massa DOC yang terdekomposisi, Gg W = Massa sampah yang dibuang, Gg DOC =Karbon organik yang terdegradasi, Gg C/Gg sampah DOCf =Fraksi DOC yang dapat terdekomposisi(fraksi) MCF =Faktor koreksi CH4 pada proses dekomposisi aerobik pada tahun dimana sampah dibuang (fraksi) ………………….(2) Dimana: Lo = Emisi CH4 (Gg CH4/tahun) DDOCm = Massa DOC yang terdekomposisi (Gg/tahun) F = Fraksi CH4 pada gas yang dihasilkan di TPA (fraksi volume) 16/12 = Rasio berat molekul CH4/C …………(3) Dimana: Emisi CH4 = Emisi CH4 pada tahun T, Gg T = Tahun pembuangan sampah X = Kategori sampah atau jenis/bahan RT = Gas CH4 yang diambil kembali pada tahun T, Gg OXT = Faktor oksidasi pada Tahun T (fraksi) • Pengomposan Sampah ………………………(4) Dimana: ECH4 = Emisi CH4 (Gg CH4/tahun) EFcomposting, CH4= Faktor emisi CH4 (g CH4/kg berat sampah yang dikomposkan) Mi = Berat sampah organik dengan pengolahan biologi jenis i (Gg) R = Jumlah CH4 yang direcovery (Gg CH4) 2. Emisi Karbondioksida x DOCF x (1-MCF)...… ………(5) Dimana: W= Massa sampah, Gg DOC =Karbon organik yang terdegradasi,Gg C/Gg sampah 44 = Molekul Relatif (MR) dari CO2 (kg/kg-mol) 12 = Atom Relatif (AR) dari C (kg/kg-mol) DOCf =FraksiDOC yang dapat terdekomposisi(fraksi) MCF =Faktor koreksi CH4 pada proses dekomposisi aerobik pada tahun dimana sampah dibuang (fraksi) III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Timbulan dan Komposisi Sampah TPA Timbulan sampah adalah jumlah atau banyaknya sampah yang dihasilkan oleh manusia pada suatu daerah. Data mengenai timbulan sampah ini sangat diperlukan untuk desain sistem pengelolaan persampahan [1]. Timbulan sampah TPA menggunakan data sampah masuk TPA selama 12 bulan terakhir yang tercatat pada unit jembatan timbang. Armada pengangkutan melakukan 2 kali penimbangan yakni penimbangan pertama adalan armada pengangkutan berisi sampah dan penimbangan kedua adalah armada pengangkutan dalan keadaan kosong. Dari hasil 2 penimbangan tersebut dapat diperoleh berat netto yakni berat sampah yang diangkut. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap data pengukuran sampah masuk TPA menunjukkan bahwa timbulan sampah per bulan antara 805.063 - 1,183.050 kg. Jumlah timbulan sampah tahun 2012 diperoleh sebesar 12.341.663 kg. Dapat diketahui bahwa sumber sampah yang masuk TPA terdiri dari beberapa sektor, meliputi (1) perumahan, (2) pasar, (3) hotel, restoran, toko dan jalan, (4) taman, (5) pengairan, (6) terminal, (7) rumah sakit, dan (8) industri. Sampah yang dibuang oleh sektor rumah sakit dan industri merupakan sampah sejenis rumah tangga non B3. Berdasarkan hasil penimbangan sampah masuk dapat dilihat pada lampiran A, sektor perumahan merupakan penyumbang sampah terbesar terhadap TPA Kota Probolinggo yakni sebesar 9.557.622 kg atau 9.558 ton selama 12 tahun 2012. Besarnya timbulan sampah TPA diperoleh sebesar 33.812,78 kg/hari. Komposisi sampah merupakan penggambaran dari masing- masisng komponen yang terdapat dalam buangan padat dan distribusinya. Biasanya dinyatakan dalam persen berat (%) [2]. Penelitian komposisi sampah dilakukan untuk mengetahui jenis–jenis sampah yang terdapat pada sampel sampah yakni sampah TPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum sampah mempunyai komposisi sampah terbesar yakni sampah sisa makanan. Masing-masing komposisi sampah sisa makanan TPA diperoleh sebesar 71,64%. Komposisi sampah TPA setelah sampah basah berturut-turut meliputi, sampah plastik 10,49%; sampah kebun 6,34%; sampah diapers 4,96%; sampah kain 2,61%; sampah kertas 2,18%; sampah kaca 0,45%; sampah lain-lain 0,08%; sampah kayu 0,24%; dan sampah logam 0,21%. Dari literatur diperoleh tipikal komposisi sampah domestik untuk negara dengan pendapatan rendah antara lain jenis sampah sisa makanan (40-85%), sampah kertas (1-10%), sampah plastik, tekstil, karet, kayu dan halaman sebesar (1-5%), logam (1-5%), dan kaca (1-10%) [11]. B. Timbulan dan Komposisi Sampah Kegiatan Daur Ulang Proses pengolahan merupakan upaya mengurangi jumlah sampah sebelum diangkut ke tempat pemrosesan akhir (TPA). Proses pengolahan dapat dilakukan dengan proses daur ulang yaitu pemanfaatan kembali beberapa komponen sampah yang bisa digunakan dan proses pengomposan [12]. Sampah yang masuk ke TPA merupakan sampah yang telah mengalami reduksi dari pengolahan alternatif yakni Bank Sampah
  • 3. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 maupun komposting. Pengomposan merupakan salah satu sistem pengolahan sampah dengan mendekomposisikan sampah organik menjadi material kompos, seperti humus dengan memanfaatkan aktivitas bakteri [13]. Sampah yang mengalami reduksi di Bank Sampah akan mengurangi volume sampah dan tidak menghasilkan emisi. Sedangkan untuk reduksi dari komposting selain mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA, sampah dari kegiatan tersebut juga menghasilkan emisi karbon. Sehingga dalam prediksi emisi karbon akan dijumlahkan dengan emisi karbon yang dikasilkan oleh kegiatan komposting. Kegiatan komposting skala wilayah/perkotaan di Kota Probolinggo dilakukan oleh beberapa pihak, antara lain UPT PS-L, Rumah Kompos, dan Komposting komunal (Komposter). UPT PS-L dan Rumah Kompos menerima sampah basah berupa sampah kebun. UPT PS-L dan Rumah Kompos menggunakan metode komposting aerobik yakni windrow composting. Windrow composting merupakan cara pengomposan dengan pemberian oksigen secara alami melalui pengadukan atau pembalikan dengan penambahan air untuk menjaga kelembabannya. Cara ini digunakan karena biaya operasional yang murah [14]. Kegiatan komposting menggunakan komposter secara komunal dilakukan sebagian masyarakat dan fasilitas umum (fasum) di Kota Probolinggo. Komposter komunal yang digunakan di pemukiman adalah komposter aerob. Jenis komposter yang digunakan adalah komposter berbentuk drum. Komposter komunal dipemukiman mempunyai karakteristik campuran sampah sisa makanan dan sampah kebun. Sedangkan Karakeristik sampah yang dikomposkan pada komposter fasum adalah sampah kebun. Dari hasil penelitian diperoleh massa sampah berturut-turut di UPT PS-L, Rumah Kompos, Komposter (pemukiman) dan Komposter (fasum) antara lain sebesar 360,901 kg/hari; 0,0879 kg/hari; (sisa makanan) 1255,18 kg/hari dan (sampah kebun) 119,58 kg/hari; 82,82 kg/hari. Total jumlah sampah kebun yang dikomposkan sebesar 563,3979 kg/hari dan sampah sisa makanan sebesar 1255,18 kg/hari. C. Emisi Karbon Perhitungan emisi karbon dilakukan berdasarkan sampah eksisting di Kota Probolinggo yakni pembuangan sampah ke TPA dan kegiatan daur ulang (komposting) di Kota Probolinggo. Perhitungan emisi karbon dilakukan untuk mengetahui emisi karbon dari kegiatan pengolahan eksisting yang ada di Kota Probolinggo. Perhitungan emisi karbon sampah pada menghasilkan emisi karbon sebagai berikut. Tabel 1 Total Emisi Karbon Pengolahan Sampah Emisi Karbon (Gg/tahun) Pembuangan Sampah ke TPA Kegiatan Komposting Total Emisi Karbon (Gg/tahun) CH4 0,3081 0,0001 0,31 CO2 1,6947 0,0024 1,70 Sumber : Hasil Perhitungan, 2013 Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa pengelolaan sampah di Kota Probolinggo menghasilkan emisi metana sebesar 0,3082 Gg CH4/tahun dan emisi karbondioksida sebesar 1,8017 Gg CO2/tahun. IV. KESIMPULAN Timbulan sampah TPA Kota Probolinggo sebesar 33.812,78 kg/hari. Hasil penelitian komposisi sampah TPA menunjukkan bahwa secara umum sampah TPA mempunyai komposisi sampah terbesar yakni sampah sisa makanan. Sedangkan kegiatan komposting jumlah sampah kebun yang dikomposkan sebesar 563,3979 kg/hari dan sampah sisa makanan sebesar 1255,18 kg/hari. Emisi metana yang dihasilkan oleh pengolahan sampah Kota Probolinggo yakni sebesar 0,31 Gg CH4/tahun sedangkan untuk emisi karbondioksida sebesar 1,70 Gg CO2 /tahun. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Welly Herumurti, ST., MSc atas segala ilmu dan kesediaan dalam membimbing penulis, Kepala BLH Kota Probolinggo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. Ibu I.D.A.A Warmadewanthi., ST., MT., Ph.D, Ibu Susi Agustina Wilujeng., ST., MT dan Bapak Ir. Eddy Setiadi Soedjono, Dipl.SE, M.Sc, Ph.D selaku dosen penguji atas kesediaan dan kesabaran dalam mengarahkan penulis. DAFTAR PUSTAKA [1] Azkha N.2006. Analisis Timbulan, Komposisi Dan Karakteristik Sampah Di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, September, I (1). [2] Damanhuri., Enri dan Padmi, T. 2010. “Diktat Kuliah Tl- 3104 Pengelolaan Sampah”. Bandung: Institut Teknologi Bandung (ITB). [3] Mor, S., Ravindra,K., Visscher, A.D., Dahiya, R.P., Chandra, A.2006. Municipal solid waste characterization and its assessment for potential methane generation: A case study. Science of the Total Environment371 : 1– 10. [4] BLH Kota Probolinggo.2012. Profil Persampahan Kota Probolinggo 2012 [5] Mackie, K.R dan Cooper, C.D.2009.Landfill gas emission prediction using Voronoi diagrams and importance sampling.Environmental Modelling & Software24 :1223–1232. [6] Friedrich , E dan Trois,C. Quantification of greenhouse gas emissions from waste management processes for municipalities – A comparative review focusing on Africa.Waste Management 31 : 1585–1596 [7] Samiaji T. 2007. Emisi CO2 dari Penggunaan Energi.Lingkungan Tropis, Edisi Khusus Agustus: 215– 224. [8] Keenan dan Kleinfelter. 1984.Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
  • 4. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 [9] Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), 2006.Energy Volume 2, AFOLU Volume 4 and Waste Volume 5. Japan: IPCC Good Practice Guidance and Uncertainty Management in National Greenhouse Gas Inventories. [10] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008.PengelolaanSampah [11] Tchobanoglous, G., Theisen, H. dan Vigil, S.A. 1993. Integrated Solid Waste Management, Engineering Principles and Management Issues. McGraw-Hill International Editions: New York. [12] Agung, W. W. 2010. Perancangan Dan Uji-Kinerja Reaktor Gasifikasi Sekam Padi Skala Kecil. Ekuilibrium. Vol.9. No.1. 29-33. [13] Wibowo, H. E.2010.Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Permukiman di Kampung Kamboja Kota Pontianak.Thesis.Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro. [14] Pandebesie, E., S. 2005. Teknik Pengelolaan Sampah. Surabaya : Teknik Lingkungan ITS