Dokumen tersebut merangkum studi kelayakan usaha perkebunan jeruk lemon di Medan. Ia menjelaskan potensi pasar jeruk lemon yang besar di Indonesia, dengan permintaan yang diperkirakan akan terus meningkat. Dokumen ini juga menganalisis aspek teknis dan operasional untuk membangun perkebunan jeruk lemon seluas 3 hektar di Sumatera Utara.
1. TUGAS
STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS PERKEBUNAN JERUK
LEMON DI KOTA MEDAN
Oleh:
KELAS B
1. Kevin Fan 140403066
2. Christine Silaen 140403081
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 1 7
2. BAB I
PENDAHULUAN
Jeruk lemon (Citrus limon) adalah jenis buah dengan pohon berukuran
sedang yang dapat mencapai tinggi 6 meter dan tumbuh di daerah beriklim tropis
dan sub-tropis sehingga tidak tahan dengan cuaca dingin. Jeruk lemon merupakan
salah satu komoditas hortikultura yang mendapat prioritas untuk dikembangkan
karena usaha taninya memberikan keuntungan yang tinggi sehingga dapat dijadikan
sumber pendapatan petani. Disamping itu, jeruk lemon juga merupakan buah yang
digemari ditengah-tengah masyarakat karena memiliki kandungan vitamin C yang
tinggi dan berkhasiat bagi kesehatan, diet serta meningkatkan sistem kekebalan
tubuh.
Tanaman jeruk tersebar di seluruh Indonesia, dengan sentra produksi utama
terdapat di propinsi Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa
Timur dan Sulawesi Selatan. Tanaman jeruk dapat tumbuh dan diusahakan petani
di dataran rendah hingga dataran tinggi, karenanya usaha perkebunan jeruk
memiliki peluang investasi dan pengembangan yang besar.
Dengan makin meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya pendapatan,
dan kesadaran kebutuhan gizi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan jeruk lemon
dalam negeri maka permintaan buah jeruk yang kaya mineral dan vitamin ini akan
terus meningkat. Pada tahun 2001, kebutuhan produksi buah jeruk lemon untuk
diekspor adalah sekitar 936 ton dan melakukan impor sebanyak 155,5 ton buah
jeruk lemon di tahun yang sama. Saat ini, Indonesia termasuk negara pengimpor
jeruk terbesar kedua di ASEAN setelah Malaysia. Ekspor jeruk nasional juga masih
sangat kecil dibanding negara produsen jeruk lainnya seperti Spanyolm Afrika
Selatan, Yunani, Maroko, Turki dan Mesir.
Perluasan sentra agribisnis baru merupakan bukaan lahan baru di wilayah
yang secara agroklimat sesuai dengan perkembangan jeruk. Oleh karena itu,
pemacuan produksi jeruk lemon akan memiliki urgensi penting karena disamping
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, konsumsi buah dan
3. juga meningkatkan devisa ekspor nasional. Impor buah jeruk lemon yang terus
meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang
menghendaki jenis dan mutu buah jeruk lemon prima yang belum bisa dipenuhi
produsen dalam negeri.
Dilakukan studi kelayakan terhadap perkebunan jeruk lemon di Provinsi
Sumatera Utara. Studi kelayakan ini bertujuan untuk menilai sejauh mana manfaat
yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha perkebunan jeruk
lemon di Provinsi Sumatera Utara. Studi kelayakan ini merupakan bahan
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak
dari suatu gagasan usaha atau proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam
penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan atau usaha yang akan dilaksanakan
member manfaat (benefit) baik dalam arti financial benefit maupun dalam social
benefit.
4. BAB II
ASPEK PASAR DAN EKONOMI
2.1. Perkembangan Produksi Jeruk Lemon di Indonesia1
Daerah sentra produksi jeruk di Indonesia saat ini masih belum berbentuk
suatu hamparan, melainkan terdiri dari kantong-kantong produksi yang merupakan
agregat dari kebun kebun jeruk berluasan sempit (rata-rata kurang dari 1 hektar
hingga lebih dari 5 hektar) yang dikelola oleh seorang atau lebih petani tersebar di
satu atau beberapa kecamatan/kabupaten yang sesuai agroklimatnya untuk tanaman
jeruk dan membentuk suatu kawasan sentra produksi berskala ekonomis. Akhir-
akhir ini, banyak pengusaha mulai tertarik untuk berinvestasi membangun kebun
jeruk berskala perkebunan dengan luasan ratusan hingga ribuan hektar.
Sentra produksi jeruk hampir tersebar di seluruh Indonesia, terutama di
provinsi Sumatera Utara, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan
Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Bali. Sekitar 85% jenis jeruk
yang dikembangkan petani masih merupakan jeruk siam, sedangkan jenis lainnya
merupakan jeruk keprok dan pamelo. Walaupun data impor buah jeruk segar dan
olahan cenderung terus meningkat, dan sebagian besar produksi dalam negeri
terserap oleh pasar domestik, namun ekspor buah jeruk jenis tertentu seperti jeruk
lemon juga terus meningkat sekaligus memberikan peluang pasar yang menarik.
Pengembangan untuk ekspor ditekankan bagi jeruk varietas non siam seperti jenis
jeruk lemon.
Perkembangan volume ekspor jeruk selama periode 2001-2003 fluktuatif
namun cenderung naik. Pada tahun 2003, Indonesia sendiri melakukan ekspor
varietas jeruk Lemon Fresh sebanyak 724,8 ton dan mengimpor 95 ton di tahun
yang sama. Hal ini tentu memberikan sebuah kesempatan untuk mengembangkan
usaha Jeruk Lemon.
1 Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk
5. Tabel 2.1. Perkembangan Ekspor dan Impor Jeruk Nasional Tahun 2001-
September 2005
Proyeksi produksi buah jeruk lemon untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri, ekspor dan pemenuhan bahan industri pengolahan tahun 2005- 2025 dapat
dilihat dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Proyeksi Produksi Buah Jeruk Lemon Tahun 2005- 2025
Berdasarkan tabel diatas, diproyeksikan pada tahun 2020 Indonesia
membutuhkan 5.663.963 ton buah Lemon sementara dapat dipenuhi adalah sebesar
1.955.000 ton. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa terdapat selisih 3.708.963
6. ton antara supply dan demand buah Lemon di Indonesia pada tahun 2020.
Diasumsikan supply sebesar 5% dari demand.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa:
Demand (D) = 3.708.963 ton/tahun atau 309.080 ton/ bulan.
Supply (S) = 5% dari Demand = 15.454,01 ton/bulan
Berdasarkan produksi buah jeruk tahun 2005, Indonesia telah masuk di
jajaran 10 besar produsen jeruk dunia. Artinya, selain sebagai pasar potensial,
Indonesia juga harus dipertimbangkan sebagai produsen jeruk dunia di pasar global.
Posisi Indonesia sebagai produsen produsen jeruk dunia dapat kita lihat dari Tabel
2.3.
Tabel 2.3. Posisi Indonesia sebagai Produsen Produsen Jeruk Dunia
Potensi areal untuk pengembangan agribisnis jeruk di Indonesia sangat
besar. Menurut hasil kajian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat (2005), dari segi kesesuaian lahannya, pengembangan sentra produksi
baru dapat dikembangkan di 10 provinsi dengan luas lahan sesuai disajikan pada
Tabel 2.4, yaitu 5.651.388 ha. Artinya upaya pengembangan jeruk masih didukung
dengan ketersediaan lahan yang sangat luas. Pengembangan areal pertanaman jeruk
selain dilakukan pada lahan-lahan kering di Jawa dan luar Jawa, juga dapat
dilakukan pada lahan rawa seperti halnya telah dikembangkan di Kalimantan
Selatan, Sulawesi Barat, dan sebagian Sumatera.
7. Tabel 2.4. Luas Lahan Pengembangan Baru Jeruk di 10 Provinsi Di
Indonesia
2.2. Harga Buah Lemon2
Pada tahun 2016, total ekspor hasil tanaman buah-buahan tahunan Indonesia
sebesar 5.955.000 ton dengan nilai US$ 36,56 juta. Ekspor produksi buah-buahan
tahunan di Indonesia tahun 2016 untuk komoditi buah lemon baik segar maupun
buah kering adalah sebesar 1.209.109 kg menjadi penyumbang devisa dengan nilai
US$ 605.643.
2.3. Program Pemasaran
Dalam memasarkan buah Lemon di usaha ini diperlukan satu orang
karyawan di bagian marketing.Untuk tahap awal, jeruk lemon yang telah dihasilkan
bisa dipasarkan atau dijual kepada perusahaan-perusahaan pengumpul hasil
pertanian. Perusahaan - perusahaan pengumpul tersebut akan menerima sejumlah
jeruk lemon yang dijual. Perusahaan pengumpul tersebut selanjutnya yang
akan mendistribusikan jeruk lemon yang telah dihimpun tersebut, baik untuk
memenuhi permintaan oleh perusahaan pengolah jeruk lemon yang ada di dalam
negeri maupun untuk diekspor untuk memenuhi kebutuhan jeruk lemon dunia.
2 Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Tahun 2016
8. Apabila perkebunan jeruk lemon ini telah berkembang dan mencapai skala
produksi yang besar maka pemasaran dari jeruk lemon itu sendiri akan langsung
dijual atau melakukan kontrak kerjasama dengan perusahaan pengolah jeruk lemon
yang ada di dalam negeri. Tidak tertutup kemungkinan biji jeruk lemon yang
dihasilkan akan diekspor keluar negeri tanpa melalui pengumpul apabila jumlah
produksi sudah dalam skala yang besar dan melebihi permintaan dari perusahaan
jeruk lemon dalam negeri.
2.4. Aspek Ekonomi Makro
Aktivitas ekspor buah Lemon memberikan pendapatan devisa kepada
negara sebesar US$ 605.643 pada tahun 2016. Hal ini tentu memberikan pengaruh
kepada perekonomian negara karena menjadi sumber pendapatan. Pertumbuhan
ekspor ini diharapkan akan semakin berkembang agar nantinya dapat meningkatkan
pendapatan juga menjalin kerjasama ekonomi yang baik antara Indonesia dengan
negara lain.
Area perkebunan yang akan didirikan di Provinsi Sumatera Utara ini
berpotensi untuk membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan
masyarakat sekitar karena pekerja yang akan dipilih adalah dari masyarakat sekitar
area perkebunan. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut maka akan
mengurangi kesenjangan sosial.
Pembukaan perkebunan jeruk lemon ini juga sejalan dengan perkembangan
perkebunan jeruk di Sumatera Utara sebagai sentra perkebunan buah jeruk. Dengan
itu maka perkebunan ini akan mempunyai andil yang besar dalam penyediaan bahan
baku untuk perusahaan pengolah jeruk lemon yang mungkin dibangun di Sumatera
Utara. Dengan berkembangnya industri pengolahan lemon di Sumatera Utara maka
secara langsung akan berpengaruh kepada negara dengan meningkatnya rata-rata
pendapatan perkapita penduduk Indonesia dan mengurangi jumlah penduduk
miskin di Indonesia. Dengan berkurangnya jumlah penduduk miskin di Indonesia
maka akan mengurangi juga tindak kejahatan dan kekerasan yang terjadi. Karena
kemiskinan merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya tindak kejahatan dan
kekerasan. Dengan membaiknya iklim industri dan stabilitas keamanan di
9. Indonesia maka hal ini akan menjadi daya tarik oleh investor baik dalam maupun
luar negeri untuk menanamkan modal mereka di Indonesia sehingga industri
pengolahan lemon bisa berproduksi dengan kapasitas produksi yang maksimal.
2.5. Aspek Ekonomi Mikro
Demand buah Lemon di Indonesia diproyeksikan pada tahun 2020 adalah
sebesar 3.708.963 ton/tahun atau 309.080 ton/ bulan. Supply yang dapat dipenuhi
oleh perusahaan adalah sekitar 5% dari Demand atau 15.454,01 ton/bulan. Untuk
memenuhi supply tersebut perusahaan perlu membuat operasi produksi yang efisien
dan produktif sehingga nantinya perusahaan dapat memperluas kapasitas
produksinya. Selain itu perusahaan juga perlu melakukan efisiensi dari segi biaya
sehingga ongkos produksi akan semakin menurun dan keuntungan yang dapat
diperoleh semakin besar.
10. BAB III
ASPEK TEKNIK & OPERASIONAL
3.1. Studi Pendahuluan
Jeruk lemon berasal dari Asia (Cina dan Vietnam) telah banyak
dibudidayakan di Indonesia. Hasil produk dari jeruk lemon antara lain adalah lemon
tea, lemon squash, jeruk sitrun, lemon cui, dan rough lemon. Semua dibudidayakan
untuk diambil sari buahnya dan dijadikan limun atau dijadikan campuran minuman
lain. Lemon dapat tumbuh dengan baik, mulai dari dataran rendah sampai dengan
dataran tinggi. Di daerah tropis suhu minimum yang dibutuhkan 150oC, sedangkan
di daerah subtropis suhu terendah dapat mencapai 60oC. Pohonnya menghendaki
tanah yang gembur dengan pH netral serta perlu mendapat sinar matahari penuh
(tempat terbuka).
Jeruk lemon (Citrus limonia) adalah salah satu varietas dari jeruk sitrun
(Citrus medica). Pertama adalah C. medica var. limonia yang juga disebut true
citrun. Varietas ini kemudian populer dengan sebutan C. limonia. Kedua ialah C.
medica var. proper namun di Indonesia, yang populer dengan sebutan sitrun
hanyalah salah satu dari varietas C. limonia, yakni bentuk buahnya bulat telur.
Sementara varietas-varietas C. limonia lainnya lebih populer dengan sebutan lemon.
Kemudian C. medica var. proper yang di Inggris disebut sitrun, di Indonesia lebih
dikenal sebagai jeruk pepaya (jerpaya) atau jeruk sukade.
Penanaman buah jeruk lemon akan dilakukan pada lahan seluas 3 Ha yang
terletak di Jl. Lintas Sumatera Utara. Bibit buah jeruk lemon dengan harga Rp
45.000,-/kg. Beberapa ketentuan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan
penanaman jeruk lemon dan berikut penjelasannya di bawah ini.
3.2. Lokasi Perkebunan
Dalam penanaman jeruk lemon, dibutuhkan perkebunan dengan jenis tanah
yang sesuai serta pada iklim yang cocok untuk pertumbuhan jeruk lemon. Berikut
adalah ketentuan jenis tanah untuk penanaman jeruk lemon.
11. a. Tanah yang gembur dan organik. Hal ini untuk memastikan nutrisi jeruk lemon
dapat terpenuhi.
b. Tanah memiliki tingkat garam yang rendah, bebas dari gulma dan tanaman
pengganggu lainnya.
c. Tanah tidak tergenang air, tidak becek dan tidak terlalu basah. Lahan
mendapatkan sinar matahari yang cukup besar.
d. Jeruk lemon dapat tumbuh di dataran tinggi maupun rendah, di daerah tropis
atau subtropis.
Penanaman buah jeruk lemon akan dilakukan pada lahan seluas 3,5 Ha yang
terletak di Jl. Karya Wisata, Medan Johor, Medan, Sumatera Utara. Bibit buah jeruk
lemon dengan harga Rp 45.000,-/kg. Pemilihan lokasi sesuai dengan pertimbangan
kesesuaian lahan yang dibutuhkan untuk perkebunan jeruk lemon serta rencana
pemasaran dari hasil kebun jeruk lemon dan dekat dengan pusat kota.
3.3. Luas Lahan dan Skala Produksi
Luas lahan yang dibutuhkan untuk perkebunan jeruk lemon in adalah 3,5
hektar 3,5 Ha (200 m x 175 m) dengan jarak tanam 3 m x 3 m dengan menggunakan
pola segi empat, yaitu seluruh areal ditanami menurut jarak tanam yang ditetapkan.
Dengan demikian, dapat dihitung pohon jeruk lemon sekitar 1.156 pohon per Ha.
Satu pohon jeruk lemon pada umumnya menghasilkan rata-rata 2,5 kg per pekan.
Pohon jeruk lemon baru bisa dipanen setelah 1,5 tahun dari waktu penanaman.
3.4. Cara dan Waktu Penanaman
Penanaman jeruk lemon dapat dilakukan sesuai pada waktu yang diinginkan
karena jeruk lemon dapat bertahan hidup di segala musim. Teknik menanam jeruk
lemon dilakukan dengan menancapkan bibit ke masing-masing undukan tanah yang
telah dibuat dan diperlukan sinar matahari yang cukup dan air yang tidak
berlebihan. Dalam memilih bibit yang berkualitas, perlu dipilih bibit jeruk lemon
yang bebas dari hama dan penyakit.
Bibit jeruk lemon memiliki batang kokoh, tidak keriput atau kurus, memiliki
daun yang hijau sehat dan tidak kuning kering. Ada cara untuk memperbanyak bibit
12. jeruk lemon yaitu dengan menggunakan teknik stek pucuk dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Diambil cabang tanaman jeruk lemon sekitar 3 – 4 ruas daun (sekitar 20cm).
b. Dipotong masing-masing sekitar 2/3 nya untuk mengurangi penguapan air.
c. Dicelupkan cabang yang akan ditanam pada cairan hormon penumbuh akar.
d. Bila tidak memiliki cairan hormon penumbuh akar, dapat menggunakan
bawang merah yang diremas-remas kemudian ditambahkan sedikit air dan
digunakan untuk mengoles batang tanaman jeruk lemon yang akan ditanam
sebagai stek.
e. Ditanam pada polybag dengan media tanah dan kompos.
f. Disiram tanaman pada pagi dan sore hari, bila berjalan lancar, akar dari stek
jeruk lemon akan muncul setelah 21 hari atau sekitar 3 minggu.
g. Dibiarkan selama 1 bulan hingga akarnya banyak, kemudian dipindahkan ke
media tanam untuk menjaga agar tidak mudah mati.
3.5. Cara dan Dosis Pemumpukan Jeruk Lemon
Pemupukan pada jeruk lemon dilakukan maksimal 4 kali dalam satu tahun
dengan menggunakan kombinasi pupuk yang direkomendasikan seperti pupuk
kandang, NPK, ZK, dan kompos. Pemupukan rutin bisa dengan cara organic murni
atau dengan kombinasi kimia.
Kombinasi kimia : 20 butir NPK buah + 1 kg kompos/pupuk kendang + 1 sdt
POC BMW
Cara organik : 1 sdm KOCORBMW + 1 sdt POC BMW
Pemberian nutrisi ini sebaiknya rutin dilakukan 1 bulan sekali.
3.6. Penanggulangan Hama & Penyakit Jeruk Lemon
Tanaman jeruk lemon sering juga ditemukan serangan hama berupa kutu
loncat, kutu daun, ulat peliang daun, tungau, penggerek buah. Penanggulangannya
dengan penyemprotan ANTILAT 5 hari sekali, dosis 4 tutup btl per 17 ltr air.
Penebangan sebagian batang utama perlu dilakukan untuk peningkatan jumlah
13. cabang sehingga produktivitas pohon jeruk lemon dapat terpelihara dan meningkat
dari tahun ke tahun.
3.7. Umur dan Cara Panen Jeruk Lemon
Pada umumnya pembuahan dari jeruk lemon berkisar 1-2 tahunan. Dalam
mempercepat munculnya bunga/buah jeruk lemon, perlu diberikan juga pupuk
perangsang buah yakin POC BMW. Caranya penggunaannya yaitu disemprotkan
pada tanaman 1 bulan sekali, dosis 3 tutup POC BMW + 15 liter air. Pemanenan
buah jeruk lemon dapat dilakukan saat buah benar-benar sudah matang. Buah jeruk
lemon hanya dapat mematangkan diri di pohon dan setelah dipetik ia akan berhenti
melakukan proses pematangan. Usia yang ideal untuk dipanen adalah sekitar 30-36
minggu.
3.8.Mesindan Peralatan Penanaman Jeruk Lemon
Dalam penanaman jeruk lemon akan dibutuhkan beberapa mesin dan
peralatan untuk mendukung proses kegiatan tersebut. Mesin dan peralatan termasuk
ke dalam investasi dalam bisnis jeruk lemon dengan menggunakan modal pribadi.
Tabel 4.1. Mesin dan Peralatan yang Digunakan dalam Produksi Jeruk
Lemon
No. Mesin/Peralatan Fungsi
Harga per
Unit (Rp)
Jumlah
yang
dibutuhkan
Total
Harga (Rp)
Modal
1. Gembor Sebagai wadah air 47.500 3 142.500
Pinjaman
Bank
2. Garden Tool Set Alat Bertanam 50.000 3 150.000
3. Gunting Dahan
Memotong dahan
pohon
30.000 3 90.000
4. Pipa Air Mengalirkan Air 34.000 2 68.000
5. Keran Air Mengeluarkan Air 30.000 1 30.000
6. Pompa Air
Memompa air dari
dalam tanah
553.000 1 553.000
Total 1.033.500
14. Selain mesin dan peralatan, dalam usaha bisnis jeruk lemon juga
membutuhkan investasi non tanaman lainnya untuk menunjang berjalannya usaha
bisnis jeruk lemon yaitu dapat dilihat pada Tabel 4.2. di bawah ini.
Tabel 4.2. Rincian Kebutuhan Investasi Non Tanaman
No. Investasi Harga (Rp) Modal
1
Tanah Kebun (3,5
Ha) 200.000.000
Pinjaman Bank
& Modal Pribadi
2
Sewa Rumah untuk
Kantor
30.000.000
3 Inventaris Kantor 15.252.000
4 Sepeda Motor VIAR 20.000.000
TOTAL 482.658.500
15. BAB V
ASPEK ORGANISASI & LEGALITAS HUKUM
5.1. Aspek Organisasi
Usaha bisnis jeruk lemon merupakan usaha bisnis perseorangan dengan
pemimpin perusahaan satu orang dan didukung oleh tenaga kerja dalam
menjalankan bisnis jeruk lemon. Usaha bisnis ini dijalankan dengan hubungan
wewenang lini. Wewenang lini ialah wewenang yang menimbulkan tanggung
jawab atas tercapainya tujuan-tujuan tertentu. Usaha bisnis jeruk lemon
menjalankan bentuk organisasi yang berskala kecil dengan sedikit jumlah karyawan
yang belum atau sedikit memiliki spesialisasi. Organisasi lini biasanya dipimpin
langsung oleh pemimpin usaha bisnis, hubungan antara karyawan dan atasan masih
bersifat langsung tanpa perantara, jumlah karyawannya sedikit dan organisasinya
kecil.
Tenaga kerja merupakan input yang paling penting dalam suatu usaha bisnis.
Apabila tenaga kerja tidak ada, maka proses penanaman hingga pemanenan jeruk
lemon tidak dapat berjalan. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usaha bisnis
jeruk lemon ini terdiri dari 8 orang dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 5.1. di
bawah ini.
Tabel 5.1. Gaji Tenaga Kerja
No Jabatan
Gaji Per Bulan
Jumlah
Pekerja
Total Gaji
(Rp) (Orang) (Rp)
1 Pimpinan Perusahaan 3.500.000 1 3.500.000
2 Tenaga Kerja Langsung
a. Bagian Administrasi
& Keuangan
3.000.000 1 2.800.000
b. Bagian Marketing 3.000.000 1 2.800.000
c. Tukang Kebun 2.600.000 3 7.800.000
Total Gaji/Bulan 16.900.000
Total Gaji/Tahun 202.800.000
16. Pimpinan Kebun
Tukang KebunMarketing Keuangan &
Administrasi
Gambar 5.1. Struktur Organisasi Usaha Bisnis Jeruk Lemon
Perincian tugas dan wewenang pada struktur organisasi usaha bisnis jeruk
lemon dijelaskan sebagai berikut.
1. Pimpinan Kebun
Merupakan pemegang kekuasan tertinggi dalam organisasi di suatu usaha bisnis
dan bertanggung jawab dalam segala hal kegiatan bisnis di lingkup kebun jeruk
lemon.
a. Tugas
1) Mengelola perusahaan secara keseluruhan.
2) Memimpin penyusunan rencana dan program kerja.
3) Memimpin, mengkoordinir dan mengendalikan pengorganisasian
perusahaan.
4) Bertanggungjawab dalam penggunaan uang perusahaan.
5) Bertanggungjawab dalam memelihara kesejahteraan karyawan.
6) Memimpin rapat.
b. Wewenang
1) Memimpin dan mengkoordinasi seluruh kegiatan di perusahaan.
2) Memantau pelaksanaan rencana kerja.
3) Memimpin, membina, dan mengendalikan organisasi.
17. 4) Mengambil keputusan yang berhubungan dengan rencana operasional
perusahaan, rencana pemasaran, masalah keuangan, dan
pengembangan perusahaan.
5) Menegur dan mengarahkan karyawan/pegawai yang melanggar aturan
perusahaan.
2. Bagian Administrasi dan Keuangan
Tugas dan wewenang pada bagian administrasi sebagai berikut:
a. Tugas
1) Menyiapkan transaksi-transaksi pembayaran dan permintaan.
2) Membuat evaluasi atas hasil kerjanya.
3) Bertanggung jawab kepada pimpinan dan membantu secara aktif
seluruh departemen yang ada pada perusahaan mengenai kegiatan
administrasi.
4) Melaksanakan perencanaan anggaran untuk setiap departemen.
5) Mengambil keputusan dan kebijaksanaan mengenai keuangan
berdasarkan analisa-analisa laporan dan semua fungsi yang
dibawahinya.
6) Membuat anggaran perusahaan dan hal yang berkaitan dengan hutang
piutang perusahaan serta transaksi pembelian segala sesuatu yang
dibutuhkan pabrik.
7) Bertanggung jawab kepada pimpinan pabrik dalam hal keuangan
perusahaan.
8) Mengeluarkan uang perusahaan dengan seizin pimpinan pabrik.
9) Bertanggung jawab kepada pimpinan dan membantu secara aktif
seluruh departemen yang ada pada perusahaan mengenai kegiatan
keuangan.
b. Wewenang
1) Mengurusi dan menandatangani surat berharga, seperti cek.
2) Mengatur keluar masuknya surat.
3) Menandatangani laporan keuangan perusahaan tiap bulan.
18. 4) Menandatangani faktur-faktur penjualan dan bukti-bukti pembayaran
dan penerimaan kas.
5) Mengambil keputusan dan kebijaksanaan mengenai keuangan
berdasarkan analisa-analisa laporan dan semua fungsi yang
dibawahinya.
3. Bagian Marketing
Tugas dan wewenang dari bagian marketing sebagai berikut:
a. Tugas
1) Melakukan penelitian terhadap potensi pasar dan pengembangannya
bagi kelanjutan produksi.
2) Membuat perencanaan pemasaran dan mengevaluasi hasil penjualan
untuk mengetahui tingkat pembelian.
3) Memberikan gambaran mengenai hasil yang diperoleh dari produk yang
dipasarkan kepada pimpinan pabrik.
4) Bertanggung jawab kepada pimpinan atas kegiatan pemasaran dan
promosi secara menyeluruh.
b. Wewenang
1) Memimpin, mengarahkan dan mengkoordinir karyawan dalam
melakukan survei potensi pasar terhadap produk.
2) Memimpin, mengarahkan dan mengkoordinir karyawan dalam hal
pemasaran produk dan membuat kebijakan dalam promosi produk.
4. Tukang Kebun
Tugas dan wewenang dari tukang kebun adalah sebagai berikut.
a. Tugas
1) Melakukan pemupukan secara berkala pada tanaman jeruk lemon
2) Melakukan pembasmian hama, pembersihan rumput liar
3) Melakukan pemetikan buah jeruk lemon saat tiba hari panen dan
meletakkannya di gudang penyimpanan.
b. Wewenang
1) Merencanakan dan menggunakan pupuk yang perlu digunakan pada
tanaman jeruk lemon
19. 2) Mengambil tindakan dan keputusan yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup tanaman jeruk lemon di kebun
Selain tenaga kerja tetap dalam menjalankan usaha bisnis jeruk lemon, juga
diperlukan tenaga kerja untuk melakukan proses awal pembangunan proyek dalam
memulai usaha bisnis ini, diantaranya meliputi kegiatan pembukaan lahan,
pembangunan gudang, rumah tukang kebun, dan kantor, pembuatan lubang tanam,
dan penanaman bibit jeruk lemon. Berikut adalah kegiatan pembangunan proyek
usaha bisnis jeruk lemon.
Tabel 5.2. Upah Tenaga Kerja Pembangunan Proyek
No. Kegiatan Waktu Pekerja Upah/Hari(Rp) Total
1 Pembukaan Lahan 1 Minggu 5 40.000 1.400.000
2 Pembuatan Lubang Tanam 1 Minggu 10 50.000 3.500.000
3 Penanaman Bibit Jeruk
Lemon
2 Minggu 10 50.000 7.000.000
TOTAL 11.900.000
5.2. Aspek Legalitas Hukum
Bentuk badan usaha dari perkebunan jeruk lemon ini adalah perorangan.
Persyaratn usaha perorangan tidak memiliki syarat khusus, dengan struktur
organisasi yang sederhana dan tidak membutuhkan modal yang terlalu besar.
Hukum yang mengatur tentang perizinan usaha bisnis jeruk lemon sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.
98/Permentan/OT.140/2013 tentang pedoman perizinan usaha perkebunan.
Ketentuan dalam pendirian usaha perkebunan diatur dalam Pasal 5 yang berbunyi :
1. Usaha Budidaya Tanaman Perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1) huruf a dengan luas kurang dari 25 (dua puluh lima) hektar dilakukan
pendaftaran oleh bupati/walikota.
2. Pendaftaran Usaha Budidaya Tanaman Perkebunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling kurang berisi keterangan pemilik dan data kebun data
identitas dan domisili pemilik, pengelola kebun, lokasi kebun, status
kepemilikan tanah, luas areal, jenis tanaman, produksi, asal benih, jumlah
pohon, pola tanam, jenis pupuk, mitra pengolahan, jenis/tipe tanah, dan tahun
tanam.
20. 3. Usaha Budidaya Tanaman Perkebunan yang terdaftar sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diberikan STD-B sesuai format seperti tercantum dalam Lampiran
I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
4. STD-B sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku selama Usaha Budidaya
Tanaman Perkebunan masih dilaksanakan.
5. Pajak Bumi dan Bangunan:
1) Luas tanah = 35.000 m2
2) NJOP tanah = 200 m x Rp2.176.000 = Rp435.200.000
3) NJOPTKP untuk setiap daerah Kabupaten/Kota sebesar Rp12.000.000.
4) Karena nilai NJOP < 1.000.000.000 maka persentase NJKP adalah 20%.
5) NJKP = (NJOP tanah dan bangunan – NJOPTKP) x 20%
= (Rp435.200.000 – Rp12.000.000) x 20%
= Rp169.280.000
PBB sebesar 0,5% x Rp169.280.000 yaitu Rp846.400 per tahun.
6. Pajak Kendaraan sebesar 1,75% dari harga pembelian selama satu tahun.
Pajak dari kendaraan sebesar Rp350.000/tahun.
7. Biaya izin industri sebesar Rp 600.000,- dan biaya tanda daftar perusahaan Rp
150.000,-
8. Biaya akta notaris adalah Rp500.000. SKDU (Surat Keterangan Domisili
Usaha) dibuat di kelurahan dan harus diperpanjang setiap tahun. Biaya untuk
SKDU adalah Rp150.000 di kelurahan.
21. BAB V
ASPEK KEUANGAN
Dalam perencanaan usaha bisnis jeruk lemon akan dilakukan perhitungan
terhadap perencanaan keuangan dalam menentukan apakah usaha bisnis jeruk
lemon yang akan dibuka ini layak atau tidak. Biaya investasi yang dibutuhkan
dalam perencanaan usaha bisnis jeruk lemon ini terdiri atas investasi tanaman dan
investasi non tanaman yaitu berupa bangunan, peralatan, dan lain-lain.
Tabel 5.1. Rincian Kebutuhan Investasi Non Tanaman
No. Investasi Harga (Rp)
1 Tanah Kebun (3,5 Ha) 200.000.000
2 Sewa Rumah untuk Kantor 30.000.000
3 Pompa Air 553.000
4 Peralatan 480.500
5 Inventaris Kantor 15.252.000
6 Sepeda Motor VIAR 20.000.000
TOTAL 482.658.500
Tabel 5.2. Rincian Kebutuhan Investasi Tanaman
No. Investasi
Harga
(Rp)
Jumlah
Frekuensi
Pemakaian
Jumlah Pohon
yang akan
Ditanam
Total Harga
(Rp)
1
Bibit
Jeruk
Lemon
45.000 0,01 Kg 1 kali 4.046 1.820.700
2
Pupuk
Cair POC
BMW
50.000
0,004
Botol
4 kali 4.046 3.236.800
3
Pupuk
NPK
25.000 0,01 Kg 4 kali 4.046 4.046.000
4
Pupuk
Kompos
40.000 0,01 Kg 4 kali 4.046 6.473.600
5 Antilat 60.000
0,004
Botol
63 kali 4.046 61.175.520
Biaya Total Rp76.752.620
22. 7.1. Perhitungan Break Even Point (BEP)
7.1.1. Perhitungan Depresiasi
Depresiasi dikenakan pada barang-barang fisik seperti bangunan, mesin,
dan peralatan. Metode yang digunakan adalah Declining Balance Method (DBM).
1. Depresiasi untuk bangunan
Bangunan yang direncanakan sebagai kantor usaha bisnis jeruk lemon
memiliki harga sewa sebesar Rp30.000.000 dengan estimasi salvage value
Rp3.000.000 selama 5 tahun. Asumsi tingkat depresiasi 10% per tahun.
Perhitungan Depresiasi Bangunan dengan metode Declining Balance Method :
dt = R .BVt-1
BVt = BVt-1 - dt
Keterangan:
dt : jumlah penyusutan tahun ke t
BVt : nilai buku tahun ke t
BVt-1 : nilai buku tahun ke t-1
R : tingkat depresiasi
d1 = 0,1 x 30.000.000,00 = 3.000.000,00
BV1 = 30.000.000,00 – 3.000.000,00 = 27.000.000,00
d2 = 0,1 x 27.000.000,00 = 2.700.000,00
Perhitungan untuk setiap tahun ditunjukkan seperti pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Perhitungan Depresiasi Bangunan dengan Metode DBM
Tahun Dasar Penyusutan (Rp)
Tingkat
Depresiasi
Depresiasi
Tahunan (Rp)
Book Value (Rp)
1 30.000.000,00 0,10 3.000.000,00 30.000.000,00
2 27.000.000,00 0,10 2.700.000,00 27.000.000,00
3 24.300.000,00 0,10 2.430.000,00 24.300.000,00
4 21.870.000,00 0,10 2.187.000,00 21.870.000,00
5 19.683.000,00 0,10 1.968.300,00 19.683.000,00
2. Depresiasi untuk non-bangunan
Biaya untuk non-bangunan dapat dilihat pada Tabel 5.4.
23. Tabel 5.4. Rincian Kebutuhan Inventaris Non Bangunan
No. Investasi Harga (Rp)
1 Pompa Air 553.000
2 Peralatan 480.500
3 Inventaris Kantor 15.252.000
4 Sepeda Motor VIAR 20.000.000
Total 232.285.500
a. Pompa Air
Diketahui pompa air dengan harga beli sebesar Rp553.000, dengan estimasi
salvage value Rp55.300. Asumsi tingkat depresiasi 10% per tahun dengan
umur manfaat 5 tahun. Perhitungan Depresiasi Pompa Air:
dt = R .BVt-1
BVt = BVt-1 - dt
Keterangan:
dt :jumlah penyusutan tahun ke t
BVt : nilai buku bulan ke t
BVt-1 :nilai buku bulan ke t-1
R : tingkat depresiasi
d1 = 0,25 x 4.500.000,00= 450.000,00
BV1 = 4.500.000,00– 450.000,00 = 4.050.000,00
d2 = 0,25 x 4.050.000,00 = 405.000,00
Depresiasi per bulan mesin ditampilkan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Perhitungan Depresiasi Mesin dengan Metode DBM
Tahun
Dasar Penyusutan
(Rp)
Tingkat
Depresiasi
Depresiasi
Bulanan
(Rp)
Book Value
(Rp)
1 553.000,00 0,25 138.250.00 414.750,00
2 414.750,00 0,25 103.687,50 311.062,50
3 311.062,50 0,25 77.765,63 233.296,88
4 233.296,88 0,25 58.324,22 174.972,66
5 174.972,66 0,25 43.743,16 131.229,49
24. b. Inventaris Kantor
Diketahui inventaris kantor dengan harga beli sebesar Rp15.252.000,
estimasi salvage value Rp1.525.200. Asumsi tingkat depresiasi 10% per
tahun dengan masa pakai 5 tahun. Perhitungan Depresiasi Inventaris
Kantor:
dt = R .BVt-1
BVt = BVt-1 - dt
Keterangan:
dt :jumlah penyusutan tahun ke t
BVt : nilai buku tahun ke t
BVt-1 : nilai buku tahun ke t-1
R : tingkat depresiasi
d1 = 0,1 x 16.560.000,00= 1.656.000,00
BV1 = 16.560.000,00-1.656.000,00= 14.904.000,000
d2 = 0,1 x 14.904.000,00= 1.490.400,00
Depresiasi per tahun inventaris kantor ditampilkan pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Perhitungan Depresiasi Inventaris Kantor dengan Metode DBM
Tahun Dasar Penyusutan (Rp) Tingkat Depresiasi
Depresiasi Tahunan
(Rp)
Book Value
(Rp)
1 15.252.000,00 0,10 1.525.200,00 13.726.800,00
2 13.726.800,00 0,10 1.372.680,00 12.354.120,00
3 12.354.120,00 0,10 1.235.412,00 11.118.708,00
4 11.118.708,00 0,10 1.111.870,80 10.006.837,20
5 10.006.837,20 0,10 1.000.683,72 9.006.153,48
c. Peralatan Perkebunan
Diketahui peralatan perkebunan dengan harga beli sebesar Rp480.500,
estimasi salvage valueRp480.500. Asumsi tingkat depresiasi 10% per tahun
dengan masa pakai 2 tahun. Perhitungan Depresiasi Peralatan Perkebunan:
dt = R .BVt-1
BVt = BVt-1 - dt
Keterangan:
25. dt : jumlah penyusutan tahun ke t
BVt : nilai buku tahun ke t
BVt-1 : nilai buku tahun ke t-1
R : tingkat depresiasi
d1 = 0,1 x 480.500,00= 48.050,00
BV1 = 480.500,00-48.050,00= 432.450,00
d2 = 0,1 x 432.450,00= 43.425,00
Pada tahun ketiga, dilakukan pergantian mesin jahit yang baru, sehingga
perhitungan depresiasinya adalah sebagai berikut.
D3 = 0,1 x 480.500,00= 48.050,00
BV3 = 480.500,00 – 48.050,00 = 432.450,00
D4 = 0,1 x 432.450,00 = 43.245,00
Depresiasi per tahun peralatan perkebunan ditampilkan pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7. Perhitungan Depresiasi Peralatan Perkebunan dengan Metode
DBM
Tahun Dasar Penyusutan (Rp) Tingkat Depresiasi
Depresiasi Tahunan
(Rp)
Book Value
(Rp)
1 480.500,00 0,10 48.050,00 432.450,00
2 432.450,00 0,10 43.245,00 389.205,00
3 480.500,00 0,10 48.050,00 432.450,00
4 432.450,00 0,10 43.245,00 389.205,00
5 480.500,00 0,10 48.050,00 432.450,00
d. Sepeda Motor VIAR
Diketahui sepeda motor VIAR dengan harga beli sebesar Rp 20.000.000,
estimasi salvage value Rp2.000.000. Asumsi tingkat depresiasi 10% per
tahun dengan masa pakai 5 tahun. Perhitungan Depresiasi Inventaris
Kantor:
dt = R .BVt-1
BVt = BVt-1 - dt
Keterangan:
dt : jumlah penyusutan tahun ke t
26. BVt : nilai buku tahun ke t
BVt-1 : nilai buku tahun ke t-1
R : tingkat depresiasi
d1 = 0,1 x 20.000.000,00= 2.000.000,00
BV1 = 20.000.000,00-2.000.000,00= 18.000.000,00
d2 = 0,1 x 18.000.000,00= 1.800.000,00
Depresiasi per tahun sepeda motor VIAR ditampilkan pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Perhitungan Depresiasi Sepeda Motor VIAR dengan Metode DBM
Tahun Dasar Penyusutan (Rp) Tingkat Depresiasi
Depresiasi Tahunan
(Rp)
Book Value
(Rp)
1 20.000.000,00 0,10 2.000.000,00 18.000.000,00
2 18.000.000,00 0,10 1.800.000,00 16.200.000,00
3 16.200.000,00 0,10 1.620.000,00 14.580.000,00
4 14.580.000,00 0,10 1.458.000,00 13.122.000,00
5 13.122.000,00 0,10 1.312.200,00 11.809.800,00
Contoh perhitungan total depresiasi pada tahun pertama adalah sebagai
berikut.
Depresiasi tahun ke-1
= Bangunan + Pompa Air + Inventaris Kantor + Peralatan Perkebunan + Sepeda
Motor
= Rp (3.000.000+138.250+1.525.200+48.050+2.000.000)
= Rp 6.711.500,00
Kemudian, dihitung semua total biaya depresiasi selama 5 tahun ke depan seperti
yang dapat dilihat pada Tabel 5.9. di bawah ini.
Tabel 5.9. Biaya Depresiasi Selama 5 Tahun
Tahun Depresiasi (Rp)
1 6.711.500
2 6.019.613
3 5.411.228
4 4.858.440
5 4.372.977
Total 27.373.757
27. 7.2. Amortisasi
Dalam perencanaan usaha bisnis jeruk lemon, yang mengalami amortisasi
adalah barang-barang yang tak berwujud, yaitu tarif daftar perusahaan dan izin
industri.
Amortisasi
=
Tanda Daftar Perusahaan+Izin Industri+Akta Notaris+SKDU+Sewa Bangunan
5
=
5
000.000.30000.250000.500000.6000
= Rp 6.270.000 untuk masa 5 tahun
Break Even Point dari perencanaan usaha bisnis jeruk lemon dapat
dilihatpada Tabel 5.10. di bawah ini.
Tabel 5.10. Perhitungan TFC (Total Fixed Cost) per Tahun
No Perincian Perkiraan Biaya (Rp)
1 Gaji karyawan 202.800.000
2 Biaya listrik kantor 2.116.219
3 Biaya perawatan peralatan kantor 241.650
4 Biaya air kantor 400.000
5 Biaya air minum kantor 900.000
6 Pajak Bumi dan Bangunan 846.400
7 Pajak Kendaraan Bermotor 350.000
8 Biaya bahan bakar kendaraan bermotor 600.000
9 Biaya administrasi 250.000
10 Biaya rekening telpon dan internet 1.000.000
11 Depresiasi 23.737.757
12 Amortisasi 6.270.000
TOTAL 243.148.026
Berikut adalah data perhitungan Total Variable Cost per unit:
Tabel 5.11. Perhitungan TVC (Total Variable Cost) per Unit
Perincian Biaya (Rp)
Perkiraan
Biaya (Rp)
1. Biaya Bahan Baku 76.752.620 76.752.620
2. Biaya Listrik 3.508 x 312 hari 1.094.596
3. Upah Tenaga Kerja
Pembangunan Proyek
11.900.000 11.900.000
Total Variable Cost Rp 89.747.216
28. BEP (Break Even Point) merupakan suatu keadaan dimana perusahaan
dalam operasionalnya tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak mengalami
kerugian. Berikut beberapa kesimpulan dalam Break Even Point:
1. Apabila TR>TC maka memperoleh laba
2. Apabila TR = TC maka terjadi break even point
3. Apabila TR<TC maka perusahaan mengalami kerugian
Berikut adalah rumus untuk menentukan BEP secara umum sebagai berikut:
TR = TC
[Total Penerimaan] = [Total Biaya]
(P)(NBEP) = (TFC)+(VC)(NBEP)
NBEP =
VCP
TFC
Dimana: NBEP = Jumlah outputbreak even point
TFC = Total biaya tetap
P = Harga jual per unit produk
VC = Biaya variabel per unit produk
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan Break
Even Point yaitu:
1. Menentukan Harga Jual Produk
Jika laba yang diinginkan perusahaan adalah sebesar 50% sebagai berikut:
Pohon jeruk lemon menghasilkan 2,5 kg per pekan per pohon, dengan luas tanah
3,5 Ha ditanam 4.046 pohon, sehingga total hasil panen jeruk lemon saat hari
panen tiba adalah 10.115 kg.
Laba = TR-TC
50%.TC = TR -TC
TC(50%+ 1) = TR
(TFC + TVC)(50%+1) = TR
(Rp243.244.026+ Rp89.747.216)(1,50) = Q.P
(Rp499.342.862) = (10.115) . P
P = 49.367
Diperoleh harga jual produk adalah sebesar = Rp49.367,00 per kg.
29. Keterangan:
TR = Total Revenue (total penerimaan) per tahun
TC = Total Cost (total biaya) per tahun
TFC= Total Fix Cost (total biaya tetap) per tahun
TVC= Total Variabel Cost (total biaya berubah) per tahun
Q = Quantity (total unit produksi) per tahun
P = Price (harga jual) per unit
2. Menentukan Titik BEP
Dari data tersebut diatas, maka besar BEP per tahun dapat dihitung yaitu:
NBEP =
VCP
TFC
=
243.148.026
49.367- 7.696
=5.835,04≈ 5.835 kg/tahun
Berikut adalah gambar dari titik impas jeruk lemon terdapat pada Gambar
5.1. di bawah ini.
BEP
TR (Total Revenue)=
Rp499.342.862
TC (Total Cost) =
Rp332.895.241
TVC (Variabel Cost)=
Rp89.747.216
TFC (Fixed Cost)=
Rp243.148.026
x (kg)
5.835
y (Rp)
0
Rp
49.367 (5.835, 49.367)
Gambar 5.1. Grafik Titik Impas (BEP)
30. Berdasarkan Gambar 5.1. Break Even Point (BEP) akan dicapai bila jeruk lemon
yang terjual sebesar 5.835 kg/tahun. Dengan harga jual produk sebesar Rp49.367
pada tiap kilogramnya.
7.2. Sumber Dana dan Struktur Pembiayaan Proyek
Investasi yang telah dihitung untuk penanaman jeruk limun serta sarana
pendukungnya dan dibutuhkan dana untuk mendanai investasi tersebut. Pinjaman
dana dari bank diasumsikan dicairkan keseluruhan dana pada tahun pertama usaha
bisnis jeruk lemon berjalan. Berikut adalah total dana yang dibutuhkan dan sumber
dana serta struktur pembiayaan yang diusulkan sebagai berikut.
Tabel 5.12. Total Dana yang Dibutuhkan
Jenis Biaya Jumlah
Total Investasi Rp 266.285.500
Total Fixed Cost Rp 243.148.026
Total Variable Cost Rp 89.747.216
Total Rp 599.180.741
Tabel 5.13. Sumber Dana Investasi
Sumber Persentase Investasi (Rp)
Investasi yang direalisasikan
1. Pinjaman Bank 60% 359.508.000
2. Modal Sendiri 40% 239.673.000
Total 100% 599.181.000
7.3. Perencaan Arus Kas Usaha Bisnis Jeruk Lemon
Setelah melakukan perencanaan keuangan dalam hal investasi, biaya tetap
dan biaya variabel yang diperlukan dalam menjalankan usaha bisnis jeruk lemon
dan dibuat aliran arus kas tersebut seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5.14. di
bawah ini.
31. Tabel 5.14. Aliran Arus Kas
CV. TINFAN
RENCANA ARUS KAS
TAHUN 2016-2022
TAHUN
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
A Cash In Flow
Penerimaan
Penjualan
Rp
499.343.000
Rp
499.343.000
Rp
499.343.000
Rp
499.343.000
Rp
499.343.000
Rp
499.343.000
Penerimaan
Pinjaman Bank
Rp
359.508.000
Modal Pribadi
Rp
239.673.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Sub Total
Penerimaan
Rp
599.181.000
Rp
499.343.000
Rp
499.343.000
Rp
499.343.000
Rp
499.343.000
Rp
499.343.000
Rp
499.343.000
B Cash Out Flow
Pembelian
Investasi
Tanah Kebun
-Rp
200.000.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Sewa Bangunan
untuk Kantor
-Rp
30.000.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Mesin
-Rp
553.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Peralatan
-Rp
480.500
Rp
-
Rp
480.500
Rp
-
-Rp
480.500
Rp
-
Rp
-
32. Tabel 5.14. Aliran Arus Kas (Lanjutan)
CV. TINFAN
RENCANA ARUS KAS
TAHUN 2016-2022
TAHUN
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Inventaris
Kantor
-Rp
15.252.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Sepeda
Motor
VIAR
-Rp
20.000.000
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Rp
-
Sub Total
Investasi
-Rp
266.285.500
Rp
-
Rp
480.500
Rp
-
-Rp
480.500
Rp
-
Rp
-
Total Fixed Cost
-Rp
243.148.000
-Rp
243.148.000
-Rp
243.148.000
-Rp
243.148.000
-Rp
243.148.000
-Rp
243.148.000
-Rp
243.148.000
Total Variable
Cost
-Rp
89.747.000
-Rp
89.747.000
-Rp
89.747.000
-Rp
89.747.000
-Rp
89.747.000
-Rp
89.747.000
-Rp
89.747.000
Pembayaran
Pinjaman Bank
Rp
-
-Rp
81.892.917
-Rp
81.892.917
-Rp
81.892.917
-Rp
81.892.917
-Rp
81.892.917
Rp
-
Sub Total
Pengeluaran
-Rp
599.180.500
-Rp
332.895.000
-Rp
414.307.417
-Rp
414.787.917
-Rp
415.268.417
-Rp
414.787.917
-Rp
332.895.000
33. Tabel 5.14. Aliran Arus Kas (Lanjutan)
CV. TINFAN
RENCANA ARUS KAS
TAHUN 2016-2022
TAHUN
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
C
Laba Kotor
(Sebelum Pajak)
Rp
-
Rp
166.448.000
Rp
85.035.583
Rp
84.555.083
Rp
84.074.583
Rp
84.555.083
Rp
166.448.000
PPh
Rp
-
Rp
24.967.200
Rp
12.755.337
Rp
12.683.262
Rp
12.611.187
Rp
12.683.262
Rp
24.967.200
Laba Bersih
Rp
-
Rp
141.480.800
Rp
72.280.246
Rp
71.871.821
Rp
71.463.396
Rp
71.871.821
Rp
141.480.800
SELISIH KAS
Rp
500
Rp
141.480.800
Rp
72.280.246
Rp
71.871.821
Rp
71.463.396
Rp
71.871.821
Rp
141.480.800
Saldo Akhir
Rp
500
Rp
141.481.300
Rp
213.761.546
Rp
285.633.367
Rp
357.096.762
Rp
428.968.583
Rp
570.449.383
34. Cara yang digunakan untuk menghitung pinjaman bank yang harus
dibayarkan setiap bulan adalah sebagai berikut :
P = Pinjaman Bank di tahun ke-1
A = Pinjaman Bank yang harus dibayar setiap tahunnya
i = Tingkat Bunga 4,5% (BI Rate per 14 Desember 2017)
n = Jangka Waktu Pembayaran Pinjaman Bank (Tahun)
A = P (A/P, i, n)
A = Rp 359.508.000 x 0,2277 = Rp 81.892.917,00 / tahun
Jadi, pinjaman bank yang harus dibayar selama 5 tahun dari tahun 2017 – 2021
adalah sebesar Rp 81.892.917,00 / tahun
5.4. Internal Rate of Retun (IRR)
Berdasarkan cashflow di atas, maka nilai IRR telah dapat ditentukan. Dalam
memperkirakan nilai IRR, maka perlu dicari harga Annual-nya.
A =
5
bersihTunaiAliran =
5
383.449.570Rp
= Rp95.074.897
A/P = Rp95.074.897/Rp266.285.500= 0,3570
Dari tabel bunga uang diperoleh bahwa nilai 0,3570 berada pada i antara
30% dan 31%.
Dengan metode ”Trial dan Error” dicari nilai IRR yang diperoleh jika:
0 NCFPV
PVNCF (Present Value Net Cash Flow) merupakan nilai sekarang dari
aliran tunai bersih penerimaan dikurangi pengeluaran. Perhitungan IRR-nya adalah
sebagai berikut:
Untuk i =30%
NPV diperhitungkan pada tabel di bawah ini.
35. Tabel 5.15. Perhitungan IRR untuk I = 30%
Tahun
(n)
Net Cash untuk
IRR
P/F,30%,n Hasil
1 Rp 500 0,769230769 Rp 385
2 Rp 141.481.300 0,591715976 Rp 83.716.746
3 Rp 213.761.546 0,455166136 Rp 97.297.017
4 Rp 285.633.367 0,350127797 Rp 100.008.181
5 Rp 357.096.762 0,269329074 Rp 96.176.540
6 Rp 428.968.583 0,207176211 Rp 88.872.086
Investasi Rp 266.285.500 -Rp 266.285.500
Total Rp 290.695.871
Untuk i = 31%
NPV diperhitungkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.16. Perhitungan IRR untuk I = 31%
Tahun
(n)
Net Cash untuk
IRR
P/F,31%,n Hasil
1 Rp 500 0,763358779 Rp382
2 Rp 141.481.300 0,582716625 Rp82.443.506
3 Rp 213.761.546 0,444821851 Rp95.085.806
4 Rp 285.633.367 0,339558665 Rp96.989.285
5 Rp 357.096.762 0,259205088 Rp92.561.298
6 Rp 428.968.583 0,197866479 Rp84.878.503
Investasi Rp 266.285.500 -Rp 266.285.500
Total Rp 271.835.730
IRR merupakan nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama
dengan nol. Dari perhitungan dapat dilihat IRR berada diantara i = 30% dan i =
31%, maka dengan interpolasi didapatkan:
IRR = 30% +
Rp290.695.871
Rp290.695.871- Rp271.835.730)
(31-30) %
= 30% + 15,41%
= 45,41%
Berdasarkan hasil perhitungan IRR yang diperoleh usaha bisnis jeruk lemon
dinyatakan layak karena IRR yang diperoleh yaitu 45,41% lebih besar dari tingkat
suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia selama satu tahun terakhir (4,50%)
per tanggal 14 Desember 2017. Keuntungan yang diharapkan dapat tercapai atau
36. tingkat pengembalian ini akan mengembalikan investasi dalam jangka waktu yang
telah ditentukan.
5.5. Perhitungan Payback Period
Periode kembalinya modal adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
memperoleh kembali modal investasi yang telah dikeluarkan. Pilihan jatuh pada
proyek yang periode kembalinya paling pendek.
Perhitungan Payback Period dilakukan dengan mengamati table Aliran
Arus Kas sebelumnya, dan payback period usaha bisnis jeruk lemon dapat diketahui
dengan cara interpolasi. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pay Back Period = n+
a–b
c–b
x 1 tahun
Dimana:
n = tahun terakhir dimana jumlah cash flow belum bisa menutupi original
invesment
a = jumlah original invesment
b = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke-n
c = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke-n+1
Maka:
PBP = Tahun1
546)Rp213.761.367Rp285.633.
6213.761.54500Rp266.285.
3
PBP = 3 + 0,73
PBP = 3,73 = tahun ke-3 bulan ke (0,73 x 12) = 8,76 ≈ bulan ke-9
5.6. Perhitungan Profitability Index (PI)
Profitability Index adalah rasio aktivitas dari jumlah Net Present Value
dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi.
Metode PI menghasilkan indeks keuntungan PI yang berarti jika PI > 1
maka investasi dinyatakan layak dan jika PI < 1 maka dinyatakan tidak layak.
Perhitungan PI dari usaha bisnis jeruk lemon adalah sebagai berikut.
37. Profitability Index (PI) =
investasinilai
masukkasalirantotal
Profitability Index (PI) =
Rp 570.449.383
Rp266.285.500
= 2,14
Jadi nilai PI = 2,14 > 1 maka investasi usaha bisnis jeruk lemon dinyatakan layak.
38. BAB VI
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi kelayakan usaha bisnis Jeruk
Lemon CV. TinFan adalah sebagai berikut:
1. Jeruk lemon merupakan salah satu komoditi perkebunan unggulan yang dapat
menjadi sebuah usaha bisnis dapat terus dikembangkan di kota Medan karena
pemintaan terhadap jeruk lemon cenderung meningkat setiap tahunnya
2. Peluang pemasaran jeruk lemon memiliki peluang yang sangat menjanjikan
dikarenakan jeruk lemon memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai
penyakit dan menjaga kesehatan tubuh manusia.
3. Investasi yang dibutuhkan untuk membangun perkebunan jeruk lemon ini
adalah Rp 266.285.500,00.
4. Nilai Break EvenPoint (BEP) akan dicapai bila jeruk lemon yang terjual adalah
sebesar 5.835 kg/tahun dengan harga jual produk sebesar Rp49.367 pada tiap
kilogramnya.
5. Tingkat pertumbuhan IRR (45,41%) lebih besar dari suku bunga Bank
Indonesia/MAR (4,50%) sehingga usaha bisnis jeruk lemon dikatakan layak
untuk dijalankan, Payback Period adalah pada tahun ke 3 bulan ke 9 dan
Profitability Index (PI) sebesar 2,14.
40. LAMPIRAN RENCANA KEUANGAN
1. Inventaris Kantor
Tabel 2. Perincian Inventaris Kantor
No Inventaris Harga Satuan
Jumlah yang
Dibutuhkan
Total Harga
(Rp)
1 Meja Kerja 250.000 3 750.000
2 Kursi 150.000 5 750.000
3 Dispenser 80.000 10 800.000
4 Lemari 200.000 3 600.000
5 Telepon 150.000 3 450.000
6 Jam Dinding 70.000 1 70.000
7
Sapu & Sekop
Sampah
30.000 1 30.000
8 Kain Pel 20.000 1 20.000
9 Tong Sampah 10.000 1 10.000
10 Cok Sambung 25.000 3 75.000
11 Ember 7.000 1 7.000
12 Printer 700.000 2 1.400.000
13 Komputer 2.000.000 3 6.000.000
14 Kipas Angin 150.000 2 300.000
15 Televisi 1.500.000 1 150.000
16 Sofa & Meja 800.000 1 1.500.000
17 Wastafel 400.000 1 800.000
18 Gelas 3.000 1 400.000
19 Sendok Garpu 85.000 10 30.000
20 Kloset 350.000 1 85.000
21 Wifi 600.000 1 350.000
22 Rak Piring 75.000 1 600.000
23 Meja Dispenser 80.000 1 75.000
TOTAL Rp15.252.000
2. Biaya listrik kantor usaha bisnis jeruk lemon.
41. Tabel 2. Biaya Listrik Kantor
No. Komponen
Jumlah
(unit)
Jam
kerja/hari
Daya Listrik
(Kilo Watt)
Biaya
Listrik
(/kwh)
Total
Biaya/Hari
(Rp)
1 Lampu 10 8 0,019 1.461,80 2.221,936
2 Kipas Angin 2 8 0,045 1.461,80 1.052,496
3 Dispenser 1 8 0,3 1.461,80 3.508,320
Total Biaya/Hari 6.783
Total Biaya/Tahun 2.116.219
3. Biaya Perawatan mesin dan peralatan yang digunakan di kantor usaha bisnis
jeruk lemon.
Tabel 3. Biaya Perawatan
No. Komponen
Total Harga
(Rp)
Biaya Perawatan
(Rp)
1 Pompa Air 553.000 27.650
2 Komputer 2.000.000 100.000
3 Printer 700.000 35.000
4 Dispenser 80.000 4.000
5 Kipas Angin 150.000 7.500
6 Wastafel 400.000 20.000
7 Kloset 350.000 17.500
8 Wifi 600.000 30.000
TOTAL 241.650
4. Biaya Listrik Pompa Air
Tabel 4. Biaya Listrik Pompa Air
No Komponen
Jumlah
(unit)
Jam
kerja/hari
Daya
Listrik
(Kilo Watt)
Biaya
Listrik
(/kwh)
Total
Biaya
(Hari)
Total
Biaya
(Tahun)
1 Pompa Air 1 8 0,3 1.461,80 3508,32 1.094.596
5. Biaya air kantor per tahun yaitu Rp400.000,00
6. Biaya air minum kantor per bulan 5 galon x Rp15.000,00 = Rp75.000,00,
sehingga per tahun dibutuhkan sebanyak Rp900.000,00.
7. Biaya administrasi diperkirakan Rp250.000,00/tahun.
8. Biaya rekening telpon dan internet diperkirakan Rp1.000.000,00/tahun.