Empat artefak emas dari Museum Nasional Jakarta dicuri, termasuk lempeng naga dan bulan sabit dari Kerajaan Mataram abad ke-10, serta wadah dan lempeng Harihara dari Jawa Timur. Ini bukan kali pertama terjadi pencurian di museum ini, yang sebelumnya pernah kehilangan koleksi emas dan permata pada 1960-an. Kurangnya pengawasan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga warisan budaya menyebabkan pencurian ini ter
2. 4 Artefak YaDicuri Di Museum Nasional
Museum Nasional kehilangan empat koleksinya
berupa artefak yang terbuat dari emas pada Rabu
(11/9), sekitar pukul 09.00 WIB. Namun, pengelola
Museum Nasional baru melaporkan kejadian
tersebut pada Kamis (12/9).
Keempat artefak tersebut terletak di dalam satu
buah lemari kaca yang berada di ruang Kasana,
lantai dua gedung lama museum terbesar di Asia
Tenggara itu. Keempat artefak tersebut berukuran
relatif kecil.
3. Berikut keempat artefak yang hilang tersebut:
1. Lempeng Naga Mendekam Berinskipsi, merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno
pada abad ke-10 Masehi. Ditemukan di Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur. Artefak ini berbentuk
naga dalam posisi melingkar, pada kepala naga tersebut terdapat mahkota. Artefak berukuran
panjang 5,6 sentimeter dan lebar lima sentimeter ini terbuat dari lempengan emas tipis yang
dipukul-pukul dan kemudian dipotong sehingga membentuk seekor naga.
2. Lempeng Bulan Sabit Beraksara, ditemukan di Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur,
merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-10 Masehi. Benda yang
mempunyai panjang delapan sentimeter dan lebar 5,5 sentimeter ini berbentuk seperti bulan
sabit berbahan emas. Di kedua ujung benda tersebut terdapat deretan empat buah segitiga
runcing yang sangat kecil. Deretan segitiga tersebut terlihat seperti cakar.
3. Wadah Bertutup (Cepuk), benda yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada
akhir abad ke-10 masehi ini ditemukan di Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur. Benda
dengan diameter 6,5 sentimeter dan tinggi 6,5 sentimeter ini berbentuk seperti dandang
bertutup tanpa pegangan yang berukuran sangat kecil. Permukaan benda tersebut tidak rata dan
bagian dasarnya sedikit cembung. Tutupnya berbentuk bundar, serta terdapat pegangan tutup
yang berbentuk bulatan seperti stupa dan berongga, serta terdapat goresan yang melingkari
pegangan tutup.
4. Lempeng Harihara, benda dengan panjang 10,5 sentimeter dan lebar 3,5 sentimeter ini
berbahan emas dan perak. Sampai saat ini belum diketahui dari peninggalan siapa benda yang
ditemukan di Belahan, Penanggungan, Jawa Timur, ini. Lembaran ini melukiskan arca Harihara
yang berdiri di atas bantalan teratai ganda. Rambut arca tersebut ditata meruncing ke atas diikat
dengan hiasan rambut berbentuk bunga mekar. Letak kedua tangannya di depan perut. Sinar
kedewaan berada di belakang kepala berbentuk oval, berhiaskan motif lidah api.
4. Rupanya, bukan kali ini saja Museum Nasional Jakarta
kecurian. Masyarakat Advokasi Warisan Budaya
(Madya) mencatat ada lima aksi pencurian yang pernah
terjadi di museum tersebut.
Koordinator Madya Jhohannes Marbun menjabarkan
beberapa kasus pencurian yang menimpa museum
yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat itu.
Pertama, pencurian koleksi emas dan permata yang
dilakukan kelompok pimpinan Kusni Kasdut pada tahun
1960-an.
5. Kurangnya penjagaan ketat oleh para penjaga
dan tidak adanya kesadaran masyarakat untuk
turu menjaga, bahkan memiliki pemikiran untuk
menjual barang sejarah sangatlah disayangkan.
Sampai saat ini belum ada penyelesaian
mengenai pencurian di Museum Nasional ini
padahal sudah seharusnya ditindak lebih lanjut.