2. Kata Kerja Transitif dan Intrasitif
Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang memerlukan objek dalam kalimatnya.
Verba digolongkan menjadi 2, yaitu: verba transitif dan intrasitif.
Verba / kata kerja Transitif :
Verba transitif adalah verba yang membutuhkan objek (O). Kata kerja transitif dapat
diubah menjadi bentuk pasif.
Contoh:
1. Berawalan “me-”
2. Berawalan “memper-”
3. Berimbuhan “memper-kan”
4. Berimbuhan “ me-i”
5. Berimbuhan “memper-i”
6. Berimbuhan “me-kan”
Satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk
mengumpulkan(me-kan) makanan,mengeringkan (me-kan) butiran-butiran
gandum yang telah mereka kumpulkan sepanjang musim panas.
Tidakkah kau telah mengumpulkan(me-kan) dan menyiapkan(me-kan) makanan
untuk musim dingin yang akan datang ini?
3. Verba / kata kerja intransitif :
Verba intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek (O). Sehingga kalimat
yang mengandung kata kerja intransitif tidak bisaa dipastikan.
Contoh:
1. Berupa verba dasar
2. Berawalan “ber-”
3. Berimbuhan “ber-kan”
4. Berawalan “ter-”
5. Brimbuhan “ke-an”
Satu keluarga semut yang telah bekerja (ber) keras sepanjang musim panas
untuk mengumpulkan makanan,mengeringkan butiran-butiran gandum yang
telah mereka kumpulkan sepanjang musim panas.
“Apa!” teriak sang semut dengan terkejut (ter)
4. Jenis-Jenis Kata Keterangan
1. Keterangan tempat (lokatif) : menjelaskan dalam ruang mana suatu perbuatan atau
peristiwa berlangsung.
2. Keterangan waktu (temporal) : Menjelaskan dalam bidang waktu yang manakah
suatu perbuatan itu terjadi.
3. Keterangan alat (istrumental) : Menerangkan dengan alat manakah perbuatan itu
dilakukan.
4. Keterangan kesertaan (komitatif) : Menjelaskan ikut sertanya seorang dalam suatu
tindakan.
5. Keterangan sebab (kausal) : Menyatakan sebab atau alasan mengapa suatu
peristiwa terjadi.
6. Keteragan akibat (konsekutif) : Menjelaskan hasil atau akibat yang diperolah karena
suatu tindakan
7. Keterangan tujuan (final) : Menjelaskan hasil dari suatu perbuatan yang dengan
sengaja dikehendaki
8. Keteragan perlawanan (konsesif) : Menjelaskan berlakunya suatu perbuatan
berlawanan dengan keadaan atau kehandak si pembicara.
9. Keterangan pembatasan : Menjelaskan dalam batas-batas mana saja suatu
perbuatan boleh dilakukan
10.Keterangan situasi : Menjelaskan dalam suasana apa suatu perbutan dilaksanakan
11.Keterangan kualitatif : Menjelaskan dengan cara mana atau bagaimana suatu
5. 12.Keterangan kuantitatif : Menjelaskan berapa kali suatu proses berlangsung
13.Keterangan perbandingan : Menjelaskan bagaimana suatu perbuatan atau hal
dibandingkan dengan perbuatan/hal lainnya
14.Keterangan modalitas : Menjelaskan bahwa suatu proses berlaku secara subjektif
15.Keterangan aspek : Menjelaskan terjadinya suatu peristiwa
Pada siang hari diakhir muasim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja
keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan
butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas.
6. Kata Penghubung
Kata penghubung ialah kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah
kalimat atau menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam sebuah paragraf.
Kata Penghubung Intrakalimat
Kata penghubung intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam
sebuah kalimat.
Contoh : Saat itu seekor belalang yang kelaparan ,dengan sebuah biola ditangannya
datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit
makanan untuk dirinya.
Kata penghubung korelatif
Yaitu kata penghubung yang menghubungan 2 kata, frase, ayau klausa, yang
mengandung kedudukan sama.
Kata Penghubung Antarkalimat
Kata yang menjadi penghubung antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dalam
satu paragraf.
7. Kata Sandang
Kata Sandang adalah kata yang menentukan atau membatasi kata benda. Kata
sandang berupa partikel sehingga tidak dapat diberi imbuhan,
Macam-macam imbuhan:
1. Hang : dipakai untuk menerangkan nama pria dalam sastra lama
2. Dang : dipakai untuk menerangkan nama wanita dalam sastra lama
3. Si : dipakai untuk menyatakan ejekan, keakraban atau personifikasi
4. Sang : dipakai untuk meninggikan harkat atau menghormati nama atau benda
5. Umat : digunakan untuk mengkhususkan kelompok yang memiliki latar belakang
agama yang sama
6. Para : digunakan untuk mengkhususkan orang yang sangat dihormati
7. Sri : dipakai untuk mengkhususkan orang yang sangat dihormati
8. Kaum : dipakai untuk mengkhususkan kelompok yang memiliki kesamaan ideologi
“Apa!” teriak sang semut dengan terkejut
Kemudian semut-semut tersebut membalikan badan dan melanjutkan pekerjaan
mereka tanpa memperdulikan sang belalang lagi