1. ADVOKASI PENGUATAN PERAN REMAJA UNTUK HIV/AIDS KOTA PALU
Dilaksanakan oleh: YOUTH SUPPORT CENTER SULTENG
Dilaksanakan pada: 8-9 dan 15-16 Agustus 2009
Pelatihan Advokasi Hiv/Aids
Terkait HAM Di Palu
Diskusi Panel Dialog Interaktif
Permasalahan Hiv/Aids dikalangan remaja sebenarnya sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini dapat dilihat
dari data-data nasional kasus Aids 3 (tiga) tahun terakhir. Tahun 2006, dari 13.424 kasus Hiv/Aids,
sebanyak 54,76% kasus dari kalangan generasi muda. Sedangkan tahun 2007, dari 17.207 kasus Hiv/Aids
(6066 Hiv - 11.141 Aids), sebanyak 6.301 kasus merupakan kaum muda usia produktif 15-29 tahun. Dan
pada tahun 2008, dari 22.664 kasus Hiv/Aids, 16.110 kasus Aids yang mana sejumlah 8.682 kasus Aids
tersebut dari kelompok usia 15-29 tahun. Data yang dihimpun Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas menyebutkan, dari sekitar 10.000 pengidap HIV/AIDS di
Indonesia setengah atau 5.000 di antaranya merupakan pelajar SMP/SMA (Rakyat Merdeka - 04 Juli 2007).
Keberadaan remaja dalam kaitannya dengan pencegahan Hiv/Aids tentunya sangat erat kaitannya dengan
sektor pendidikan formal karena dari segi usia, remaja masih tergolong dalam usia sekolah. Integrasi
penanggulangan Hiv/Aids kedalam dunia pendidikan perlu menjadi perhatian serius bagi semua pihak
terutama institusi pendidikan itu sendiri. Guna memaksimalkan penanggulangan Hiv/Aids dikalangan remaja
maka perluasan akses keterlibatan dan ruang peran yang lebih terbuka menjadi bagian dari proses penting
yang mutlak dilakukan.
Untuk itulah maka Aids Support Center (ASC) Sulteng melalui program Advokasi Peran Remaja yang
didukung oleh Hivos Asia Tenggara memulai tahapan awal dengan menggelar Pelatihan Manajemen
Organisasi dan Advokasi Hiv/Aids Terkait Hak Asasi Manusia pada tanggal 8-9 Agustus 2009 dan Pelatihan
Fasilitator Pendamping dan Konselor Sebaya pada tanggal 15-16 Agustus 2009 di Hotel Fahmil Palu.
Dua paket pelatihan ini merupakan tahapan penguatan sebelum melakukan kerja -kerja advokasi
penanggulangan Hiv/Aids dikalangan remaja di Sulawesi Tengah khususnya di Kota Palu dan sekitarnya.
Dua sesi penguatan ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lembaga -lembaga dan
organisasi yang tergabung dalam jaringan Solidaritas Masyarakat Untuk Aids & Narkoba (Sekat Aids)
Sulteng dan beberapa organisasi remaja dalam hal manajemen organisasi kepedulian, dan kemampuan
advokasi Hiv/Aids terkait Hak Asasi Manusia serta meningkatkan kapasitas pendampingan bagi kelompok
sebaya khusunya dikalangan remaja yang lebih terfokus pada remaja perempuan.
Hasil yang diharapkan dari dua sesi pelatihan ini yaitu meningkatnya kapasitas manajemen organisasi dan
kwalitas advokasi Hiv/Aids terkait HAM serta meningkatnya kemampuan dan tersedianya SDM yang mampu
bertindak selaku fasilitator Pendamping dan konselor sebaya untuk Hiv/Aids dikalangan remaja.
Khusus untuk Pelatihan Manajemen Organisasi dan Advokasi Hiv/Aids Terkait Hak Asasi Manusia yang
dilaksanakan pada tanggal 8-9 Agustus 2009, pelaksana program mendatangkan seorang Master of Trainer
yaitu Direktur Yayasan Gaya Celebes Makassar, Drs. H. Andi Akbar Halim, M. Kes, dengan materi
Manajemen Advokasi Hiv/Aids terkait HAM. Sedangkan untuk trainer lokal lainnya yaitu Direktur
Perhimpunan Bantuan Hukum Rakyat (PBHR) Sulteng, M. Masykur dengan materi Dasar-dasar Manajemen
Organisasi Masyarakat Sipil, dan Direktur Kelompok Perjuangan Kesetaraan Perempuan Sulteng (KPKP -ST),
Eva Susanti, dengan materi Prinsip-prinsip Manajemen Advokasi Keterlibatan Perempuan.
2. Kegiatan pelatihan yang dibuka secara resmi oleh Bapak Drs. H. Abdul Rauf Lanasi selaku Sekretaris Komisi
Penanggulangan Aids (KPA) Kota Palu ini diawali dengan sesi diskusi panel dengan topik “Stop Diskriminasi,
Untuk Lingkungan Yang Lebih Manusiawi Terhadap Hiv/Aids”, yang menghadirkan Dinauli Sinaga selaku
Koordinator CIA PLUS, Dr. Royke Abraham (Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Palu), Drs. Alimuddin, MM
(Kabid. Keolahragaan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Palu), Drs. H. Andi Akbar Halim, M. Kes (Direktur
Yayasan Gaya Celebes Makassar), dan Drs. H. Abdul Rauf Lanasi (Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids
Kota Palu selaku narasumber. Sedangkan, utusan dari Dinas Pendidikan Kota Palu dan Komnas Ham
Sulteng yang sangat diharapkan menjadi narasumber kunci pada dialog ini tidak mengirim utusannya.
Adapun yang menjadi catatan penting pada sesi dialog tersebut yaitu tentang perlunya penguatan informasi
seputar stigma dan diskriminasi terkait Hiv/Aids dalam rangka mewujudkan lingkungan yang ko ndusif
terhadap penanggulangannya.
Seperti halnya pada kegiatan pelatihan sebelumnya, pada kegiatan pelatihan Fasilitator Pendamping dan
Konselor Sebaya yang dilaksanakan pada tanggal 15-16 Agustus 2009 berikutnya juga diawali dengan sesi
dialog interaktif dengan topik “Penanggulangan Hiv/Aids Berbasis Kurikulum Pendidikan” di Kota Palu. Hadir
selaku narasumber pada dialog ini yaitu Drs. H. Abdul Rauf Lanasi (Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids
Kota Palu), Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Palu, Masudin Raja, SST, M. Kes (Dosen Akper
Mamboro), dan Pengelola Program Komisi Penanggulangan Aids Kota Palu.
Dialog Interaktif kali ini terasa hambar karena lagi-lagi tidak diikuti oleh perwakilan dari Dinas Pendidikan
Kota Palu selaku Stake Holder kunci. Akibatnya, sangat nampak kekecewaan dari para narasumber,
pelaksana, dan para peserta karena banyak hal-hal penting yang tidak terkonfirmasi terkait dengan
komitmen penanggulangan Hiv/Aids dikalangan remaja khususnya di dunia pendidikan di Kota Palu.
Namun, meskipun tanpa diikuti oleh pihak Dinas Pendidikan Kota Palu, Dialog Interaktif tersebut
merekomendasikan sebuah desakan sekaligus dukungan untuk memasukkan pendidikan Hiv/Aids kedalam
kurikulum pendidikan, minimal kedalam muatan lokal di sekolah-sekolah di Kota Palu.
Dilaporkan oleh: Riki, riki.lahia@yahoo.co.id