1. KA’BAH
Pengertian dan Definisi Ka’bah. Ka’bah adalah sebuah bangunan suci yang terletak di Mekah
yang dijadikan arah kiblat saat melaksanakan ibadah. Ka’bah dalam bahasa Arab berasal dari
akar kata yang berarti kubus. Dan memang bentuk Ka’bah adalah serupa kubus dengan ukuran
tinggi 13,10m dan kedua sisinya memiliki panjang dan lebar masing-masing 11,03m kali
12,62m. Ka’bah menyimpan sebuah batu dari surga yang di letakkan menghadap ke arah
matahari terbit. Batu tersebut di sebut Hajar Aswat.
Pengertian Ka’bah
Dalam Al Qur’an, Ka’bah adalah rumah tuhan yang di gunakan untuk ibadah dan berdoa. Kata
Ka’bah disebut sebanyak 2 kali dalam ayat Al Qur’an yaitu dalam surah Al Maidah ayat 95 dan
97. Selain di sebut sebagai Ka’bah, bangunan ini juga mempunyai nama lain seperti yang di
sebutkan dalam Al Qur’an. Setidaknya ada 7 nama yang menggantikan istilah Ka’bah dalam Al
Qur’an.
Al Qur’an menegaskan dalam salah satu surahnya bahwa Ka’bah merupakan tempat ibadah yang
pertama kali di bangun oleh manusia. Menurut sejarahnya, Ka’bah pertama kali di bangun oleh
nabi Adam, sebagai tempat untuk menyembah tuhan dan berdoa. Pembangunan Ka’bah
berlangsung di bawah intruksi langsung dari Malaikat Jibril. Konon katanya, Ka’bah yang di
bangun Adam merupakan replika duniawi dari prototip bangunan yang sama yang ada di surga
yang disebut dengan nama Al Bait al Ma’mur. Kebenaran dari kabar ini di buktikan langsung
oleh nabi Muhammad saat beliau mengalami peristiwa Isra’ Mikraj. Fungsi Al Bait Al makmur
sama dengan Ka’bah yang ada di bumi yaitu sebagai tempat ibadah. Bedanya yang beribadah di
Al Bait al Makmur adalah para malaikat. Prosesi ibadahnya juga sama, yaitu memuji Allah,
berdoa dan mengelilingi Ka’bah setiap saat dengan khidmat. Dan letak Ka’bah di bumi adalah
sama persis dengan letak Ka’bah di surga jika di tarik garis lurus.
2. Setelah kematian Adam dan anak cucunya, Ka’bah sempat terbengkalai dan lenyap dari
permukaan tanah akibat dari berbagai bencana alam yang melanda. Bangunan yang saat ini kita
lihat merupakan bagunan baru Ka’bah yang di bangun oleh nabi Ibrahim atas perintah Allah.
Pembangunan kembali Ka’bah oleh nabi Ibrahim merupakan salah satu keajaiban dan mukjizat
tuhan. Bagaimana seorang Ibrahim bisa tahu kalau di lokasi tersebut ada pondasi bangunan lama,
merupakan misteri yang tidak akan pernah terpecahkan kalau kita tidak mau mengakui akan
adanya kekuasaan tuhan. Karena Allah yang telah menuntun Ibrahim ke tempat itulah maka
hingga saat ini kita dapat melihat bukti kekuasaan Allah yang maha pengasih dan penyayang.
Lokasi Ka’bah yang terletak di gurun pasir yang tidak berpenghuni dan gersang membuat Nabi
Ibrahim takut kalau tidak ada orang yang akan berkunjung.
3. THAWAF
Tawaf (طواف / thawaf) adalah suatu ritual mengelilingi Ka'bah (bangunan suci di Mekkah)
sebanyak tujuh kali sebagai bagian pelaksanaan ibadah haji atau umrah.
Adapun syarat-syaratnya adalah :
1. Suci daripada Hadath.
2. Suci badan/pakaian/tempat tawaf daripada najis.
3. Menutup aurat.
4. Bermula pada sudut Al-Hajarul Aswad dan berniat Tawaf jika Tawaf Wada'/Sunat/Nazar.
5. Menjadikan Baitullah di sebelah kiri dan berjalan ke hadapan. (berlawanan dengan arah
jarum jam jika dilihat dari atas)
6. Berjalan bertujuan Tawaf, bukan bertujuan lain.
7. Cukup 7 kali keliling dengan yakin.
8. Dilakukan dalam Masjidil Haram dan di luar dari Hijir Ismail/Syazarwan.
Tawaf pun dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Tawaf Rukun.
2. Tawaf Qudum (Selamat Datang)
3. Tawaf Wada' (Selamat Tinggal)
4. 4. Tawaf Sunat.
5. Tawaf Nazar.
Ada beberapa sunah-sunah tawaf diantaranya :
1. Berjalan kaki.
2. Berittiba' bagi Tawaf diiringi dengan Sa'ie (Lelaki)
3. Melakukan Ramal (Berlari-lari anak) bagi Tawaf yang diiringi dengan Sa'ie (Lelaki)
4. Istilam Hajarul Aswad dan Mengucupnya/Istilam Rukun Yamani dan tidak
Mengucupnya.
5. Membaca Zikir dan Doa.
6. Berturut-turut 7 kali keliling.
7. Tawaf dengan Khusyuk/Tawadhuk.
8. Sembahyang Sunat Tawaf.
5. HAJAR ASWAD
Hajar 'Aswad (Arab: أسود )حجر merupakan sebuah batu yang diyakini oleh umat Islam berasal
dari surga, dan yang pertama kali menemukannya adalah Nabi Ismail dan yang meletakkannya
adalah Nabi Ibrahim. Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi
seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semakin meredup dan hingga akhirnya
sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma yang unik dan ini merupakan
aroma wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya, dan pada saat ini batu Hajar
Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Kabah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya.
Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi Muhammad SAW. Karena dia selalu
menciumnya setiap saat tawaf.
Peletakkan Hajar Aswad oleh Rasulullah
Pada masa Rasulullah berusia 30 tahun, pada saat itu dia belum diangkat menjadi rasul,
bangunan ini direnovasi kembali akibat banjir yang melanda Kota Mekkah pada saat itu. Ketika
sampai pada peletakan Hajar Aswad, Suku Quraisy berselisih, siapa yang akan menaruhnya.
Perselisihan ini nyaris menimbulkan pertumpahan darah, akan tetapi dapat diselesaikan dengan
kesepakatan menunjuk seorang pengadilhakim yang memutuskan. Pilihan tersebut, ternyata jatuh
pada Nabi Muhammad Saw.
Rasulullah Saw dengan bijak berkata pada mereka, “Berikan padaku sebuah kain”. Lalu
didatangkanlah kain kepada dia, kemudian dia mengambil hajar Aswad dan menaruhnya dalam
6. kain itu dengan tangannya. Lalu dia berkata, ” Hendaklah setiap qabilah memegang sisi-sisi kain
ini, kemudian angkatlah bersama-sama!”. Mereka lalu melakukannya dan ketika telah sampai di
tempatnya, Rasulullah menaruhnya sendiri dengan tangannya kemudian dibangunlah.
SA’I
Pengertian Sa’I
Sa’i ialah berjalan dari buki Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya, sebanyak tujuh kali yang
berakhir di bukit Marwah.[iii]Perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah dihitung satu kali dan
juga dari bukit Marwah ke bukit Safa dihitung satu kali.
Proses Melaksanakan Sa’I
Pada mulanya, hendaknya sa’I dimulai dengan langkah-langkah biasa, sampai dekat dengan
tanda pertama berwarna hijau, kira-kira sejauh enam hasta. Dari tempat itu, hendaknya jamaah
haji mempercepat langkah atau berlari-lari kecil sehingga sampai di tanda hijau yang kedua,
kemudian dari sana berjalan kembali dengan langkah-langkah biasa.
Apabila telah sampai di bukit Marwah, hendaknya menaiki bukit Marwah seperti yang dilakukan
ketika di bukit Safa. Setelah itu menghadap ke arah Shafa dan berdoa seperti sebelumnya.
Dengan demikian, jamaah haji telah selesai melakukan satu kali lintasan sa’i. jika telah kembali
lagi ke bukit Shafa, maka dihitung dua kali. Begitulah selanjutnya sampai tujuh kali lintasan.
7. ZAM - ZAM
Zamzam (bahasa Arab: زمزم berarti banyak, melimpah-ruah) adalah air yang dianggap sebagai
air suci oleh umat Islam.
Zamzam merupakan sumur mata air yang terletak di kawasan Masjidil Haram, sebelah
tenggara Kabah, berkedalaman 42 meter. Menurut riwayat, mata air tersebut ditemukan pertama
kali oleh Hajar setelah berlari-lari bolak-balik antara bukit Safa dengan bukit Marwah, atas
petunjuk Malaikat Jibril, tatkala Ismail, putera Hajar, mengalami kehausan di tengah padang
pasir, sedangkan persediaan air tidak ada. Menurut ulama, tidak masalah membawa air zamzam
ke kampung halamannya. Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah berkata, "Barangsiapa yang membawa
sesuatu dari air zamzam, sungguh ulama-ulama salaf (zaman dahulu) telah melakukannya (dan
itu tidak masalah)."
Letak dan karakteristik
Sumur zamzam terletak 11 meter dari Ka'bah. Menurut cerita yang sahih, ia dapat menyedot air
sebanyak 11-18,5 liter per detik. Sehingga, dapat menghasilkan 660 liter air permenit dan 39.600
liter perjamnya. Dari mata air ini, ada celah ke arah Hajar Aswad dengan panjang 75 cm, dengan
tinggi 30 cm yang juga menghasilkan air sangat banyak. Beberapa celah mengarah
kepada Shafadan Marwa.[2]
Dahulu, di atas sumur ini, ada bangunan dengan luas 8 m × 10,7 m =
88.8 m2. Tapi, bangunan ini ditiadakan untuk meluaskan tempat tawaf. Sehingga, ruang
minumnya dipindahkan ke ruang bawah tanah, di bawah tempat tawaf, dengan 23 anak tangga
yang dilengkapi AC. Tempat masuknya dipisah antara laki dan perempuan. Di situ, ada 350
keran air minum, yang 220 ada di sisi ruang laki-laki, dan 130 sisanya di ruang perempuan.
Sumur ini dapat dilihat dari ruangan laki-laki yang dipagari dengan kaca tebal.[2]
8. HAJI / UMRAH
TUGAS FIQIH
Guru: Shofiyah
Oleh:
Kelompok:1.Eva Tri W
2.Yayuk
MTS MUHAMMADIYAH 2 KALIJAMBE
2015