SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
1
A. Latar belakang
Stai Matahali’ul Falah sebagai perguruan tinggi yang memiliki visi
“Menjadi Perguruan Tinggi Riset Berbasis Nilai-nilai Pesantren” memiliki
beberapa isi yang menjadi langkah kongkrit. Salah satu misi tersebut
adalah Melaksanakan pengabdian masyarakat. Sebagai langkah kongkrit
sekaligus mengejawantahkan prinsip Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ke-3
yaitu pengabdian kepada masyarakat, STAI Mathali’ul Falah melalui Program
Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) mengadakan kegiatan-kegiatan
kuliah lapangan yang diikuti oleh mahasiswa semester IV, untuk memverifikasi
kompetensi teoritis di bangku perkuliahan dengan melihat tataran realitas di
masyarakat, sehingga diperoleh pemahaman dan kompetensi komprehensif
mengenai teori-teori yang bersinggungan dengan arah tujuan Prodi PMI. Salah
satunya adalah pengaplikasian teori mata kuliah Peta Sosial Ekonomi Sosial Umat
ampuan Ahmad Dimyati, M. Ag, yang diaplikasikan di Dukuh Pungker-
Karangwage Trangkil Pati ini.
Diskripsi wilayah dukuh Pungker terletak di Jalan Raya Tayu-Juwana,
sebelah timur berbatasan dengan Dukuh Kemiri Kertomulyo Margoyoso Pati.
Sebelah barat Dukuh Jasem, sebelah selatan Dukuh Jrakah Karangwage, dan
sebelah utara Dukuh Banyubiru. Meskipun di Dukuh Pungker terdapat areal
persawahan cukup luas, akan tetapi historisitas mata pencaharian penduduk
setempat adalah buruh tani dengan penghasilan minim. Hal ini dikarenakan areal
persawahan setempat dikuasai kepemilikannya oleh orang-orang kaya di Desa
Karangwage dan aparatur Desa setempat (tanah bengkok 1
perangkat Dukuh
Pungker).
Dianalisis menggunakan pendekatan ilmu sosial, rata-rata penduduk
Dukuh Pungker masih tergolong dalam kategori miskin, sebagaimana definisi
berikut ini:
“Miskin adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara
dirinya sendiri sesuai dengan taraf hidup kelompoknya dan juga tidak mampu
1
Tanah produktif desa, umumnya berupa areal persawahan atau perkebunan, yang
digunakan sebagai gaji bagi para perangkat/aparatur desa.
2
memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok.” Definisi ini
relevan dengan kondisi sosio-ekonomis rata-rata penduduk Dukuh Pungker yang
hanya berpenghasilan minim dan tidak mampu memenuhi kebutuhan sekunder
sebagaimana penduduk Dukuh sekitarnya. Pengertian ini juga korelatif dengan
ciri-ciri kemiskinan yang teridentifikasi sesuai ciri-ciri kemiskinan menurut
Gunawan Sumodiningrat (1997):
1. Sebagian besar dari kelompok miskin ini terdapat di pedesaan, berprofesi
sebagai buruh tani yang tidak memiliki lahan sendiri. Jika pun memiliki
tanah, luasnya tidak seberapa dan tidak cukup untuk membiayai ongkos
hidup yang layak
2. Berstatus pengangguran atau setengah menganggur, jika memiliki
pekerjaan maka sifatnya tidak tetap, atau tidak memberi pendapatan yang
memadai bagi tingkat hidup wajar
3. Rata-rata tidak memiliki peralatan kerja atau modal sendiri
4. Kualifikasi pendidikan rendah
5. Kurang berkesempatan memperoleh bahan kebutuhan pokok, pakaian,
perumahan, fasilitas kesehatan, komunikasi dan fasilitas kesejahteraan
sosial pada umumnya dalam jumlah yang cukup.
Penentuan fokus dampingan ini tim pendamping tentukan berdasarkan
hasil assessement (analisis kondisi) yang telah beberapa kali dilakukan
sebelumnya melalui wawancara dengan aparatur desa, masyarakat setempat,
tokoh masyarakat bidang keagamaan, Ketua RT, dan observasi secara langsung ke
lapangan. Tim pendamping telah berhasil menginventarisir data-data yang
dibutuhkan untuk menyusun program pendampingan ini, bahwa mayoritas dari
penduduk Dukuh Pungker adalah buruh tani dengan skala perekonomian menegah
ke bawah.
Fokus dampingan pada aspek pengembangan dan pemberdayaan ekonomi
petani atau peternak ikan lele. Program pendampingan ini sendiri akan lebih
perfokus pada pengembangan kelompok peternak lele yang sudah ada sebagai
kelompok percontohan. Sehingga pencapaian hasil yang targetkan akan lebih
terukur dan dapat pantau secara optimal.
3
Usaha pemenuhan kebutuhan hidup selain dari income (pemasukan)
buruh tani, beberapa penduduk membuka usaha beternak ikan lele dengan
kekuatan modal sendiri. Hal ini disebabkan oleh kondisi penduduk yang belum
dapat memeroleh pinjaman dari bank (bankable) dan tidak dapat memanfaatkan
permodalan berupa pinjaman dana modal bergulir (revolving fund) PNPM karena
tidak siap dengan tempo/tenggang (schedule) waktu angsuran pembayarannya.
Kondisi ini mengakibatkan usaha pembudidayaan ikan lele penduduk tidak
mengalami perkembangan yang signifikan, bahkan tidak jarang yang gagal karena
minim modal.
B. Identifikasi Problem dan Analisis Kebutuhan
Pembudidayaan ikan lele yang diprakarsai oleh Rohmadi ini telah
berkembang. Karena peternak ikan lele yang ada telah bergabung mejadi satu
kelompok dan tergabung dalam Gapoktan2
Desa Karangwage yang diketuai oleh
Poyo. Selain bidang pertanian, Gapoktan Desa Karangwage juga mengkoordinir
bidang pembudidayaan, meliputi ikan lele, itik, ayam, dan kambing. Namun
sementara ini fokus pengelolaan dan alokasi dana permodalan simpan-pinjam
bergulirnya, diprioritaskan untuk bidang pertanian dan peternakan kambing.
Sedangkan dana yang dialokasikan untuk pengembangan pembudidayaan ikan
lele belum dianggarkan. Dengan demikian, pengembangan perekonomian melalui
pembudidayaan ikan lele ini masih dihadapkan pada dua masalah paling mendasar
(substancial), yaitu permodalan dan minimnya tenaga ahli dalam bidang
pembudidayaan ikan lele.
Kedua hal ini menjadi hambatan paling mendasar mengingat realisasi
program pembudidayaan ikan lele tentu membutuhkan banyak modal untuk biaya
persiapan dan operasional. Mulai dari penyiapan tempat (kolam), pengadaan bibit
ikan lele, dan pemeliharaan. Permodalan yang memungkinkan dapat dimanfaatkan
oleh para peternak ikan lele adalah sistem permodalan yang ringan, tidak
memberatkan, dan memungkinkan peternak untuk membayar angsurannya. Para
pihak penyandang dana (donatur) dapat berupa instansi pemerintah maupun
2
Gabungan Kelompok Tani.
4
perseorangan yang sanggup menjamin bantuan pendanaan, sekaligus
mengkoordinir pengelolaan dan pemanfaatan donasinya.
Sedangkan tenaga ahli dalam realisasi program ini sangat dibutuhkan
untuk menunjang peningkatan mutu hasil panen ikan lele. Tenaga ahli yang
berasal dari para pakar perikanan dan atau orang-orang yang telah berhasil dalam
usaha di bidang yang sama, akan dapat memberikan pembekalan, pelatihan,
pengarahan, dan pendampingan kepada para peternak ikan lele di Dukuh
Pungker. Hasil dari pembudidayaan ini memiliki nilai jual ekonomis yang relatif
lebih tinggi, dengan menggunakan cara-cara pemeliharaan yang tepat.
Dengan demikian dibutuhkan kerjasama yang kooperatif antara
pembudidaya ikan lele, aparatur desa, dan para pihak donatur untuk mengatasi
problem operasional ini. Yaitu dalam hal pengadaan permodalan untuk menangani
masalah keuangan (financial) dan pengadaan tenaga ahli untuk membekali bidang
keterampilan beternak ikan lele yang baik, tepat, dan benar kepada para peternak
ikan lele di Dukuh Pungker. Sehingga usaha yang pada awalnya dijadikan sebagai
usaha sampingan para buruh tani Dukuh Pungker ini dapat menjadi mata
pencaharian utama yang memiliki nilai keuntungan ekonomis dan potensi income
relatif lebih tinggi.
C. Analisis Potensi
Program pendampingan dan pengembangan pembudidayaan ikan lele di
Dukuh Pungker ini dapat ditunjang perealisasiannya dengan beberapa potensi
yang dimiliki oleh Dukuh Pungker, Desa Karangwage, maupun pihak-pihak lain
yang terkait dengan orientasi dan tujuan program ini. Karena analisis kebutuhan
berada dalam bidang pengadaan permodalan dan tenaga ahli pembudidayaan ikan
lele, maka potensi yang diidentifikasi tentunya juga dalam bidang yang sama,
untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan dari pelaksanaan program ini.
Dari segi permodalan, dapat diidentifikasi beberapa potensi yang dapat
dimanfaatkan sebagaimana berikut;
5
1. Pinjaman dana bergulir tanpa agunan (secara nominal) PNPM Mandiri. Dana
pinjaman yang didistribusikan dengan sistem tanggung renteng 3
secara
berkelompok ini sudah berjalan dengan baik di Dukuh Karangwage secara
menyeluruh selama dua tahun dan khusus diperuntukkan bagi para Ibu rumah
tangga (SPP-Simpan Pinjam Perempuan)
2. Kucuran dana bantuan (hibah) bersifat MOU (kesepakatan kerjasama) dari
Menteri Keuangan melalui Pemerintahan Kabupaten yang akan dikelola
pemanfaatannya melalui mekanisme revolving fund.
Adapun dari segi tenaga ahli, potensi yang telah teridentifikasi adalah
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pati yang telah siap mengirimkan tim
pendamping bidang pembudidayaan ikan lele, dan kerjasama yang telah dijalin
dengan Rohmadi dalam hal penyediaan (suplay) bibit ikan lele dan jaringan
pemasarannya. Dua unsur potensi ini dapat didayagunakan pemanfaatannya secara
optimal baik dalam hal hubungan kerjasama yang kooperatif maupun transformasi
atau pembekalan keterampilan dalam bidang pembudidayaan ikan lele. Ketika dua
unsur potensi ini dapat termanfaatkan dengan baik, maka para pembudidaya akan
mampu melanjutkan bahkan mengembangkan usaha pembudidayaan ikan lele ini
secara mandiri tanpa mengalami ketergantungan terhadap insentif pinjaman
modal.
D. Identifikasi Stake Holder
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dan mewujudkan pencapaian
target program yang terukur, tim pendamping akan menjalin kerjasama yang
kooperatif dengan beberapa pihak sebagaimana berikut:
a. Kelompok pembudidaya ikan lele Dukuh Pungker. Diharapkan komunitas ini
dapat terlibat aktif dan partisipatif dalam perencanaan hingga pelaksanaan
program pendampingan sebagai subjek program
b. Tokoh-tokoh Desa meliputi: Kadus, Ketua RT, BPD, dan Ketua LKMD
Pungker, yang diharapkan mampu menjadi pelopor pelaksanaan program
3
Sistem penjaminan pinjaman modal secara berkelompok, umumnya beranggotakan lima
orang , yang mana masing-masing anggota saling bertanggung jawab atas kesanggupan anggota
yang lain untuk membayar dalam satu kelompok tersebut. Jika ada yang tidak mampu membayar,
maka kewajiban membayar ditanggung oleh anggota yang lain dalam satu kelompok tersebut.
6
pendampingan peternak ikan lele melalui hubungan sosio-kultural yang telah
dimiliki
c. Poyo selaku Ketua Gapoktan Desa Karangwage. Ketua komunitas petani dan
peternak yang terorganisir ini akan berperan sebagai community organizer
(penggerak masyarakat) dalam setiap tahapan pelaksanaan program, serta
dalam hal koordinasi pembuatan proposal pengajuan pendanaan kepada para
calon donatur
d. Sulastrini selaku Koordinator PNPM Mandiri Desa Karangwage. Koordinator
PNPM Mandiri akan terlibat dalam negosiasi pengalokasian dana pinjaman
PNPM Mandiri untuk permodalan sekaligus pengkoordinirannya
e. Dyah selaku Koordinator pencairan dana bantuan Men. Keu, yang akan
menjadi calon donatur program dalam kesepakatan MOU
f. Johan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati yang akan menjadi
mitra pelaksana dalam perealisasian program
g. Rohmadi sebagai penyedia (suplayer) dan penghubung distribusi hasil
budidaya ikan lele
h. Gapoktan Desa Karangwage yang akan mengkoordinir kegiatan
pembudidayaan ikan lele
i. Pembudidaya lele yang telah berhasil dan suxes untuk memberikan
pengalaman kerja pada pembudidaya dukuh Pungker
E. Rancangan Program
Tim pendamping bekerjasama dengan stake holder akan merealisasikan
program pendampingan budidaya ikan lele dalam proses pengembangan dan
peningkatan hasil budidaya, melalui perwujudan potensi-potensi penunjang, yaitu
permodalan dan tenaga ahli.
Permodalan akan diperoleh melalui kerjasama dan koordinasi antara tim
pendamping dengan Gapoktan untuk menyusun dan mengajukan proposal
pendanaan kepada para calon donatur yang telah teridentifikasi sebelumnya.
Ketika dana telah diperoleh, pengelolaannya akan diserahkan kepada Ketua
kelompok peternak ikan lele, di bawah koordinasi Gapoktan. Ketika program awal
pendampingan pembudidayaan ikan lele telah berjalan, pengembalian dana
7
bergulir ini nanti akan dialokasikan pada anggaran pengembangan
pembudidayaan, seperti halnya untuk pembesaran lele.
Subjek dalam program ini adalah kelompok pembudidaya ikan lele
setempat. Kelompok pembudidaya ini nantinya akan menjadi kelompok
percontohan yang diberikan pembekalan keterampilan budidaya ikan lele oleh tim
ahli dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati dan atau perseorangan
yang telah memiliki pengalaman dalam bidang usaha yang sama.
Dalam tahap perencanaan program, tim pendamping akan berdiskusi dan
berkonsultasi tahap awal bersama para stake holder yang telah disebut di atas
untuk memperoleh kesepakatan kerjasama. Diskusi tahap kedua dengan
melibatkan para subjek program, yaitu para pembudidaya ikan lele yang telah
terbentuk dalam kelompok-kelompok, sehingga dapat diperoleh berbagai sisi
pemahaman, pendapat, masukan dan pengarahan yang menyeluruh untuk
menyusun program pendampingan dan pengembangan efektif dan terukur. Dari
kedua diskusi diatas dapat disatukan pemahaman dan tujuan antara stage holder
dan masyarakat pembudidaya ikan lele setempat. Merumuskan permasalahan,
kebutuhan, potensi dan pihak-pihak yang akan terlibat langsung dalam
pelaksanaan program.
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan program. Tahap ini akan
dilaksanakan oleh kelompok budidaya ikan lele dengan didampingi oleh tim
pendamping dari Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Pati.
Setelah program berjalan dan terealisir, program akan dievaluasi dan
ditentukan rencana tindak lanjutnya secara partisipatif dengan stake holder dan
semua pihak yang terlibat dalam program ini. Tahapan evaluasi ini memiliki dua
maksut, mengetahui adanya kesenjangan atau perbedaan antara tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya dengan capaian yang telah dicapai dalam pelaksanaan,
serta melihat adanya manfaat yang telah dicapai. Tahap ini dapat dimanfaatkan
oleh tim pendamping, stake holder, dan kelompok peternak untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan, sehingga program yang akan dijalankan selanjutnya
sebagai tindak lanjut (follow up) dari program ini dapat lebih terukur, efektif, dan
efisien.
8
F. Matriks Program
No Kegiatan Waktu
Pelaks
anaan
Tujuan Sasaran
program
Indikator Pen
.
Jab
1 Identifikasi
problem dan
kebutuhan:
Wawanca
ra dengan
tokoh
agama
masyarak
at
Konsultas
i dengan
pihak
terkait
Musyawa
rah warga
Awal
april
2011
Mengidentifi
kasi problem,
Dan
kebutuhan
pembudidaya
ikan lele
dukuh
pungker
Tokoh
masyaraka
t, pihak
terkait,
dan
masyaraka
t setempat
(target
pelaksanaa
n
program)
Problem
teridentifikasi,
dan kebutuhan
terlihat
Nur
Kh
oiri
yah
2 Perencanaan
program:
- Petemua
n stage
holder
awal
- Pertemu
an
peserta
gapoktan
Awal
mei
2011
membentuk
kesepakatan
kerjasama
membentuk
program
kegiatan
pengembang
an
pembudidaya
an lele secara
partisipatif
Pihak
PNPM,
Koordinat
or
pencairan
dana
bantuan
Men. Keu,
Tokoh-
tokoh
Desa,
Kesepakatan
kerjasama
terbentuk
Perencanaan
program
terbentuk
secara
partisipatif
Nur
kho
iriy
ah
9
dari peserta Dinas
Kelautan
dan
Perikanan
Kabupaten
Pati
Peserta
pembudid
aya yang
tergabung
dalam
gapoktan
3 Pelaksanaan
program
Penyuluha
n
pembudida
yaan ikan
lele yang
efektif dan
efisien
Pengemba
ngan
pembudida
yaan
berdasarka
n materi
penyuluha
n
Perte
ngaha
n mei
2011
Memberi-kan
bekal
keterampil-an
beternak lele
kepada
kelompok tani
Meningkat-
kan
pendapatan
kelompok tani
melalui
implemen-tasi
program
Dinas
perikanan,
pembudid
aya, para
pembudid
aya yang
suxes,
pembudid
aya lele
Pembudid
aya lele
Penyuluhan
terlaksana,
pemahaman,
dan
keterampilan
pembudidaya
terbentuk
Adanya
peningkatan
pendapatan
pembudidaya
ikan lele
Nur
kho
iriy
ah
4 Evaluasi Awal Mengorek-si Kelompok Kelebihan dan Nur
10
program
yang telah
dilaksanak
an
agust
us
20114
program
yang telah
dilaksanakan,
dan
menentukan
RTL
peterak,
pendam-
ping, dan
stake
holder
kekurangan
program
teridentifikasi
dan terevaluasi
secara
menyeluruh
serta RTL
terbentuk
kho
iriy
ah
G. Anggaran
Proposal Penelitian Rp. 150.000,-
Pelaksanaan
a. Copy data Rp. 6.000,-
b. Konsumsi workshop Rp. 100.000,-
c. Copy angket wawancara Rp. 25.000,-
Rp. 281.000,-
Anggaran Belanja Program Pembudidayaan Ikan Lele
1. Pembuatan kolam : Rp 250.000
2. 10.000 benih lele ukuran 3,5-4,6 @ Rp 55,- : Rp 550.000
3. Pakan lele (pelet)
a. 2 Zak pelet PF 1000 netto 10 kg @ Rp 115.000 : Rp 230.000
b. 30 Zak pelet FF 999 netto 10 kg @ Rp 120.000 : Rp 3.600.000
4. Obat lele, 2 RED bluedox @ Rp 10.000 : Rp 20.000
i. 2 PK kecil @ Rp 5.000 : Rp 10.000
Rp. 4.410.000,-
Evaluasi Program
a. Copy data Rp. 6.000,-
b. Konsumsi evaluasi Rp. 100.000,-
e. Laporan evaluasi program Rp. 100.000,-
4
Penentuan waktu berdasarkan proses kebutuhan yang diperlukan, dan sesuai dengan
pembudidayaan lele pada pembesaran yang secara umum selama ± 4 bulan.
11
Rp. 206.000,-
Total Rp. 4.897.000,-
H. Penutup
Hal-hal yang belum tercantum dalam proposal ini akan diatur kemudian
sesuai dengan kebijakan bersama. Sekiranya proposal ini dapat menjadi jembatan
untuk melakukan suatu peningkatan pembangunan dan terjalinnya ikatan
kerjasama antara mahasiswa Prodi PMI STAI Mathali’ul Falah dengan penduduk
Desa Karangwage, khususnya Dukuh Pungker dan para stake holder yang terlibat.
Oleh karena itu tim pendamping mengharapkan dukungan dari berbagai pihak
demi kelancaran perealisasian program pendampingan pembudidayaan ikan lele
ini.
Demikian proposal ini tim pendamping susun untuk ditindak lanjuti
sebagaimana mestinya. Semoga program-program yang diajukan mendapatkan
dukungan penuh dari berbagai pihak yang sedianya akan terlibat, dan dalam
perealisasiannya mendapatkan dukungan kerjasama yang kontributif dari seluruh
elemen masyarakat Dukuh Pungker Desa Karangwage Trangkil Pati. Sebagai
hasilnya, perealisasian program yang telah disetujui dapat mewujudkan target
pelaksanaan dan memberikan manfaat nyata bagi tim pendamping dan penduduk
Dukuh Pungker secara keseluruhan.

More Related Content

What's hot

Peduli yatim dpu dt
Peduli yatim dpu dtPeduli yatim dpu dt
Peduli yatim dpu dtdpudt
 
Risalah pertemuan managing our nation ppm manajemen
Risalah pertemuan managing our nation ppm manajemenRisalah pertemuan managing our nation ppm manajemen
Risalah pertemuan managing our nation ppm manajemenpdatarawa
 
Newsletter Edisi Desember 2012
Newsletter Edisi Desember 2012Newsletter Edisi Desember 2012
Newsletter Edisi Desember 2012Oswar Mungkasa
 
Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2ALI YASIN
 
Monthly Report LAZNas Chevron Edisi Juni 2021
Monthly Report LAZNas Chevron Edisi Juni 2021 Monthly Report LAZNas Chevron Edisi Juni 2021
Monthly Report LAZNas Chevron Edisi Juni 2021 LAZNas Chevron
 
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawitStrategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawitvinasiringoringo
 
Monthly Report LAZNas PHR Edisi Agustus 2021
Monthly Report LAZNas PHR Edisi Agustus 2021 Monthly Report LAZNas PHR Edisi Agustus 2021
Monthly Report LAZNas PHR Edisi Agustus 2021 LAZNas Chevron
 
Buletin LAZNas Chevron Distric Rumbai edisi Agustus 2014
Buletin LAZNas Chevron Distric Rumbai edisi Agustus 2014 Buletin LAZNas Chevron Distric Rumbai edisi Agustus 2014
Buletin LAZNas Chevron Distric Rumbai edisi Agustus 2014 LAZNas Chevron
 
Rancangan korporasi fe pandih batu (yuti)
Rancangan korporasi  fe   pandih batu (yuti)Rancangan korporasi  fe   pandih batu (yuti)
Rancangan korporasi fe pandih batu (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Kostratani dan korporasi petani perhepi (yuti)
Kostratani dan korporasi petani   perhepi (yuti)Kostratani dan korporasi petani   perhepi (yuti)
Kostratani dan korporasi petani perhepi (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Buletin LAZNas Chevron Rumbai versi Buku 14,5 cm x 21,5 cm
Buletin LAZNas Chevron Rumbai versi Buku 14,5 cm x 21,5 cmBuletin LAZNas Chevron Rumbai versi Buku 14,5 cm x 21,5 cm
Buletin LAZNas Chevron Rumbai versi Buku 14,5 cm x 21,5 cmLAZNas Chevron
 
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 

What's hot (16)

Peduli yatim dpu dt
Peduli yatim dpu dtPeduli yatim dpu dt
Peduli yatim dpu dt
 
3.1. pedum kur 2012
3.1. pedum kur 20123.1. pedum kur 2012
3.1. pedum kur 2012
 
Risalah pertemuan managing our nation ppm manajemen
Risalah pertemuan managing our nation ppm manajemenRisalah pertemuan managing our nation ppm manajemen
Risalah pertemuan managing our nation ppm manajemen
 
Newsletter Edisi Desember 2012
Newsletter Edisi Desember 2012Newsletter Edisi Desember 2012
Newsletter Edisi Desember 2012
 
Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2Buletin swadesa edisi 2
Buletin swadesa edisi 2
 
Monthly Report LAZNas Chevron Edisi Juni 2021
Monthly Report LAZNas Chevron Edisi Juni 2021 Monthly Report LAZNas Chevron Edisi Juni 2021
Monthly Report LAZNas Chevron Edisi Juni 2021
 
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawitStrategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
Strategi percepatan bisnis peremajaan kelapa sawit
 
Monthly Report LAZNas PHR Edisi Agustus 2021
Monthly Report LAZNas PHR Edisi Agustus 2021 Monthly Report LAZNas PHR Edisi Agustus 2021
Monthly Report LAZNas PHR Edisi Agustus 2021
 
Buletin LAZNas Chevron Distric Rumbai edisi Agustus 2014
Buletin LAZNas Chevron Distric Rumbai edisi Agustus 2014 Buletin LAZNas Chevron Distric Rumbai edisi Agustus 2014
Buletin LAZNas Chevron Distric Rumbai edisi Agustus 2014
 
Rancangan korporasi fe pandih batu (yuti)
Rancangan korporasi  fe   pandih batu (yuti)Rancangan korporasi  fe   pandih batu (yuti)
Rancangan korporasi fe pandih batu (yuti)
 
Kostratani dan korporasi petani perhepi (yuti)
Kostratani dan korporasi petani   perhepi (yuti)Kostratani dan korporasi petani   perhepi (yuti)
Kostratani dan korporasi petani perhepi (yuti)
 
Buletin LAZNas Chevron Rumbai versi Buku 14,5 cm x 21,5 cm
Buletin LAZNas Chevron Rumbai versi Buku 14,5 cm x 21,5 cmBuletin LAZNas Chevron Rumbai versi Buku 14,5 cm x 21,5 cm
Buletin LAZNas Chevron Rumbai versi Buku 14,5 cm x 21,5 cm
 
Proposal sapi
Proposal sapiProposal sapi
Proposal sapi
 
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
 
Buku knpb
Buku knpbBuku knpb
Buku knpb
 
Profile yayasan nurul hayat
Profile yayasan nurul hayatProfile yayasan nurul hayat
Profile yayasan nurul hayat
 

Similar to OPTIMASI PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE

Presentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpmPresentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpmTubagus Enoy
 
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...Fajar Baskoro
 
desa produktif
desa produktif desa produktif
desa produktif rifapoy
 
Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganPembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganBbpp Ketindan
 
Kuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptx
Kuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptxKuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptx
Kuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptxsyahyuti2
 
Kuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptx
Kuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptxKuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptx
Kuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
MATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptxMATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptxAchmadAS
 
Pelatihan pendamping & tpd
Pelatihan  pendamping & tpdPelatihan  pendamping & tpd
Pelatihan pendamping & tpdBbpp Ketindan
 
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfBuku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfFajar Baskoro
 
Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA Operator Warnet Vast Raha
 
8.0 pertemuan kelompok dan p2 k2 2018
8.0 pertemuan kelompok dan p2 k2 2018 8.0 pertemuan kelompok dan p2 k2 2018
8.0 pertemuan kelompok dan p2 k2 2018 ABI SETIADI
 
Buletin sukaratu ed.mei 2014
Buletin sukaratu ed.mei 2014Buletin sukaratu ed.mei 2014
Buletin sukaratu ed.mei 2014Erwin Ginanjar
 
1 kebijakan pemerintah
1 kebijakan pemerintah1 kebijakan pemerintah
1 kebijakan pemerintahBidangpemdes5
 
Pengelolaan posyandu
Pengelolaan posyanduPengelolaan posyandu
Pengelolaan posyanduasih gahayu
 

Similar to OPTIMASI PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE (20)

Presentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpmPresentasi launching pkkpm
Presentasi launching pkkpm
 
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
 
desa produktif
desa produktif desa produktif
desa produktif
 
Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganPembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampingan
 
Pembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampinganPembinaan dan pendampingan
Pembinaan dan pendampingan
 
Kuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptx
Kuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptxKuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptx
Kuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptx
 
Kuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptx
Kuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptxKuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptx
Kuliah DASNYUL 3 - 5 Sept (YUTI).pptx
 
MATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptxMATERI DASHAT.pptx
MATERI DASHAT.pptx
 
Pelatihan pendamping & tpd
Pelatihan  pendamping & tpdPelatihan  pendamping & tpd
Pelatihan pendamping & tpd
 
Pelatihan pendamping & tpd
Pelatihan  pendamping & tpdPelatihan  pendamping & tpd
Pelatihan pendamping & tpd
 
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfBuku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
 
Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah posyandu dan kms AKBID YKN CABANG RAHA
 
8.0 pertemuan kelompok dan p2 k2 2018
8.0 pertemuan kelompok dan p2 k2 2018 8.0 pertemuan kelompok dan p2 k2 2018
8.0 pertemuan kelompok dan p2 k2 2018
 
Buletin sukaratu ed.mei 2014
Buletin sukaratu ed.mei 2014Buletin sukaratu ed.mei 2014
Buletin sukaratu ed.mei 2014
 
1 kebijakan pemerintah
1 kebijakan pemerintah1 kebijakan pemerintah
1 kebijakan pemerintah
 
Makalah posyandu dan kms
Makalah posyandu dan kmsMakalah posyandu dan kms
Makalah posyandu dan kms
 
Pengembangan usaha tani
Pengembangan usaha taniPengembangan usaha tani
Pengembangan usaha tani
 
Bekalkkn 2013
Bekalkkn 2013Bekalkkn 2013
Bekalkkn 2013
 
posyandu
posyanduposyandu
posyandu
 
Pengelolaan posyandu
Pengelolaan posyanduPengelolaan posyandu
Pengelolaan posyandu
 

OPTIMASI PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE

  • 1. 1 A. Latar belakang Stai Matahali’ul Falah sebagai perguruan tinggi yang memiliki visi “Menjadi Perguruan Tinggi Riset Berbasis Nilai-nilai Pesantren” memiliki beberapa isi yang menjadi langkah kongkrit. Salah satu misi tersebut adalah Melaksanakan pengabdian masyarakat. Sebagai langkah kongkrit sekaligus mengejawantahkan prinsip Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ke-3 yaitu pengabdian kepada masyarakat, STAI Mathali’ul Falah melalui Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) mengadakan kegiatan-kegiatan kuliah lapangan yang diikuti oleh mahasiswa semester IV, untuk memverifikasi kompetensi teoritis di bangku perkuliahan dengan melihat tataran realitas di masyarakat, sehingga diperoleh pemahaman dan kompetensi komprehensif mengenai teori-teori yang bersinggungan dengan arah tujuan Prodi PMI. Salah satunya adalah pengaplikasian teori mata kuliah Peta Sosial Ekonomi Sosial Umat ampuan Ahmad Dimyati, M. Ag, yang diaplikasikan di Dukuh Pungker- Karangwage Trangkil Pati ini. Diskripsi wilayah dukuh Pungker terletak di Jalan Raya Tayu-Juwana, sebelah timur berbatasan dengan Dukuh Kemiri Kertomulyo Margoyoso Pati. Sebelah barat Dukuh Jasem, sebelah selatan Dukuh Jrakah Karangwage, dan sebelah utara Dukuh Banyubiru. Meskipun di Dukuh Pungker terdapat areal persawahan cukup luas, akan tetapi historisitas mata pencaharian penduduk setempat adalah buruh tani dengan penghasilan minim. Hal ini dikarenakan areal persawahan setempat dikuasai kepemilikannya oleh orang-orang kaya di Desa Karangwage dan aparatur Desa setempat (tanah bengkok 1 perangkat Dukuh Pungker). Dianalisis menggunakan pendekatan ilmu sosial, rata-rata penduduk Dukuh Pungker masih tergolong dalam kategori miskin, sebagaimana definisi berikut ini: “Miskin adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf hidup kelompoknya dan juga tidak mampu 1 Tanah produktif desa, umumnya berupa areal persawahan atau perkebunan, yang digunakan sebagai gaji bagi para perangkat/aparatur desa.
  • 2. 2 memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam kelompok.” Definisi ini relevan dengan kondisi sosio-ekonomis rata-rata penduduk Dukuh Pungker yang hanya berpenghasilan minim dan tidak mampu memenuhi kebutuhan sekunder sebagaimana penduduk Dukuh sekitarnya. Pengertian ini juga korelatif dengan ciri-ciri kemiskinan yang teridentifikasi sesuai ciri-ciri kemiskinan menurut Gunawan Sumodiningrat (1997): 1. Sebagian besar dari kelompok miskin ini terdapat di pedesaan, berprofesi sebagai buruh tani yang tidak memiliki lahan sendiri. Jika pun memiliki tanah, luasnya tidak seberapa dan tidak cukup untuk membiayai ongkos hidup yang layak 2. Berstatus pengangguran atau setengah menganggur, jika memiliki pekerjaan maka sifatnya tidak tetap, atau tidak memberi pendapatan yang memadai bagi tingkat hidup wajar 3. Rata-rata tidak memiliki peralatan kerja atau modal sendiri 4. Kualifikasi pendidikan rendah 5. Kurang berkesempatan memperoleh bahan kebutuhan pokok, pakaian, perumahan, fasilitas kesehatan, komunikasi dan fasilitas kesejahteraan sosial pada umumnya dalam jumlah yang cukup. Penentuan fokus dampingan ini tim pendamping tentukan berdasarkan hasil assessement (analisis kondisi) yang telah beberapa kali dilakukan sebelumnya melalui wawancara dengan aparatur desa, masyarakat setempat, tokoh masyarakat bidang keagamaan, Ketua RT, dan observasi secara langsung ke lapangan. Tim pendamping telah berhasil menginventarisir data-data yang dibutuhkan untuk menyusun program pendampingan ini, bahwa mayoritas dari penduduk Dukuh Pungker adalah buruh tani dengan skala perekonomian menegah ke bawah. Fokus dampingan pada aspek pengembangan dan pemberdayaan ekonomi petani atau peternak ikan lele. Program pendampingan ini sendiri akan lebih perfokus pada pengembangan kelompok peternak lele yang sudah ada sebagai kelompok percontohan. Sehingga pencapaian hasil yang targetkan akan lebih terukur dan dapat pantau secara optimal.
  • 3. 3 Usaha pemenuhan kebutuhan hidup selain dari income (pemasukan) buruh tani, beberapa penduduk membuka usaha beternak ikan lele dengan kekuatan modal sendiri. Hal ini disebabkan oleh kondisi penduduk yang belum dapat memeroleh pinjaman dari bank (bankable) dan tidak dapat memanfaatkan permodalan berupa pinjaman dana modal bergulir (revolving fund) PNPM karena tidak siap dengan tempo/tenggang (schedule) waktu angsuran pembayarannya. Kondisi ini mengakibatkan usaha pembudidayaan ikan lele penduduk tidak mengalami perkembangan yang signifikan, bahkan tidak jarang yang gagal karena minim modal. B. Identifikasi Problem dan Analisis Kebutuhan Pembudidayaan ikan lele yang diprakarsai oleh Rohmadi ini telah berkembang. Karena peternak ikan lele yang ada telah bergabung mejadi satu kelompok dan tergabung dalam Gapoktan2 Desa Karangwage yang diketuai oleh Poyo. Selain bidang pertanian, Gapoktan Desa Karangwage juga mengkoordinir bidang pembudidayaan, meliputi ikan lele, itik, ayam, dan kambing. Namun sementara ini fokus pengelolaan dan alokasi dana permodalan simpan-pinjam bergulirnya, diprioritaskan untuk bidang pertanian dan peternakan kambing. Sedangkan dana yang dialokasikan untuk pengembangan pembudidayaan ikan lele belum dianggarkan. Dengan demikian, pengembangan perekonomian melalui pembudidayaan ikan lele ini masih dihadapkan pada dua masalah paling mendasar (substancial), yaitu permodalan dan minimnya tenaga ahli dalam bidang pembudidayaan ikan lele. Kedua hal ini menjadi hambatan paling mendasar mengingat realisasi program pembudidayaan ikan lele tentu membutuhkan banyak modal untuk biaya persiapan dan operasional. Mulai dari penyiapan tempat (kolam), pengadaan bibit ikan lele, dan pemeliharaan. Permodalan yang memungkinkan dapat dimanfaatkan oleh para peternak ikan lele adalah sistem permodalan yang ringan, tidak memberatkan, dan memungkinkan peternak untuk membayar angsurannya. Para pihak penyandang dana (donatur) dapat berupa instansi pemerintah maupun 2 Gabungan Kelompok Tani.
  • 4. 4 perseorangan yang sanggup menjamin bantuan pendanaan, sekaligus mengkoordinir pengelolaan dan pemanfaatan donasinya. Sedangkan tenaga ahli dalam realisasi program ini sangat dibutuhkan untuk menunjang peningkatan mutu hasil panen ikan lele. Tenaga ahli yang berasal dari para pakar perikanan dan atau orang-orang yang telah berhasil dalam usaha di bidang yang sama, akan dapat memberikan pembekalan, pelatihan, pengarahan, dan pendampingan kepada para peternak ikan lele di Dukuh Pungker. Hasil dari pembudidayaan ini memiliki nilai jual ekonomis yang relatif lebih tinggi, dengan menggunakan cara-cara pemeliharaan yang tepat. Dengan demikian dibutuhkan kerjasama yang kooperatif antara pembudidaya ikan lele, aparatur desa, dan para pihak donatur untuk mengatasi problem operasional ini. Yaitu dalam hal pengadaan permodalan untuk menangani masalah keuangan (financial) dan pengadaan tenaga ahli untuk membekali bidang keterampilan beternak ikan lele yang baik, tepat, dan benar kepada para peternak ikan lele di Dukuh Pungker. Sehingga usaha yang pada awalnya dijadikan sebagai usaha sampingan para buruh tani Dukuh Pungker ini dapat menjadi mata pencaharian utama yang memiliki nilai keuntungan ekonomis dan potensi income relatif lebih tinggi. C. Analisis Potensi Program pendampingan dan pengembangan pembudidayaan ikan lele di Dukuh Pungker ini dapat ditunjang perealisasiannya dengan beberapa potensi yang dimiliki oleh Dukuh Pungker, Desa Karangwage, maupun pihak-pihak lain yang terkait dengan orientasi dan tujuan program ini. Karena analisis kebutuhan berada dalam bidang pengadaan permodalan dan tenaga ahli pembudidayaan ikan lele, maka potensi yang diidentifikasi tentunya juga dalam bidang yang sama, untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan dari pelaksanaan program ini. Dari segi permodalan, dapat diidentifikasi beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan sebagaimana berikut;
  • 5. 5 1. Pinjaman dana bergulir tanpa agunan (secara nominal) PNPM Mandiri. Dana pinjaman yang didistribusikan dengan sistem tanggung renteng 3 secara berkelompok ini sudah berjalan dengan baik di Dukuh Karangwage secara menyeluruh selama dua tahun dan khusus diperuntukkan bagi para Ibu rumah tangga (SPP-Simpan Pinjam Perempuan) 2. Kucuran dana bantuan (hibah) bersifat MOU (kesepakatan kerjasama) dari Menteri Keuangan melalui Pemerintahan Kabupaten yang akan dikelola pemanfaatannya melalui mekanisme revolving fund. Adapun dari segi tenaga ahli, potensi yang telah teridentifikasi adalah Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pati yang telah siap mengirimkan tim pendamping bidang pembudidayaan ikan lele, dan kerjasama yang telah dijalin dengan Rohmadi dalam hal penyediaan (suplay) bibit ikan lele dan jaringan pemasarannya. Dua unsur potensi ini dapat didayagunakan pemanfaatannya secara optimal baik dalam hal hubungan kerjasama yang kooperatif maupun transformasi atau pembekalan keterampilan dalam bidang pembudidayaan ikan lele. Ketika dua unsur potensi ini dapat termanfaatkan dengan baik, maka para pembudidaya akan mampu melanjutkan bahkan mengembangkan usaha pembudidayaan ikan lele ini secara mandiri tanpa mengalami ketergantungan terhadap insentif pinjaman modal. D. Identifikasi Stake Holder Untuk memperoleh hasil yang maksimal dan mewujudkan pencapaian target program yang terukur, tim pendamping akan menjalin kerjasama yang kooperatif dengan beberapa pihak sebagaimana berikut: a. Kelompok pembudidaya ikan lele Dukuh Pungker. Diharapkan komunitas ini dapat terlibat aktif dan partisipatif dalam perencanaan hingga pelaksanaan program pendampingan sebagai subjek program b. Tokoh-tokoh Desa meliputi: Kadus, Ketua RT, BPD, dan Ketua LKMD Pungker, yang diharapkan mampu menjadi pelopor pelaksanaan program 3 Sistem penjaminan pinjaman modal secara berkelompok, umumnya beranggotakan lima orang , yang mana masing-masing anggota saling bertanggung jawab atas kesanggupan anggota yang lain untuk membayar dalam satu kelompok tersebut. Jika ada yang tidak mampu membayar, maka kewajiban membayar ditanggung oleh anggota yang lain dalam satu kelompok tersebut.
  • 6. 6 pendampingan peternak ikan lele melalui hubungan sosio-kultural yang telah dimiliki c. Poyo selaku Ketua Gapoktan Desa Karangwage. Ketua komunitas petani dan peternak yang terorganisir ini akan berperan sebagai community organizer (penggerak masyarakat) dalam setiap tahapan pelaksanaan program, serta dalam hal koordinasi pembuatan proposal pengajuan pendanaan kepada para calon donatur d. Sulastrini selaku Koordinator PNPM Mandiri Desa Karangwage. Koordinator PNPM Mandiri akan terlibat dalam negosiasi pengalokasian dana pinjaman PNPM Mandiri untuk permodalan sekaligus pengkoordinirannya e. Dyah selaku Koordinator pencairan dana bantuan Men. Keu, yang akan menjadi calon donatur program dalam kesepakatan MOU f. Johan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati yang akan menjadi mitra pelaksana dalam perealisasian program g. Rohmadi sebagai penyedia (suplayer) dan penghubung distribusi hasil budidaya ikan lele h. Gapoktan Desa Karangwage yang akan mengkoordinir kegiatan pembudidayaan ikan lele i. Pembudidaya lele yang telah berhasil dan suxes untuk memberikan pengalaman kerja pada pembudidaya dukuh Pungker E. Rancangan Program Tim pendamping bekerjasama dengan stake holder akan merealisasikan program pendampingan budidaya ikan lele dalam proses pengembangan dan peningkatan hasil budidaya, melalui perwujudan potensi-potensi penunjang, yaitu permodalan dan tenaga ahli. Permodalan akan diperoleh melalui kerjasama dan koordinasi antara tim pendamping dengan Gapoktan untuk menyusun dan mengajukan proposal pendanaan kepada para calon donatur yang telah teridentifikasi sebelumnya. Ketika dana telah diperoleh, pengelolaannya akan diserahkan kepada Ketua kelompok peternak ikan lele, di bawah koordinasi Gapoktan. Ketika program awal pendampingan pembudidayaan ikan lele telah berjalan, pengembalian dana
  • 7. 7 bergulir ini nanti akan dialokasikan pada anggaran pengembangan pembudidayaan, seperti halnya untuk pembesaran lele. Subjek dalam program ini adalah kelompok pembudidaya ikan lele setempat. Kelompok pembudidaya ini nantinya akan menjadi kelompok percontohan yang diberikan pembekalan keterampilan budidaya ikan lele oleh tim ahli dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati dan atau perseorangan yang telah memiliki pengalaman dalam bidang usaha yang sama. Dalam tahap perencanaan program, tim pendamping akan berdiskusi dan berkonsultasi tahap awal bersama para stake holder yang telah disebut di atas untuk memperoleh kesepakatan kerjasama. Diskusi tahap kedua dengan melibatkan para subjek program, yaitu para pembudidaya ikan lele yang telah terbentuk dalam kelompok-kelompok, sehingga dapat diperoleh berbagai sisi pemahaman, pendapat, masukan dan pengarahan yang menyeluruh untuk menyusun program pendampingan dan pengembangan efektif dan terukur. Dari kedua diskusi diatas dapat disatukan pemahaman dan tujuan antara stage holder dan masyarakat pembudidaya ikan lele setempat. Merumuskan permasalahan, kebutuhan, potensi dan pihak-pihak yang akan terlibat langsung dalam pelaksanaan program. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan program. Tahap ini akan dilaksanakan oleh kelompok budidaya ikan lele dengan didampingi oleh tim pendamping dari Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Pati. Setelah program berjalan dan terealisir, program akan dievaluasi dan ditentukan rencana tindak lanjutnya secara partisipatif dengan stake holder dan semua pihak yang terlibat dalam program ini. Tahapan evaluasi ini memiliki dua maksut, mengetahui adanya kesenjangan atau perbedaan antara tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dengan capaian yang telah dicapai dalam pelaksanaan, serta melihat adanya manfaat yang telah dicapai. Tahap ini dapat dimanfaatkan oleh tim pendamping, stake holder, dan kelompok peternak untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan, sehingga program yang akan dijalankan selanjutnya sebagai tindak lanjut (follow up) dari program ini dapat lebih terukur, efektif, dan efisien.
  • 8. 8 F. Matriks Program No Kegiatan Waktu Pelaks anaan Tujuan Sasaran program Indikator Pen . Jab 1 Identifikasi problem dan kebutuhan: Wawanca ra dengan tokoh agama masyarak at Konsultas i dengan pihak terkait Musyawa rah warga Awal april 2011 Mengidentifi kasi problem, Dan kebutuhan pembudidaya ikan lele dukuh pungker Tokoh masyaraka t, pihak terkait, dan masyaraka t setempat (target pelaksanaa n program) Problem teridentifikasi, dan kebutuhan terlihat Nur Kh oiri yah 2 Perencanaan program: - Petemua n stage holder awal - Pertemu an peserta gapoktan Awal mei 2011 membentuk kesepakatan kerjasama membentuk program kegiatan pengembang an pembudidaya an lele secara partisipatif Pihak PNPM, Koordinat or pencairan dana bantuan Men. Keu, Tokoh- tokoh Desa, Kesepakatan kerjasama terbentuk Perencanaan program terbentuk secara partisipatif Nur kho iriy ah
  • 9. 9 dari peserta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati Peserta pembudid aya yang tergabung dalam gapoktan 3 Pelaksanaan program Penyuluha n pembudida yaan ikan lele yang efektif dan efisien Pengemba ngan pembudida yaan berdasarka n materi penyuluha n Perte ngaha n mei 2011 Memberi-kan bekal keterampil-an beternak lele kepada kelompok tani Meningkat- kan pendapatan kelompok tani melalui implemen-tasi program Dinas perikanan, pembudid aya, para pembudid aya yang suxes, pembudid aya lele Pembudid aya lele Penyuluhan terlaksana, pemahaman, dan keterampilan pembudidaya terbentuk Adanya peningkatan pendapatan pembudidaya ikan lele Nur kho iriy ah 4 Evaluasi Awal Mengorek-si Kelompok Kelebihan dan Nur
  • 10. 10 program yang telah dilaksanak an agust us 20114 program yang telah dilaksanakan, dan menentukan RTL peterak, pendam- ping, dan stake holder kekurangan program teridentifikasi dan terevaluasi secara menyeluruh serta RTL terbentuk kho iriy ah G. Anggaran Proposal Penelitian Rp. 150.000,- Pelaksanaan a. Copy data Rp. 6.000,- b. Konsumsi workshop Rp. 100.000,- c. Copy angket wawancara Rp. 25.000,- Rp. 281.000,- Anggaran Belanja Program Pembudidayaan Ikan Lele 1. Pembuatan kolam : Rp 250.000 2. 10.000 benih lele ukuran 3,5-4,6 @ Rp 55,- : Rp 550.000 3. Pakan lele (pelet) a. 2 Zak pelet PF 1000 netto 10 kg @ Rp 115.000 : Rp 230.000 b. 30 Zak pelet FF 999 netto 10 kg @ Rp 120.000 : Rp 3.600.000 4. Obat lele, 2 RED bluedox @ Rp 10.000 : Rp 20.000 i. 2 PK kecil @ Rp 5.000 : Rp 10.000 Rp. 4.410.000,- Evaluasi Program a. Copy data Rp. 6.000,- b. Konsumsi evaluasi Rp. 100.000,- e. Laporan evaluasi program Rp. 100.000,- 4 Penentuan waktu berdasarkan proses kebutuhan yang diperlukan, dan sesuai dengan pembudidayaan lele pada pembesaran yang secara umum selama ± 4 bulan.
  • 11. 11 Rp. 206.000,- Total Rp. 4.897.000,- H. Penutup Hal-hal yang belum tercantum dalam proposal ini akan diatur kemudian sesuai dengan kebijakan bersama. Sekiranya proposal ini dapat menjadi jembatan untuk melakukan suatu peningkatan pembangunan dan terjalinnya ikatan kerjasama antara mahasiswa Prodi PMI STAI Mathali’ul Falah dengan penduduk Desa Karangwage, khususnya Dukuh Pungker dan para stake holder yang terlibat. Oleh karena itu tim pendamping mengharapkan dukungan dari berbagai pihak demi kelancaran perealisasian program pendampingan pembudidayaan ikan lele ini. Demikian proposal ini tim pendamping susun untuk ditindak lanjuti sebagaimana mestinya. Semoga program-program yang diajukan mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak yang sedianya akan terlibat, dan dalam perealisasiannya mendapatkan dukungan kerjasama yang kontributif dari seluruh elemen masyarakat Dukuh Pungker Desa Karangwage Trangkil Pati. Sebagai hasilnya, perealisasian program yang telah disetujui dapat mewujudkan target pelaksanaan dan memberikan manfaat nyata bagi tim pendamping dan penduduk Dukuh Pungker secara keseluruhan.