Dokumen ini membahas pentingnya mengurangi sampah makanan dan mengubah pola konsumsi untuk menyelamatkan lingkungan. Dengan memulai dari meja makan dengan memilih produk lokal dan mengurangi limbah, setiap orang dapat berkontribusi dalam pelestarian lingkungan untuk generasi mendatang. Dokumen ini juga menyinggung masalah lingkungan lain seperti pencemaran udara dan air serta deforestasi yang diakibatkan gaya hidup konsum
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
Dari meja makan untuk Lingkungan
1. Dari Meja Makan untuk Menyelamatkan Lingkungan
Oleh: Romly Revolvere *)
Refleksi Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2013, 5 Juni 2013
Sudahkan anda menengok isi tong sampah anda hari ini? Terdapat jenis sampah apa saja
disana? Jika salah satunya terdapat sisa makanan, sebaiknya mulai saat ini anda mulai
berfikir ulang.
Tanpa merasa bersalah sama sekali, kerap kita serta merta membuang sisa makanan,
karena yang terbersit kala itu, bahwa sisa makanan tersebut sudah berubah wujud menjadi
sampah, sementara sampah hingga saat ini dalam kesadaran kolektif kita merupakan
barang atau benda sisa yang harus segera disingkirkan karena mengganggu keindahan dan
kenyamanan.
Seperti itulah reproduksi jamak cara berfikir instan kita saat ini, tak mau direpotkan oleh
hal-hal yang dianggap sepele serta remeh temeh, sehingga segala sesuatu harus dieksekusi
pikiran dengan tindakan-tindakan cepat dan praktis tanpa mempertimbangkan hal-hal
esensial.
Namun dibalik keputusan dan tindakan instan tersebut, sejumlah persoalan lingkungan
menjadi hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Wajah kota telah berubah kumuh oleh sampah
sementara ekosistem di pedesaan hancur akibat kebijakan deforestasi guna memenuhi
kebutuhan pangan (konsumsi) warga kota.
Kesadaran Virtual dan Kepongahan Kapitalisme
Disatu sisi, saat ini kita tengah merayakan serta menikmati berbagai kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), konon pemerintah pun tengah bekerja keras untuk
terus menaikkan indeks pembangunan manusia.
Namun disisi lain, kita pun menyaksikan fakta semakin tergerusnya kesadaran insaniah
yang sangat dekat dengan perilaku serta tindakan-tindakan menghargai apa yang telah
diberikan alam semesta.
2. Reproduksi informasi, pengetahuan serta teknologi tentang pentingnya menjaga
kelestarian alam untuk keberlangsungan hidup umat manusia justru hanya menjadi
kesadaran virtual yang menggelikan.
Sebuah pertanyaan penting perlu kita ajukan disini, sejauh mana dunia pendidikan serta
kebebasan mengakses informasi bisa membentuk manusia untuk sadar ekologi? Sehingga
perilaku dan tindakannya bisa selaras dengan nilai-nilai serta pengetahuan untuk menjaga
kelestarian alam.
Jawaban atas pertanyaan ini tak perlu tertulis, namun sampah yang membuat wajah kota
menjadi kumuh, sungai yang tercemar, udara yang kotor serta laut yang rusak adalah hasil
dari reproduksi pikiran serta tindakan kolektif kita saat ini.
Membangun kesadaran ekologi ini penting ditengah kepungan godaan konsumerisme
sebagai buah dari ekonomi pasar. Seolah-olah tidak ada ruang tanpa jeda iklan dalam hari-
hari kita saat ini. Semua menggoda untuk dibeli dan dikonsumsi, bahkan untuk hal-hal yang
sifatnya tidak menjadi kebutuhan sekalipun.
Efek pongahnya kapitalisme ini tak terdeteksi secara serta merta, kecuali ketika kita
merenungkan bahwa dibalik semua kemudahan mendapatkan barang-barang konsumsi
tersebut, ada hal-hal esensial yang dikorbankan.
Efek negatif yang harus ditanggung oleh lingkungan hidup adalah peningkatan emisi gas
buang, pencemaran, sampah, deforestasi yang mengakibatkan menurunnya daya dukung
lingkungan hidup.
Selamatkan Lingkungan dari Meja Makan Anda
Hal yang paling sederhana untuk turut mengambil bagian dari gerakan penyelamatan
lingkungan bisa anda lakukan mulai dari meja makan anda. Merubah pola konsumsi untuk
meminimalisir sampah dan limbah makanan merupakan tindakan sederhana.
Sejatinya pilihan produk yang digunakan adalah barang-barang produksi lokal, sementara
pertimbangan berikutnya adalah jumlah sampah yang dihasilkan.
3. Dengan memulai tindakan ini, yaitu merubah pola konsumsi yang meminimalisir sampah
dan limbah, kita bisa menyelamatkan lingkungan. Sehingga, dari meja makan pun kita bisa
memulai gaya hidup ramah lingkungan untuk mewariskan bumi yang layak huni kepada
anak cucu kita.
Selamat hari lingkungan hidup 2013.
*) Penggiat Lingkungan Hidup, Program Officer Sekolah Demokrasi Tangsel