SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
MMOMENOMEN IINERSIANERSIAMMOMENOMEN IINERSIANERSIA
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
Dalam suatu irisan balok, tegangan normal yang dihasilkan oleh lenturan
berubah secara linier terhadap jaraknya dari sumbu netral.
Gambar (a), (b), (c) dan (d) menggambarkan hakekat dari distribusi
tegangan dalam suatu balok yang melawan momen lentur
Perubahan linier dari tegangan tersebut merupakan akibat dari
perubahan linier dalam regangan dan kesebandingan tegangan terhadap
regangan.
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
Berikut ini digambarkan sifat balok
pada saat melentur
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
KKESEIMBANGANESEIMBANGAN AARAHRAH HHORISONTALORISONTAL
Suatu balok dengan lenturan murni seperti pada gambar di bawah ini,
haruslah berada dalam keseimbangan. Oleh karena itu, jumlah semua
gaya yang diambil dalam arah horisontal x haruslah nol, yaitu Σ Fx = 0.
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
KKESEIMBANGANESEIMBANGAN AARAHRAH HHORISONTALORISONTAL
Perhatikan bahwa untuk momen lentur yang positif, tegangan normal
pada sebuah irisan adalah positif (tarik), sedangkan harga y nya negatif.
Sebaliknya untuk momen lentur yang negatif, tegangan normal pada
sebuah irisan adalah negatif (tekan), harga y nya positif.
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
KKESEIMBANGANESEIMBANGAN AARAHRAH HHORISONTALORISONTAL
Sehingga diperoleh ungkapan –(y/c) σmax yang merupakan ungkapan
umum untuk setiap daerah kecil tak berhingga dA dari irisan balok pada
jarak y dari sumbu netral.
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
KKESEIMBANGANESEIMBANGAN AARAHRAH HHORISONTALORISONTAL
Karena segmen pada balok tersebut hanya melawan sebuah kopel, maka
jumlah (integral) dari semua gaya yang bekerja pada irisan balok tersebut
haruslah nol. Sehingga Σ Fx = 0 adalah
−σmax/c konstan
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
KKESEIMBANGANESEIMBANGAN AARAHRAH HHORISONTALORISONTAL
Pada gambar, karena balok mendapatkan tegangan maka nilai variabel σmax , c dan
dA tidak mungkin bernilai nol. Sehingga hanya ada kemungkinan satu variabel
yang dapat bernilai nol, agar dapat dihasilkan Σ Fx = 0.
Variabel tersebut adalah y, yang merupakan jarak sebuah titik berat luas dA dari
sumbu netral. Dengan kata lain sumbu netral haruslah melalui titik berat dari
daerah penampang balok.
Jadi, sumbu netral dapat ditentukan dengan mudah untuk setiap balok, yaitu
dengan mencari titik berat dari daerah irisan penampang balok tersebut.
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
KKESEIMBANGANESEIMBANGAN MMOMENOMEN
Tinggal satu lagi persamaan keseimbangan statis penting yang akan
digunakan pada segmen balok pada gambar di atas. Persamaan ini adalah
Σ Mz = 0.
Momen luar M mendapatkan perlawanan yang besarnya sama dengan
momen lentur dalam yang dibentuk oleh tegangan lentur pada suatu
irisan.
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
KKESEIMBANGANESEIMBANGAN MMOMENOMEN
Besaran terakhir ini ditentukan dengan menjumlahkan gaya-gaya pada
daerah kecil tak berhingga dA, dikalikan dengan lengan yang
bersangkutan terhadap sumbu netral.
Momen inersia
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
PPERHITUNGANERHITUNGAN MMOMENOMEN IINERSIANERSIA
Integral y2 dA bergantung pada sifat geometris dari irisan penampang.
Dalam mekanika bahan integral ini dinamakan sebagai momen inersia.
Momen inersia (I) adalah suatu tetapan untuk luasan tertentu dari
penampang terhadap sumbu titik beratnya (bila jarak y diukur dari
sumbu titk berat, momen inersia Integral y2 dA).
Dengan menggunakan notasi hubungan persamaan dapat ditulis menjadiDengan menggunakan notasi hubungan persamaan dapat ditulis menjadi
Atau untuk setiap tegangan pada titik penampang
I
Mc
atauI
c
M −=−= max
max
σ
σ
∫=
−=
A
dAyIana
I
My
2
:dim
σ
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
PPERHITUNGANERHITUNGAN MMOMENOMEN IINERSIANERSIA
Langkah pertama untuk mengevaluasi momen inersia I untuk suatu
daerah adalah mendapatkan titik berat dari daerah tersebut.
Untuk mendapatkan momen inersia dari beberapa bentuk sederhana
digunakan teorema sumbu sejajar
2
0 AdIIzz += 0zz
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
CCONTOHONTOH 11
Hitunglah momen inersia terhadap sumbu horizontal yang melalui titik
berat luas penampang persegi yang terlihat dalam gambar
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
PPENYELESAIANENYELESAIAN 11
Titik berat irisan ini terletak pada perpotongan
kedua sumbu simetri dari luas siku empat.
Karena itu lebih baik menulis dA dengan d by.
Jadi
Dengan cara yang sama diperoleh
Bentuk-bentuk ini sangat sering dipakai, karena balok sikuempat sangat
banyak digunakan dalam praktek.
12
3
hb
Iyy =
12
3
0
bh
IIzz ==
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
CCONTOHONTOH 22
Tentukanlah momen inersia I terhadap sumbu horisontal untuk luas yang
terlihat dalam gambar di bawah ini
LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK
PPENYELESAIANENYELESAIAN 22

More Related Content

What's hot

Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikkaatteell
 
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanContoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanInstansi
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1555
 
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasiwandra doank
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial ParsialRose Nehe
 
Matriks & Operasinya Matriks invers
Matriks  & Operasinya Matriks inversMatriks  & Operasinya Matriks invers
Matriks & Operasinya Matriks inversMuhammad Martayuda
 
3 potensial listrik1 (ok)
3 potensial listrik1 (ok)3 potensial listrik1 (ok)
3 potensial listrik1 (ok)Mario Yuven
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasisyamsul huda
 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilRizky Islami
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Dewi Izza
 
Intensitas Radiasi
Intensitas RadiasiIntensitas Radiasi
Intensitas Radiasiriyadi2995
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Mukhamad Suwardo
 
Tugas 1 ekonomi teknik
Tugas 1 ekonomi teknikTugas 1 ekonomi teknik
Tugas 1 ekonomi teknikirwan zulkifli
 

What's hot (20)

Matematika Rekayasa chapter 1
Matematika Rekayasa chapter 1Matematika Rekayasa chapter 1
Matematika Rekayasa chapter 1
 
Bab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarikBab4 mt uji tarik
Bab4 mt uji tarik
 
Komposit matrik logam
Komposit  matrik logamKomposit  matrik logam
Komposit matrik logam
 
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanContoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panasPenerapan hukum fourier pada perpindahan panas
Penerapan hukum fourier pada perpindahan panas
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial Parsial
 
Matriks & Operasinya Matriks invers
Matriks  & Operasinya Matriks inversMatriks  & Operasinya Matriks invers
Matriks & Operasinya Matriks invers
 
3 potensial listrik1 (ok)
3 potensial listrik1 (ok)3 potensial listrik1 (ok)
3 potensial listrik1 (ok)
 
cacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasicacat kristal dan dislokasi
cacat kristal dan dislokasi
 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4
 
Perpan ii pertemuan 2 ok
Perpan ii pertemuan 2 okPerpan ii pertemuan 2 ok
Perpan ii pertemuan 2 ok
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
 
Intensitas Radiasi
Intensitas RadiasiIntensitas Radiasi
Intensitas Radiasi
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)
 
Tugas 1 ekonomi teknik
Tugas 1 ekonomi teknikTugas 1 ekonomi teknik
Tugas 1 ekonomi teknik
 
Tegangan
TeganganTegangan
Tegangan
 
Bab3 mt
Bab3 mtBab3 mt
Bab3 mt
 

Similar to Balok Lenturan

MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxZAIDSULAIMAN5
 
Unit 9 Kaji Daya Bahan
Unit 9 Kaji Daya BahanUnit 9 Kaji Daya Bahan
Unit 9 Kaji Daya BahanMalaysia
 
06 momen inersia 3
06  momen inersia 306  momen inersia 3
06 momen inersia 3tekpal14
 
Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturKetut Swandana
 
Analisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangAnalisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangDeviana Ambar
 
Materi struktur pertemuan iii,iv,v
Materi struktur pertemuan iii,iv,vMateri struktur pertemuan iii,iv,v
Materi struktur pertemuan iii,iv,vikecantik
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balikSimon Patabang
 
Bab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momenBab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momendika andika
 
tarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdftarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdfYusufNugroho11
 

Similar to Balok Lenturan (10)

MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptxMEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL SESSION 3 TORSI.pptx
 
Unit 9 Kaji Daya Bahan
Unit 9 Kaji Daya BahanUnit 9 Kaji Daya Bahan
Unit 9 Kaji Daya Bahan
 
06 momen inersia 3
06  momen inersia 306  momen inersia 3
06 momen inersia 3
 
Bab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lenturBab iii analisis penampang lentur
Bab iii analisis penampang lentur
 
Analisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangAnalisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidang
 
Materi struktur pertemuan iii,iv,v
Materi struktur pertemuan iii,iv,vMateri struktur pertemuan iii,iv,v
Materi struktur pertemuan iii,iv,v
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
 
Bab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momenBab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momen
 
tarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdftarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdf
 
Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 

Recently uploaded (7)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 

Balok Lenturan

  • 1. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK MMOMENOMEN IINERSIANERSIAMMOMENOMEN IINERSIANERSIA
  • 2. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK Dalam suatu irisan balok, tegangan normal yang dihasilkan oleh lenturan berubah secara linier terhadap jaraknya dari sumbu netral. Gambar (a), (b), (c) dan (d) menggambarkan hakekat dari distribusi tegangan dalam suatu balok yang melawan momen lentur Perubahan linier dari tegangan tersebut merupakan akibat dari perubahan linier dalam regangan dan kesebandingan tegangan terhadap regangan.
  • 3. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK Berikut ini digambarkan sifat balok pada saat melentur
  • 4. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK KKESEIMBANGANESEIMBANGAN AARAHRAH HHORISONTALORISONTAL Suatu balok dengan lenturan murni seperti pada gambar di bawah ini, haruslah berada dalam keseimbangan. Oleh karena itu, jumlah semua gaya yang diambil dalam arah horisontal x haruslah nol, yaitu Σ Fx = 0.
  • 5. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK KKESEIMBANGANESEIMBANGAN AARAHRAH HHORISONTALORISONTAL Perhatikan bahwa untuk momen lentur yang positif, tegangan normal pada sebuah irisan adalah positif (tarik), sedangkan harga y nya negatif. Sebaliknya untuk momen lentur yang negatif, tegangan normal pada sebuah irisan adalah negatif (tekan), harga y nya positif.
  • 6. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK KKESEIMBANGANESEIMBANGAN AARAHRAH HHORISONTALORISONTAL Sehingga diperoleh ungkapan –(y/c) σmax yang merupakan ungkapan umum untuk setiap daerah kecil tak berhingga dA dari irisan balok pada jarak y dari sumbu netral.
  • 7. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK KKESEIMBANGANESEIMBANGAN AARAHRAH HHORISONTALORISONTAL Karena segmen pada balok tersebut hanya melawan sebuah kopel, maka jumlah (integral) dari semua gaya yang bekerja pada irisan balok tersebut haruslah nol. Sehingga Σ Fx = 0 adalah −σmax/c konstan
  • 8. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK KKESEIMBANGANESEIMBANGAN AARAHRAH HHORISONTALORISONTAL Pada gambar, karena balok mendapatkan tegangan maka nilai variabel σmax , c dan dA tidak mungkin bernilai nol. Sehingga hanya ada kemungkinan satu variabel yang dapat bernilai nol, agar dapat dihasilkan Σ Fx = 0. Variabel tersebut adalah y, yang merupakan jarak sebuah titik berat luas dA dari sumbu netral. Dengan kata lain sumbu netral haruslah melalui titik berat dari daerah penampang balok. Jadi, sumbu netral dapat ditentukan dengan mudah untuk setiap balok, yaitu dengan mencari titik berat dari daerah irisan penampang balok tersebut.
  • 9. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK KKESEIMBANGANESEIMBANGAN MMOMENOMEN Tinggal satu lagi persamaan keseimbangan statis penting yang akan digunakan pada segmen balok pada gambar di atas. Persamaan ini adalah Σ Mz = 0. Momen luar M mendapatkan perlawanan yang besarnya sama dengan momen lentur dalam yang dibentuk oleh tegangan lentur pada suatu irisan.
  • 10. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK KKESEIMBANGANESEIMBANGAN MMOMENOMEN Besaran terakhir ini ditentukan dengan menjumlahkan gaya-gaya pada daerah kecil tak berhingga dA, dikalikan dengan lengan yang bersangkutan terhadap sumbu netral. Momen inersia
  • 11. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK PPERHITUNGANERHITUNGAN MMOMENOMEN IINERSIANERSIA Integral y2 dA bergantung pada sifat geometris dari irisan penampang. Dalam mekanika bahan integral ini dinamakan sebagai momen inersia. Momen inersia (I) adalah suatu tetapan untuk luasan tertentu dari penampang terhadap sumbu titik beratnya (bila jarak y diukur dari sumbu titk berat, momen inersia Integral y2 dA). Dengan menggunakan notasi hubungan persamaan dapat ditulis menjadiDengan menggunakan notasi hubungan persamaan dapat ditulis menjadi Atau untuk setiap tegangan pada titik penampang I Mc atauI c M −=−= max max σ σ ∫= −= A dAyIana I My 2 :dim σ
  • 12. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK PPERHITUNGANERHITUNGAN MMOMENOMEN IINERSIANERSIA Langkah pertama untuk mengevaluasi momen inersia I untuk suatu daerah adalah mendapatkan titik berat dari daerah tersebut. Untuk mendapatkan momen inersia dari beberapa bentuk sederhana digunakan teorema sumbu sejajar 2 0 AdIIzz += 0zz
  • 13. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK CCONTOHONTOH 11 Hitunglah momen inersia terhadap sumbu horizontal yang melalui titik berat luas penampang persegi yang terlihat dalam gambar
  • 14. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK PPENYELESAIANENYELESAIAN 11 Titik berat irisan ini terletak pada perpotongan kedua sumbu simetri dari luas siku empat. Karena itu lebih baik menulis dA dengan d by. Jadi Dengan cara yang sama diperoleh Bentuk-bentuk ini sangat sering dipakai, karena balok sikuempat sangat banyak digunakan dalam praktek. 12 3 hb Iyy = 12 3 0 bh IIzz ==
  • 15. LLENTURANENTURAN MMURNIURNI BBALOKALOK CCONTOHONTOH 22 Tentukanlah momen inersia I terhadap sumbu horisontal untuk luas yang terlihat dalam gambar di bawah ini