1. PERTUMBUHAN &
PERKEMBANGAN
Standar Kompetensi: 1. Memahami Berbagai Sistem dalam Kehidupan
manusia
Kompetensi Dasar: 1.1. Mengenali pentingnya pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup
1.2. Mendiskripsikan tahapan perkembangan manusia
MATERI IPA KELAS VIII SEMESTER I
Hotimah, S.Pd.Si – September 2013
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan
ukuran, volume dan jumlah sel, bersifat kuantitatif dan
bersifat irreversibel (tidak kembali lagi seperti semula).
Perkembangan adalah suatu proses menuju suatu keadaan
yang lebih kompleks dan dewasa, bersifat kualitatif.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi
antara faktor dalam dan faktor luar.
3. Faktor luar (faktor lingkungan) adalah faktor yang ada di
sekeliling organisme.
Organisme yang cukup gizi akan tumbuh dengan baik
sedangkan yang kekurangan gizi mengalami gangguan
pertumbuhan.
Yang termasuk faktor luar:
1. nutrien dan air,
2. cahaya,
3. suhu,
4. oksigen dan
5. kelembapan.
4. Nutrien atau zat makanan diperlukan sebagai sumber
energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai
komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan.
Hewan mendapatkan nutrien dari tumbuhan dan hewan
lain.
Tumbuhan mendapatkan nutrien dari dalam tanah.
Nutrien dibedakan menjadi dua yaitu
1. makronutrien (unsur yang dibutuhkan dalam jumlah
banyak)
2. mikronutrien (unsur yang dibutuhkan dalam jumlah
sedikit).
Tumbuhan yang kekurangan nutrien pertumbuhannya
terhambat.
5. Air sangat penting bagi kehidupan
karena air merupakan bahan pelarut di
dalam tubuh.
Tumbuhan yang kekurangan air akan
meningkatkan sintesis hormon
absisin yang dapat menghambat
pertumbuhan.
Air mempengaruhi kadar enzim dan
substrat sehingga secara tidak langsung
air mempengaruhi laju reaksi
metabolisme.
Tumbuhan yang kekurangan air,
biasanya justru mempercepat
pembentukan bunga dan biji untuk
mempersingkat siklus hidupnya.
6. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk
fotosintesis dan pertumbuhan.
Dalam keadaan gelap, auksin merangsang
pemanjangan sel sehingga tumbuhan akan tumbuh
lebih cepat. Tetapi tumbuhan tersebut mengalami
etiolasi yaitu tampak kuning pucat dan kurus.
Cahaya dibutuhkan tumbuhan dalam intensitas
sedang karena jika intensitas cahaya terlalu tinggi,
klorofil akan rusak.
Hewan juga memerlukan cahaya matahari untuk
mengaktifkan provitamin D di dalam kulit menjadi
vitamin D untuk kekuatan tulang.
7. Semua organisme memerlukan suhu tertentu untuk
bertahan hidup.
Suhu berpengaruh terhadap kerja enzim dan fisiologi
orgnisme.
Suhu optimum yang paling baik untuk pertumbuhan adalah
10-38oC.
Oksigen diperlukan organisme untuk pernafasan.
Oksigen digunakan untuk membakar zat makanan agar
menghasilkan energi.
Energi tersebut digunakan untuk beraktivitas.
8. Pada tumbuhan, kelembaban udara mempengaruhi proses
penguapan air.
Jika kelembapan udara rendah, maka penguapan air meningkat
sehingga penyerapan air dan garam-garam mineral oleh akar
semakin banyak. Keadaan ini akan memacu pertumbuhan.
Kelembapan tanah mempengaruhi kandungan zat organik di dalam
tanah.
Jika kelembapan tanah tinggi, maka kandungan air dan bahan
organik dalam tanah semakin banyak.
9. B. Faktor Dalam
Faktor dalam adalah faktor yang terdapat dalam tubuh
organisme contohnya sifat genetik dan hormon.
1. Gen
Gen bertanggung jawab dalam pewarisan sifat keturunan.
Gen juga berperan sebagai pembawa kode untuk
pembentukan protein, enzim dan hormon yang
mempengaruhi, mengatur dan mengendalikan
pertumbuhan.
Setiap sel hidup akan mewarisi gen dari induknya.
Informasi genetik yang tepat perlu diterima oleh setiap sel
pada saat pembelahan sel, agar setiap organ dapat tumbuh
dengan tepat.
10. 2. Hormon
Hormon pada manusia disebut somatotrof.
Hormon somatrof dapat meningkatkan pembelahan sel,
sintesis protein dan pertumbuhan tulang.
Orang yang kelebihan hormon somatotrof akan mengalami
pertumbuhan raksasa (gigantisme), sedangkan yang
kekurangan akan mengalami kekerdilan (kretinisme).
Masa pertumbuhan manusia ada batasnya.
Pada laki-laki umumnya pertumbuhan akan terhenti pada
usia 22 tahun, sedangkan pada perempuan pada umur 18
tahun.
Hormon pada tumbuhan disebut fitohormon contohnya
auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, etilen, asam
traumatin dan kalin.
11. PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN PADA
TUMBUHAN BERBUNGA
A. Perkecambahan
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan
perkembangan embrio.
Plumula menjadi batang dan radikula menjadi akar.
Perkecambahan dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Hipogeal, epikotil muncul di atas permukaan tanah
sedangkan hipokotil dan kotiledonnya tetap berada di
dalam tanah. Contohnya kecambah kacang merah dan
kacang kapri.
2. Epigeal, epikotil, hipokotil dan kotiledonnya muncul di
atas permukaan tanah. Contohnya kecambah kacang
hijau dan kacang tanah.
12.
13. Embrio yang tumbuh belum memiliki klorofil, sehingga
embrio belum dapat membuat makanan sendiri.
Embrio mengambil makanan dari endosperma atau putih
lembaga.
Tumbuhan polong-polongan, contohnya kacang tanah tidak
memiliki endosperm sehingga embrio mengambil
makanannya dari kotiledon.
Proses perkecambahan dipengaruhi oleh oksigen, suhu dan
cahaya.
Oksigen dipakai dalam proses oksidasi sel untuk
menghasilkan energi.
Perkecambahan tidak dapat berlangsung pada suhu yang
tinggi, karena suhu yang tinggi dapat merusak enzim.
Perkecambahan membutuhkan hormon auksin yang mudah
rusak bila terkena intensitas cahaya yang tinggi. Oleh
karena itu, kecambah tumbuh lebih panjang di tempat gelap
daripada di tempat terang.
14. C. Pertumbuhan Primer
Di ujung batang dan ujung akar terdapat sel-
sel meristem.
Aktivitas sel-sel meristem menyebabkan
batang dan akar tumbuh memanjang.
Proses pertumbuhan ini disebut pertumbuhan
primer.
Pertumbuhan primer batang diukur secara
kuantitatif, misalnya dengan alat yang
dinamakan auksanometer.
Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan
ujung akar menurut aktivitasnya dapat
dibedakan menjadi tiga daerah:
1. Daerah pembelahan sel, terdapat di
bagian ujung. Selnya aktif untuk
membelah, dan bersifat meristemastis.
2. Daerah perpanjangan sel, terletak di
belakang daerah pembelahan. Selnya
aktif untuk membesar dan memanjang.
3. Daerah diferensiasi. Selnya
berdiferensiasi menjadi sel dengan
struktur dan fungsi yang khusus.
15. D. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder tumbuhan
terjadi akibat aktivitas kambium.
Sel kambium membelah ke arah luar
membentuk floem dan membelah ke
dalam membentuk xilem.
Pertambahan jumlah sel floem dan
xilem menyebabkan diameter batang
bertambah besar.
Pada musim kemarau lapisan yang
terbentuk lebih tipis dari pada pada
saat musim penghujan. Perbedaan
pertumbuhan ini membuat formasi
lingkaran yang disebut sebagai
lingkaran tahun.
16. Hormon Tumbuhan (Fitohormon)
1. Auksin
Fungsi auksin adalah:
1.mengatur pembesaran sel,
2.memacu perpanjangan sel di
daerah belakang meristem ujung.
3.merangsang pembelahan sel-sel
kambium,
4.meningkatkan perkembangan
bunga dan buah,
5.merangsang perkembangan akar
lateral.
Auksin rusak jika terkena cahaya
sehingga batang yang terkena sinar
memiliki kadar auksin yang rendah
dan membengkok menuju arah
datangnya sinar.
17. 2. Giberelin
• Giberelin ditemukan pada semua bagian tanaman
misalnya pucuk batang, ujung akar, bunga, buah
dan terutama pada biji.
• Fungsi giberelin:
• merangsang pembelahan sel,
• merangsang aktivitas enzim amilase dan
proteinase dalam perkecambahan,
• merangsang pembentukan tunas,
• menghilangkan dormansi biji,
• merangsang munculnya bunga sebelum
waktunya
• merangsang pertumbuhan buah secara
partenokarpi.
• Giberelin dapat mengubah tanaman kerdil
menjadi 3-5 kali lebih tinggi.
18. 3. Sitokinin
Sitokinin banyak terdapat pada organ muda (biji, buah dan
daun) dan di ujung akar.
Sitokinin dibuat di akar lalu diangkut melalui xilem menuju
daun dan buah.
Peranan sitokinin adalah:
merangsang pembelahan sel,
merangsang pembentukan tunas,
menghambat efek dominasi apikal oleh auksin dan
mempercepat pertumbuhan memanjang.
Sitokinin menunda penuaan dan mempertahankan
kesegaran jaringan supaya tetap hijau.
19. 4. Asam Absisat
Peranan asam absisat adalah:
1. menghambat pembelahan dan pemanjangan
sel,
2. menunda pertumbuhan,
3. membantu dormansi.
20. 5. Gas Etilen
Gas etilen ditemukan pada tahun 1934 oleh R. Gane.
Gas etilen berperan dalam mempercepat pematangan
buah.
Nama perdagangan etilen adalah karbit.
Etilen juga menyebabkan pertumbuhan batang
menjadi tebal yang berguna untuk menahan pengaruh
angin.
Kombinasi etilen dengan hormon lain dapat
menguntungkan. Misalnya etilen dengan auksin dapat
memacu pembungaan pada mangga dan nanas.
Kombinasi etilen dengan giberelin dapat mengatur
tumbuhnya bunga jantan dan bunga betina.
21. 6. Asam Traumatin
• Asam traumatin (hormon luka), berperan merangsang
pembelahan sel-sel di bagian tumbuhan yang luka supaya
tertutup.
7. Kalin
• Hormon kalin dibedakan atas:
– rizokalin untuk merangsang pembentukan akar;
– kaulokalin merangsang pembentukan batang;
– filokalin merangsang pembentukan daun; dan
– antokalin atau florigen merangsang pembentukan bunga.
22. PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN PADA HEWAN
A. Tahap-Tahap Perkembangan Hewan
Hewan bersel satu (Protozoa) tidak memiliki proses perkembangan yang
kompleks.
Perkembangan hewan bersel banyak dimulai dari zigot – embrio - janin
Tahapan perkembangannya yaitu pembelahan (cleavage), gastrulasi dan
organogenesis.
1. Pembelahan (Cleavage)
Zigot berupa satu sel yang memiliki satu
inti.
Zigot mengalami pembelahan mitosis dari
satu menjadi dua sel, kemudian empat sel,
delapan sel, enambelas sel dan seterusnya.
Pembelahan zigot berlanjut memberbentuk
morula. Selanjutnya dari morula membentuk
blastula.
Fase Morula
23. 2. Gastrulasi
Blastula berkembang membentuk gastrula.
Pada tahap gastrulasi terjadi pengaturan sel-sel blastula
menjadi tiga lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan
endoderm.
24. 3. Organogenesis
• Setelah gastrulasi selesai, lapisan ektoderm,
mesoderm dan endoderm, mengalami diferensiasi
menjadi jaringan-jaringan khusus yang akan
berkembang membentuk berbagai organ.
• Lapisan ektoderm berkembang menjadi
– saraf, - otak,
– sumsum tulang belakang, - kulit luar,
– bola mata, - lensa mata,
– hidung, - telinga,
– rambut, - kuku,
– medula kelenjar adrenal (kelenjar yang terletak di atas
ginjal).
26. Berdasarkan lapisan tubuhnya, organisme dibedakan
menjadi:
1. hewan diplobastik (memiliki 2 lapisan yaitu ektoderm
dan endoderm) dan
2. hewan triplobastik (memiliki 3 lapisan yaitu ektoderm,
mesoderm dan endoderm).
Hewan diplobastik contohnya Porifera.
Hewan triplobastik contohnya cacing, serangga,
echinodermata dan chordata.
27.
28. B. Metamorfosis
Beberapa hewan invertebrata mengalami metamorfosis yaitu
perubahan bentuk tubuh dalam hidupnya.
1. Metamorfosis pada serangga
Berdasarkan perkembangannya, serangga dibedakan menjadi 3
macam yaitu:
1) serangga yang bermetamorfosis sempurna
(homometabola), misalnya kupu-kupu, koleoptera, lalat dan
nyamuk.
2) serangga yang bermetamorfosis tidak sempurna
(hemimetabola), misalnya belalang, jangkrik, kecoa dan laron.
3) serangga yang tidak bermetamorfosis (ametabola), misalnya kutu
buku. Pada serangga ini telur berkembang menjadi imago.
29. Tahap metamorfosis bermula dari perkembangan telur menjadi larva.
Larva memiliki bentuk yang sangat berbeda dibanding dewasa.
Ulat adalah larva kupu-kupu.
Larva dapat tumbuh dari kecil menjadi besar, tetapi selalu didahului
dengan ganti kulit (ekdisis atau molting).
Setelah larva berukuran tertentu, ia akan inaktif atau dorman. Tahap
ini dinamakan pupa.
Selama fase pupa, terjadi proses diferensiasi sel dan pembentukan
organ-organ baru, misalnya sayap, bulu, dan antena.
Setelah semua organ dewasa terbentuk pupa mengalami ganti kulit,
dan muncul individu dewasa berupa kupu-kupu.
30. 2. Metamorfosis Pada Katak
Metamorfosis pada katak tidak mengalami pergantian kulit.
Zigot mula-mula berkembang menjadi berudu.
Berudu ini tidak memiliki kaki tetapi memiliki ekor dan sirip.
Selanjutnya tumbuh kaki belakangnya.
Pergantian organ pada metamorfosis katak disesuaikan dengan
perubahan habitat dari air ke darat.
Misalnya insang berubah bentuk dan fungsi menjadi paru-paru,
berudu yang mula-mula tidak berkaki tumbuh menjadi katak
yang berkaki, serta hilangnya ekor.
31. C. Metagenesis
Metagenesis adalah pergiliran keturunan selama siklus hidup
organisme.
Contohnya tumbuhan lumut dan paku.
Pergiliran keturunan terjadi antara generasi gametofit dan
generasi sporofit.
Generasi gametofit menghasilkan gamet (sel kelamin),
sedangkan generasi sporofit menghasilkan spora.
32. 1. Metagenesis pada Tumbuhan
a. Metagenesis Tumbuhan Lumut
Spora tumbuh menjadi protonema.
Protonema tumbuh menjadi tumbuhan lumut.
Tumbuhan lumut disebut gametofit (2n) karena
menghasilkan gamet.
Tumbuhan lumut memiliki anteridium (kelamin jantan) dan
arkegonium (kelamin betina).
Anteridium menghasilkan sperma, dan arkegonium
menghasilkan ovum.
Peleburan sperma dan ovum mengasilkan zigot.
Zigot berkembang menjadi sporofit (n) dan menghasilkan
spora.
33.
34. b. Metagenesis Tumbuhan Paku
Spora tumbuh menjadi protalium. Protalium tumbuh menjadi
gametofit yang menghasilkan anteridium dan arkegonium.
Peleburan sperma dan ovum mengasilkan zigot. Zigot tumbuh
menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku bersifat sporofit yang
mengasilkan spora.
35. c. Metagenesis Tumbuhan Berbiji
• Tumbuhan berbiji adalah sporofit.
• Generasi gametofit betina berkembang di dalam bakal biji yang masih
berhubungan dengan tumbuhan induknya.
• Gametofit jantan dimulai saat tebentuknya mikrospora, setelah itu
dilanjutkan pada saat setelah penyerbukan.
• Generasi gametofit tumbuhan biji waktunya singkat, perkembangannya
terlindung, dan hidupnya tergantung tumbuhan induknya.
• Mikrospora yang keluar dari kotak spora berkembang menjadi serbuk
sari.
• Setelah penyerbukan, serbuk sari berkembang menjadi buluh serbuk
sari.
• Buluh serbuk sari membentuk sel sperma.
• Buluh serbuk sari disebut sebagai generasi mikrogametofit.
• Sedangkan generasi megagametofitnya (makrogametofit) adalah
kantung lembaga (kantong embrio).
• Setelah terjadi peleburan sel sperma dan ovum, maka terbentuklah zigot.
• Zigot berkembang menjadi embrio (lembaga) di dalam biji.
• Biji tumbuh menjadi kecambah, dan akhirnya menjadi tumbuhan dewasa.
• Tumbuhan dewasa menghasilkan bunga dan seterusnya.
36.
37. 2. Metagenesis pada Hewan
Beberapa jenis hewan
Invertebrata mengalami
metagenesis, contohnya ubur-
ubur.
Ubur-ubur hidup di laut dan
mengalami pergiliran keturunan,
yaitu fase polip yang menetap di
dasar perairan dan fase medusa
yang dapat berenang bebas.
Polip pada ubur-ubur merupakan
generasi vegetatif, sedangkan
medusa merupakan generasi
generatif.