SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
LAPORAN PRAKTIKUM
AGROTEKNOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN I
PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE NUSERY
DPP/DPJ : Ir. ROBERT SIAHAAN,M.Si
ASISTEN : 1. ROMA TUAH SITEPU
2. HENRY PASKAH GULTOM
OLEH :
FEBRINA SINAGA
130420017
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai paling
lambat satu tahun sebelum penanaman di lapangan. Standar yang biasa dilakukan,
kapasitas pembibitan 1 ha kelapa sawit dapat menyediakan bibit tanaman untuk
kebun seluas 71 ha. Lokasi pembibitan harus mendapat perhatian, terutama hal-
hal sebagai berikut:
• dekat dengan sumber air
• bebas genangan air atau banjir
• dekat dari pengawasan, mudah dikunjungi
• tidak jauh dari areal yang akan ditanami
• tidak terlalu jauh dengan sumber tanah (top soil) untuk mengisi polybag.
Untuk memperoleh bibit yang berasal dari biji dapat dilakukan dengan
mengusahakan sendiri atau memesan ke produsen resmi bibit kelapa sawit yang
telah ditunjuk pemerintah. Kegiatan mengusahakan bibit kelapa sawit dimulai
dengan melakukan seleksi biji, mengecambahkan, menyemai, dan
membibitkannya.
Pada dasarnya dikenal dua sistem pembibitan yaitu sistem pembibitan
ganda (double stage system) dan sistem pembibitan tunggal (single stage system).
Pada penerapan sistem tahap ganda, penanaman bibit dilakukan sebanyak dua
kali. Tahap pertama disebut pembibitan pendahuluan, yaitu kecambah ditanam
dengan menggunakan plastik polibag kecil sampai bibit berumur 3 bulan,
kemudian tahap kedua bibit tersebut ditanam ke pembibitan utama yang
menggunakan plastik polibag besar selama 9 bulan.
Pada sistem pembibitan tahap tunggal, bibit langsung di tanam di dalam
plastik polibag besar hingga berumur 12 bulan tanpa harus ditanam di dalam
plastik polibag kecil. Pada prinsipnya sistem manapun yang dipilih tujuannya
sama, yaitu untukmenghasilkan bibit yang berkualitas dengan daya tahan tinggi
dan kemampuan adaptasinya yang besar sehingga faktor kematian bibit di
pembibitan dan setelah dilapangan dapat ditekan.
1.2 Tujuan
Mengetahui cara menyediakan bahan tanam sawit, mulai dari
pemeliharaan tandan, seleksi kecambah, pelaksanaan pre nursery hingga main
nursery.
II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor dalam maupun faktor luar tanaman kelapa sawit itu sendiri.
Faktor dalam terdiri dari bagian-bagian tanaman, seperti akar, batang, daun, dan
buah. Sedangkan faktor luar adalah faktor lingkungan seperti iklim, curah hujan,
suhu, kelembaban, jenis tanah, dan pH tanah (Mangoensoekarjo dan Semangun,
2005).
Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan
pembudidayaan pada tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan ini
diharapkan akan menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit
yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang
optimal serta berkemampuan dalam menghadapi kondisi cekaman lingkungan saat
pelaksanaan transplanting. Salah satu cekaman lingkungan adalah kekeringan.
Kekeringan akibat musim kemarau merupakan salah satu faktor yang nyata
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit (Siregar, dkk. 1995).
2. 1 SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
Lama penyinaran matahari rata‐rata 5‐7 jam/hari. Curah hujan tahunan
1.500‐4.000 mm. Temperatur optimal 24‐280C. Ketinggian tempat yang ideal
antara 1‐500 m dpl. Kecepatan angin 5‐6 km/jam untuk membantu proses
penyerbukan.
Media Tanam
Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur.
Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm),
pH tanah 4‐6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah
gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan
kelapa sawit (Anonim, 2001).
Pekerjaan yang dilakukan pada pembibitan ini meliputi:
1. Pembuatan pembibitan awal (0 – 3 bulan), meliputi pekerjaan : persiapan
lahan dan perataan lahan, pengadaan alat dan bahan, pembuatan naungan,
pembuatan jaringan irigasi dan penanaman.
2. Pembuatan pembibitan utama (3 – 9 bulan), meliputi pekerjaan : persiapan
lahan dan perataan lahan, pengadaan alat dan bahan, pemindahan tanaman
dari plastik kecil ke plastik besar, pengaturan jarak, dll.
3. Bibit yang telah ditanam di polibag dipelihara dengan baik agar
pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke
lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang tepat. Pemeliharaan bibit
meliputi penyiraman, penyiangan, pengawasan dan seleksi, serta pemupukan
(Anastasia, 2003).
2.2 PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
2.2.1 Pembibitan
Penyemaian
Sebelum disemai tanah di persemaian semprotkan dengan larutan pupuk
hayati MiG‐6PLUS pada media persemaian. Setelah berkecambah, masukkan
dalam polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5‐2,0 kg tanah lapisan atas yang telah
diayak. ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan
polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3‐4 bulan dan
berdaun 4‐5 helai bibit dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11
mm yang berisi 15‐30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam,
tanah siram/semprotkan dengan larutan pupuk hayati MiG‐6PLUS.dengan dosis
10ml campur air 1 liter. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan
jarak 90x90 cm.
Pemeliharaan Pembibitan
Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2‐3 kali sebulan atau
disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan
mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9
bulan.
(Anonim, 2016).
2.2.2 Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup
tanah (legume cover crop LCC) ada areal tanaman kelapa sawit sangat penting
karena dapat memperbaiki sifat‐sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah
erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman
pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang‐kacangan sebaiknya
dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40
cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah.
Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak
1,5 m dari sisi lereng.
Cara Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur.
Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag dengan larutan MiG‐6PLUS
(10ml MiG‐6PLUS dengan air 1 liter, cukup untuk 10‐15 bibit tanaman).
Lepaskan plastik polybag hati‐hati dan masukkan bibit ke dalam lubang
2.2.3 Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman dan Penjarangan
Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10‐14 bulan. Populasi 1
hektar + 135‐145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
Penyiangan
Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma (Anonim,2016).
Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari.
Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari
terbongkarnya kecambah atau akar bibit muda muncul ke permukaan. Setiap bibit
membutuhkan 100-250 ml air setiap penyiraman. Penyiraman dilakukan secara
manual dengan gembor dan hindari pancaran air yag terlalu deras. Jika curah
hujan lebih besar dari 8 mm/hari, penyiraman tidak perlu dilakukan.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual dengan mencabut
gulma yang tumbuh dengan menggunakan tangan dengan rotasi dua minggu
sekali. Pelaksanaan penyiangan biasanya bersamaan dengan penambahan tanah ke
dalam polybag. Penyiangan gulma yang tumbuh di luar media tanam dilakukan
secara manual dengan rotasi yang sama.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah urea atau pupuk majemuk NPK dengan
konsentrasi 0,2% atau 2 gram/liter untuk 100 bibit, dilakukan pada saat bibit
berumur 4 minggu. Selain itu, pemupukan dilakukan secara foliar application
(melalui daun) dengan frekuensi seminggu sekali.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang menyerang saat pembibitan awal diantaranya semut, jangkrik,
belalang, tikus, dan cacing. Sementara itu, penyakit yang biasa terjadi diantaranya
helminthosporium, anthracnosa dan blast. Pengendalian hama dan penyakit yang
terbaik dengan cara mengatur kondisi lingkungan agar tidak lembab dan
menghilangkan sumber infeksi. Selain itu, dapat juga dengan mengurangi
naungan, memotong bagian bibit yang sakit, menggunakan bahan kimia,
membakar tanaman yang terserang, dan pengutipan hama.
Seleksi Bibit
Seleksi bibit dilakukan berdasarkan beberapa syarat utama, diantaranya
bibit tumbuh normal, sehat, dan tidak cacat. Seleksi bibit di tahap pembibitan
awal dilakukan saat pindah tanam dari pembibitan awal ke pembibitan utama.
Tujuannya untuk menghindari terbawanya bibit abnormal ke pembibitan utama
(main nursery). Ciri-ciri bibit abnormal diantaranya, anak daun memanjang dan
sempit, anak daun bergulung, anak daun menguncup, anak daun mengkerut, bibit
kerdil, dan bibit berputar. Bibit abnormal ini dapat disebabkan oleh faktor genetik,
kesalahan kultur teknis, dan serangan hama penyakit. Sementara itu, pemindahan
bibit dari pembibitan awal ke pembibitan utama dilakukan saat bibit berumur 2,5-
3 bulan dengan jumlah daun 3-4 helai (Anonim, 2014).
III
METODA PERCOBAAN
3.1 Waktu dan tempat
Praktikum Agroteknologi Tanman Perkebunan I ini, dilaksanakan mulai
dari Rabu, tanggal 27 Mei 2016 sampai dengan Rabu, 28 Juni 2016, pada pukul
15.00 wib – 17.00 wib. Pengamatan dilaksanakan setiap hari Rabu. Bertempat di
lahan perkebunan kelapa sawit Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera
Utara, Medan.
3.2 Alat dab bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini
adalah diantaranya,
1. Kecambah sawit
2. Poly bag
3. Cangkul
4. Parang
5. Gembor
6. Label / Pamflet
3.3 Prosedur Percobaan
1. Bedengan disiapkan untuk ipukan atau pre nursery beserta atap bedengan
2. Disiapkan baby polybag, disusun didalam bedengan ipukan
3. Ditanam kecambah sawit jenis tenera, dan dipeliharadi PN selama 3-4
4. Disiapkan large polybag, diisi dengan top soil 2/3 bagian, disusun dengan
teratur di bibitan lapangan (MN) dengan sistem segitiga sama sisi (90 cm)
5. Dipindahkan bibit baby polybag bersama tanahnya bersama tanahnya
secara utuh ke large polybag, dipotong dan dibuang dengan hati –hati baby
polybag tanpa merusak perakaran bibit
6. Dilakukan pemeliharaan bibit di PN dan MN yaitu : Penyiraman,
Penyiangan, Pemupukan, Pengendalian hama dan penyakit dan Seleksi
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia. 2003. Petunjuk Praktis Pengolahan dan Budidaya Kelapa Sawit.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Anonim. 2001. http://klpswt.blogspot.co.id/2015/11/pembibitan-kelapa-sawit-pre-
nursery-dan.html, diakses pada 27 Juni 2016.
Anonim. 2014. http://pilinperkebunan.blogspot.co.id/,diakses pada 27 Juni 2016.
Anonim. 2016. http://jacq-planter.blogspot.co.id/2014/10/pembibitan-awa-pre-
nursery.html, diakses pada 27 Juni 2016.
Anonim. 2016. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32249, diakses pada
27 Juni 2016.
Mangoensoekarjo dan Semangun. 2005. Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.
Siregar, dkk. 1995. Kelapa sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius,
Yogyakarta.

More Related Content

What's hot (19)

Budidaya tomat ptt
Budidaya tomat pttBudidaya tomat ptt
Budidaya tomat ptt
 
Penanaman pohon Silvikultur
Penanaman pohon SilvikulturPenanaman pohon Silvikultur
Penanaman pohon Silvikultur
 
Teknis Berkebun Dahlia
Teknis Berkebun DahliaTeknis Berkebun Dahlia
Teknis Berkebun Dahlia
 
Presentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yaniPresentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yani
 
Budi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabaiBudi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabai
 
Teknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganTeknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman pangan
 
Acara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekbenAcara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekben
 
Pembuatan Simplisia dari tanaman obat
Pembuatan Simplisia dari tanaman obatPembuatan Simplisia dari tanaman obat
Pembuatan Simplisia dari tanaman obat
 
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian TapakPemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
 
budidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisiabudidaya tanaman simplisia
budidaya tanaman simplisia
 
Tanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunTanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur Daun
 
Microgreen
MicrogreenMicrogreen
Microgreen
 
Prakarya – budidaya tomat
Prakarya – budidaya tomat Prakarya – budidaya tomat
Prakarya – budidaya tomat
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Cara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentangCara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentang
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 
Teknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomatTeknik budidaya tanaman tomat
Teknik budidaya tanaman tomat
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Tugas mk buah presentation
Tugas mk buah presentationTugas mk buah presentation
Tugas mk buah presentation
 

Similar to Agroteknologi tanaman perkebunan i

Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahsujononasa
 
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptxPRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptxTerserah8
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Yadhi Muqsith
 
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya HebrasPedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya HebrasWarta Wirausaha
 
Sistem Produksi Tanaman Hias
Sistem Produksi Tanaman HiasSistem Produksi Tanaman Hias
Sistem Produksi Tanaman HiasKarissa8
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiFebrina Tentaka
 
Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkasujononasa
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTidar University
 
Tugas prtn nilam dan tebuh
Tugas prtn nilam dan tebuhTugas prtn nilam dan tebuh
Tugas prtn nilam dan tebuhRieke Eva
 
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatBahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatWulung Gono
 
Budidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam SemangkaBudidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam SemangkaWarta Wirausaha
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangWarnet Raha
 
Teknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jerukTeknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jeruksujononasa
 

Similar to Agroteknologi tanaman perkebunan i (20)

Teknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanahTeknis budidaya kacang tanah
Teknis budidaya kacang tanah
 
155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah155 budi daya kacang tanah
155 budi daya kacang tanah
 
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptxPRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
PRESENTASI CENGKEH FIX.pptx
 
Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1Makalah kacang hijau1
Makalah kacang hijau1
 
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya HebrasPedoman Teknis Budidaya Hebras
Pedoman Teknis Budidaya Hebras
 
Sistem Produksi Tanaman Hias
Sistem Produksi Tanaman HiasSistem Produksi Tanaman Hias
Sistem Produksi Tanaman Hias
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
 
Teknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangkaTeknis budidaya semangka
Teknis budidaya semangka
 
Presentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yaniPresentation terung filsafat yani
Presentation terung filsafat yani
 
Kunyit
KunyitKunyit
Kunyit
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 
Tugas prtn nilam dan tebuh
Tugas prtn nilam dan tebuhTugas prtn nilam dan tebuh
Tugas prtn nilam dan tebuh
 
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatBahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
 
Budidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam SemangkaBudidaya Menanam Semangka
Budidaya Menanam Semangka
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisang
 
Budidaya Cabai
Budidaya CabaiBudidaya Cabai
Budidaya Cabai
 
Kedondong
KedondongKedondong
Kedondong
 
Ferli dasgron
Ferli dasgronFerli dasgron
Ferli dasgron
 
Teknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jerukTeknis budidaya jeruk
Teknis budidaya jeruk
 
Proposal singkong
Proposal singkongProposal singkong
Proposal singkong
 

More from Febrina Tentaka

Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...Febrina Tentaka
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANFebrina Tentaka
 
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipPaper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipFebrina Tentaka
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iFebrina Tentaka
 
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahantantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahanFebrina Tentaka
 
Data praktikum ekologi air tawar 1
 Data praktikum ekologi air tawar 1 Data praktikum ekologi air tawar 1
Data praktikum ekologi air tawar 1Febrina Tentaka
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkokFebrina Tentaka
 
Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum Febrina Tentaka
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Febrina Tentaka
 
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWITMANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWITFebrina Tentaka
 

More from Febrina Tentaka (20)

PLANT BIOTECHNOLOGY
PLANT BIOTECHNOLOGYPLANT BIOTECHNOLOGY
PLANT BIOTECHNOLOGY
 
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
 
Budidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman GambirBudidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman Gambir
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
 
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipPaper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
 
kultur jaringan
kultur jaringankultur jaringan
kultur jaringan
 
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahantantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
 
Paper Kultur
Paper KulturPaper Kultur
Paper Kultur
 
Bab i2
Bab i2Bab i2
Bab i2
 
Feb
FebFeb
Feb
 
KOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIANKOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIAN
 
Data praktikum ekologi air tawar 1
 Data praktikum ekologi air tawar 1 Data praktikum ekologi air tawar 1
Data praktikum ekologi air tawar 1
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 
biokimia
biokimia biokimia
biokimia
 
Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum
 
Tanah gambut
Tanah gambut Tanah gambut
Tanah gambut
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi
 
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWITMANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
 

Agroteknologi tanaman perkebunan i

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM AGROTEKNOLOGI TANAMAN PERKEBUNAN I PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE NUSERY DPP/DPJ : Ir. ROBERT SIAHAAN,M.Si ASISTEN : 1. ROMA TUAH SITEPU 2. HENRY PASKAH GULTOM OLEH : FEBRINA SINAGA 130420017 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
  • 2. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai paling lambat satu tahun sebelum penanaman di lapangan. Standar yang biasa dilakukan, kapasitas pembibitan 1 ha kelapa sawit dapat menyediakan bibit tanaman untuk kebun seluas 71 ha. Lokasi pembibitan harus mendapat perhatian, terutama hal- hal sebagai berikut: • dekat dengan sumber air • bebas genangan air atau banjir • dekat dari pengawasan, mudah dikunjungi • tidak jauh dari areal yang akan ditanami • tidak terlalu jauh dengan sumber tanah (top soil) untuk mengisi polybag. Untuk memperoleh bibit yang berasal dari biji dapat dilakukan dengan mengusahakan sendiri atau memesan ke produsen resmi bibit kelapa sawit yang telah ditunjuk pemerintah. Kegiatan mengusahakan bibit kelapa sawit dimulai dengan melakukan seleksi biji, mengecambahkan, menyemai, dan membibitkannya. Pada dasarnya dikenal dua sistem pembibitan yaitu sistem pembibitan ganda (double stage system) dan sistem pembibitan tunggal (single stage system). Pada penerapan sistem tahap ganda, penanaman bibit dilakukan sebanyak dua kali. Tahap pertama disebut pembibitan pendahuluan, yaitu kecambah ditanam dengan menggunakan plastik polibag kecil sampai bibit berumur 3 bulan, kemudian tahap kedua bibit tersebut ditanam ke pembibitan utama yang menggunakan plastik polibag besar selama 9 bulan. Pada sistem pembibitan tahap tunggal, bibit langsung di tanam di dalam plastik polibag besar hingga berumur 12 bulan tanpa harus ditanam di dalam plastik polibag kecil. Pada prinsipnya sistem manapun yang dipilih tujuannya sama, yaitu untukmenghasilkan bibit yang berkualitas dengan daya tahan tinggi dan kemampuan adaptasinya yang besar sehingga faktor kematian bibit di pembibitan dan setelah dilapangan dapat ditekan.
  • 3. 1.2 Tujuan Mengetahui cara menyediakan bahan tanam sawit, mulai dari pemeliharaan tandan, seleksi kecambah, pelaksanaan pre nursery hingga main nursery.
  • 4. II TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dalam maupun faktor luar tanaman kelapa sawit itu sendiri. Faktor dalam terdiri dari bagian-bagian tanaman, seperti akar, batang, daun, dan buah. Sedangkan faktor luar adalah faktor lingkungan seperti iklim, curah hujan, suhu, kelembaban, jenis tanah, dan pH tanah (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Pembibitan merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan pembudidayaan pada tanaman kelapa sawit. Melalui tahap pembibitan ini diharapkan akan menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Bibit kelapa sawit yang baik adalah bibit yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal serta berkemampuan dalam menghadapi kondisi cekaman lingkungan saat pelaksanaan transplanting. Salah satu cekaman lingkungan adalah kekeringan. Kekeringan akibat musim kemarau merupakan salah satu faktor yang nyata mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit (Siregar, dkk. 1995). 2. 1 SYARAT PERTUMBUHAN Iklim Lama penyinaran matahari rata‐rata 5‐7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500‐4.000 mm. Temperatur optimal 24‐280C. Ketinggian tempat yang ideal antara 1‐500 m dpl. Kecepatan angin 5‐6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Media Tanam Tanah yang baik mengandung banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4‐6, dan tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit (Anonim, 2001). Pekerjaan yang dilakukan pada pembibitan ini meliputi:
  • 5. 1. Pembuatan pembibitan awal (0 – 3 bulan), meliputi pekerjaan : persiapan lahan dan perataan lahan, pengadaan alat dan bahan, pembuatan naungan, pembuatan jaringan irigasi dan penanaman. 2. Pembuatan pembibitan utama (3 – 9 bulan), meliputi pekerjaan : persiapan lahan dan perataan lahan, pengadaan alat dan bahan, pemindahan tanaman dari plastik kecil ke plastik besar, pengaturan jarak, dll. 3. Bibit yang telah ditanam di polibag dipelihara dengan baik agar pertumbuhannya sehat dan subur, sehingga bibit akan dapat dipindahkan ke lapang sesuai dengan umur dan saat tanam yang tepat. Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, penyiangan, pengawasan dan seleksi, serta pemupukan (Anastasia, 2003). 2.2 PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 2.2.1 Pembibitan Penyemaian Sebelum disemai tanah di persemaian semprotkan dengan larutan pupuk hayati MiG‐6PLUS pada media persemaian. Setelah berkecambah, masukkan dalam polibag 12x23 atau 15x23 cm berisi 1,5‐2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3‐4 bulan dan berdaun 4‐5 helai bibit dipindahtanamkan. Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40x50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15‐30 kg tanah lapisan atas yang diayak. Sebelum bibit ditanam, tanah siram/semprotkan dengan larutan pupuk hayati MiG‐6PLUS.dengan dosis 10ml campur air 1 liter. Polibag diatur dalam posisi segitiga sama sisi dengan jarak 90x90 cm. Pemeliharaan Pembibitan Penyiraman dilakukan dua kali sehari. Penyiangan 2‐3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma. Bibit tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang. Seleksi dilakukan pada umur 4 dan 9 bulan.
  • 6. (Anonim, 2016). 2.2.2 Teknik Penanaman Penentuan Pola Tanaman Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) ada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat‐sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang‐kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai. Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50x40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng. Cara Penanaman Penanaman pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag dengan larutan MiG‐6PLUS (10ml MiG‐6PLUS dengan air 1 liter, cukup untuk 10‐15 bibit tanaman). Lepaskan plastik polybag hati‐hati dan masukkan bibit ke dalam lubang 2.2.3 Pemeliharaan Tanaman Penyulaman dan Penjarangan Tanaman mati disulam dengan bibit berumur 10‐14 bulan. Populasi 1 hektar + 135‐145 pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari.
  • 7. Penyiangan Tanah di sekitar pohon harus bersih dari gulma (Anonim,2016). Penyiraman Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari terbongkarnya kecambah atau akar bibit muda muncul ke permukaan. Setiap bibit membutuhkan 100-250 ml air setiap penyiraman. Penyiraman dilakukan secara manual dengan gembor dan hindari pancaran air yag terlalu deras. Jika curah hujan lebih besar dari 8 mm/hari, penyiraman tidak perlu dilakukan. Pengendalian Gulma Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual dengan mencabut gulma yang tumbuh dengan menggunakan tangan dengan rotasi dua minggu sekali. Pelaksanaan penyiangan biasanya bersamaan dengan penambahan tanah ke dalam polybag. Penyiangan gulma yang tumbuh di luar media tanam dilakukan secara manual dengan rotasi yang sama. Pemupukan Pupuk yang digunakan adalah urea atau pupuk majemuk NPK dengan konsentrasi 0,2% atau 2 gram/liter untuk 100 bibit, dilakukan pada saat bibit berumur 4 minggu. Selain itu, pemupukan dilakukan secara foliar application (melalui daun) dengan frekuensi seminggu sekali. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama yang menyerang saat pembibitan awal diantaranya semut, jangkrik, belalang, tikus, dan cacing. Sementara itu, penyakit yang biasa terjadi diantaranya helminthosporium, anthracnosa dan blast. Pengendalian hama dan penyakit yang terbaik dengan cara mengatur kondisi lingkungan agar tidak lembab dan menghilangkan sumber infeksi. Selain itu, dapat juga dengan mengurangi naungan, memotong bagian bibit yang sakit, menggunakan bahan kimia, membakar tanaman yang terserang, dan pengutipan hama.
  • 8. Seleksi Bibit Seleksi bibit dilakukan berdasarkan beberapa syarat utama, diantaranya bibit tumbuh normal, sehat, dan tidak cacat. Seleksi bibit di tahap pembibitan awal dilakukan saat pindah tanam dari pembibitan awal ke pembibitan utama. Tujuannya untuk menghindari terbawanya bibit abnormal ke pembibitan utama (main nursery). Ciri-ciri bibit abnormal diantaranya, anak daun memanjang dan sempit, anak daun bergulung, anak daun menguncup, anak daun mengkerut, bibit kerdil, dan bibit berputar. Bibit abnormal ini dapat disebabkan oleh faktor genetik, kesalahan kultur teknis, dan serangan hama penyakit. Sementara itu, pemindahan bibit dari pembibitan awal ke pembibitan utama dilakukan saat bibit berumur 2,5- 3 bulan dengan jumlah daun 3-4 helai (Anonim, 2014).
  • 9. III METODA PERCOBAAN 3.1 Waktu dan tempat Praktikum Agroteknologi Tanman Perkebunan I ini, dilaksanakan mulai dari Rabu, tanggal 27 Mei 2016 sampai dengan Rabu, 28 Juni 2016, pada pukul 15.00 wib – 17.00 wib. Pengamatan dilaksanakan setiap hari Rabu. Bertempat di lahan perkebunan kelapa sawit Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara, Medan. 3.2 Alat dab bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah diantaranya, 1. Kecambah sawit 2. Poly bag 3. Cangkul 4. Parang 5. Gembor 6. Label / Pamflet 3.3 Prosedur Percobaan 1. Bedengan disiapkan untuk ipukan atau pre nursery beserta atap bedengan 2. Disiapkan baby polybag, disusun didalam bedengan ipukan 3. Ditanam kecambah sawit jenis tenera, dan dipeliharadi PN selama 3-4 4. Disiapkan large polybag, diisi dengan top soil 2/3 bagian, disusun dengan teratur di bibitan lapangan (MN) dengan sistem segitiga sama sisi (90 cm) 5. Dipindahkan bibit baby polybag bersama tanahnya bersama tanahnya secara utuh ke large polybag, dipotong dan dibuang dengan hati –hati baby polybag tanpa merusak perakaran bibit 6. Dilakukan pemeliharaan bibit di PN dan MN yaitu : Penyiraman, Penyiangan, Pemupukan, Pengendalian hama dan penyakit dan Seleksi
  • 10. DAFTAR PUSTAKA Anastasia. 2003. Petunjuk Praktis Pengolahan dan Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Anonim. 2001. http://klpswt.blogspot.co.id/2015/11/pembibitan-kelapa-sawit-pre- nursery-dan.html, diakses pada 27 Juni 2016. Anonim. 2014. http://pilinperkebunan.blogspot.co.id/,diakses pada 27 Juni 2016. Anonim. 2016. http://jacq-planter.blogspot.co.id/2014/10/pembibitan-awa-pre- nursery.html, diakses pada 27 Juni 2016. Anonim. 2016. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32249, diakses pada 27 Juni 2016. Mangoensoekarjo dan Semangun. 2005. Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. Siregar, dkk. 1995. Kelapa sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius, Yogyakarta.