SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
1
FIQIH PRAKTIS HUTANG-PIUTANG DALAM ISLAM
Oleh : Abu Afnan Azmi Al Banjary
A. PENDAHULUAN
Islam adalah syariat paripurna yang lengkap dan sempurna yang mengatur semua sisi
kehidupan manusia. Semua aturan Islam berada pada tataran paling ideal dan mempunyai
nilai mashlahat kebaikan yang besar. Salah satu sisi kehidupan manusia yang diatur
dalam Islam selain masalah aqidah, ibadah dan akhlaq adalah interaksi antar sesama
muslim dengan manusia lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya; baik yang
berhubungan dengan jual-beli, sewa menyewa, hutang-piutang, pinjam-meminjam dan
lainnya yang dikenal dengan istilah muamalah.
Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang fiqih praktis hutang-piutang dalam
Islam, baik yang berhubungan dengan hukum, pembagian, ketentuan dan etika. Hal ini
kita bahas karena banyak kaum muslimin yang tidak mengetahuinya atau
menyepelakannya.
Tujuannya kita bisa lebih berhati-hati ketika mengadakan akad hutang-piutang,
sesuai dengan ajaran Islam, tidak jatuh pada makshiat dan mendatangkan redha Allah
ta’ala dalam semua aktifitas kita yang akan berujung pada kebahagiaan dunia dan akherat
insya Allah. Aamiin.
B. DEFINISI
Dari sudut bahasa hutang dalam bahasa arab disebut al qardh ‫القرض‬ yang bermakna al
qath’u ‫القطع‬ yang artinya adalah sesuatu yang terpotong/putus. Adapun dari sudut istilah
akad hutang-piutang maknanya adalah : akad yang disepakati antara kedua-belah pihak
dimana salah seorang diantara keduanya meminjamkan harta/manfaat hartanya pada
fihak lainnya untuk dikembalikan pada waktu yang telah disepakai dengan jenis dan
jumlah harta yang sama ketika akad.
kosa kata sinonimnya adalah as salaf ‫السلف‬yang bermakna sama dengan al qardh ‫القرض‬
. Kosa kata lainnya yang mirip adalah ad dayn ‫الدين‬ bedanya ad dayn sifatnya lebih umum
menyangkut hutang-piutang murni maupun akad hutang-piutang dengan transaksi
Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09
Muharram 1435 H.
2
pembayaran tertunda/kredit.
Ada juga istilah lain yang mempunyai kemiripan secara essensi, yaitu ‘aariyah ‫العارية‬
atau akad sewa-menyewa barang untuk digunakan manfaatnya.
C. PEMBAGIAN
Secara umum akad hutang-piutang terbagi dua; akad hutang-piutang murni dan
akad hutang-piutang dalam transaksi (jual-beli). Kaedahnya Setiap harta yang halal
zatnya, cara mendapatkannya dan juga manfaatnya maka halal untuk dihutangkan
atau dijadikan piutang selama tidak ada unsur riba, disamping bahwa setiap harta
yang boleh dijual maka boleh untuk dipinjamkan/dihutangkan/disewakan.
Sedang dalam akad hutang-piutang transaksi maka ada dua point tambahan :
- komoditi yang ditransaksikan bukan termasuk salah satu komoditi ribawi
yang enam beserta substitusi berdasarkan ‘illatnya, karena jenis komoditi-
komoditi tersebut wajib ditransaksikan secara tunai/cash ditempat akad.
- Akad hutang-piutang transaksi diajukan kepada owner produk/komoditi yang
akad dibeli secara kredit
Dari sudut lain maka hutang-piutang juga terbagi dua;
- Memberikan hutang kepada Allah dalam makna berinfaq dijalan Allah untuk
da’wah dan jihad juga membantu sesama kaum muslimin yang membutuhkan
dengan keredhaan Allah dan janji jannah-Nya sebagai balasan/pelunasan.
- Hutang-piutang antar sesama manusia terutama antar sesama kaum muslimin.
Hutang jenis kedua diatas dari sudut hukum terbagi juga pada dua jenis; qardh
hasan (hutang yang positif) dan qardh ribawi (hutang riba).
Syarat al qardhul hasan adalah :
- Ikhlash dengan niat membantu dengan mengharap wajah Allah
- Tidak diikuti sifat al manna wal adza dan juga riya’
- Harta yang dipinjamkan adalah harta yang halal bukan harta haram apalagi
money laundrying hasil korupsi
- Tidak ada unsur riba
D. HUKUM
Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09
Muharram 1435 H.
3
Mayoritas para ulama memandang bahwa hukum asal hutang-piutang baik hutang-
piutang murni maupun transaksi, adalah boleh (mubah) berdasarkan QS. Al Baqarah ayat
282, riwayat-riwayat hadits dan juga praktek yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan juga para shahabat beliau. Sebagian lagi memandang hukumnya
mubah ketika sangat terpaksa, jikalau tidak dalam keadaan terpaksa maka hukumnya
makruh. Pendapat kedua ini didasarkan pada banyaknya hadits-hadits yang menyatakan
beratnya konskuensi orang yang berhutang.
Kemudian akad hutang-piutang masuk dalam akad tabarru’aat atau kebajikan dan
bukan akad mu’awadhaat, dimana tidak diperbolehkan mengambil tambahan nilai atau
manfaat atas piutang yang diberikan selain benefit pahala dari Allah, dalam ungkapan lain
maka akad hutang-piutang dalam Islam berbasis 0%. Pengecualian bolehnya mengambil
keuntungan ada pada :
- Jikalau berbentuk akad hutang-piutang transaksi jual-beli
- Jikalau akad yang disepakati dalam bentuk modal usaha produktif dalam skema
mudharabah/musyarakah
- Jikalau nilai pelunasan ditambahkan dengan inisiatif murni orang yang berhutang
Selanjutnya secara umum riba yang lazim dan banyak terjadi dalam akad hutang-
piutang ada dua jenis;
- Bunga yang disyaratkan ketika akad
- Denda atas keterlambatan
Adapun dalam hutang-piutang transaksi (komoditi non ribawi) disamping dua point
riba diatas juga dikarenakan diajukan bukan kepada owner dari komoditi yang
ditransaksikan melainkan kepada lembaga finance/bank.
Khusus dalam transaksi komoditi ribawi yang enam (emas, perak, gandum, biji
gandum, kurma dan garam) beserta produk yang mempunyai kesamaan ‘illat maka secara
umum jikalau tidak ditransaksikan secara tunai jatuh dalam riba nasi’ah dan jikalau ada
perbedaan/tambahan pada salah komoditi yang ditransaksikan maka jatuh dalam riba
fadhal.
Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09
Muharram 1435 H.
4
E. KEAMANAN/SAFETY DALAM MEMBERIKAN PINJAMAN
Faktor keamanan ketika meminjamkan harta kepada orang lain sangatlah penting,
jangan sampai niat dan sensitivitas memudahkan dan membantu orang lain malah
dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung-jawab yang akan menimbulkan efek
takutnya orang-orang kaya meminjamkan hartanya hanya karena perbuatan sebagian
orang yang tidak amanah.
Beberapa pengaman tersebut adalah :
1. Adanya pencatat yang mencatat akad hutang-piutang tersebut (bukti tertulis)
2. Adanya dua orang saksi yang amanah mempersaksikan
3. Jaminan/gadai atau harta yang dipinjamkan (QS. Al Baqarah ayat 23) dan hadits
‘Aisyah radhiyallahu ‘anhaa.
4. Penjamin dalam bentuk fihak yang menjamin keamanahan fihak yang berhutang,
dimana tanggung-jawab pelunasan hutang berpindah kepada penjamin tersebut
ketika ada kasus kredit macet/wanprestasi (QS. Yusuf ayat 72).
5. Dalam akad hutang-piutang dengan nilai besar dan tenor (jangka waktu) yang
lama lebih aman menghutangkan harta yang tahan terhadap inflasi.
Point pertama dan kedua bersifat mutlaq dan wajib berdasarkan QS. Al Baqarah ayat
282, sedangkan point ketiga sampai kelima bersifat rekomendasi dan pilihan.
F. ADAB DAN ETIKA
Dalam melakukan akad hutang-piutang maka ada beberapa adab dan etika yang
harus diperhatikan oleh kedua-belah fihak, baik pemberi piutang maupun pemohon
hutang.
Adab-adab orang yang berhutang :
1. Tidak berhutang kecuali dalam keadaan terpaksa
2. Menyadari bahwa hutang adalah amanah yang harus dilunasi pada waktu yang
disepakati
3. Menyertakan 2 saksi dan mencatatnya serta menyertakan jaminan harta dan
penjamin jikalau dibutuhkan oleh fihak pemberi pinjaman
4. Berhutang dengan nilai yang dibutuhkan
5. Menjadikan pelunasan hutang sebagai prioritas utama setelah pemenuhan
Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09
Muharram 1435 H.
5
kebutuhan primer sederhana
6. Tidak menunda pelunasan
7. Tidak berkata dusta dan menyalahi janji
8. Dalam keadaan tidak mampu melunasi maka melakukan konfirimasi, udzur dan
permintaan maaf serta memohon penjadwalan ulang sebelum dan tanpa ditagih
G. PENUTUP
Demikianlah makalah singkat ini ditulis dengan harapan ada manfaat yang bisa
diambil sebagai faedah ilmu dan bisa diamalkan dalam kehidupan, sehingga kita bisa
mengamalkan kaedah ilmu sebelum beramal.
Jikalau benar berasal dari Allah dan jikalau ada kekhilafan berasal dari minimnya
ilmu penulis dan juga dari Syaithan. Sholawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan
shahabat beliau dan penulis akhiri dengan kalimat alhamdulillaahi rabbil ‘aalaamiin.
Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09
Muharram 1435 H.
5
kebutuhan primer sederhana
6. Tidak menunda pelunasan
7. Tidak berkata dusta dan menyalahi janji
8. Dalam keadaan tidak mampu melunasi maka melakukan konfirimasi, udzur dan
permintaan maaf serta memohon penjadwalan ulang sebelum dan tanpa ditagih
G. PENUTUP
Demikianlah makalah singkat ini ditulis dengan harapan ada manfaat yang bisa
diambil sebagai faedah ilmu dan bisa diamalkan dalam kehidupan, sehingga kita bisa
mengamalkan kaedah ilmu sebelum beramal.
Jikalau benar berasal dari Allah dan jikalau ada kekhilafan berasal dari minimnya
ilmu penulis dan juga dari Syaithan. Sholawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan
shahabat beliau dan penulis akhiri dengan kalimat alhamdulillaahi rabbil ‘aalaamiin.
Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09
Muharram 1435 H.

More Related Content

What's hot (20)

Makalah huruf arab
Makalah huruf arabMakalah huruf arab
Makalah huruf arab
 
Qardh dalam islam
Qardh dalam islamQardh dalam islam
Qardh dalam islam
 
Makalah qardh al hasan
Makalah qardh al hasanMakalah qardh al hasan
Makalah qardh al hasan
 
Kel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalahKel.9 al wakalah
Kel.9 al wakalah
 
Makalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas cMakalah kelompok 2 kelas c
Makalah kelompok 2 kelas c
 
Kafalah , rahn, wakalah
Kafalah , rahn, wakalahKafalah , rahn, wakalah
Kafalah , rahn, wakalah
 
Makalah tentang ar rahn
Makalah tentang ar rahnMakalah tentang ar rahn
Makalah tentang ar rahn
 
Kel.12 hiwalah
Kel.12 hiwalahKel.12 hiwalah
Kel.12 hiwalah
 
Al hiwalah1
Al hiwalah1Al hiwalah1
Al hiwalah1
 
Fiqmul Hiwalah
Fiqmul HiwalahFiqmul Hiwalah
Fiqmul Hiwalah
 
Hiwalah
HiwalahHiwalah
Hiwalah
 
Ar rahn
Ar rahnAr rahn
Ar rahn
 
11 kafalah
11 kafalah11 kafalah
11 kafalah
 
Hawalah dan Ji'alah
Hawalah dan Ji'alahHawalah dan Ji'alah
Hawalah dan Ji'alah
 
Makalah muamalah
Makalah muamalahMakalah muamalah
Makalah muamalah
 
Fikih kelas x semester ii
Fikih kelas x semester iiFikih kelas x semester ii
Fikih kelas x semester ii
 
Al-Kafalah
Al-KafalahAl-Kafalah
Al-Kafalah
 
Power point jaminan
Power point jaminanPower point jaminan
Power point jaminan
 
57 lc kafalah-bil_ujrah
57 lc kafalah-bil_ujrah57 lc kafalah-bil_ujrah
57 lc kafalah-bil_ujrah
 
Qord dalam lks
Qord dalam lksQord dalam lks
Qord dalam lks
 

Similar to Fiqih praktis hutang

(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix
(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix
(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fixGilangIlhamFirdaus
 
Presentasi Fiqih Muamalah Agus Salim.pptx
Presentasi Fiqih Muamalah Agus Salim.pptxPresentasi Fiqih Muamalah Agus Salim.pptx
Presentasi Fiqih Muamalah Agus Salim.pptxagussalimmjl
 
Masalah RIBA by Solehah Dwi P.
Masalah RIBA by Solehah Dwi P.Masalah RIBA by Solehah Dwi P.
Masalah RIBA by Solehah Dwi P.Solehah Dwi P.
 
Analisis pegadaian syari'ah
Analisis pegadaian syari'ahAnalisis pegadaian syari'ah
Analisis pegadaian syari'ahUIN JAKARTA
 
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)Marhamah Saleh
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Trie Nakita Sabrina
 
Presentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh MuamalatPresentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh MuamalatRazma
 
Makalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga BankMakalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga BankAyuIka5
 
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Izzatul Ulya
 
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2Marhamah Saleh
 

Similar to Fiqih praktis hutang (20)

Akad Ba'i Salam
Akad Ba'i SalamAkad Ba'i Salam
Akad Ba'i Salam
 
(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix
(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix
(Kel 8) jasa dalam perbankan syariah.fix
 
Modul 7 kb 3
Modul 7 kb 3Modul 7 kb 3
Modul 7 kb 3
 
PPT Akad.pptx
PPT Akad.pptxPPT Akad.pptx
PPT Akad.pptx
 
Makalah pegadaian
Makalah pegadaianMakalah pegadaian
Makalah pegadaian
 
Presentasi Fiqih Muamalah Agus Salim.pptx
Presentasi Fiqih Muamalah Agus Salim.pptxPresentasi Fiqih Muamalah Agus Salim.pptx
Presentasi Fiqih Muamalah Agus Salim.pptx
 
Masalah RIBA by Solehah Dwi P.
Masalah RIBA by Solehah Dwi P.Masalah RIBA by Solehah Dwi P.
Masalah RIBA by Solehah Dwi P.
 
Riba vs Zakat - Anto Apriyanto
Riba vs Zakat - Anto ApriyantoRiba vs Zakat - Anto Apriyanto
Riba vs Zakat - Anto Apriyanto
 
Makalah pegadaian
Makalah pegadaianMakalah pegadaian
Makalah pegadaian
 
Analisis pegadaian syari'ah
Analisis pegadaian syari'ahAnalisis pegadaian syari'ah
Analisis pegadaian syari'ah
 
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
Hukum bunga bank, asuransi (minus kisi)
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
 
Mu'amalah xi
Mu'amalah xiMu'amalah xi
Mu'amalah xi
 
Presentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh MuamalatPresentation Fiqh Muamalat
Presentation Fiqh Muamalat
 
Makalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga BankMakalah Riba dan Bunga Bank
Makalah Riba dan Bunga Bank
 
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
 
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
Presentasi Fiqh 10 (Bank Asuransi Riba) Ver.2
 
KERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptx
KERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptxKERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptx
KERJA_SAMA_EKONOMI_ISLAM.pptx
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 

Fiqih praktis hutang

  • 1. 1 FIQIH PRAKTIS HUTANG-PIUTANG DALAM ISLAM Oleh : Abu Afnan Azmi Al Banjary A. PENDAHULUAN Islam adalah syariat paripurna yang lengkap dan sempurna yang mengatur semua sisi kehidupan manusia. Semua aturan Islam berada pada tataran paling ideal dan mempunyai nilai mashlahat kebaikan yang besar. Salah satu sisi kehidupan manusia yang diatur dalam Islam selain masalah aqidah, ibadah dan akhlaq adalah interaksi antar sesama muslim dengan manusia lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya; baik yang berhubungan dengan jual-beli, sewa menyewa, hutang-piutang, pinjam-meminjam dan lainnya yang dikenal dengan istilah muamalah. Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang fiqih praktis hutang-piutang dalam Islam, baik yang berhubungan dengan hukum, pembagian, ketentuan dan etika. Hal ini kita bahas karena banyak kaum muslimin yang tidak mengetahuinya atau menyepelakannya. Tujuannya kita bisa lebih berhati-hati ketika mengadakan akad hutang-piutang, sesuai dengan ajaran Islam, tidak jatuh pada makshiat dan mendatangkan redha Allah ta’ala dalam semua aktifitas kita yang akan berujung pada kebahagiaan dunia dan akherat insya Allah. Aamiin. B. DEFINISI Dari sudut bahasa hutang dalam bahasa arab disebut al qardh ‫القرض‬ yang bermakna al qath’u ‫القطع‬ yang artinya adalah sesuatu yang terpotong/putus. Adapun dari sudut istilah akad hutang-piutang maknanya adalah : akad yang disepakati antara kedua-belah pihak dimana salah seorang diantara keduanya meminjamkan harta/manfaat hartanya pada fihak lainnya untuk dikembalikan pada waktu yang telah disepakai dengan jenis dan jumlah harta yang sama ketika akad. kosa kata sinonimnya adalah as salaf ‫السلف‬yang bermakna sama dengan al qardh ‫القرض‬ . Kosa kata lainnya yang mirip adalah ad dayn ‫الدين‬ bedanya ad dayn sifatnya lebih umum menyangkut hutang-piutang murni maupun akad hutang-piutang dengan transaksi Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09 Muharram 1435 H.
  • 2. 2 pembayaran tertunda/kredit. Ada juga istilah lain yang mempunyai kemiripan secara essensi, yaitu ‘aariyah ‫العارية‬ atau akad sewa-menyewa barang untuk digunakan manfaatnya. C. PEMBAGIAN Secara umum akad hutang-piutang terbagi dua; akad hutang-piutang murni dan akad hutang-piutang dalam transaksi (jual-beli). Kaedahnya Setiap harta yang halal zatnya, cara mendapatkannya dan juga manfaatnya maka halal untuk dihutangkan atau dijadikan piutang selama tidak ada unsur riba, disamping bahwa setiap harta yang boleh dijual maka boleh untuk dipinjamkan/dihutangkan/disewakan. Sedang dalam akad hutang-piutang transaksi maka ada dua point tambahan : - komoditi yang ditransaksikan bukan termasuk salah satu komoditi ribawi yang enam beserta substitusi berdasarkan ‘illatnya, karena jenis komoditi- komoditi tersebut wajib ditransaksikan secara tunai/cash ditempat akad. - Akad hutang-piutang transaksi diajukan kepada owner produk/komoditi yang akad dibeli secara kredit Dari sudut lain maka hutang-piutang juga terbagi dua; - Memberikan hutang kepada Allah dalam makna berinfaq dijalan Allah untuk da’wah dan jihad juga membantu sesama kaum muslimin yang membutuhkan dengan keredhaan Allah dan janji jannah-Nya sebagai balasan/pelunasan. - Hutang-piutang antar sesama manusia terutama antar sesama kaum muslimin. Hutang jenis kedua diatas dari sudut hukum terbagi juga pada dua jenis; qardh hasan (hutang yang positif) dan qardh ribawi (hutang riba). Syarat al qardhul hasan adalah : - Ikhlash dengan niat membantu dengan mengharap wajah Allah - Tidak diikuti sifat al manna wal adza dan juga riya’ - Harta yang dipinjamkan adalah harta yang halal bukan harta haram apalagi money laundrying hasil korupsi - Tidak ada unsur riba D. HUKUM Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09 Muharram 1435 H.
  • 3. 3 Mayoritas para ulama memandang bahwa hukum asal hutang-piutang baik hutang- piutang murni maupun transaksi, adalah boleh (mubah) berdasarkan QS. Al Baqarah ayat 282, riwayat-riwayat hadits dan juga praktek yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para shahabat beliau. Sebagian lagi memandang hukumnya mubah ketika sangat terpaksa, jikalau tidak dalam keadaan terpaksa maka hukumnya makruh. Pendapat kedua ini didasarkan pada banyaknya hadits-hadits yang menyatakan beratnya konskuensi orang yang berhutang. Kemudian akad hutang-piutang masuk dalam akad tabarru’aat atau kebajikan dan bukan akad mu’awadhaat, dimana tidak diperbolehkan mengambil tambahan nilai atau manfaat atas piutang yang diberikan selain benefit pahala dari Allah, dalam ungkapan lain maka akad hutang-piutang dalam Islam berbasis 0%. Pengecualian bolehnya mengambil keuntungan ada pada : - Jikalau berbentuk akad hutang-piutang transaksi jual-beli - Jikalau akad yang disepakati dalam bentuk modal usaha produktif dalam skema mudharabah/musyarakah - Jikalau nilai pelunasan ditambahkan dengan inisiatif murni orang yang berhutang Selanjutnya secara umum riba yang lazim dan banyak terjadi dalam akad hutang- piutang ada dua jenis; - Bunga yang disyaratkan ketika akad - Denda atas keterlambatan Adapun dalam hutang-piutang transaksi (komoditi non ribawi) disamping dua point riba diatas juga dikarenakan diajukan bukan kepada owner dari komoditi yang ditransaksikan melainkan kepada lembaga finance/bank. Khusus dalam transaksi komoditi ribawi yang enam (emas, perak, gandum, biji gandum, kurma dan garam) beserta produk yang mempunyai kesamaan ‘illat maka secara umum jikalau tidak ditransaksikan secara tunai jatuh dalam riba nasi’ah dan jikalau ada perbedaan/tambahan pada salah komoditi yang ditransaksikan maka jatuh dalam riba fadhal. Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09 Muharram 1435 H.
  • 4. 4 E. KEAMANAN/SAFETY DALAM MEMBERIKAN PINJAMAN Faktor keamanan ketika meminjamkan harta kepada orang lain sangatlah penting, jangan sampai niat dan sensitivitas memudahkan dan membantu orang lain malah dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung-jawab yang akan menimbulkan efek takutnya orang-orang kaya meminjamkan hartanya hanya karena perbuatan sebagian orang yang tidak amanah. Beberapa pengaman tersebut adalah : 1. Adanya pencatat yang mencatat akad hutang-piutang tersebut (bukti tertulis) 2. Adanya dua orang saksi yang amanah mempersaksikan 3. Jaminan/gadai atau harta yang dipinjamkan (QS. Al Baqarah ayat 23) dan hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhaa. 4. Penjamin dalam bentuk fihak yang menjamin keamanahan fihak yang berhutang, dimana tanggung-jawab pelunasan hutang berpindah kepada penjamin tersebut ketika ada kasus kredit macet/wanprestasi (QS. Yusuf ayat 72). 5. Dalam akad hutang-piutang dengan nilai besar dan tenor (jangka waktu) yang lama lebih aman menghutangkan harta yang tahan terhadap inflasi. Point pertama dan kedua bersifat mutlaq dan wajib berdasarkan QS. Al Baqarah ayat 282, sedangkan point ketiga sampai kelima bersifat rekomendasi dan pilihan. F. ADAB DAN ETIKA Dalam melakukan akad hutang-piutang maka ada beberapa adab dan etika yang harus diperhatikan oleh kedua-belah fihak, baik pemberi piutang maupun pemohon hutang. Adab-adab orang yang berhutang : 1. Tidak berhutang kecuali dalam keadaan terpaksa 2. Menyadari bahwa hutang adalah amanah yang harus dilunasi pada waktu yang disepakati 3. Menyertakan 2 saksi dan mencatatnya serta menyertakan jaminan harta dan penjamin jikalau dibutuhkan oleh fihak pemberi pinjaman 4. Berhutang dengan nilai yang dibutuhkan 5. Menjadikan pelunasan hutang sebagai prioritas utama setelah pemenuhan Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09 Muharram 1435 H.
  • 5. 5 kebutuhan primer sederhana 6. Tidak menunda pelunasan 7. Tidak berkata dusta dan menyalahi janji 8. Dalam keadaan tidak mampu melunasi maka melakukan konfirimasi, udzur dan permintaan maaf serta memohon penjadwalan ulang sebelum dan tanpa ditagih G. PENUTUP Demikianlah makalah singkat ini ditulis dengan harapan ada manfaat yang bisa diambil sebagai faedah ilmu dan bisa diamalkan dalam kehidupan, sehingga kita bisa mengamalkan kaedah ilmu sebelum beramal. Jikalau benar berasal dari Allah dan jikalau ada kekhilafan berasal dari minimnya ilmu penulis dan juga dari Syaithan. Sholawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan shahabat beliau dan penulis akhiri dengan kalimat alhamdulillaahi rabbil ‘aalaamiin. Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09 Muharram 1435 H.
  • 6. 5 kebutuhan primer sederhana 6. Tidak menunda pelunasan 7. Tidak berkata dusta dan menyalahi janji 8. Dalam keadaan tidak mampu melunasi maka melakukan konfirimasi, udzur dan permintaan maaf serta memohon penjadwalan ulang sebelum dan tanpa ditagih G. PENUTUP Demikianlah makalah singkat ini ditulis dengan harapan ada manfaat yang bisa diambil sebagai faedah ilmu dan bisa diamalkan dalam kehidupan, sehingga kita bisa mengamalkan kaedah ilmu sebelum beramal. Jikalau benar berasal dari Allah dan jikalau ada kekhilafan berasal dari minimnya ilmu penulis dan juga dari Syaithan. Sholawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan shahabat beliau dan penulis akhiri dengan kalimat alhamdulillaahi rabbil ‘aalaamiin. Disampaikan pada acara diskusi santai Bahaya Hutang dalam Islam, di Masjid Jaami’ Al Uulaa, KP. Baru tanggal 09 Muharram 1435 H.