SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
ANATOMI
Ginjal merupakan organ retroperitoneal
≈ kacang
- Di kedua sisi columna vertebralis
- Proyeksi setinggi
vertebrae Th.12-L3  kanan
vertebrae Th.11-L2  kiri
- Terdiri : ± 1.000.000 nefron
FISIOLOGI
Fungsi Ginjal:
 Ekresi produk sisa metabolit, bahan kimia
asing.
 Pengaturan keseimbangan air & elektrolit.
 Pengaturan tekanan arteri.
 Pengaturan keseimbangan asam-basa.
 Pengaturan produksi eritrosit.
 Pengaturan produksi 1,25-Dihidroksivitamin
D3.
 Glukoneogenesis
Perubahan Aliran Darah
 Ginjal menerima ± 20% dari aliran darah jantung / ± 1
liter per menit darah dari 40% hematokrit. Plasma ginjal
mengalir sekitar 600 ml/menit, normalnya 20% dari
plasma disaring di glomerulus dengan GFR 120
ml/menit atau sekitar 170 liter per hari. Penyaringan
terjadi di tubular ginjal dengan lebih dari 99% yang
terserap kembali meninggalkan pengeluaran urin
terakhir 1-1,5 liter per hari.
 Setelah usia 20 tahun terjadi penurunan aliran darah
ginjal kira-kira 10% per dekade  sehingga aliran
darah ginjal pada usia 80 tahun hanya menjadi sekitar
300 ml/menit. Pengurangan dari aliran darah ginjal
terutama berasal dari korteks. Pengurangan aliran
darah ginjal mungkin sebagai hasil dari kombinasi
pengurangan curah jantung dan perubahan dari hilus
besar, arcus aorta dan arteri interlobaris yang
berhubungan dengan usia.
Perubahan Laju Filtrasi
Glomerulus
 Penurunan kreatinin clearance dengan usia
≠ peningkatan konsentrasi kreatinin serum.
Produksi kreatinin sehari-hari (dari
pengeluaran kreatinin di urin) menurun
sejalan dengan penurunan kreatinin
clearance.
 Menilai GFR/creatinine clearance pada usia
lanjut.
Kreatinin clearance (Pria) =
(140-umur) X BB (kg) ml/menit
72 X serum cretinine (mg/dl)
Kreatinin clearance (wanita) = 0,85 X CC
Perubahan Pengaturan
Keseimbangan Air
 Jumlah total air dalam tubuh↓ sejalan dengan
↑ usia. ↓ lebih berarti pada perempuan
daripada laki-laki prinsipnya  penurunan
indeks massa tubuh terjadi karena peningkatan
jumlah lemak dalam tubuh.
 Pada lanjut usia, untuk mensekresi sejumlah
urin atau kehilangan air dapat ↑ osmolaritas
cairan ekstraseluler menyebabkan ↓ volume 
timbulnya rasa haus subjektif.
 Respon ginjal pada vasopressin <<
dibandingkan dengan usia muda yang
menyebabkan konsentrasi urin juga <<
 Orang dewasa sehat mengeluarkan 80% atau
lebih dari air yang diminum (20 ml/kgBB) dalam
Gagal Ginjal Akut
 Adalah penurunan fungsi ginjal secara
tiba-tiba, tapi tidak seluruhnya dan
reversibel  peningkatan BUN (Blood
Urea Nitrogen) serum dan kreatinin.
 Lansia cenderung mengalami GGA yang
bersifat progresif yang mengakibatkan
peningkatan morbiditas.
Etiologi
Penyebab GGA biasanya :
◦ Dehidrasi atau gangguan elektrolit  50%
◦ Obstruksi, terutama hipertrofi prostat  40%
◦ Kelainan ginjal primer  10%
Etiologi GGA
Pra Ginjal
(Sirkulasi)
Ginjal
(Parenkima
l)
Pasca
ginjal
(Obstruksi)
perfusi ginjal << :
- hipovolemia/
hipotensi
- curah jantung
- viskositas darah
- nekrosis tubular akut
- peny. glomerulus
akut
- obstruksi vascular
akut
- nefrektomi
obstruksi aliran
urine : obstruksi
VU, uretra,
kedua ureter,
dsb.
Gejala Klinik
 Oliguria
 Kenaikan kreatinin
 Ureum plasma
 Retensi natrium  konsentrasi natrium
urin rendah
Pada kelainan instrinsik :
 Paling sering adalah nekrosis tubular
akut.
 Terjadi kerusakan parah tapi reversibel
pada sel-sel tubulus, biasanya akibat
syok atau nefrotoksin.
 Gambaran klinisnya berupa gagal ginjal
dengan oliguria akut, oliguria berat atau
anuria.
 Diagnosis pasti ditegakkan dengan
biopsi ginjal untuk mengetahui kelainan
patologinya.
Kelainan pra ginjal :
 Cari faktor pencetus, periksa
keseimbangan cairan dan status
dehidrasi.
 Periksa konsentrasi natrium urin,
volume darah dikoreksi.
 Diberi diuretik, dan dipertimbangkan
pemberian inotropik dan dopamine.
Diagnosa dan Tatalaksana
Penyebab
Kelainan ginjal :
 Pemeriksaan urinalisa, mikroskopik urin ,
dan dipertimbangkan kemungkinan biopsi
ginjal, arteriografi, atau tes lainnya.
Kelainan pasca ginjal :
 Periksa apakah kandung kemih penuh,
pembesaran prostat, gangguan miksi, atau
nyeri pinggang.
 Pasang kateter urin, untuk mengetahui
adanya obstruksi juga untuk pengawasan
akurat dari urin dan mengambil bahan
pemeriksaan.
Komplikasi
 Jantung  edema paru, efusi
pericardium, aritmia.
 Gangguan elektrolit  asidosis,
hiperkalemia, hiponatremia.
 Neurologi  iritabilitas neuromuskular,
tremor, koma, gangguan kesadaran dan
kejang.
 Gastrointestinal  nausea, muntah,
gastritis, ulkus peptikum, perdarahan
gastrointestinal.
 Hematologi  anemia, diastesis
hemoragik.
Penatalaksaan Gagal Ginjal
 Pertahankan keseimbangan natrium dan
air
 Memberikan nutrisi yang cukup
 Mencegah dan memperbaiki
hiperkalemia
 Mencegah dan memperbaiki infeksi
 Mencegah dan memperbaiki perdarahan
saluran cerna
 Dialisis dini atau hemofltrasi sebaiknya
tidak ditunda sampai ureum tinggi,
Prognosa
 Penyebab kematian :
◦ infeksi (30-50%)
◦ perdarahan terutama saluran cerna (10-
20%)
◦ jantung (10-20%)
◦ gagal nafas (15%)
◦ gagal multiorgan dengan kombinasi
hipotensi, septikemia, dsb.
Gagal Ginjal Kronik
 Gagal ginjal kronik adalah penurunan
fungsi ginjal yang persisten dan
ireversibel, yang biasanya berkembang
menjadi gagal ginjal terminal.
 Pada lanjut usia, penyebab gagal ginjal
kronik yang tersering adalah
progressive renal sclerosis dan
pielonefritis kronis.
Prevalence Of CKD
In US Population (Age > 20 Years)
Stage Description GFR (mL/min/1.73m2)
Number of
People
% of Relevant
Population
1
Kidney damage with
normal or GFR
90 5,900,000 3.3
2
Kidney damage with mild
GFR
60-89 5,300,000 3.0
3 Moderate GFR 30-59 7,600,000 4.3
4 Severe GFR 15-29 400,000 0.2
5 Kidney failure
< 15
(or dialysis)
300,000 0.1
19,500,000 10.9%
NKF-K/DOQI. Am J Kidney Dis. 2001;37(suppl 1):S1-S238.
Manifestasi Klinis
Organ Manifestasi Klinis
Umum Fatigue, malaise
Kulit Pucat, rapuh
Kepala dan leher Fetor uremik, lidah kering
Kardiovaskuler Hipertensi, kelebihan cairan, gagal
jantung, perikarditis uremik,
penyakit vaskular
Pernapasan Hiperventilasi asidosis, edema
paru
Gastrointestinal Anoreksia, nausea, kolitis uremik,
Kemih Nokturia, poliuria, proteinuria
Saraf Letargi, malaise, tremor,
mengantuk, kebingungan, kejang,
koma
Tulang Defisiensi vitamin D
Sendi Gout, pseudogout
Hematologi Anemia, defisiensi imun, mudah
Pemeriksaan Penunjang
 Glomerulus filtration rate (GFR) ↓ 
Kreatinin plasma ↑. Dimulai bila GFR < 60
ml/menit.
 GFR ↓ hingga 8-10 ml/menit/1,73
m2/dekade setelah usia >35 tahun.
 Creatinine clearance lansia lebih buruk
daripada creatinine clearance pada pria
dengan usia 20 tahun.
 Secara umum dialisis dilakukan bila gejala
uremia timbul dan 8% penderita GGK di
Eropa memulai dialisis pada umur 65
tahun.
 Bikarbonat plasma ↓ (15-25 mmol/liter)
 Hiperkalemia
 Konsentrasi fosfat plasma & kalsium
plasma↑
 anemia normositik normokrom
 Mikroskopik urin kelainan sesuai
penyakit yang mendasarinya
 USG ginjal mengetahui ukuran ginjal
dan penyebab gagal ginjal, misalnya
adalah kista atau obstruksi pelvis ginjal
Komplikasi
 Komplikasi sistemik  anemia.
 Dapat dihubungkan dengan GGK melalui
beberapa faktor:
1. Pengurangan masa parenkim ginjal.
2. Eritropoetin yang rendah.
3. Kekurangan vitamin B 12 dan asam folat.
 Pada uremia masa hidup sel darah merah
memendek. Mungkin juga ada perdarahan dari
GIT yang menyebabkan anemia. Penggunaan
obat seperti AINS dan bloker dapat
mengurangi kadar eritropoetin dalam darah
 Lansia + aterosklerosis pertahankan kadar
Hb 10 g/dl cegah angina/gagal jantung
Penatalaksanaan
 Tentukan penyebab dari GGK
 Optimalisasi dan pertahankan
keseimbangan cairan dan garam  beri
furosemid dosis besar (250-1000
mg)/Loop diuretik (bumetanid, asam
etakrinat) cegah kelebihan cairan.
Atau beri suplemen Natrium
Klorida/Natrium Bikarbonat oral. Awasi
berat badan, urin, dan pencatatan
keseimbangan cairan (masukkan
melebihi keluaran sekitar 500 ml)
 Mencegah dan tata laksana penyakit
tulang ginjal  vitamin D/Kalsium karbonat
 Deteksi dini dan terapi infeksi
 Modifikasi terapi obat dan fungsi ginjal
(Obat yg metabolitnya toksikdigoksin,
aminoglikosid, analgesik opiat, amfoterisin,
dan allopurinol. Obat yg ↑ ureum
darahtetrasiklin, kortikosteroid dan
sitostatik)
 Deteksi dan terapi komplikasi (neuropati
perifer, hiperkalemia progresif, kelebihan
cairan progresif)
HIPERKALEMIA - Manifestasi Klinik
Jantung
Hilang
Tented, tall
Melebar
Melebar
Fibrilasi ventrikel
dan asistol
B.Kalium
 Kalium merupakan unsur yang penting
untuk mempertahankan membran
potensial elektrik
 Perubahan pada ion berdampak pada
kardiovaskuler , neuromuskuler dan
gastrointestinal
D/ :HIPERKALEMIA
Penatalaksanaan
Jika Gbr EKG Abnormal
CaCl2 10%,5-10 ml dalam larutan
IV selama 5-10 menit
Untuk Redistribusi Kalium
Sodium Bicarbonate 1 mEq/kg IV 5-10 mnt
50 gr D 50% & Insulin 10 U 5-10 menit
2 - agonist (albuterol 10-20 mg)
Untuk menarik Kalium dari tubuh
Loop diuretik , dialisis
Natrium polisterene sulfonat
Penyebab
Hiperkalemia
 Disfungsi ginjal
 Asidemia
 Hipoaldosteronism
 Obat-obatan(diuretik
hemat kalium)
 Intake berlebihan
 Kematian sel
◦ Rhabdomiolisis
◦ Tumor lisis
◦ Luka bakar
◦ Hemolisis
Hypokalemia
Pergeseran
antar sel
Kehilangan
melalui ginjal
Kehilangan
melalui
diluar
ginjal
Intake
yang
kurang
Alkalosis
Hiperventilasi
Insulin
ß-Adrenergic
agonist
Hipomagnesemi
a
Diuresis
Alkalosis
metabolik
Kerusakan
Tubulus ginjal
Ketoasidosis
diabetikum
Diare
Berkeringat
yag
berlebihan
Suction
NGT
Malnutrisi
Alkoholik
Anoreksi
a nervosa
Manifestasi Klinis
Hipokalemia
 Jantung
◦ Gangguan irama jantung (ventrikular dan
supraventrikular, perlambatan hantaran,
sinus bradikardi)
◦ EKG: Gelombang U, Perpanjangan QT, T
datar atau terbalik
 Otot:
◦ Kelemahan otot (lumpuh), parestesia,
ileus, kram perut, nausea, dan muntah
Penatalaksanaan
 Mengatasi penyebab
 Memberikan Kalium:
◦ Jika K > 3mmol/L dan tidak bergejala, KCl oral atau
NGT 20-40 mmol/L setiap 4-6 jam.
◦ Jika K < 2,5 mmol/L atau < 3 mmol/L, pasien
mendapat digoksin atau bergejala, KCl iv 10 mmol/jam
◦ Jika gangguan irama jantung mengancam jiwa atau
lumpuh otot, berikan KCl 20-30 mmol/jam melalui CVP
kateter (10 mmol dalam 100 cc cairan diberikan dalam
waktu > 20 menit
A.Natrium
 Merupakan penentu utama
osmolaritas dalam darah dan
berperan dalam pengaturan volume
ekstrasel
 Manifestasi klinik pada sistim syaraf
dan fungsi neuromuskuler
Hiponatremia
 1% dari pasien yang di rawat di RS
 Gejala neurologik
◦ Disorientasi ,irritabilitas ,kejang, koma,
encephalopathy
 Symptoms peripheral :
◦ Kramp, kedutan, fasikulasi
◦ Akibat adanya gangguan konduksi ion
_ Kelemahan otot , gagal napas
HIPONATREMIA
Hiponatremia Hipovolemia
Diuretik
Disfungsi tubuli ginjal
Gangguan Gastrointestinal
Kulit  keringat
Iatrogenik
Penyebab
Hiponatremia hipervolemia
Gagal jantung kongestif
Gagal ginjal akut
Sirosis
Iatrogenik
Hiponatremia normovolemia
SIADH
Hipotiroidisme
Polidipsi psikogenik
Iatrogenik
Strategi Penanganan
 Hiponatremia normovolemia
◦ Osmolalitas urine > 300 mOsm
◦ Osmolalitas serum
(2 x Na serum) + glukosa/18 + BUN/2.8
 Jika akut & bergejala: Kadar Na harus ditingkatkan
◦ Restriksi cairan
◦ Loop diuretik
◦ Mengganti cairan intra vaskuler dgn NaCL 0.9% atau 3%
 Jika berat (kejang atau koma): NaCl Hipertonis 1 mmol/kg.
Max 3-5 mmol/L atau gejala hilang
◦ NaCL 3% mengandung Na 0.5 mmol/mL
 Kenaikan Na: 8-12 mmol/L pada 24 jam pertama
Central Pontine Myelinosis
 Terjadi akibat koreksi secara cepat
Natrium ,koreksi lebih > 25 mEq
dalam 24-48 jam
 Batas kenaikan dibatasi 12 mEq /hari
 Koreksi keadaan kronik dibatasi 10
mEq/hari
Hipernatremia
 Na > 145 mEq/L
 Penyebab
Kehilangan cairan Kekurangan intake
cairan
Kelebihan intake
cairan
Diare
Muntah
Keringat yang
berlebihan
Diuresis
Diabetes insipidus
Gangguan Rasa
haus
Tablet garam
Cairan Hipertonik
Na Bikarbonat
Manifestasi Klinis
Hipernatremia
 CNS: disorientasi, penurunan
kesadaran, irritabilitas, kejang, koma,
mual/muntah
 Kelemahan otot
 Poliuria menunjukkan kemungkinan
◦ Diabetes Insipidus
◦ Kelebihan intake garam dan air
Strategi Penanganan
 Kekurangan Cairan (L):
◦ Laki: 0.6 x BB (Na yg diukur/Na normal) - 1
◦ Perempuan; 0.5 x BB (Na yg diukur/Na normal) - 1
 Jenis cairan pengganti:
◦ D 5%, Na CL 0,45%
◦ Bila pasien stabil , cairan via NGT
 Keadaan akut dan simptomatis , penurunan kadar
natrium < 12-20 mEq/L dalam 24 jam
 Bila kronik dan asimptomatis turunkan natrium < 5-
10 mEq/L selama 24 jam
Gangguan Elektrolit lain
 Kalsium
◦ Dibutuhkan untuk kontraksi otot, penghantaran
rangsang syaraf, sekresi hormon, pembekuan
darah, pembelahan sel, pergerakan sel dan
penyembuhan luka.
◦ Efektif: Kalsium ion.
Hipokalsemia
 Kadar kalsium dalam darah:
◦ Kalsium total: < 8.5 mg/dL (< 2.12 mmol/L)
◦ Kalsium ion: < 0,1 mmol/l
 Gejala Klinis:
◦ Kelainan kardiovaskuler: Hipotensi,
bradikardi, aritmia, gagal jantung, henti
jantung
◦ Neuromuskular: lelah, spasme otot,
spasme laring, hiperrefleksia, kejang, tetani
dan parastesia
Hipokalsemia
 Penyebab:
Hipoparatiroid
Sepsis
Luka bakar
Rabdomiolisis
Pankreatitis
Malabsorbsi
Penyakit hati
Penyakit Ginjal
Calcium Chelators
Hipomagnesemia
Transfusi yang masif
Hipokalsemia
 Penatalaksanaan
◦ Koreksi penyebab
◦ Pemberian kalsium
 Hipokalsemia ringan, dapat ditoleransi dengan baik
 Hipokalsemia berat atau bergejala:
 100 mg kalsium iv selama 5-10 menit (3-4 ml CaCl 10%, atau
10 ml Ca glukonas), diikuti 0.3-2.0 ml/kg/jam.
 Jika kadar kalsium stabil, berikan enteral 500-1000 mg/6 jam)
◦ Sediaan kalsium:
 1 g CaCl 10% = 10 ml = 272 mg kalsium.
 1 g Ca glukonas = 10 ml = 90 mg kalsium
◦ Jika gagal:
 Beri Vit D dan Mg
Hiperkalsemia
 Kadar kalsium dalam darah:
◦ Kalsium total: > 11 mg/dl (2.75 mmol/L)
◦ Kalsium ion: > 1.3 mmol/L
 Gejala Klinis:
◦ Kardiovaskuler: hipertensi, iskemi otot jantung,
aritmia, bradikardia, hambatan hantaran irama
jantung, dehidrasi, hipotensi, lelah, koma, kejang,
mati mendadak
◦ Saluran cerna: mual, muntah, nyeri perut,
konstipasi, pankreatitis, ulkus
◦ Diabetes insipidus dengan poliuri
◦ Batu ginjal nefrokalsinosis, gagal ginjal.
Hiperkalsemia
 Penyebab:
Hiperparatiroid
Keganasan
Immobilisasi
Kelebihan vit A atau
Vit D
Tirotoksikosis
Penyakit
granulomatosis
Hiperkalsemia
 Penatalaksanaan
◦ Atasi penyebab
◦ Rehidrasi:
 Na Cl 0.9% s/d urin 2-3 ml/kg/jam.
◦ Menurunkan kadar kalsium:
 Diuretik loop.
 Pada gagal ginjal, mengancam kehidupan : dialisis
Hipofosfatemia
 Fosfat penting untuk metabolisme energi sel
 Kadar fosfat < 2.5 mg/dl (0.81 mmol/L)
 Gejala Klinis:
◦ Kelemahan otot, gagal nafas, rabdomiolosis,
parastesi, lethargi, disorientasi, koma, kejang
◦ Gagal fungsi tubulus ginjal
◦ Gagal respon terhadap presor
◦ Disfungsi hati, disfungsi imun, gagal sintesa
protein, hemolisis, gagal fungsi trombosis, gagal
pelepasan O2 dari Hb
 Penyebab:
Perpindahan
antar sel
Kehilangan
dari ginjal
Kehilangan
dari sal.
cerna
Penurunan
intake
Alkalosis akut
Pemberian KH
Obat (insulin,
epinefrin)
Hiperparatiroi
d
Diuretik
Hipokalemia
Hipo Mg
Steroid
Malabsorbsi
Diare
Fistel
intestinal
Antasida
Malnutrisi
Nutrisi
parenteral
Hipofosfatemia
 Penatalaksanaan:
◦ Atasi penyebab
◦ Koreksi gangguan elektrolit
◦ Koreksi fosfat
 Kadar fosfat < 1 mg/dl (0.32 mmol/L) dan bergejala,
mengancam jiwa
 Berikan fosfat 0.6-0.9 mg/kg/jam iv
 Jika kadar Fosfat stabil, 1000 mg fosfat/hari
 Sediaan:
 Kalium fosfat (93 mg fosfat/ml; 1.1 mmol/l K)
 Natrium fosfat (93 mg fosfat)
Hipofosfatemia
 Fosfat secara enteral dapat diberikan
pada kadar fosfat > 1-1.5 mg/dl (>
0.32-0.48 mmol/L).
 Monitor kadar fosfat serum (3-4 mg/dl
atau 0.97-1.29 mmol/L)
Hipofosfatemia
Hipomagnesemia
 Mg penting untuk transfer energi dan stabilitas
elektrik.
 Kadar Mg <1.8 mg/dl atau 1.5 mEq/dl (<0.75
mmol/L)
Penyebab :
Kehilangan
melalui ginjal
Kehilangan melalui
sal. Cerna
Pergeseran
antar sel
Penurunan
intake
Disfungsi tubulus
ginjal
Diuresis
Hipokalemia
Obat
(aminoglikosida,
ampothericin B)
Malabsorbsi
Diare
NG suction
Refeeding
Penyembuhan
dari hipotermi
Malnutrisi
Alkoholik
Nutrisi parentral
 Gejala Klinis:
◦ Kelainan kardiovaskuler:
 Perpanjangan interval QT, aritmia, vasospasm,
iskemi otot jantung
◦ Neuromuscular:
 kelemahan, tremor, kejang, tetani, koma
◦ Kelainan elektrolit:
 Hipokalemia, hipokalsemia
Hipomagnesemia
 Atasi penyebab
 Koreksi gangguan elektrolit yang menyertai
 Memberikan Magnesium:
◦ Emergensi (disertai aritmia), berikan Mg Sulfat 1-
2 g iv selama 5-10 menit
◦ Interval waktu 10-60 menit.
◦ Dilanjutkan 1-2 g/4-6 jam, iv.
◦ Kadar Mg stabil, dosis maintenans: 0.1-0.2
mEq/kg/hari ( 1g Mg = 8 mEq)
◦ Dosis Mg diturunkan jika ada gagal ginjal
Hipomagnesemia
Kesimpulan
 Gangguan elektrolit tidak bisa
disepelekan , karena dapat
mengancam jiwa dan menyebabkan
syok dalam waktu singkat jika tidak
mendapatkan penanganan secara
cepat dan adekuat.
 Gangguan elektrolit tersebut bisa kita
pantau melalui pemeriksaan
laboratorium yaitu pemeriksaan kadar
elektrolit seperti Natrium, Kalium,
kalsium, fosfat dan magnesium.
Koreksi gangguan elektrolit sangatlah
penting pada pasien dengan
gangguan gagal ginjal

More Related Content

What's hot

Presentasi Gagal ginjal akut dan kronik
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronikPresentasi Gagal ginjal akut dan kronik
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronikYucke Pebriani
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungADam Raeyoo
 
10 gambar ekg slide shere
10 gambar ekg slide shere10 gambar ekg slide shere
10 gambar ekg slide shereViodeta Viodeta
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhfDwi Andini
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anakdr.Ade Adra
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumpade anggara
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedangEllyeUtami
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema parusu darto
 

What's hot (20)

Patofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anakPatofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anak
 
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronik
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronikPresentasi Gagal ginjal akut dan kronik
Presentasi Gagal ginjal akut dan kronik
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Gangguan asam basa
Gangguan asam basaGangguan asam basa
Gangguan asam basa
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Keseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolitKeseimbangan cairan & elektrolit
Keseimbangan cairan & elektrolit
 
kolestasis
kolestasiskolestasis
kolestasis
 
Gagal ginjal akut
Gagal ginjal akutGagal ginjal akut
Gagal ginjal akut
 
10 gambar ekg slide shere
10 gambar ekg slide shere10 gambar ekg slide shere
10 gambar ekg slide shere
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhf
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
Terapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anakTerapi cairan pada anak
Terapi cairan pada anak
 
Cairan infus
Cairan infusCairan infus
Cairan infus
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pump
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang4. askep diare akut dehidrasi sedang
4. askep diare akut dehidrasi sedang
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
 

Similar to GINJAL] Anatomi, Fisiologi dan Gangguan Ginjal

Similar to GINJAL] Anatomi, Fisiologi dan Gangguan Ginjal (20)

Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injuryAsuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
Asuhan keperawatan pada klien dengan acut kidney injury
 
Hrs 88 arim
Hrs 88 arimHrs 88 arim
Hrs 88 arim
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah gagal ginjal (2)
Makalah gagal ginjal (2)Makalah gagal ginjal (2)
Makalah gagal ginjal (2)
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Makalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjalMakalah gagal ginjal
Makalah gagal ginjal
 
Askep GGA oleh herianto.pptx
Askep GGA oleh herianto.pptxAskep GGA oleh herianto.pptx
Askep GGA oleh herianto.pptx
 
askep-crf.ppt
askep-crf.pptaskep-crf.ppt
askep-crf.ppt
 
Dr richer
Dr richerDr richer
Dr richer
 
Ardat AKPER PEMKAB MUNA
Ardat AKPER PEMKAB MUNAArdat AKPER PEMKAB MUNA
Ardat AKPER PEMKAB MUNA
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney disease
 
askep GAGAL GINJAL KRONIK.ppt
askep GAGAL GINJAL KRONIK.pptaskep GAGAL GINJAL KRONIK.ppt
askep GAGAL GINJAL KRONIK.ppt
 
Ckd
CkdCkd
Ckd
 
Ckd2
Ckd2Ckd2
Ckd2
 
PPT_CRF.pptx
PPT_CRF.pptxPPT_CRF.pptx
PPT_CRF.pptx
 
PENYAKIT_GINJAL UNTUK KIMIA FARMA (2).pptx
PENYAKIT_GINJAL UNTUK KIMIA FARMA (2).pptxPENYAKIT_GINJAL UNTUK KIMIA FARMA (2).pptx
PENYAKIT_GINJAL UNTUK KIMIA FARMA (2).pptx
 
GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONIS
GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONISGAGAL GINJAL AKUT DAN KRONIS
GAGAL GINJAL AKUT DAN KRONIS
 
gagal ginjal akut dan kronis
gagal ginjal akut dan kronisgagal ginjal akut dan kronis
gagal ginjal akut dan kronis
 

GINJAL] Anatomi, Fisiologi dan Gangguan Ginjal

  • 1. ANATOMI Ginjal merupakan organ retroperitoneal ≈ kacang - Di kedua sisi columna vertebralis - Proyeksi setinggi vertebrae Th.12-L3  kanan vertebrae Th.11-L2  kiri - Terdiri : ± 1.000.000 nefron
  • 2. FISIOLOGI Fungsi Ginjal:  Ekresi produk sisa metabolit, bahan kimia asing.  Pengaturan keseimbangan air & elektrolit.  Pengaturan tekanan arteri.  Pengaturan keseimbangan asam-basa.  Pengaturan produksi eritrosit.  Pengaturan produksi 1,25-Dihidroksivitamin D3.  Glukoneogenesis
  • 3. Perubahan Aliran Darah  Ginjal menerima ± 20% dari aliran darah jantung / ± 1 liter per menit darah dari 40% hematokrit. Plasma ginjal mengalir sekitar 600 ml/menit, normalnya 20% dari plasma disaring di glomerulus dengan GFR 120 ml/menit atau sekitar 170 liter per hari. Penyaringan terjadi di tubular ginjal dengan lebih dari 99% yang terserap kembali meninggalkan pengeluaran urin terakhir 1-1,5 liter per hari.  Setelah usia 20 tahun terjadi penurunan aliran darah ginjal kira-kira 10% per dekade  sehingga aliran darah ginjal pada usia 80 tahun hanya menjadi sekitar 300 ml/menit. Pengurangan dari aliran darah ginjal terutama berasal dari korteks. Pengurangan aliran darah ginjal mungkin sebagai hasil dari kombinasi pengurangan curah jantung dan perubahan dari hilus besar, arcus aorta dan arteri interlobaris yang berhubungan dengan usia.
  • 4. Perubahan Laju Filtrasi Glomerulus  Penurunan kreatinin clearance dengan usia ≠ peningkatan konsentrasi kreatinin serum. Produksi kreatinin sehari-hari (dari pengeluaran kreatinin di urin) menurun sejalan dengan penurunan kreatinin clearance.  Menilai GFR/creatinine clearance pada usia lanjut. Kreatinin clearance (Pria) = (140-umur) X BB (kg) ml/menit 72 X serum cretinine (mg/dl) Kreatinin clearance (wanita) = 0,85 X CC
  • 5. Perubahan Pengaturan Keseimbangan Air  Jumlah total air dalam tubuh↓ sejalan dengan ↑ usia. ↓ lebih berarti pada perempuan daripada laki-laki prinsipnya  penurunan indeks massa tubuh terjadi karena peningkatan jumlah lemak dalam tubuh.  Pada lanjut usia, untuk mensekresi sejumlah urin atau kehilangan air dapat ↑ osmolaritas cairan ekstraseluler menyebabkan ↓ volume  timbulnya rasa haus subjektif.  Respon ginjal pada vasopressin << dibandingkan dengan usia muda yang menyebabkan konsentrasi urin juga <<  Orang dewasa sehat mengeluarkan 80% atau lebih dari air yang diminum (20 ml/kgBB) dalam
  • 6. Gagal Ginjal Akut  Adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba, tapi tidak seluruhnya dan reversibel  peningkatan BUN (Blood Urea Nitrogen) serum dan kreatinin.  Lansia cenderung mengalami GGA yang bersifat progresif yang mengakibatkan peningkatan morbiditas.
  • 7. Etiologi Penyebab GGA biasanya : ◦ Dehidrasi atau gangguan elektrolit  50% ◦ Obstruksi, terutama hipertrofi prostat  40% ◦ Kelainan ginjal primer  10%
  • 8. Etiologi GGA Pra Ginjal (Sirkulasi) Ginjal (Parenkima l) Pasca ginjal (Obstruksi) perfusi ginjal << : - hipovolemia/ hipotensi - curah jantung - viskositas darah - nekrosis tubular akut - peny. glomerulus akut - obstruksi vascular akut - nefrektomi obstruksi aliran urine : obstruksi VU, uretra, kedua ureter, dsb.
  • 9. Gejala Klinik  Oliguria  Kenaikan kreatinin  Ureum plasma  Retensi natrium  konsentrasi natrium urin rendah
  • 10. Pada kelainan instrinsik :  Paling sering adalah nekrosis tubular akut.  Terjadi kerusakan parah tapi reversibel pada sel-sel tubulus, biasanya akibat syok atau nefrotoksin.  Gambaran klinisnya berupa gagal ginjal dengan oliguria akut, oliguria berat atau anuria.  Diagnosis pasti ditegakkan dengan biopsi ginjal untuk mengetahui kelainan patologinya.
  • 11. Kelainan pra ginjal :  Cari faktor pencetus, periksa keseimbangan cairan dan status dehidrasi.  Periksa konsentrasi natrium urin, volume darah dikoreksi.  Diberi diuretik, dan dipertimbangkan pemberian inotropik dan dopamine. Diagnosa dan Tatalaksana Penyebab
  • 12. Kelainan ginjal :  Pemeriksaan urinalisa, mikroskopik urin , dan dipertimbangkan kemungkinan biopsi ginjal, arteriografi, atau tes lainnya. Kelainan pasca ginjal :  Periksa apakah kandung kemih penuh, pembesaran prostat, gangguan miksi, atau nyeri pinggang.  Pasang kateter urin, untuk mengetahui adanya obstruksi juga untuk pengawasan akurat dari urin dan mengambil bahan pemeriksaan.
  • 13. Komplikasi  Jantung  edema paru, efusi pericardium, aritmia.  Gangguan elektrolit  asidosis, hiperkalemia, hiponatremia.  Neurologi  iritabilitas neuromuskular, tremor, koma, gangguan kesadaran dan kejang.  Gastrointestinal  nausea, muntah, gastritis, ulkus peptikum, perdarahan gastrointestinal.  Hematologi  anemia, diastesis hemoragik.
  • 14. Penatalaksaan Gagal Ginjal  Pertahankan keseimbangan natrium dan air  Memberikan nutrisi yang cukup  Mencegah dan memperbaiki hiperkalemia  Mencegah dan memperbaiki infeksi  Mencegah dan memperbaiki perdarahan saluran cerna  Dialisis dini atau hemofltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum tinggi,
  • 15. Prognosa  Penyebab kematian : ◦ infeksi (30-50%) ◦ perdarahan terutama saluran cerna (10- 20%) ◦ jantung (10-20%) ◦ gagal nafas (15%) ◦ gagal multiorgan dengan kombinasi hipotensi, septikemia, dsb.
  • 16. Gagal Ginjal Kronik  Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang persisten dan ireversibel, yang biasanya berkembang menjadi gagal ginjal terminal.  Pada lanjut usia, penyebab gagal ginjal kronik yang tersering adalah progressive renal sclerosis dan pielonefritis kronis.
  • 17. Prevalence Of CKD In US Population (Age > 20 Years) Stage Description GFR (mL/min/1.73m2) Number of People % of Relevant Population 1 Kidney damage with normal or GFR 90 5,900,000 3.3 2 Kidney damage with mild GFR 60-89 5,300,000 3.0 3 Moderate GFR 30-59 7,600,000 4.3 4 Severe GFR 15-29 400,000 0.2 5 Kidney failure < 15 (or dialysis) 300,000 0.1 19,500,000 10.9% NKF-K/DOQI. Am J Kidney Dis. 2001;37(suppl 1):S1-S238.
  • 18. Manifestasi Klinis Organ Manifestasi Klinis Umum Fatigue, malaise Kulit Pucat, rapuh Kepala dan leher Fetor uremik, lidah kering Kardiovaskuler Hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, perikarditis uremik, penyakit vaskular Pernapasan Hiperventilasi asidosis, edema paru Gastrointestinal Anoreksia, nausea, kolitis uremik, Kemih Nokturia, poliuria, proteinuria Saraf Letargi, malaise, tremor, mengantuk, kebingungan, kejang, koma Tulang Defisiensi vitamin D Sendi Gout, pseudogout Hematologi Anemia, defisiensi imun, mudah
  • 19. Pemeriksaan Penunjang  Glomerulus filtration rate (GFR) ↓  Kreatinin plasma ↑. Dimulai bila GFR < 60 ml/menit.  GFR ↓ hingga 8-10 ml/menit/1,73 m2/dekade setelah usia >35 tahun.  Creatinine clearance lansia lebih buruk daripada creatinine clearance pada pria dengan usia 20 tahun.  Secara umum dialisis dilakukan bila gejala uremia timbul dan 8% penderita GGK di Eropa memulai dialisis pada umur 65 tahun.
  • 20.  Bikarbonat plasma ↓ (15-25 mmol/liter)  Hiperkalemia  Konsentrasi fosfat plasma & kalsium plasma↑  anemia normositik normokrom  Mikroskopik urin kelainan sesuai penyakit yang mendasarinya  USG ginjal mengetahui ukuran ginjal dan penyebab gagal ginjal, misalnya adalah kista atau obstruksi pelvis ginjal
  • 21. Komplikasi  Komplikasi sistemik  anemia.  Dapat dihubungkan dengan GGK melalui beberapa faktor: 1. Pengurangan masa parenkim ginjal. 2. Eritropoetin yang rendah. 3. Kekurangan vitamin B 12 dan asam folat.  Pada uremia masa hidup sel darah merah memendek. Mungkin juga ada perdarahan dari GIT yang menyebabkan anemia. Penggunaan obat seperti AINS dan bloker dapat mengurangi kadar eritropoetin dalam darah  Lansia + aterosklerosis pertahankan kadar Hb 10 g/dl cegah angina/gagal jantung
  • 22. Penatalaksanaan  Tentukan penyebab dari GGK  Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam  beri furosemid dosis besar (250-1000 mg)/Loop diuretik (bumetanid, asam etakrinat) cegah kelebihan cairan. Atau beri suplemen Natrium Klorida/Natrium Bikarbonat oral. Awasi berat badan, urin, dan pencatatan keseimbangan cairan (masukkan melebihi keluaran sekitar 500 ml)
  • 23.  Mencegah dan tata laksana penyakit tulang ginjal  vitamin D/Kalsium karbonat  Deteksi dini dan terapi infeksi  Modifikasi terapi obat dan fungsi ginjal (Obat yg metabolitnya toksikdigoksin, aminoglikosid, analgesik opiat, amfoterisin, dan allopurinol. Obat yg ↑ ureum darahtetrasiklin, kortikosteroid dan sitostatik)  Deteksi dan terapi komplikasi (neuropati perifer, hiperkalemia progresif, kelebihan cairan progresif)
  • 24. HIPERKALEMIA - Manifestasi Klinik Jantung Hilang Tented, tall Melebar Melebar Fibrilasi ventrikel dan asistol
  • 25. B.Kalium  Kalium merupakan unsur yang penting untuk mempertahankan membran potensial elektrik  Perubahan pada ion berdampak pada kardiovaskuler , neuromuskuler dan gastrointestinal
  • 26. D/ :HIPERKALEMIA Penatalaksanaan Jika Gbr EKG Abnormal CaCl2 10%,5-10 ml dalam larutan IV selama 5-10 menit Untuk Redistribusi Kalium Sodium Bicarbonate 1 mEq/kg IV 5-10 mnt 50 gr D 50% & Insulin 10 U 5-10 menit 2 - agonist (albuterol 10-20 mg) Untuk menarik Kalium dari tubuh Loop diuretik , dialisis Natrium polisterene sulfonat
  • 27. Penyebab Hiperkalemia  Disfungsi ginjal  Asidemia  Hipoaldosteronism  Obat-obatan(diuretik hemat kalium)  Intake berlebihan  Kematian sel ◦ Rhabdomiolisis ◦ Tumor lisis ◦ Luka bakar ◦ Hemolisis
  • 29. Manifestasi Klinis Hipokalemia  Jantung ◦ Gangguan irama jantung (ventrikular dan supraventrikular, perlambatan hantaran, sinus bradikardi) ◦ EKG: Gelombang U, Perpanjangan QT, T datar atau terbalik  Otot: ◦ Kelemahan otot (lumpuh), parestesia, ileus, kram perut, nausea, dan muntah
  • 30. Penatalaksanaan  Mengatasi penyebab  Memberikan Kalium: ◦ Jika K > 3mmol/L dan tidak bergejala, KCl oral atau NGT 20-40 mmol/L setiap 4-6 jam. ◦ Jika K < 2,5 mmol/L atau < 3 mmol/L, pasien mendapat digoksin atau bergejala, KCl iv 10 mmol/jam ◦ Jika gangguan irama jantung mengancam jiwa atau lumpuh otot, berikan KCl 20-30 mmol/jam melalui CVP kateter (10 mmol dalam 100 cc cairan diberikan dalam waktu > 20 menit
  • 31. A.Natrium  Merupakan penentu utama osmolaritas dalam darah dan berperan dalam pengaturan volume ekstrasel  Manifestasi klinik pada sistim syaraf dan fungsi neuromuskuler
  • 32. Hiponatremia  1% dari pasien yang di rawat di RS  Gejala neurologik ◦ Disorientasi ,irritabilitas ,kejang, koma, encephalopathy  Symptoms peripheral : ◦ Kramp, kedutan, fasikulasi ◦ Akibat adanya gangguan konduksi ion _ Kelemahan otot , gagal napas
  • 33. HIPONATREMIA Hiponatremia Hipovolemia Diuretik Disfungsi tubuli ginjal Gangguan Gastrointestinal Kulit  keringat Iatrogenik Penyebab Hiponatremia hipervolemia Gagal jantung kongestif Gagal ginjal akut Sirosis Iatrogenik Hiponatremia normovolemia SIADH Hipotiroidisme Polidipsi psikogenik Iatrogenik
  • 34. Strategi Penanganan  Hiponatremia normovolemia ◦ Osmolalitas urine > 300 mOsm ◦ Osmolalitas serum (2 x Na serum) + glukosa/18 + BUN/2.8  Jika akut & bergejala: Kadar Na harus ditingkatkan ◦ Restriksi cairan ◦ Loop diuretik ◦ Mengganti cairan intra vaskuler dgn NaCL 0.9% atau 3%  Jika berat (kejang atau koma): NaCl Hipertonis 1 mmol/kg. Max 3-5 mmol/L atau gejala hilang ◦ NaCL 3% mengandung Na 0.5 mmol/mL  Kenaikan Na: 8-12 mmol/L pada 24 jam pertama
  • 35. Central Pontine Myelinosis  Terjadi akibat koreksi secara cepat Natrium ,koreksi lebih > 25 mEq dalam 24-48 jam  Batas kenaikan dibatasi 12 mEq /hari  Koreksi keadaan kronik dibatasi 10 mEq/hari
  • 36. Hipernatremia  Na > 145 mEq/L  Penyebab Kehilangan cairan Kekurangan intake cairan Kelebihan intake cairan Diare Muntah Keringat yang berlebihan Diuresis Diabetes insipidus Gangguan Rasa haus Tablet garam Cairan Hipertonik Na Bikarbonat
  • 37. Manifestasi Klinis Hipernatremia  CNS: disorientasi, penurunan kesadaran, irritabilitas, kejang, koma, mual/muntah  Kelemahan otot  Poliuria menunjukkan kemungkinan ◦ Diabetes Insipidus ◦ Kelebihan intake garam dan air
  • 38. Strategi Penanganan  Kekurangan Cairan (L): ◦ Laki: 0.6 x BB (Na yg diukur/Na normal) - 1 ◦ Perempuan; 0.5 x BB (Na yg diukur/Na normal) - 1  Jenis cairan pengganti: ◦ D 5%, Na CL 0,45% ◦ Bila pasien stabil , cairan via NGT  Keadaan akut dan simptomatis , penurunan kadar natrium < 12-20 mEq/L dalam 24 jam  Bila kronik dan asimptomatis turunkan natrium < 5- 10 mEq/L selama 24 jam
  • 39. Gangguan Elektrolit lain  Kalsium ◦ Dibutuhkan untuk kontraksi otot, penghantaran rangsang syaraf, sekresi hormon, pembekuan darah, pembelahan sel, pergerakan sel dan penyembuhan luka. ◦ Efektif: Kalsium ion.
  • 40. Hipokalsemia  Kadar kalsium dalam darah: ◦ Kalsium total: < 8.5 mg/dL (< 2.12 mmol/L) ◦ Kalsium ion: < 0,1 mmol/l  Gejala Klinis: ◦ Kelainan kardiovaskuler: Hipotensi, bradikardi, aritmia, gagal jantung, henti jantung ◦ Neuromuskular: lelah, spasme otot, spasme laring, hiperrefleksia, kejang, tetani dan parastesia
  • 41. Hipokalsemia  Penyebab: Hipoparatiroid Sepsis Luka bakar Rabdomiolisis Pankreatitis Malabsorbsi Penyakit hati Penyakit Ginjal Calcium Chelators Hipomagnesemia Transfusi yang masif
  • 42. Hipokalsemia  Penatalaksanaan ◦ Koreksi penyebab ◦ Pemberian kalsium  Hipokalsemia ringan, dapat ditoleransi dengan baik  Hipokalsemia berat atau bergejala:  100 mg kalsium iv selama 5-10 menit (3-4 ml CaCl 10%, atau 10 ml Ca glukonas), diikuti 0.3-2.0 ml/kg/jam.  Jika kadar kalsium stabil, berikan enteral 500-1000 mg/6 jam) ◦ Sediaan kalsium:  1 g CaCl 10% = 10 ml = 272 mg kalsium.  1 g Ca glukonas = 10 ml = 90 mg kalsium ◦ Jika gagal:  Beri Vit D dan Mg
  • 43. Hiperkalsemia  Kadar kalsium dalam darah: ◦ Kalsium total: > 11 mg/dl (2.75 mmol/L) ◦ Kalsium ion: > 1.3 mmol/L  Gejala Klinis: ◦ Kardiovaskuler: hipertensi, iskemi otot jantung, aritmia, bradikardia, hambatan hantaran irama jantung, dehidrasi, hipotensi, lelah, koma, kejang, mati mendadak ◦ Saluran cerna: mual, muntah, nyeri perut, konstipasi, pankreatitis, ulkus ◦ Diabetes insipidus dengan poliuri ◦ Batu ginjal nefrokalsinosis, gagal ginjal.
  • 44. Hiperkalsemia  Penyebab: Hiperparatiroid Keganasan Immobilisasi Kelebihan vit A atau Vit D Tirotoksikosis Penyakit granulomatosis
  • 45. Hiperkalsemia  Penatalaksanaan ◦ Atasi penyebab ◦ Rehidrasi:  Na Cl 0.9% s/d urin 2-3 ml/kg/jam. ◦ Menurunkan kadar kalsium:  Diuretik loop.  Pada gagal ginjal, mengancam kehidupan : dialisis
  • 46. Hipofosfatemia  Fosfat penting untuk metabolisme energi sel  Kadar fosfat < 2.5 mg/dl (0.81 mmol/L)  Gejala Klinis: ◦ Kelemahan otot, gagal nafas, rabdomiolosis, parastesi, lethargi, disorientasi, koma, kejang ◦ Gagal fungsi tubulus ginjal ◦ Gagal respon terhadap presor ◦ Disfungsi hati, disfungsi imun, gagal sintesa protein, hemolisis, gagal fungsi trombosis, gagal pelepasan O2 dari Hb
  • 47.  Penyebab: Perpindahan antar sel Kehilangan dari ginjal Kehilangan dari sal. cerna Penurunan intake Alkalosis akut Pemberian KH Obat (insulin, epinefrin) Hiperparatiroi d Diuretik Hipokalemia Hipo Mg Steroid Malabsorbsi Diare Fistel intestinal Antasida Malnutrisi Nutrisi parenteral Hipofosfatemia
  • 48.  Penatalaksanaan: ◦ Atasi penyebab ◦ Koreksi gangguan elektrolit ◦ Koreksi fosfat  Kadar fosfat < 1 mg/dl (0.32 mmol/L) dan bergejala, mengancam jiwa  Berikan fosfat 0.6-0.9 mg/kg/jam iv  Jika kadar Fosfat stabil, 1000 mg fosfat/hari  Sediaan:  Kalium fosfat (93 mg fosfat/ml; 1.1 mmol/l K)  Natrium fosfat (93 mg fosfat) Hipofosfatemia
  • 49.  Fosfat secara enteral dapat diberikan pada kadar fosfat > 1-1.5 mg/dl (> 0.32-0.48 mmol/L).  Monitor kadar fosfat serum (3-4 mg/dl atau 0.97-1.29 mmol/L) Hipofosfatemia
  • 50. Hipomagnesemia  Mg penting untuk transfer energi dan stabilitas elektrik.  Kadar Mg <1.8 mg/dl atau 1.5 mEq/dl (<0.75 mmol/L) Penyebab : Kehilangan melalui ginjal Kehilangan melalui sal. Cerna Pergeseran antar sel Penurunan intake Disfungsi tubulus ginjal Diuresis Hipokalemia Obat (aminoglikosida, ampothericin B) Malabsorbsi Diare NG suction Refeeding Penyembuhan dari hipotermi Malnutrisi Alkoholik Nutrisi parentral
  • 51.  Gejala Klinis: ◦ Kelainan kardiovaskuler:  Perpanjangan interval QT, aritmia, vasospasm, iskemi otot jantung ◦ Neuromuscular:  kelemahan, tremor, kejang, tetani, koma ◦ Kelainan elektrolit:  Hipokalemia, hipokalsemia Hipomagnesemia
  • 52.  Atasi penyebab  Koreksi gangguan elektrolit yang menyertai  Memberikan Magnesium: ◦ Emergensi (disertai aritmia), berikan Mg Sulfat 1- 2 g iv selama 5-10 menit ◦ Interval waktu 10-60 menit. ◦ Dilanjutkan 1-2 g/4-6 jam, iv. ◦ Kadar Mg stabil, dosis maintenans: 0.1-0.2 mEq/kg/hari ( 1g Mg = 8 mEq) ◦ Dosis Mg diturunkan jika ada gagal ginjal Hipomagnesemia
  • 53. Kesimpulan  Gangguan elektrolit tidak bisa disepelekan , karena dapat mengancam jiwa dan menyebabkan syok dalam waktu singkat jika tidak mendapatkan penanganan secara cepat dan adekuat.
  • 54.  Gangguan elektrolit tersebut bisa kita pantau melalui pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kadar elektrolit seperti Natrium, Kalium, kalsium, fosfat dan magnesium. Koreksi gangguan elektrolit sangatlah penting pada pasien dengan gangguan gagal ginjal