SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
ANALISIS PENDUKUNG
KEPUTUSAN : UPAYA
PENGGUNAAN ENERGI RAMAH
LINGKUNGAN - PENCAMPURAN
BBM DENGAN BIOETHANOL
MELALUI PENDEKATAN MODEL
BROWN GIBSON
Oleh :
Faishal Nararia R.
(13415024)
REAL CONDITION
OVERVIEW
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
GOALSSustainable Development Goals (SDGs)  17 goals  Disusun oleh
PBB.
 Jumlah target turunan dari SDG ini berjumlah 169.
SDG mencakup berbagai isu pembangunan sosial dan ekonomi.
Termasuk :
Dari 17 goals tersebut, terdapat beberapa topik yang saat ini tengah
diupayakan oleh pemerintah Indonesia. Dan fokus penelitian ini lebih
mengarah pada Affordable and clean energy; Industry, Innovation and
Infrastructure; Responsible Consumption and Production.
CONCLUSSIO
N
SDG, it could be
Indonesian’s
Goals too.
• Kemiskinan
• Kelaparan
• Kesehatan
• Pendidikan
• Perubahan iklim
• Kesetaraan
jender
• Air dan sanitasi
• Energi
• Lingkungan
• Keadilan sosial.
KEBUTUHAN ENERGI DI INDONESIA
Cadangan minyak bumi di Indonesia pun cenderung semakin turun sedangkan
konsumsi semakin meningkat (akibat populasi meningkat).
Disisi lain konsumsi BBM diestimasikan meningkat,
 Pada 2018, diestimasikan konsumsi BBM  75 juta kiloliter (CNBC Indonesia, 2018).
Mengacu pada tahun 2016, produksi minyak bumi dan kondensat sebesar 831,059 BOPD. Untuk
memenuhi kebutuhan BBM sebesar 66,939,111.8 Kilo Liter, dilakukan impor sebesar 22,801,063
Kilo Liter (ESDM, 2017).
Bukti  bahwa Indonesia sudah
menjadi negara net importir
: yang berarti bahwa konsumsi bahan
bakar minyak Indonesia sebagian
besar dipasok dari luar negeri.
PENGGUNAAN BIOETHANOL DI
KENDARAAN
Biofuel khususnya bioethanol memiliki potensi yang baik  sebagai pengganti
BBM.
Tim Rakata ITB dengan rekam jejak penelitian dari tahun 2011 hingga saat ini
dengan fokus riset penghematan penggunaan energi.
840,539 Km/Liter
yang konsisten menggunakan gasohol atau bioethanol dengan kadar 99.5%.
Dengan pengaturan rasio kompresi pembakaran 13.5 : 1 (Rakata Team ITB, 2018).
Dengan pemasok bahan bakar berupa bioethanol / ethanol  PT. Energi Agro
Nusantara (ENERO).
BUKTI KELAYAKAN PENCAMPURAN
BIOETHANOL KEDALAM BBM
Uji unjuk kerja dan durabilitas yang telah dilakukan
 Jurusan Teknik Mesin ITS (Winanda & Sudarmanta,
2016).
Pencampuran “Premium”  ethanol 99.5% pada kadar :
5%  E5
10%  E10
15%  E15
untuk kemudian didapatkan kadar ethanol campuran
yang tepat pada unjuk kerja yang paling optimal.
Dengan pemasok yang sama dengan Rakata Team ITB
yakni
KESIMPULAN
Penambahan ethanol
sampai kadar 15%  tidak
menimbulkan perubahan
pada kondisi operasional
mesin, baik itu temperatur
mesin, tarikan maupun
penyalaan mesin saat
kondisi dingin sehingga
secara teknis dapat
dikatakan operasionalnya
lancar dan tidak
terkendala.
Emisi gas CO terendah
didapatkan oleh 
PERMASALAHAN IMPLEMENTASI
SOLUSI Pemerintah telah membuat roadmap yang jelas terkait diversifikasi energi.
Diharapkan dapat memenuhi kuota bioethanol dalam negeri yang nantinya
dicampurkan dengan BBM jenis “Premium” milik Pertamina, sesuai dengan yang
tertuang dalam UU Energi No.30 2007
NAMUN
Contoh Kasus : PT Energi Agro Nusantara (Enero) dengan kapasitas sebesar 100
ribu kiloliter per hari. Menghadapi bermacam kendala  mengakibatkan
pengembangan bioethanol mutu gasohol ini masih jalan di tempat. (TEMPO.CO,
2015).
Bahkan karena tidak terserapnya produksi  bioetanol oleh Pertamina,
PT. Enero mengekspor bioethanol ke sejumlah Negara :Filipina dan Singapura
masing-masing 12 juta liter dan 4 juta liter.
Pertamina beralasan
harga bioethanol yang
diminta oleh PT. Enero
masih mahal  Rp
8.500 per liter.
Dalam pandangan PT. Enero,
harga tersebut tidak mahal jika
melihat kualitas bioetanol PT
Enero yang diklaim 99,5 persen
dengan RON 120
TUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Karya tulis ilmiah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menentukan keputusan untuk melakukan pencampuran BBM
dengan BBN mutu gasohol atau mengarahkan industri bioethanol
kearah produk kelas industri dan lainnya, dengan pendekatan
tekno ekonomi.
2. Menentukan kadar campuran bioethanol terbaik secara teknik yang
menggunakan pendekatan metode Brown Gibson.
ANALISIS DAN METODE
BIOETHANOL
No. Keterangan Unit
Ethanol /
Bio Ethanol
Premium
1 Sifat Thermal
a. Nilai kalor
b. Panas penguapan pada 20o C
c. Tekanan uap pada 38o C
d. Angka oktan motor
e. Angka oktan riset
f. Index Cetan
g. Suhu pembakaran sendiri
h. Perbandingan nilai bakar terhadap
premium
(kkal/liter)
(kkal/liter)
(Bar)
(MON)
(RON)
(oC)
5023,3
6,4
0,2
94,0
111,0
3,0
363,0
0,6
8308,0
1,8
0,8
82,0
91,0
10,0
221,0-260,0
1,0
2 Sifat Kimia
a. Analisis berat:
C
H
O
C/H
b.Keperluan udara (kg udara/kg bahan
bakar)
52,1
13,1
34,7
4,0
9,0
87,0
13,0
0
6,7
14,8
3 Sifat Fisika
1. Berat Jenis
2. Titik Didih
3. Kelarutan dalam air
(g/cm)
(oC)
0,8
78,0
Ya
0,7
32,0-185,0
tidak
METODE BROWN GIBSON
Metode Brown Gibson biasa digunakan untuk membantu analisis data
dalam proses pengambilan keputusan yang memiliki multi atribut.
Proses penilaian kandidat lokasi dengan menggunakan metode
Brown Gibson akan menggunakan sistem bobot, di mana pada akhir
penilaian kandidat lokasi yang memperoleh penilaian terbaik akan
menjadi pilihan alternatif terbaik (Suryadi & Ramdhani, 2002).
Prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh guna
mengaplikasikan metode Brown Gibson secara garis besarnya dapat
diuraikan sebagai berikut (Wignsoebroto, 1996) :
1. Eliminasi setiap alternatif pilihan yang secara sepintas jelas tidak
layak dan fesible untuk dipilih, atas dasar pertimbangan-
pertimbangan teknis, atau utilities lainnya dalam kapasitas
altternatif yang dibutuhkan, dan bisa dijadikan alasan utama untuk
mengeleminir suatu alternative dalam daftar nominasi alternatif.
METODE BROWN GIBSON
2. Hitung dan tetapkan performanse measurement dari faktor objektif (OFi) untuk
setiap alternatif. Ukuran performace untuk faktor objektif dihitung berdasarkan
estimasi seluruh perkiraan total biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemilihan
alternatif yang dipertimbangkan.
𝑂𝐹𝑖 = 𝐶𝑖 .
1
𝐶 𝑖
−1
Dimana : 𝑂𝐹𝑖 = 1
Ci = total estikmasi perkiraan biaya
OFi = Faktor Objektif
i = Alternatif Solusi
METODE BROWN GIBSON
3. Tentukan faktor-faktor yang memberi pengaruh
signifikan dan harus dipertinmbangkan pada saat
pemilihan alternatif. Faktor-faktor ini lebih bersifat
subjektif. Estimasi dari ukuran faktor performansi atas
faktor subjektif (SFi) untuk setiap alternatif pilihan
ditentukan dengan menggunakan rumus:
𝑆𝐹𝑖 = 𝑊𝑗. 𝑅𝑖𝑗
Dimana : 𝑆𝐹𝑖 = 1
Wi = Rating faktor dengan menggunakan forced
choice pairwise comparison
Rij = Rangking faktor subjektif masing masing
alternatif
j = Faktor Subjektif
i = Alternatif Solusi
Cara “forched choice pairwise
comparison” pada prinsipnya adalah
membandingkan dan menilai suatu
faktor subjektif terhadap faktor
subjektif yang secara berpasangan
(pairwise) yang didasarkan pada:
Lebih baik diberi point = 1
Sama baik diberi point = 1
Sama jelek diberi point = 0
Lebih jelek diberi point = 0
METODE BROWN GIBSON
4. Buat pembobotan, mana yang lebih baik di pertimbangkan, antara faktor
objektif (bobot = k) dengan faktor subjektif (bobot = 1 – k) dari nila batas
(0<k<1). Kombinasikan faktor objektif (OFi) dengan faktor subjektif (SFi)
yang akan menghasilkan “location preference measure” (LPMi) untuk
setiap alternatif yang ada. Secara matematis di tunjukan dengan rumus:
𝐿𝑃𝑀𝑖 = 𝑘 𝑂𝐹𝑖 + (1 − 𝑘)(𝑆𝐹𝑖)
Dimana : 𝐿𝑃𝑀𝑖 = 1
LPMi = Nilai location preference measure pada objektif alternatif
perhitungan
k = bobot faktor objektif
1-k = bobot faktor subjektif
SFi = Faktor Subjektif
OFi = Faktor Objektif
5. Keputusan diambil berdasarkan alternatif pilihan yang memiliki nilai LPMi
ANALISIS BIAYA PRODUKSI
BIOETHANOLBerikut adalah data yang dihimpun dari laman Thai Tapioca Starch
Association (Thai Tapioca Starch Association, Desember 2011) :
Faktor Konversi
 Faktor konversi singkong menjadi bioethanol : 6.55 kg/liter [Kadar pati : 24.12%]
 Faktor konversi tetes tebu menjadi bioethanol : 4.17 kg/liter [Kadar gula dalam tetes
42.09%]
Ongkos Konversi
 Ongkos konversi bioethanol dari singkong : Rp3112/liter [7.107 baht/liter]
 Ongkos konversi bioethanol dari tetes tebu : Rp2682/liter [6.125 baht/liter]
Dikutip dari laman Harga Bulan Ini.com (Harga Bulan Ini, 2018), didapat data harga jual untuk 32
daerah dengan rentang harga dari Rp800/kg hingga Rp650/kg. Didapat rata rata harga jual untuk
singkong sebesar Rp746/kg. Yang kemudian nilai ini digunakan penulis sebagai basis harga untuk
singkong di pasaran.
Harga jual tetes tebu dikutip dari laman Alibaba.com (Alibaba.com, 2018) didapat harga untuk 1
ton tetes tebu, dijual dengan harga $100.  Dilakukan konversi ke rupiah, dengan kurs yang
ANALISIS BIAYA PRODUKSI
BIOETHANOL
Bahan
Mentah
Biaya
Bahan
Mentah /
Faktor
Konversi
Ongkos
Konversi / Liter
Biaya
Produksi
Total
Singkong 746Rp 6.55 3,112Rp 7,998.30Rp
Tetes Tebu 1,350Rp 4.17 2,682Rp 8,311.50Rp
Fraksi Bioethanol
99.5%
Biaya Produksi
Bioethanol
Fraksi
Premium
Harga Premium
Biaya Premium-
Bioethanol / liter
5% 8,311.50Rp 95% 6,550Rp 6,638Rp
10% 8,311.50Rp 90% 6,550Rp 6,726Rp
15% 8,311.50Rp 85% 6,550Rp 6,814Rp
ANALISIS KRITERIA KEPUTUSAN
Data Faktor Objektif
 Biaya Produksi Bahan Bakar Campuran
Biaya produksi untuk pencampuran bahan bakar Premium dengan Bioethanol, merupakan penilaian
yang diperlukan untuk menentukan keputusan dalam memilih operasi pencampuran BBM dengan
Bioethanol terbaik. Tabel dibawah menunjukkan inisialisasi biaya produksi.
 Penurunan Emisi CO
Penurunan Emisi CO merupakan penilaian terkait kebermanfaat secara kuantitaif dari pencampuran
Premium dengan Bioethanol, dalam mengurangi polusi udara. Tabell dibawah menunjukkan inisialisasi
Penurunan Emisi CO.
Biaya per Liter Nilai
Rp6500 - Rp6700 2
Rp6700 - Rp6900 1
Penurunan Emisi CO Nilai
0% - 2.5% 6
2.5% - 5% 5
5% - 7.5% 4
7.5% - 10% 3
12.5% - 15% 2
15% - 17.5% 1
ANALISIS KRITERIA KEPUTUSAN
Data Faktor Subjektif
 Visualisasi Pengotoran Ruang Bakar
Visualisasi pengotoran ruang bakar dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
pemakaian bahan bakar campuran premium dan bioetanol dan bahan bakar
murni. Hal ini sangat penting mengingat faktor pengotoran dapat mempengaruhi
unjuk kerja dan umur mesin. Berikut variabel penilaian visualisasi pengotoran
ruang bakar.
 Perubahan Kondisi Operasional Mesin (Tarikan gas, Penyalaan mesin
saat kondisi dingin)
Memberikan gambaran kualitatif, terkait performa yang dirasakan pengguna /
driver terkait tarikan gas, dan penyalaan dari kondisi mati, atau suhu dingin.
Berikut variabel penilaian untuk perubahan kondisi operasional mesin.
Visualisasi Nilai
Kondisi Mesin relatif sama dengan
pengotoran dalam jumlah sedikit Baik
Kondisi Mesin rlatif sama dengan
pengotoran dalam jumlah cukup
banyak Cukup Baik
Kondisi Operasional Mesin Nilai
Tarikan Gas dan Penyalaan mesin
lancar dan tanpa kendala Baik
Tarikan Gas dan Penyalaan mesin
lancar dengan sedikit kendala Tidak Baik
ANALISIS KEPUTUSAN
PENCAMPURAN BBM DENGAN
BIOETHANOL
Alternatif Faktor Objektif Nilai
Biaya Produksi 1
Penurunan
Emisi CO 1
Biaya Produksi 2
Penurunan
Emisi CO 4
Biaya Produksi 3
Penurunan
Emisi CO 5
Biaya Produksi 4
Penurunan
Emisi CO 6
E10
E15
Bensin
Premium
Murni
E5
Alternatif Faktor Objektif Nilai Ci 1/Ci Ofi
Biaya Produksi 2
Penurunan
Emisi CO 6
Biaya Produksi 2
Penurunan
Emisi CO 3
Biaya Produksi 1
Penurunan
Emisi CO 2
Biaya Produksi 1Penurunan
Emisi CO 1
Bensin
Premium
Murni
E5
E10
E15
8 0.125 0.107914
0.25 0.172662
0.287770.3333333
2 0.5 0.431655
ANALISIS KEPUTUSAN
PENCAMPURAN BBM DENGAN
BIOETHANOL
Faktor Subjektif
Dalam kasus ini diasumsikan Faktor
Objektif 2 kali lebih penting dari
subjektif, sehingga bobot objektif
adalah:
𝑘 = 0.667 ;
1 − 𝑘 = 0.333 ;
1 2
1
Visualisasi Pengotoran
Ruang Bakar 2 2 0.667
2
Kondisi Operasional
Mesin 1 1 0.333
Relative
Importace
Pairwise
No. Faktor Subjektif
Jumlah
Preferensi
Alternatif Ofi Sfi
Bensin
Premium
Murni
E5
E10
E15
0.107914
0.172662
0.28777
0.431655
0.25
0.25
0.25
0.25
Nilai Faktor Objektif dan Subjektif
ANALISIS KEPUTUSAN PENCAMPURAN
BBM DENGAN BIOETHANOL
Berdasarkan perhitungan secara manual menggunakan analisis
Brown Gibson, maka didapatkan nilai LPMi per alternatif keputusan
pencampuran BBM dengan Bioethanol, untuk rekomendasi tertinggi
adalah :
1. E15
2. E10
3. E5
4. BBM Premium Murni
No. Alternatif Nilai LPMi
1 E15 0.371103118
2 E10 0.275179856
3 E5 0.198441247
4 Bensin Premium Murni 0.155275779
SIMPULAN DAN
REKOMENDASI
SIMPULAN
1. Dapat ditentukan keputusan untuk melakukan pencampuran BBM
dengan BBN mutu gasohol, yakni Bioethanol 99.5%, dengan
peningkatan biaya yang tidak terlalu signifikanm yakni untuk E5
sebesar 1.345%, untuk E10 sebesar 2.689%, dan untuk E15 sebesar
4.034%. Dengan rata rata persen kenaikan biaya sebesar 2.689%.
Sehingga keputusan ini tidak akan memberatkan secara finansial,
mengacu pada harga BBM dengan RON 90 yakni Pertalite, dijual dengan
harga Rp7600. Sedangkan biaya untuk E10, dan E15, tidak mencapai
Rp7000 dengan estimasi RON yang sama bahkan lebih baik sedikit
untuk E15.
2. Dapat ditentukan kadar campuran bioethanol terbaik secara teknik
yang menggunakan pendekatan Metode Brown Gibson, yakni didapat
urutan rekomendasi tertinggi adalah E15, E10, E5, dan BBM Premium
Murni.
REKOMENDASI
Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, disebabkan :
1. Masih terdapatnya asumsi yang membuat penelitian ini kurang
relevan apabila benar benar diimplementasikan ke publik.
2. Perlu kajian mendalam terkait kapasitas produksi dalam negeri
untuk Bioethanol erat kaitannya dengan kebutuhan BBM di
masyarakat.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
ATAS PERHATIAN ANDA
SEMUA

More Related Content

Similar to Analisis Kelayakan Penggantian BBM dengan Bioethanol Menggunakan Pendekatan Model Brown Gibson

BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...Repository Ipb
 
5 pengaruh absorsi gas co2 dan h2 s dalam biogas menggunakan pasta batu apung...
5 pengaruh absorsi gas co2 dan h2 s dalam biogas menggunakan pasta batu apung...5 pengaruh absorsi gas co2 dan h2 s dalam biogas menggunakan pasta batu apung...
5 pengaruh absorsi gas co2 dan h2 s dalam biogas menggunakan pasta batu apung...Mirmanto
 
PPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptx
PPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptxPPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptx
PPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptxamranfadila1
 
Rangkuman jurnal lca pabrik semen pt
Rangkuman jurnal lca pabrik semen ptRangkuman jurnal lca pabrik semen pt
Rangkuman jurnal lca pabrik semen ptyahyakurnia23
 
Sidang Proposal Ta
Sidang Proposal TaSidang Proposal Ta
Sidang Proposal Tamah3ndr4
 
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternative
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternativeLimbah kotoran manusia sebagai energi alternative
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternativesuparman unkhair
 
JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052
JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052
JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052andrieyza
 
Makalah lengkap-dimetil-eter-docx
Makalah lengkap-dimetil-eter-docxMakalah lengkap-dimetil-eter-docx
Makalah lengkap-dimetil-eter-docxTry Sutrisno
 
pembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busukpembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busukAnggi Dharma Roesadi
 
PRESENTATION BIO BOOSTERS - BAHASA MALAYSIA
PRESENTATION BIO BOOSTERS - BAHASA MALAYSIAPRESENTATION BIO BOOSTERS - BAHASA MALAYSIA
PRESENTATION BIO BOOSTERS - BAHASA MALAYSIABTM3
 
P R E S E N T A T I O N B M
P R E S E N T A T I O N  B MP R E S E N T A T I O N  B M
P R E S E N T A T I O N B MBTM3
 
konversi mitan-lpg
konversi mitan-lpgkonversi mitan-lpg
konversi mitan-lpgdiskusibkf
 
admin,+Papper+Bio-Oil+Rev..pdf
admin,+Papper+Bio-Oil+Rev..pdfadmin,+Papper+Bio-Oil+Rev..pdf
admin,+Papper+Bio-Oil+Rev..pdfananganang17031998
 
Makalah biogas dari cokelat
Makalah biogas dari cokelatMakalah biogas dari cokelat
Makalah biogas dari cokelatRibut Rpc
 
komitmen indonesia dalam upaya pengendalian iklim global dalam sektor perkebunan
komitmen indonesia dalam upaya pengendalian iklim global dalam sektor perkebunankomitmen indonesia dalam upaya pengendalian iklim global dalam sektor perkebunan
komitmen indonesia dalam upaya pengendalian iklim global dalam sektor perkebunanInstansi
 
Life cycle assessment pabrik semen holcim
Life cycle assessment pabrik semen holcimLife cycle assessment pabrik semen holcim
Life cycle assessment pabrik semen holcimHaelis Muslimah
 

Similar to Analisis Kelayakan Penggantian BBM dengan Bioethanol Menggunakan Pendekatan Model Brown Gibson (20)

BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
BIOREMEDIASI SENYAWA HIDROKARBON PADA TANAH TERCEMAR LIMBAH MINYAK BERA T MEN...
 
5 pengaruh absorsi gas co2 dan h2 s dalam biogas menggunakan pasta batu apung...
5 pengaruh absorsi gas co2 dan h2 s dalam biogas menggunakan pasta batu apung...5 pengaruh absorsi gas co2 dan h2 s dalam biogas menggunakan pasta batu apung...
5 pengaruh absorsi gas co2 dan h2 s dalam biogas menggunakan pasta batu apung...
 
PPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptx
PPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptxPPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptx
PPT biodisel (amran fadila 2021312025P)...pptx
 
Rangkuman jurnal lca pabrik semen pt
Rangkuman jurnal lca pabrik semen ptRangkuman jurnal lca pabrik semen pt
Rangkuman jurnal lca pabrik semen pt
 
Sidang Proposal Ta
Sidang Proposal TaSidang Proposal Ta
Sidang Proposal Ta
 
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternative
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternativeLimbah kotoran manusia sebagai energi alternative
Limbah kotoran manusia sebagai energi alternative
 
JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052
JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052
JURNAL KIMIA ANDRI TRIANTO 41614110052
 
Makalah lengkap-dimetil-eter-docx
Makalah lengkap-dimetil-eter-docxMakalah lengkap-dimetil-eter-docx
Makalah lengkap-dimetil-eter-docx
 
pembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busukpembuatan bioetanol dari salak busuk
pembuatan bioetanol dari salak busuk
 
PRESENTATION BIO BOOSTERS - BAHASA MALAYSIA
PRESENTATION BIO BOOSTERS - BAHASA MALAYSIAPRESENTATION BIO BOOSTERS - BAHASA MALAYSIA
PRESENTATION BIO BOOSTERS - BAHASA MALAYSIA
 
P R E S E N T A T I O N B M
P R E S E N T A T I O N  B MP R E S E N T A T I O N  B M
P R E S E N T A T I O N B M
 
Gasohol be 10
Gasohol be 10Gasohol be 10
Gasohol be 10
 
6563 15871-1-pb
6563 15871-1-pb6563 15871-1-pb
6563 15871-1-pb
 
konversi mitan-lpg
konversi mitan-lpgkonversi mitan-lpg
konversi mitan-lpg
 
admin,+Papper+Bio-Oil+Rev..pdf
admin,+Papper+Bio-Oil+Rev..pdfadmin,+Papper+Bio-Oil+Rev..pdf
admin,+Papper+Bio-Oil+Rev..pdf
 
garuda1195212.pdf
garuda1195212.pdfgaruda1195212.pdf
garuda1195212.pdf
 
Makalah biogas dari cokelat
Makalah biogas dari cokelatMakalah biogas dari cokelat
Makalah biogas dari cokelat
 
komitmen indonesia dalam upaya pengendalian iklim global dalam sektor perkebunan
komitmen indonesia dalam upaya pengendalian iklim global dalam sektor perkebunankomitmen indonesia dalam upaya pengendalian iklim global dalam sektor perkebunan
komitmen indonesia dalam upaya pengendalian iklim global dalam sektor perkebunan
 
5198 12406-1-pb
5198 12406-1-pb5198 12406-1-pb
5198 12406-1-pb
 
Life cycle assessment pabrik semen holcim
Life cycle assessment pabrik semen holcimLife cycle assessment pabrik semen holcim
Life cycle assessment pabrik semen holcim
 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (8)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

Analisis Kelayakan Penggantian BBM dengan Bioethanol Menggunakan Pendekatan Model Brown Gibson

  • 1. ANALISIS PENDUKUNG KEPUTUSAN : UPAYA PENGGUNAAN ENERGI RAMAH LINGKUNGAN - PENCAMPURAN BBM DENGAN BIOETHANOL MELALUI PENDEKATAN MODEL BROWN GIBSON Oleh : Faishal Nararia R. (13415024)
  • 2.
  • 4. SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALSSustainable Development Goals (SDGs)  17 goals  Disusun oleh PBB.  Jumlah target turunan dari SDG ini berjumlah 169. SDG mencakup berbagai isu pembangunan sosial dan ekonomi. Termasuk : Dari 17 goals tersebut, terdapat beberapa topik yang saat ini tengah diupayakan oleh pemerintah Indonesia. Dan fokus penelitian ini lebih mengarah pada Affordable and clean energy; Industry, Innovation and Infrastructure; Responsible Consumption and Production. CONCLUSSIO N SDG, it could be Indonesian’s Goals too. • Kemiskinan • Kelaparan • Kesehatan • Pendidikan • Perubahan iklim • Kesetaraan jender • Air dan sanitasi • Energi • Lingkungan • Keadilan sosial.
  • 5. KEBUTUHAN ENERGI DI INDONESIA Cadangan minyak bumi di Indonesia pun cenderung semakin turun sedangkan konsumsi semakin meningkat (akibat populasi meningkat). Disisi lain konsumsi BBM diestimasikan meningkat,  Pada 2018, diestimasikan konsumsi BBM  75 juta kiloliter (CNBC Indonesia, 2018). Mengacu pada tahun 2016, produksi minyak bumi dan kondensat sebesar 831,059 BOPD. Untuk memenuhi kebutuhan BBM sebesar 66,939,111.8 Kilo Liter, dilakukan impor sebesar 22,801,063 Kilo Liter (ESDM, 2017). Bukti  bahwa Indonesia sudah menjadi negara net importir : yang berarti bahwa konsumsi bahan bakar minyak Indonesia sebagian besar dipasok dari luar negeri.
  • 6. PENGGUNAAN BIOETHANOL DI KENDARAAN Biofuel khususnya bioethanol memiliki potensi yang baik  sebagai pengganti BBM. Tim Rakata ITB dengan rekam jejak penelitian dari tahun 2011 hingga saat ini dengan fokus riset penghematan penggunaan energi. 840,539 Km/Liter yang konsisten menggunakan gasohol atau bioethanol dengan kadar 99.5%. Dengan pengaturan rasio kompresi pembakaran 13.5 : 1 (Rakata Team ITB, 2018). Dengan pemasok bahan bakar berupa bioethanol / ethanol  PT. Energi Agro Nusantara (ENERO).
  • 7. BUKTI KELAYAKAN PENCAMPURAN BIOETHANOL KEDALAM BBM Uji unjuk kerja dan durabilitas yang telah dilakukan  Jurusan Teknik Mesin ITS (Winanda & Sudarmanta, 2016). Pencampuran “Premium”  ethanol 99.5% pada kadar : 5%  E5 10%  E10 15%  E15 untuk kemudian didapatkan kadar ethanol campuran yang tepat pada unjuk kerja yang paling optimal. Dengan pemasok yang sama dengan Rakata Team ITB yakni KESIMPULAN Penambahan ethanol sampai kadar 15%  tidak menimbulkan perubahan pada kondisi operasional mesin, baik itu temperatur mesin, tarikan maupun penyalaan mesin saat kondisi dingin sehingga secara teknis dapat dikatakan operasionalnya lancar dan tidak terkendala. Emisi gas CO terendah didapatkan oleh 
  • 8. PERMASALAHAN IMPLEMENTASI SOLUSI Pemerintah telah membuat roadmap yang jelas terkait diversifikasi energi. Diharapkan dapat memenuhi kuota bioethanol dalam negeri yang nantinya dicampurkan dengan BBM jenis “Premium” milik Pertamina, sesuai dengan yang tertuang dalam UU Energi No.30 2007 NAMUN Contoh Kasus : PT Energi Agro Nusantara (Enero) dengan kapasitas sebesar 100 ribu kiloliter per hari. Menghadapi bermacam kendala  mengakibatkan pengembangan bioethanol mutu gasohol ini masih jalan di tempat. (TEMPO.CO, 2015). Bahkan karena tidak terserapnya produksi  bioetanol oleh Pertamina, PT. Enero mengekspor bioethanol ke sejumlah Negara :Filipina dan Singapura masing-masing 12 juta liter dan 4 juta liter. Pertamina beralasan harga bioethanol yang diminta oleh PT. Enero masih mahal  Rp 8.500 per liter. Dalam pandangan PT. Enero, harga tersebut tidak mahal jika melihat kualitas bioetanol PT Enero yang diklaim 99,5 persen dengan RON 120
  • 9. TUJUAN KARYA TULIS ILMIAH Karya tulis ilmiah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut : 1. Menentukan keputusan untuk melakukan pencampuran BBM dengan BBN mutu gasohol atau mengarahkan industri bioethanol kearah produk kelas industri dan lainnya, dengan pendekatan tekno ekonomi. 2. Menentukan kadar campuran bioethanol terbaik secara teknik yang menggunakan pendekatan metode Brown Gibson.
  • 11. BIOETHANOL No. Keterangan Unit Ethanol / Bio Ethanol Premium 1 Sifat Thermal a. Nilai kalor b. Panas penguapan pada 20o C c. Tekanan uap pada 38o C d. Angka oktan motor e. Angka oktan riset f. Index Cetan g. Suhu pembakaran sendiri h. Perbandingan nilai bakar terhadap premium (kkal/liter) (kkal/liter) (Bar) (MON) (RON) (oC) 5023,3 6,4 0,2 94,0 111,0 3,0 363,0 0,6 8308,0 1,8 0,8 82,0 91,0 10,0 221,0-260,0 1,0 2 Sifat Kimia a. Analisis berat: C H O C/H b.Keperluan udara (kg udara/kg bahan bakar) 52,1 13,1 34,7 4,0 9,0 87,0 13,0 0 6,7 14,8 3 Sifat Fisika 1. Berat Jenis 2. Titik Didih 3. Kelarutan dalam air (g/cm) (oC) 0,8 78,0 Ya 0,7 32,0-185,0 tidak
  • 12. METODE BROWN GIBSON Metode Brown Gibson biasa digunakan untuk membantu analisis data dalam proses pengambilan keputusan yang memiliki multi atribut. Proses penilaian kandidat lokasi dengan menggunakan metode Brown Gibson akan menggunakan sistem bobot, di mana pada akhir penilaian kandidat lokasi yang memperoleh penilaian terbaik akan menjadi pilihan alternatif terbaik (Suryadi & Ramdhani, 2002). Prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh guna mengaplikasikan metode Brown Gibson secara garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut (Wignsoebroto, 1996) : 1. Eliminasi setiap alternatif pilihan yang secara sepintas jelas tidak layak dan fesible untuk dipilih, atas dasar pertimbangan- pertimbangan teknis, atau utilities lainnya dalam kapasitas altternatif yang dibutuhkan, dan bisa dijadikan alasan utama untuk mengeleminir suatu alternative dalam daftar nominasi alternatif.
  • 13. METODE BROWN GIBSON 2. Hitung dan tetapkan performanse measurement dari faktor objektif (OFi) untuk setiap alternatif. Ukuran performace untuk faktor objektif dihitung berdasarkan estimasi seluruh perkiraan total biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemilihan alternatif yang dipertimbangkan. 𝑂𝐹𝑖 = 𝐶𝑖 . 1 𝐶 𝑖 −1 Dimana : 𝑂𝐹𝑖 = 1 Ci = total estikmasi perkiraan biaya OFi = Faktor Objektif i = Alternatif Solusi
  • 14. METODE BROWN GIBSON 3. Tentukan faktor-faktor yang memberi pengaruh signifikan dan harus dipertinmbangkan pada saat pemilihan alternatif. Faktor-faktor ini lebih bersifat subjektif. Estimasi dari ukuran faktor performansi atas faktor subjektif (SFi) untuk setiap alternatif pilihan ditentukan dengan menggunakan rumus: 𝑆𝐹𝑖 = 𝑊𝑗. 𝑅𝑖𝑗 Dimana : 𝑆𝐹𝑖 = 1 Wi = Rating faktor dengan menggunakan forced choice pairwise comparison Rij = Rangking faktor subjektif masing masing alternatif j = Faktor Subjektif i = Alternatif Solusi Cara “forched choice pairwise comparison” pada prinsipnya adalah membandingkan dan menilai suatu faktor subjektif terhadap faktor subjektif yang secara berpasangan (pairwise) yang didasarkan pada: Lebih baik diberi point = 1 Sama baik diberi point = 1 Sama jelek diberi point = 0 Lebih jelek diberi point = 0
  • 15. METODE BROWN GIBSON 4. Buat pembobotan, mana yang lebih baik di pertimbangkan, antara faktor objektif (bobot = k) dengan faktor subjektif (bobot = 1 – k) dari nila batas (0<k<1). Kombinasikan faktor objektif (OFi) dengan faktor subjektif (SFi) yang akan menghasilkan “location preference measure” (LPMi) untuk setiap alternatif yang ada. Secara matematis di tunjukan dengan rumus: 𝐿𝑃𝑀𝑖 = 𝑘 𝑂𝐹𝑖 + (1 − 𝑘)(𝑆𝐹𝑖) Dimana : 𝐿𝑃𝑀𝑖 = 1 LPMi = Nilai location preference measure pada objektif alternatif perhitungan k = bobot faktor objektif 1-k = bobot faktor subjektif SFi = Faktor Subjektif OFi = Faktor Objektif 5. Keputusan diambil berdasarkan alternatif pilihan yang memiliki nilai LPMi
  • 16. ANALISIS BIAYA PRODUKSI BIOETHANOLBerikut adalah data yang dihimpun dari laman Thai Tapioca Starch Association (Thai Tapioca Starch Association, Desember 2011) : Faktor Konversi  Faktor konversi singkong menjadi bioethanol : 6.55 kg/liter [Kadar pati : 24.12%]  Faktor konversi tetes tebu menjadi bioethanol : 4.17 kg/liter [Kadar gula dalam tetes 42.09%] Ongkos Konversi  Ongkos konversi bioethanol dari singkong : Rp3112/liter [7.107 baht/liter]  Ongkos konversi bioethanol dari tetes tebu : Rp2682/liter [6.125 baht/liter] Dikutip dari laman Harga Bulan Ini.com (Harga Bulan Ini, 2018), didapat data harga jual untuk 32 daerah dengan rentang harga dari Rp800/kg hingga Rp650/kg. Didapat rata rata harga jual untuk singkong sebesar Rp746/kg. Yang kemudian nilai ini digunakan penulis sebagai basis harga untuk singkong di pasaran. Harga jual tetes tebu dikutip dari laman Alibaba.com (Alibaba.com, 2018) didapat harga untuk 1 ton tetes tebu, dijual dengan harga $100.  Dilakukan konversi ke rupiah, dengan kurs yang
  • 17. ANALISIS BIAYA PRODUKSI BIOETHANOL Bahan Mentah Biaya Bahan Mentah / Faktor Konversi Ongkos Konversi / Liter Biaya Produksi Total Singkong 746Rp 6.55 3,112Rp 7,998.30Rp Tetes Tebu 1,350Rp 4.17 2,682Rp 8,311.50Rp Fraksi Bioethanol 99.5% Biaya Produksi Bioethanol Fraksi Premium Harga Premium Biaya Premium- Bioethanol / liter 5% 8,311.50Rp 95% 6,550Rp 6,638Rp 10% 8,311.50Rp 90% 6,550Rp 6,726Rp 15% 8,311.50Rp 85% 6,550Rp 6,814Rp
  • 18. ANALISIS KRITERIA KEPUTUSAN Data Faktor Objektif  Biaya Produksi Bahan Bakar Campuran Biaya produksi untuk pencampuran bahan bakar Premium dengan Bioethanol, merupakan penilaian yang diperlukan untuk menentukan keputusan dalam memilih operasi pencampuran BBM dengan Bioethanol terbaik. Tabel dibawah menunjukkan inisialisasi biaya produksi.  Penurunan Emisi CO Penurunan Emisi CO merupakan penilaian terkait kebermanfaat secara kuantitaif dari pencampuran Premium dengan Bioethanol, dalam mengurangi polusi udara. Tabell dibawah menunjukkan inisialisasi Penurunan Emisi CO. Biaya per Liter Nilai Rp6500 - Rp6700 2 Rp6700 - Rp6900 1 Penurunan Emisi CO Nilai 0% - 2.5% 6 2.5% - 5% 5 5% - 7.5% 4 7.5% - 10% 3 12.5% - 15% 2 15% - 17.5% 1
  • 19. ANALISIS KRITERIA KEPUTUSAN Data Faktor Subjektif  Visualisasi Pengotoran Ruang Bakar Visualisasi pengotoran ruang bakar dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pemakaian bahan bakar campuran premium dan bioetanol dan bahan bakar murni. Hal ini sangat penting mengingat faktor pengotoran dapat mempengaruhi unjuk kerja dan umur mesin. Berikut variabel penilaian visualisasi pengotoran ruang bakar.  Perubahan Kondisi Operasional Mesin (Tarikan gas, Penyalaan mesin saat kondisi dingin) Memberikan gambaran kualitatif, terkait performa yang dirasakan pengguna / driver terkait tarikan gas, dan penyalaan dari kondisi mati, atau suhu dingin. Berikut variabel penilaian untuk perubahan kondisi operasional mesin. Visualisasi Nilai Kondisi Mesin relatif sama dengan pengotoran dalam jumlah sedikit Baik Kondisi Mesin rlatif sama dengan pengotoran dalam jumlah cukup banyak Cukup Baik Kondisi Operasional Mesin Nilai Tarikan Gas dan Penyalaan mesin lancar dan tanpa kendala Baik Tarikan Gas dan Penyalaan mesin lancar dengan sedikit kendala Tidak Baik
  • 20. ANALISIS KEPUTUSAN PENCAMPURAN BBM DENGAN BIOETHANOL Alternatif Faktor Objektif Nilai Biaya Produksi 1 Penurunan Emisi CO 1 Biaya Produksi 2 Penurunan Emisi CO 4 Biaya Produksi 3 Penurunan Emisi CO 5 Biaya Produksi 4 Penurunan Emisi CO 6 E10 E15 Bensin Premium Murni E5 Alternatif Faktor Objektif Nilai Ci 1/Ci Ofi Biaya Produksi 2 Penurunan Emisi CO 6 Biaya Produksi 2 Penurunan Emisi CO 3 Biaya Produksi 1 Penurunan Emisi CO 2 Biaya Produksi 1Penurunan Emisi CO 1 Bensin Premium Murni E5 E10 E15 8 0.125 0.107914 0.25 0.172662 0.287770.3333333 2 0.5 0.431655
  • 21. ANALISIS KEPUTUSAN PENCAMPURAN BBM DENGAN BIOETHANOL Faktor Subjektif Dalam kasus ini diasumsikan Faktor Objektif 2 kali lebih penting dari subjektif, sehingga bobot objektif adalah: 𝑘 = 0.667 ; 1 − 𝑘 = 0.333 ; 1 2 1 Visualisasi Pengotoran Ruang Bakar 2 2 0.667 2 Kondisi Operasional Mesin 1 1 0.333 Relative Importace Pairwise No. Faktor Subjektif Jumlah Preferensi Alternatif Ofi Sfi Bensin Premium Murni E5 E10 E15 0.107914 0.172662 0.28777 0.431655 0.25 0.25 0.25 0.25 Nilai Faktor Objektif dan Subjektif
  • 22. ANALISIS KEPUTUSAN PENCAMPURAN BBM DENGAN BIOETHANOL Berdasarkan perhitungan secara manual menggunakan analisis Brown Gibson, maka didapatkan nilai LPMi per alternatif keputusan pencampuran BBM dengan Bioethanol, untuk rekomendasi tertinggi adalah : 1. E15 2. E10 3. E5 4. BBM Premium Murni No. Alternatif Nilai LPMi 1 E15 0.371103118 2 E10 0.275179856 3 E5 0.198441247 4 Bensin Premium Murni 0.155275779
  • 24. SIMPULAN 1. Dapat ditentukan keputusan untuk melakukan pencampuran BBM dengan BBN mutu gasohol, yakni Bioethanol 99.5%, dengan peningkatan biaya yang tidak terlalu signifikanm yakni untuk E5 sebesar 1.345%, untuk E10 sebesar 2.689%, dan untuk E15 sebesar 4.034%. Dengan rata rata persen kenaikan biaya sebesar 2.689%. Sehingga keputusan ini tidak akan memberatkan secara finansial, mengacu pada harga BBM dengan RON 90 yakni Pertalite, dijual dengan harga Rp7600. Sedangkan biaya untuk E10, dan E15, tidak mencapai Rp7000 dengan estimasi RON yang sama bahkan lebih baik sedikit untuk E15. 2. Dapat ditentukan kadar campuran bioethanol terbaik secara teknik yang menggunakan pendekatan Metode Brown Gibson, yakni didapat urutan rekomendasi tertinggi adalah E15, E10, E5, dan BBM Premium Murni.
  • 25. REKOMENDASI Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, disebabkan : 1. Masih terdapatnya asumsi yang membuat penelitian ini kurang relevan apabila benar benar diimplementasikan ke publik. 2. Perlu kajian mendalam terkait kapasitas produksi dalam negeri untuk Bioethanol erat kaitannya dengan kebutuhan BBM di masyarakat.
  • 26. SEKIAN DAN TERIMAKASIH ATAS PERHATIAN ANDA SEMUA