SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
PENDATAAN PERUMAHAN
DI LOKASI YANG BERPOTENSI
DAPAT MENIMBULKAN BAHAYA
Kota Banjarmasin
Tahun 2022
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN
Jalan R.E. Martadinata No.1, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin,
Kalimantan Selatan
PEMBAHASAN
Pendahuluan Kebijakan & Dasar
Hukum
02
Gambaran Umum
WIlayah
03
01
Pendekatan &
Metodologi
Rencana Jadwal
Kegiatan
05
04
“rumah yang
memenuhi
persyaratan
keselamatan
bangunan dan
kecukupan
minimum luas
bangunan serta
kesehatan
penghuninya”
Undang-Undang
Nomor 1 Tahun
2011 tentang
Perumahan dan
Kawasan
Permukiman
Undang-Undang
Nomor 23 Tahun
2014 tentang
Pemerintahan
Daerah yang
ditentukan dengan
Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
pengumpulan data
yang merupakan
kegiatan paling awal
dan utama sebagai
dasar perhitungan
kebutuhan SPM
Permendagri
59/2021
LATAR BELAKANG
mekanisme dan
strategi penerapan
SPM pengumpulan
data, penghitungan
pemenuhan
kebutuhan dasar,
perencanaan SPM,
dan pelaksanaan
SPM serta
pelaporan
identifikasi
perumahan di lokasi
yang berpotensi
dapat menimbulkan
bahaya
penerapan Standar
Pelayanan Minimal
(SPM)
Teridentifikasinya penyebaran
perumahan dan kawasan permukiman,
baik eksisting maupun rencana sesuai
RTRW
01
SASARAN
02
03
04
Teridentifikasinya kegiatan atau
pemanfaatan ruang yang berpotensi
menimbulkan bahaya di Kota
Banjarmasin
Teridentifikasi perumahan di lokasi
yang berpotensi dapat menimbulkan
bahaya di Kota Banjarmasin.
Tersusunnya basis data dan peta sebaran
perumahan di lokasi yang berpotensi
menimbulkan bahaya di Kota
Banjarmasin.
Tersedianya basis data
Perumahan yang
teridentifikasi berada pada
lokasi yang berpotensi dapat
menimbulkan bahaya di Kota
Banjarmasin
TUJUAN
MAKSUD
Untuk mengidentifikasi
perumahan yang berada di
lokasi yang berpotensi
dapat menimbulkan
bahaya di wilayah Kota
Banjarmasin.
RTRW Kota
Banjarmasin
lokasi dan kegiatan yang
berpotensi dapat
menimbulkan bahaya
Sebaran Perumahan
Eksisting Kota
Banjarmasin
Data Perizinan Rencana
Kegiatan/Bangunan
Sebaran eksisting dan rencana
Kawasan Permukiman Kota
Banjarmasin
Ketentuan
Khusus
sektoral
Peta Sebaran lokasi
kegiatan yang berpotensi
dapat menimbulkan
bahaya
Sebaran jenis
perumahan/rumah
Sebaran lokasi permukiman pada
lokasi kegiatan yang berpotensi
dapat menimbulkan bahaya
Basis data dan peta sebaran perumahan
di lokasi yang berpotensi menimbulkan
bahaya Kota Banjarmasin
Survei dan verifikasi
lapangan (Permendagri
59/2021)
KERANGAKA
KERJA
Overlay peta/SHP
• Lokasi
• Jumlah (unit) dan luasan
(Ha)perumahan
• Jumlah KK
• Kondisi Ekonomi (MBR/Non MBR)
• Status tanah (legal/tidak legal)
PENGUMPULAN
DATA
Data Sekunder
SURVEI/ VERIFIKASI
LAPANGAN
Observasi dan identifikasi
kawasan permukiman
PELAPORAN
Laporan
Pendahuluan
& Akhir
OVERLAY
PETA
Data SHP Peta
Tematik
PENYUSUNAN
DATA BASE
Pembuatan
Profil dan Peta
LINGKUP KEGIATAN
KAJIAN KEBIJAKAN & DASAR HUKUM
Pasal 140
Setiap orang dilarang membangun, perumahan, dan/atau permukiman
di tempat yang berpotensi dapat menimbulkan bahaya bagi
barang ataupun orang.
Pasal 130
Dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman,
setiap orang wajib:
Huruf b. turut mencegah terjadinya penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman yang merugikan dan membahayakan
kepentingan orang lain dan/atau kepentingan umum;
UNDANG-UNDANG
NOMOR 11 TAHUN
2011 TENTANG
PERUMAHAN DAN
KAWASAN
PERMUKIMAN
Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan
perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk
di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan,
serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.
Pasal 2
Perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakan dengan
berasaskan:
huruf l. keselamatan, keamanan, ketertiban, dan keteraturan.
KAJIAN KEBIJAKAN & DASAR HUKUM
Pasal 18:
Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan
pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar
Pasal 1 Butir 17:
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis
dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan
Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal
UNDANG-UNDANG
REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
23 TAHUN 2014
TENTANG
PEMERINTAHAN
DAERAH
Pasal 298:
Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan
Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan
dengan standar pelayanan minimal
KAJIAN KEBIJAKAN & DASAR HUKUM
PERATURAN
PEMERINTAH
REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN
2OI8 TENTANG
STANDAR
PELAYANAN
MINIMAL
Pelaksanaan SPM yang mengatur tentang jenis pelayanan, mutu
pelayanan dan penerima pelayanan dasar dan strategi penerapannya
Pendidikan Kesehatan PUPR
Perkim Trantibumlinmas Sosial
Pasal 3
Jenis
Pelayanan
Dasar
Pasal 4 ayat (2) muatan SPM
Mutu
Pelayanan
Dasar
Penerima
Pelayanan
Dasar
a. penyediaan dan rehabilitasi rumah yang
layak huni bagi korban bencana
kabupaten/kota; dan
b. fasilitasi penyediaan rumah yang layak
huni bagi masyarakat yang terkena
relokasi program Pemerintah Daerah
kabupaten/ kota.
Pasal 8 ayat (3)
Pasal 11 ayat (2) Penerapan SPM
a. pengumpulan data;
b. penghitungan kebutuhan pemenuhan
Pelayanan Dasar;
c. penJrusunan rencana pemenuhan
Pelayanan Dasar; dan
d. pelaksanaan pemenuhan Pelayanan
Dasar.
KAJIAN KEBIJAKAN & DASAR HUKUM
PERATURAN
MENTERI DALAM
NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
59 TAHUN 2021
TENTANG
PENERAPAN
STANDAR
PELAYANAN
MINIMAL
Jenis Pelayanan Dasar untuk daerah kabupaten/kota terdiri atas:
Secara teknis memuat tentang mekanisme dan strategi penerapan SPM mulai dari
pengumpulan data, penghitungan pemenuhan kebutuhan dasar, perencanaan SPM, dan
pelaksanaan SPM serta pelaporan
Perkim
Pasal 3 ayat (2) muatan SPM
fasilitasi penyediaan rumah yang
layak huni bagi masyarakat yang
terkena relokasi Program
Pemerintah Daerah kabupaten/kota
penyediaan dan rehabilitasi
rumah yang layak huni bagi
korban bencana daerah
kabupaten/kota;
1. Dilaksanakan setelah terjadi
bencana yang status
kebencanaannya ditetapkan
oleh kepala daerah.
2. Pelaksanaan pemenuhan
layanannya pada n+1 atau
pasca masa tanggap darurat
yang ditetapkan oleh BPBD.
Dapat dilaksanakan pemda sebagai:
1. langkah preventif sebelum
terjadinya bencana
2. Penanganan Kawasan kumuh
sesuai kewenangan daerah
3. Penanganan perumahan di atas
lahan bukan fungsi permukiman /
ilegal
4. Penanganan perumahan dilokasi
yang “menimbulkan bahaya”
Layanan 1 : Layanan 2 :
KAJIAN KEBIJAKAN & DASAR HUKUM
Dapat dilaksanakan pemda
sebagai:
1. langkah preventif sebelum
terjadinya bencana
2. Penanganan Kawasan kumuh
sesuai kewenangan daerah
3. Penanganan perumahan di
atas lahan bukan fungsi
permukiman / ilegal
4. Penanganan perumahan
dilokasi yang “menimbulkan
bahaya”
Layanan 2 :
FORM 4.A.10 IDENTIFIKASI PERUMAHAN DI LOKASI YANG MENIMBULKAN BAHAYA
Sempadan sungai;
Jaringan SUTT dan
SUTET
Lokasi BTS;
Lokasi dan zona
instalasi energi;
Lokasi TPA dan rencana
pengembangannya
Kawasan militer
Lokasi Instalasi Pengolahan Limbah
B3 dan rencana pengembangannya
Kawasan kumuh
Rencana pengembangan
jaringan rel kereta api
Lokasi Jembatan
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Luas Wilayah
2350,7 Ha
10 Kelurahan
334 RT
Banjarmasin Utara
Luas Wilayah
676 Ha
12 Kelurahan
257 RT
Banjarmasin Tengah
Luas Wilayah
1295.6 Ha
9 Kelurahan
356 RT
Banjarmasin Barat
Luas Wilayah
3,833.4 Ha
12 Kelurahan
334 RT
Banjarmasin Selatan
Luas Wilayah
1690,5
9 Kelurahan
278 RT
Banjarmasin Timur
Luas Total Wilayah
9846.78 Ha
53 Kelurahan
1559 RT
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Industri 180 Ha
Pergudangan 118.9 Ha
Sawah 3203.4 Ha
Perdagangan dan jasa 578.9 Ha
Perumahan /Permukiman 3335.5
Ha
Semak Belukar 259.88 Ha
Sumber : RTRW Kota Banjarmasin Tahun 2020
GAMBARAN UMUM WILAYAH
JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2021
662320 JIWA
JUMLAH PENDUDUK/JIWA
Kepadatan Penduduk
433O jiwa/km2
Kepadatan
Penduduk
13160 jiwa/km2
Kepadatan
Penduduk
10451
jiwa/km2
Kepadatan
Penduduk
5070
jiwa/km2
Kepadatan
Penduduk
9041 jiwa/km2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Banjarmasin Utara
941.26 Ha
Banjarmasin Barat
550.39 Ha
Banjarmasin Tengah
302.81 Ha
Banjarmasin Selatan
811.10 Ha
Banjarmasin
Timur
745.65Ha
SEBARAN PERMUKIMAN EKSISTING
PERUMAHAN SWADAYA
110.046 UNIT
PERUMAHAN NON SWADAYA
52.385 UNIT
RUMAH UMUM
52.385 UNIT
RUMAH KOMERSIAL
52.385 UNIT
RUMAH KHUSUS
52.385 UNIT
Sumber : RTRW Kota Banjarmasin Tahun 2020 & RP3KP Kota Banjarmasin 2018
GAMBARAN UMUM WILAYAH
RENCANA POLA RUANG RTRW
TAHUN 2021
GAMBARAN UMUM WILAYAH
RENCANA STRUKTUR RUANG RTRW
TAHUN 2021
LOKASI YANG BERPOTENSI
DAPAT MENIMBULKAN BAHAYA
Berdasarkan data
sekunder dan
Mengacu rencana
RTRW Kota
Banjarmasin tahun
2021,terdapat 8
lokasi yang dapat
menimbukan bahaya
Sempadan sungai
Jaringan SUTT dan SUTET
Lokasi dan zona instalasi
energi
Kawasan kumuh
Lokasi BTS;
Lokasi TPA dan rencana
pengembangannya
Lokasi Jembatan
Lokasi Instalasi Pengolahan Limbah
B3 dan rencana pengembangannya
GAMBARAN UMUM WILAYAH
SEMPADAN SUNGAI
GAMBARAN UMUM WILAYAH
SEBARAN KAWASAN KUMUH
GAMBARAN UMUM WILAYAH
JARINGAN ENERGI
(JARINGAN SUTT)
GAMBARAN UMUM WILAYAH
JARINGAN ENERGI (LOKASI PTL)
GAMBARAN UMUM WILAYAH
PRASARANA Limbah B3
GAMBARAN UMUM WILAYAH
SEBARAN JEMBATAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH
TELEKOMUNIKASI (BTS)
GAMBARAN UMUM WILAYAH
TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR
(TPA)
PENDEKATAN & METODOLOGI
1. Garis sempadan sungai bertanggul di dalam
kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) huruf c ditentukan paling sedikit
berjarak 3 m (tiga meter) dari tepi luar kaki tanggul
sepanjang alur sungai.
2. Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan
perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (2) huruf d ditentukan paling sedikit berjarak 5
m (lima meter) dari tepi luar kaki tanggul sepanjang
alur sungai.
Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia Nomor
38 Tahun 2011
Tentang Sungai
PENDEKATAN & METODOLOGI
berada pada jarak paling dekat 30 (tiga puluh) meter
dari:
1. Jalan umum dan/atau jalan tol;
2. Daerah pemukiman, perdagangan, hotel, restoran,
fasilitas keagamaan dan pendidikan;
3. Garis pasang naik laut, sungai, daerah pasang surut,
kolam, danau, rawa, mata air dan sumur penduduk;
dan
4. Daerah cagar alam, hutan lindung, dan/atau daerah
lainnya yang dilindungi.
Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup
Dan Kehutanan
Republik Indonesia
Nomor :
P.56/Menlhk-
Setjen/2015 Tentang
Tata Cara Dan
Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya
Dan Beracun Dari
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
PENDEKATAN & METODOLOGI
Tinggi bangunan yang masih dianggap aman dari konduktor atau kabel transmisi
listrik bertegangan tinggi
Lapangan terbuka atau daerah terbuka
SUTT 66 KV memiliki jarak bebas 7,5 meter dari permukaan tanah
SUTT 150 KV memiliki jarak bebas 8,5 Meter dari permukaan tanah
SUTET 275 KV memiliki jarak bebas 10,5 Meter dari permukaan tanah
SUTET 500 KV memiliki jarak bebas 12,5 Meter dari permukaan tanah
Bangunan atau jembatan
SUTT 66 KV memiliki jarak bebas 4,5 meter dari permukaan tanah
SUTT 150 KV memiliki jarak bebas 5,0 Meter dari permukaan tanah
SUTET 275 KV memiliki jarak bebas 7,0 Meter dari permukaan tanah
SUTET 500 KV memiliki jarak bebas 9,0 Meter dari permukaan tanah
Peraturan Menteri
Energi Dan
Sumber Daya
Mineral Republik
Indonesia Nomor
2 Tahun 2019
Garis sempadan jaringan tenaga listrik adalah 64 m
yang ditetapkan dari titik tengah jaringan tenaga listrik
Peraturan menteri
pekerjaan umum nomor
: 05/prt/m/2008 tentang
pedoman penyediaan
dan pemanfaatan ruang
terbuka hijau di kawasan
perkotaan
PENDEKATAN & METODOLOGI
Peraturan Daerah
Kota Banjarmasin
Nomor 6 Tahun
2018 Tentang
Penyelenggaraan
Pendirian Menara
Telekomunikasi
1. Memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan
melaksanakan bina lingkungan berupa kegiatan sosial,
Pendidikan dan tempat ibadah kepada masyarakat
setempat sejauh radius 125% (serratus dua puluh lima
persen) ketinggian Menara
2. radius keselamatan ruang di sekitar menara dihitung
125% (seratus dua puluh lima persen) dari tinggi menara,
yang diukur dari permukaan tanah atau air tempat
berdirinya menara, untuk menjamin keselamatan akibat
kecelakaan menara,
1. Ukuran tinggi menara kurang dari 45 meter standar jarak
aman menara BTS dengan pemukiman minimal 20 meter
dan berjarak sepuluh meter dari area komersial dan 5
meter dari daerah industri.
2. menara tower setinggi lebih dari 45 meter maka jaraknya
dari pemukiman harus sejauh minimal 30 meter, dari
area komersial sejauh 15 meter dan dari daerah industri
sejauh 10 meter.
WHO
PENDEKATAN & METODOLOGI
Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum
Republik Indonesia
Nomor 03/Prt/M/2013
Tentang
Penyelenggaraan
Prasarana Dan Sarana
Persampahan Dalam
Penanganan Sampah
Rumah Tangga Dan
Sampah Sejenis
Sampah Rumah
Tangga
1. jarak TPST ke permukiman terdekat
paling sedikit 500 m;
2. penempatan lokasi TPS 3R sedekat
mungkin dengan daerah pelayanan dalam
radius tidak lebih dari 1 km; dan
3. jarak TPA dari permukiman, yaitu lebih
dari 1 km (satu kilometer) dengan
mempertimbangkan pencemaran lindi,
kebauan, penyebaran vector penyakit,
dan aspek sosial;
PENDEKATAN & METODOLOGI
memiliki jarak yang aman, paling dekat:
1. 150 m (seratus lima puluh meter) dari jalan utama
atau jalan tol;
2. 300 m (tiga ratus meter) dari daerah pemukiman,
perdagangan, rumah sakit, pelayanan kesehatan
atau kegiatan sosial, hotel, restoran, fasilitas
keagamaan dan pendidikan;
3. 300 m (tiga ratus meter) dari garis pasang naik laut,
sungai, daerah pasang surut, danau, rawa, mata air;
4. 300 m (tiga ratus meter) dari daerah yang dilindungi
(cagar alam dan hutan lindung).
PERATURAN
MENTERI
LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN
REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 6
TAHUN 2021
TENTANG TATA
CARA DAN
PERSYARATAN
PENGELOLAAN
LIMBAH BAHAN
BERBAHAYA DAN
BERACUN
PENDEKATAN & METODOLOGI
1. Titik TPA sebelum dilakukan analisis
Buffering
2. Titik TPA Setelah dilakukan Buffering
dengan standart radius 1 km
3. Deliniasi perumahan yang masuk
dalam deliniasi Kawasan Potensial
Menimbul kan Bahaya
Pengolahan Deliniasi Kawasan
PENDEKATAN & METODOLOGI
Survei dan
verifikasi
• Lokasi
• Jumlah (unit) dan luasan
(Ha)perumahan
• Jumlah KK
• Kondisi Ekonomi (MBR/Non MBR)
• Status tanah (legal/tidak legal)
Pengolahan data
base
Survei dan Verifikasi lapangan
RENCAN JADWAL KEGIATAN

More Related Content

Similar to BAHAN KORDINASI PENDAHULUAN.pptx

revisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdf
revisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdfrevisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdf
revisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdf
ssusercf685f
 
Paparan Narsum - Sinkronisasi Pusat Daerah TA 2023 - Sumatera II.pptx
Paparan Narsum - Sinkronisasi Pusat Daerah TA 2023 - Sumatera II.pptxPaparan Narsum - Sinkronisasi Pusat Daerah TA 2023 - Sumatera II.pptx
Paparan Narsum - Sinkronisasi Pusat Daerah TA 2023 - Sumatera II.pptx
muktitikahandayani1
 

Similar to BAHAN KORDINASI PENDAHULUAN.pptx (20)

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENATAAN RUANG
 
Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019Sosialisai Musrenbangdes 2019
Sosialisai Musrenbangdes 2019
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
 
SIBARU.pptx
SIBARU.pptxSIBARU.pptx
SIBARU.pptx
 
Bahan Presentasi Akhir RP3KP upload.pptx
Bahan Presentasi Akhir RP3KP upload.pptxBahan Presentasi Akhir RP3KP upload.pptx
Bahan Presentasi Akhir RP3KP upload.pptx
 
415416515-PPT-Lapdul-PSU-Purwakarta-edit-pptx.pptx
415416515-PPT-Lapdul-PSU-Purwakarta-edit-pptx.pptx415416515-PPT-Lapdul-PSU-Purwakarta-edit-pptx.pptx
415416515-PPT-Lapdul-PSU-Purwakarta-edit-pptx.pptx
 
Materi PTM
Materi PTMMateri PTM
Materi PTM
 
Kadis PMK - Penggunaan dana desa yang dilaksnakan untuk kegiatan P4GN.ppt
Kadis PMK - Penggunaan dana desa yang dilaksnakan untuk kegiatan P4GN.pptKadis PMK - Penggunaan dana desa yang dilaksnakan untuk kegiatan P4GN.ppt
Kadis PMK - Penggunaan dana desa yang dilaksnakan untuk kegiatan P4GN.ppt
 
PAPARAN TIM
PAPARAN TIMPAPARAN TIM
PAPARAN TIM
 
revisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdf
revisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdfrevisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdf
revisi PPT LAPHIR LAHAN POTENSIAL RELOKASI BENCANA NGANJUK_show (1).pdf
 
03. Bahan PELAPORAN SPM OLEH ZAMZANI KABGREN PART 1 4 MARET 2022.pptx
03. Bahan PELAPORAN SPM OLEH ZAMZANI KABGREN PART 1 4 MARET 2022.pptx03. Bahan PELAPORAN SPM OLEH ZAMZANI KABGREN PART 1 4 MARET 2022.pptx
03. Bahan PELAPORAN SPM OLEH ZAMZANI KABGREN PART 1 4 MARET 2022.pptx
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
 
Profil KOTAKU Kota Pasuruan
Profil KOTAKU Kota PasuruanProfil KOTAKU Kota Pasuruan
Profil KOTAKU Kota Pasuruan
 
Materi sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negara
Materi sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negaraMateri sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negara
Materi sinkronisasi perencanaan dan penganggaran perbatasan negara
 
Inovasi penanggulangan kemiskinan melalui rumah lapad ruhama kab Garut
Inovasi penanggulangan kemiskinan melalui rumah lapad ruhama kab GarutInovasi penanggulangan kemiskinan melalui rumah lapad ruhama kab Garut
Inovasi penanggulangan kemiskinan melalui rumah lapad ruhama kab Garut
 
Paparan Narsum - Sinkronisasi Pusat Daerah TA 2023 - Sumatera II.pptx
Paparan Narsum - Sinkronisasi Pusat Daerah TA 2023 - Sumatera II.pptxPaparan Narsum - Sinkronisasi Pusat Daerah TA 2023 - Sumatera II.pptx
Paparan Narsum - Sinkronisasi Pusat Daerah TA 2023 - Sumatera II.pptx
 
satpolpp
satpolppsatpolpp
satpolpp
 
Presentasi2
Presentasi2Presentasi2
Presentasi2
 
Model Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
Model Perda Pengendalian Kawasan KumuhModel Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
Model Perda Pengendalian Kawasan Kumuh
 
Sk no. 18 2019 tentang ppid seboro
Sk no. 18  2019 tentang ppid seboroSk no. 18  2019 tentang ppid seboro
Sk no. 18 2019 tentang ppid seboro
 

Recently uploaded

KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
danzztzy405
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 

Recently uploaded (11)

Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
 
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 

BAHAN KORDINASI PENDAHULUAN.pptx

  • 1. PENDATAAN PERUMAHAN DI LOKASI YANG BERPOTENSI DAPAT MENIMBULKAN BAHAYA Kota Banjarmasin Tahun 2022 DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN Jalan R.E. Martadinata No.1, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
  • 2. PEMBAHASAN Pendahuluan Kebijakan & Dasar Hukum 02 Gambaran Umum WIlayah 03 01 Pendekatan & Metodologi Rencana Jadwal Kegiatan 05 04
  • 3. “rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya” Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang ditentukan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pengumpulan data yang merupakan kegiatan paling awal dan utama sebagai dasar perhitungan kebutuhan SPM Permendagri 59/2021 LATAR BELAKANG mekanisme dan strategi penerapan SPM pengumpulan data, penghitungan pemenuhan kebutuhan dasar, perencanaan SPM, dan pelaksanaan SPM serta pelaporan identifikasi perumahan di lokasi yang berpotensi dapat menimbulkan bahaya penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
  • 4. Teridentifikasinya penyebaran perumahan dan kawasan permukiman, baik eksisting maupun rencana sesuai RTRW 01 SASARAN 02 03 04 Teridentifikasinya kegiatan atau pemanfaatan ruang yang berpotensi menimbulkan bahaya di Kota Banjarmasin Teridentifikasi perumahan di lokasi yang berpotensi dapat menimbulkan bahaya di Kota Banjarmasin. Tersusunnya basis data dan peta sebaran perumahan di lokasi yang berpotensi menimbulkan bahaya di Kota Banjarmasin. Tersedianya basis data Perumahan yang teridentifikasi berada pada lokasi yang berpotensi dapat menimbulkan bahaya di Kota Banjarmasin TUJUAN MAKSUD Untuk mengidentifikasi perumahan yang berada di lokasi yang berpotensi dapat menimbulkan bahaya di wilayah Kota Banjarmasin.
  • 5. RTRW Kota Banjarmasin lokasi dan kegiatan yang berpotensi dapat menimbulkan bahaya Sebaran Perumahan Eksisting Kota Banjarmasin Data Perizinan Rencana Kegiatan/Bangunan Sebaran eksisting dan rencana Kawasan Permukiman Kota Banjarmasin Ketentuan Khusus sektoral Peta Sebaran lokasi kegiatan yang berpotensi dapat menimbulkan bahaya Sebaran jenis perumahan/rumah Sebaran lokasi permukiman pada lokasi kegiatan yang berpotensi dapat menimbulkan bahaya Basis data dan peta sebaran perumahan di lokasi yang berpotensi menimbulkan bahaya Kota Banjarmasin Survei dan verifikasi lapangan (Permendagri 59/2021) KERANGAKA KERJA Overlay peta/SHP • Lokasi • Jumlah (unit) dan luasan (Ha)perumahan • Jumlah KK • Kondisi Ekonomi (MBR/Non MBR) • Status tanah (legal/tidak legal)
  • 6. PENGUMPULAN DATA Data Sekunder SURVEI/ VERIFIKASI LAPANGAN Observasi dan identifikasi kawasan permukiman PELAPORAN Laporan Pendahuluan & Akhir OVERLAY PETA Data SHP Peta Tematik PENYUSUNAN DATA BASE Pembuatan Profil dan Peta LINGKUP KEGIATAN
  • 7. KAJIAN KEBIJAKAN & DASAR HUKUM Pasal 140 Setiap orang dilarang membangun, perumahan, dan/atau permukiman di tempat yang berpotensi dapat menimbulkan bahaya bagi barang ataupun orang. Pasal 130 Dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, setiap orang wajib: Huruf b. turut mencegah terjadinya penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang merugikan dan membahayakan kepentingan orang lain dan/atau kepentingan umum; UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu. Pasal 2 Perumahan dan kawasan permukiman diselenggarakan dengan berasaskan: huruf l. keselamatan, keamanan, ketertiban, dan keteraturan.
  • 8. KAJIAN KEBIJAKAN & DASAR HUKUM Pasal 18: Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar Pasal 1 Butir 17: Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Pasal 298: Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal
  • 9. KAJIAN KEBIJAKAN & DASAR HUKUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2OI8 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL Pelaksanaan SPM yang mengatur tentang jenis pelayanan, mutu pelayanan dan penerima pelayanan dasar dan strategi penerapannya Pendidikan Kesehatan PUPR Perkim Trantibumlinmas Sosial Pasal 3 Jenis Pelayanan Dasar Pasal 4 ayat (2) muatan SPM Mutu Pelayanan Dasar Penerima Pelayanan Dasar a. penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana kabupaten/kota; dan b. fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah Daerah kabupaten/ kota. Pasal 8 ayat (3) Pasal 11 ayat (2) Penerapan SPM a. pengumpulan data; b. penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar; c. penJrusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar; dan d. pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar.
  • 10. KAJIAN KEBIJAKAN & DASAR HUKUM PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2021 TENTANG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL Jenis Pelayanan Dasar untuk daerah kabupaten/kota terdiri atas: Secara teknis memuat tentang mekanisme dan strategi penerapan SPM mulai dari pengumpulan data, penghitungan pemenuhan kebutuhan dasar, perencanaan SPM, dan pelaksanaan SPM serta pelaporan Perkim Pasal 3 ayat (2) muatan SPM fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi Program Pemerintah Daerah kabupaten/kota penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana daerah kabupaten/kota; 1. Dilaksanakan setelah terjadi bencana yang status kebencanaannya ditetapkan oleh kepala daerah. 2. Pelaksanaan pemenuhan layanannya pada n+1 atau pasca masa tanggap darurat yang ditetapkan oleh BPBD. Dapat dilaksanakan pemda sebagai: 1. langkah preventif sebelum terjadinya bencana 2. Penanganan Kawasan kumuh sesuai kewenangan daerah 3. Penanganan perumahan di atas lahan bukan fungsi permukiman / ilegal 4. Penanganan perumahan dilokasi yang “menimbulkan bahaya” Layanan 1 : Layanan 2 :
  • 11. KAJIAN KEBIJAKAN & DASAR HUKUM Dapat dilaksanakan pemda sebagai: 1. langkah preventif sebelum terjadinya bencana 2. Penanganan Kawasan kumuh sesuai kewenangan daerah 3. Penanganan perumahan di atas lahan bukan fungsi permukiman / ilegal 4. Penanganan perumahan dilokasi yang “menimbulkan bahaya” Layanan 2 : FORM 4.A.10 IDENTIFIKASI PERUMAHAN DI LOKASI YANG MENIMBULKAN BAHAYA Sempadan sungai; Jaringan SUTT dan SUTET Lokasi BTS; Lokasi dan zona instalasi energi; Lokasi TPA dan rencana pengembangannya Kawasan militer Lokasi Instalasi Pengolahan Limbah B3 dan rencana pengembangannya Kawasan kumuh Rencana pengembangan jaringan rel kereta api Lokasi Jembatan
  • 12. GAMBARAN UMUM WILAYAH Luas Wilayah 2350,7 Ha 10 Kelurahan 334 RT Banjarmasin Utara Luas Wilayah 676 Ha 12 Kelurahan 257 RT Banjarmasin Tengah Luas Wilayah 1295.6 Ha 9 Kelurahan 356 RT Banjarmasin Barat Luas Wilayah 3,833.4 Ha 12 Kelurahan 334 RT Banjarmasin Selatan Luas Wilayah 1690,5 9 Kelurahan 278 RT Banjarmasin Timur Luas Total Wilayah 9846.78 Ha 53 Kelurahan 1559 RT
  • 13. GAMBARAN UMUM WILAYAH Industri 180 Ha Pergudangan 118.9 Ha Sawah 3203.4 Ha Perdagangan dan jasa 578.9 Ha Perumahan /Permukiman 3335.5 Ha Semak Belukar 259.88 Ha Sumber : RTRW Kota Banjarmasin Tahun 2020
  • 14. GAMBARAN UMUM WILAYAH JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2021 662320 JIWA JUMLAH PENDUDUK/JIWA Kepadatan Penduduk 433O jiwa/km2 Kepadatan Penduduk 13160 jiwa/km2 Kepadatan Penduduk 10451 jiwa/km2 Kepadatan Penduduk 5070 jiwa/km2 Kepadatan Penduduk 9041 jiwa/km2
  • 15. GAMBARAN UMUM WILAYAH Banjarmasin Utara 941.26 Ha Banjarmasin Barat 550.39 Ha Banjarmasin Tengah 302.81 Ha Banjarmasin Selatan 811.10 Ha Banjarmasin Timur 745.65Ha SEBARAN PERMUKIMAN EKSISTING PERUMAHAN SWADAYA 110.046 UNIT PERUMAHAN NON SWADAYA 52.385 UNIT RUMAH UMUM 52.385 UNIT RUMAH KOMERSIAL 52.385 UNIT RUMAH KHUSUS 52.385 UNIT Sumber : RTRW Kota Banjarmasin Tahun 2020 & RP3KP Kota Banjarmasin 2018
  • 16. GAMBARAN UMUM WILAYAH RENCANA POLA RUANG RTRW TAHUN 2021
  • 17. GAMBARAN UMUM WILAYAH RENCANA STRUKTUR RUANG RTRW TAHUN 2021
  • 18. LOKASI YANG BERPOTENSI DAPAT MENIMBULKAN BAHAYA Berdasarkan data sekunder dan Mengacu rencana RTRW Kota Banjarmasin tahun 2021,terdapat 8 lokasi yang dapat menimbukan bahaya Sempadan sungai Jaringan SUTT dan SUTET Lokasi dan zona instalasi energi Kawasan kumuh Lokasi BTS; Lokasi TPA dan rencana pengembangannya Lokasi Jembatan Lokasi Instalasi Pengolahan Limbah B3 dan rencana pengembangannya
  • 21. GAMBARAN UMUM WILAYAH JARINGAN ENERGI (JARINGAN SUTT)
  • 22. GAMBARAN UMUM WILAYAH JARINGAN ENERGI (LOKASI PTL)
  • 26. GAMBARAN UMUM WILAYAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)
  • 27. PENDEKATAN & METODOLOGI 1. Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf c ditentukan paling sedikit berjarak 3 m (tiga meter) dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai. 2. Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf d ditentukan paling sedikit berjarak 5 m (lima meter) dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai
  • 28. PENDEKATAN & METODOLOGI berada pada jarak paling dekat 30 (tiga puluh) meter dari: 1. Jalan umum dan/atau jalan tol; 2. Daerah pemukiman, perdagangan, hotel, restoran, fasilitas keagamaan dan pendidikan; 3. Garis pasang naik laut, sungai, daerah pasang surut, kolam, danau, rawa, mata air dan sumur penduduk; dan 4. Daerah cagar alam, hutan lindung, dan/atau daerah lainnya yang dilindungi. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.56/Menlhk- Setjen/2015 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
  • 29. PENDEKATAN & METODOLOGI Tinggi bangunan yang masih dianggap aman dari konduktor atau kabel transmisi listrik bertegangan tinggi Lapangan terbuka atau daerah terbuka SUTT 66 KV memiliki jarak bebas 7,5 meter dari permukaan tanah SUTT 150 KV memiliki jarak bebas 8,5 Meter dari permukaan tanah SUTET 275 KV memiliki jarak bebas 10,5 Meter dari permukaan tanah SUTET 500 KV memiliki jarak bebas 12,5 Meter dari permukaan tanah Bangunan atau jembatan SUTT 66 KV memiliki jarak bebas 4,5 meter dari permukaan tanah SUTT 150 KV memiliki jarak bebas 5,0 Meter dari permukaan tanah SUTET 275 KV memiliki jarak bebas 7,0 Meter dari permukaan tanah SUTET 500 KV memiliki jarak bebas 9,0 Meter dari permukaan tanah Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 Garis sempadan jaringan tenaga listrik adalah 64 m yang ditetapkan dari titik tengah jaringan tenaga listrik Peraturan menteri pekerjaan umum nomor : 05/prt/m/2008 tentang pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
  • 30. PENDEKATAN & METODOLOGI Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Pendirian Menara Telekomunikasi 1. Memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan melaksanakan bina lingkungan berupa kegiatan sosial, Pendidikan dan tempat ibadah kepada masyarakat setempat sejauh radius 125% (serratus dua puluh lima persen) ketinggian Menara 2. radius keselamatan ruang di sekitar menara dihitung 125% (seratus dua puluh lima persen) dari tinggi menara, yang diukur dari permukaan tanah atau air tempat berdirinya menara, untuk menjamin keselamatan akibat kecelakaan menara, 1. Ukuran tinggi menara kurang dari 45 meter standar jarak aman menara BTS dengan pemukiman minimal 20 meter dan berjarak sepuluh meter dari area komersial dan 5 meter dari daerah industri. 2. menara tower setinggi lebih dari 45 meter maka jaraknya dari pemukiman harus sejauh minimal 30 meter, dari area komersial sejauh 15 meter dan dari daerah industri sejauh 10 meter. WHO
  • 31. PENDEKATAN & METODOLOGI Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/Prt/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga 1. jarak TPST ke permukiman terdekat paling sedikit 500 m; 2. penempatan lokasi TPS 3R sedekat mungkin dengan daerah pelayanan dalam radius tidak lebih dari 1 km; dan 3. jarak TPA dari permukiman, yaitu lebih dari 1 km (satu kilometer) dengan mempertimbangkan pencemaran lindi, kebauan, penyebaran vector penyakit, dan aspek sosial;
  • 32. PENDEKATAN & METODOLOGI memiliki jarak yang aman, paling dekat: 1. 150 m (seratus lima puluh meter) dari jalan utama atau jalan tol; 2. 300 m (tiga ratus meter) dari daerah pemukiman, perdagangan, rumah sakit, pelayanan kesehatan atau kegiatan sosial, hotel, restoran, fasilitas keagamaan dan pendidikan; 3. 300 m (tiga ratus meter) dari garis pasang naik laut, sungai, daerah pasang surut, danau, rawa, mata air; 4. 300 m (tiga ratus meter) dari daerah yang dilindungi (cagar alam dan hutan lindung). PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2021 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
  • 33. PENDEKATAN & METODOLOGI 1. Titik TPA sebelum dilakukan analisis Buffering 2. Titik TPA Setelah dilakukan Buffering dengan standart radius 1 km 3. Deliniasi perumahan yang masuk dalam deliniasi Kawasan Potensial Menimbul kan Bahaya Pengolahan Deliniasi Kawasan
  • 34. PENDEKATAN & METODOLOGI Survei dan verifikasi • Lokasi • Jumlah (unit) dan luasan (Ha)perumahan • Jumlah KK • Kondisi Ekonomi (MBR/Non MBR) • Status tanah (legal/tidak legal) Pengolahan data base Survei dan Verifikasi lapangan