Modul ini membahas tentang tayamum sebagai pengganti wudhu atau mandi bagi yang tidak dapat menggunakan air. Tayamum dilakukan dengan mengusap muka dan tangan dengan tanah atau debu yang bersih. Terdapat pengertian, sebab-sebab, syarat, rukun dan tata cara melakukan tayamum. Modul ini bertujuan untuk memahami konsep dan cara melaksanakan tayamum.
3. 3
FAKULTAS FTIK/MPI
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) SULTAN
QAIMUDDINKENDARI TAHUN
2015
modul: Media Pembelajaran
TAYAMUM
OLEH:
ERMA LINDA
Nim: 12010103048
JURUSAN TARBIYAH/KI. V B
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
4. 4
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya, penulis bisa menyelesaikan modul ini dengan
baik. Modul ini dibuat berdasarkan materi yang diperoleh pada
sumber-sumber yang ada.
Modul ini disajikan dengan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami, diharapkan dapat membantu dan memudahkan
kita dalam mempelajari materi tentang “tata cara tayamum” dan
beberapa hal lain yang menyertainya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima
berbagai kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi
sempurnanya modul tersebut.
Tanggal 28 April 2015
Penulis,
5. 5
ERMA LINDA
DAFTAR ISI
Kata pengantar.............................................................. 2
Daftar isi......................................................................... 3
Bab 1 Pendahuluan........................................................
Bab II Pembahasan........................................................
a. Kompetensi dasar..............................................
b. Materi pokok .....................................................
c. Uraian materi.....................................................
d. Ringkasan...........................................................
e. Contoh soal latihan............................................
Bab III Penutup..............................................................
Daftar pustaka
6. 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Agama islam adalah agama ciptaan Allah dengan
bersendikan Iman, Islam, dan Ikhsan telah mempunyai
nilai keluhuran yang tinggi dibanding agam-agama lain
ciptaan manusia. Seseorang dikatakan islam apabila ia
memenuhi lima syarat yang biasa disebut dengan Rukun
Islam, yakni Syahadat, Shalat, Puasa, Bayar jakat, dan
Naik haji. Untuk memenuhi kelima syarat tersebut
tentunya harus dalam keadaan suci dari hadats.
Salah satu cara untuk menyucikan diri dari hadats
adalah berwudlu. Namun, jika ada sesuatu hal yang
membuat kita tidak bisa menggunakan air untuk
berwudlu harus ada cara lain, yakni bertayamum. Untuk
7. 7
memahami tayamum, perlu diadakan pembahasan
mengenai hal tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kompetensi Dasar: memahami tata cara tayamum
B. Materi pokok
Pengertian tayamum
Sebab-sebab melakukan tayamum
Syarat-syarat tayamum
Rukun tayamum
Tata cara tayamum
C. Uraian materi
1. Pengertian Tayamum
Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib
yang tadinya seharusnya menggunakan air bersih digantikan
dengan menggunakan tanah atau debu yang bersih. Yang
boleh dijadikan alat tayamum adalah tanah suci yang ada
8. 8
debunya. Dilarang bertayamum dengan tanah berlumpur,
bernajis atau berbingkah. Pasir halus, pecahan batu halus
boleh dijadikan alat melakukan tayamum.
Orang yang melakukan tayamum lalu shalat, apabila air
sudah tersedia maka ia tidak wajib mengulang sholatnya.
Namun untuk menghilangkan hadas, harus tetap
mengutamakan air daripada tayamum yang wajib hukumnya
bila sudah tersedia. Tayamum untuk hadas hanya bersifat
sementara dan darurat hingga air sudah ada.
Tayamum yang telah dilakukan bisa batal apabila ada air
dengan alasan tidak ada air atau bisa menggunakan air
dengan alasan tidak dapat menggunakan air tetapi tetap
melakukan tayamum serta sebab musabab lain seperti yang
membatalkan wudu dengan air.
2. Sebab-sebab melakukan tayamum
Dalam perjalanan jauh
Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya sedikit
Telah berusaha mencari air tapi tidak menemukan
9. 9
Air yang ada suhu atau kondisinya mengundang
kemudharatan
Air yang ada hanya untuk minum
Air berada ditempat yang jauh yang dapat membuat telat
sholat
Pada sumber air ada yang memiliki bahaya
Sakit dan tidak boleh terkena air
3. Syarat-syarat tayamum
Tidak adanya air yang cukup untuk wudhu atau mandi
Tidak mampu menggunakan air, seperti orang lemah,
orang yang dipenjara, atau takut binatang buas
Sakit atau memperlambat sembuh dari sakit bila
menggunakan air
Jumlah air sedikit dan lebih dyibutuhkan untuk
menyambung hidup (minum).
Tidak adanya alat untuk menimba/mendapatkan air,
meski airnya ada dalam sumur misalnya.
Takut habisnya waktu salat sedangkan untuk
mendapatkan air sangat jauh.
Kondisi yang sangat dingin dengan persyaratan tertentu
10. 10
4. Rukun tayamum
Rukun tayammum ada empat, yaitu niat,
mengusap muka, mengusap kedua tangan sampai siku,
dan tertib. Dalam bertayammum tidak cukup berniat
menghilangkan hadats saja, sebab tayammum tidak
menghilangkan hadats. Dalam tayammum, harus berniat
untuk diperbolehkan salat.
Sedangkan sunnah tayamum ada tiga, yaitu
membaca basmalah; mendahulukan anggota kanan dari
yang kiri; dan berurutan. Sedangkan yang membatalkan
tayamum juga ada tiga, yaitu semua hal yang
membatalkan wudhu, melihat air yang bisa dipakai
berwudhu, dan riddah.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa
tayammum adalah mengusap muka dan dua belah tangan
dengan debu yang suci. Tayammum dilakukan sebagai
pengganti wudhu jika seseoarang yang akan
melaksanakan shalat tidak menemukan air untuk
berwudhu .
11. 11
5. Tata cara tayamum
Tayamum yang telah dilakukan bisa batal apabila ada air
dengan alasan tidak ada air atau bisa menggunakan air
dengan alasan tidak dapat menggunakan air tetapi tetap
melakukan tayamum serta sebab musabab lain seperti yang
membatalkan wudu dengan air.
Adapun Tata Cara / Praktek Tayamum:
Membaca basmalah
Renggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu,
tekan-tekan hingga debu melekat.
Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan
untuk menipiskan debu yang menempel, tetapi
tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
Niat tayamum : Nawaytuttayammuma listibaa
hatishhalaati fardhollillahi ta'aala (Saya niat
tayammum untuk diperbolehkan melakukan
shalat karena Allah Ta'ala).
Mengusap telapak tangan ke muka secara merata
Bersihkan debu yang tersisa di telapak tangan
12. 12
Ambil debu lagi dengan merenggangkan jari-
jemari, tempelkan ke debu, tekan-tekan hingga
debu melekat.
Angkat kedua tangan lalu tiup telapat tangan
untuk menipiskan debu yang menempel, tetapi
tiup ke arah berlainan dari sumber debu tadi.
Mengusap debu ke tangan kanan lalu ke tangan
kiri
13. 13
D. Ringkasan
Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi
wajib yang tadinya seharusnya menggunakan air bersih
digantikan dengan menggunakan tanah atau debu yang
14. 14
bersih. Yang boleh dijadikan alat tayamum adalah tanah
suci yang ada debunya. Dilarang bertayamum dengan
tanah berlumpur, bernajis atau berbingkah. Pasir halus,
pecahan batu halus boleh dijadikan alat melakukan
tayamum.
Orang yang melakukan tayamum lalu shalat,
apabila air sudah tersedia maka ia tidak wajib mengulang
sholatnya. Namun untuk menghilangkan hadas, harus
tetap mengutamakan air daripada tayamum yang wajib
hukumnya bila sudah tersedia. Tayamum untuk hadas
hanya bersifat sementara dan darurat hingga air sudah
ada.
E. Soal latihan
Setelah anda melaksanakan pelajaran tentang materi
metamorfosis katak maka sekarang jawablah soal-soal
berikut ini!
1. Apa yang dimaksud tayamum?
15. 15
2. Jelaskan sebab melakukan tayamum!
3. Sebut dan jelaskan syarat-syarat tayamum?
4. Sebut dan jelaskan rukun tayamum?
5. Jelaskan tata cara tayamum!
DAFTAR PUSTAKA
1. Boulenger, G. A. 1978. The Tailles Batrachians of
Europe, Vol. 1-2. Ayer Publishing
2. Burton, M., Burton, R. 2002. International Wildlife
Encyclopedia. Marshall Cavendish.
3. De Beer, G.R. 2007. Embryos and Ancestors. Read
Books.
16. 16
4. McDiarmid, R.W., Altig, R. 1999. Tadpoles: the biology
of anuran larvae. University of Chicago Press
5. Morgan, T.H. 2010. The Development of the Frog’s Egg;
An Introduction to Experimental Embryology. General
Books LLC.
6. Seri Budidaya Bullfrog, Pembenihan dan Pembesaran,
oleh Iskandar Kanna, A. Md