Dokumen tersebut membahas tentang panggilan hidup berkeluarga dalam ajaran agama Katolik. Beberapa poin utama yang diungkapkan adalah:
1) Gereja Katolik mengajarkan bahwa perkawinan adalah sakramen yang mengharuskan pasangan suami istri untuk setia dan tidak bercerai, kecuali karena kematian.
2) Keluarga dipandang sebagai "Gereja kecil" dimana iman dan nilai-nilai Kristen diaj
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Modul Ajar 2018.pdf
1.
2. PANGGILAN HIDUP BERKELUARGA
Kompetensi Dasar : Memahami panggilan hidupnya sebagai umat Allah dengan menentukan
langkah yang tepat dalam menjawab panggilan hidup tersebut.
Indikator : - Menjelaskan pemahaman tentang keluarga dalam kehidupan masyarakat
- Menjelaskan ajaran Kitab Suci tentang keluarga (Matius 19 : 1 -13)
- Menjelaskan ajaran gereja tentang Keluarga
- Menjelaskan makna keluarga sebagai panggilan
PENDALAMAN MATERI
Gereja Katolik secara tegas mengajarkan bahwa perkawinan katolik adalah sakramen,
sehingga setiap pasang suami interi harus menjaga kesucian perkawinan. Karena itu, sifat perkawinan
Katolik adalah monogami dan tidak terceraikan, kecuali oleh maut; ”karena apa yang dipersatukan
Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia ” Matius 19 : 6. sakramen perkawinan sebagai akar
pembentukan keluarga Katolikhendaknya dijaga kesuciannya. Karena keluarga merupakan Gereja
kecil/miniatau ecclesia domentica. Artinya , antara lain bahwa keluarga-keluarga kristen merupakan
pusat iman yang hidup, tempat pertama iman akan Kristus ditawarkan dan sekolah pertama tentang
doa, kebajikan-kebajikan dan cinta kasih kristen (bdk. KGK 1656 dan 1666).
Gereja Katolik secara tegas mengajarkan bahwa perkawinan Katolik adalah Sakramen,sehingga setiap
pasang suami istri harus menjaga kesucian perkawinan. Karena itu, sifat perkawinan Katolik adalah
monogami dan tidak terceraikan, kecuali oleh maut; “karena apa yang dipersatukan Allah tidak boleh
diceraikan oleh manusia” (Mat 19:6). Sakramen Perkawinan sebagai akar pembentukan keluarga Katolik
hendaknya dijaga kesuciannya,karena keluarga merupakan Gereja kecil/mini atau ecclesia domestica.
Artinya, antaralain bahwa keluarga-keluarga Kristiani merupakan pusat iman yang hidup, tempat
pertama iman akan Kristus diwartakan dan sekolah pertama tentang doa, kebajikan-
kebajikan dan cinta kasih Kristen (bdk. KGK 1656 dan 1666).
Gereja Katolik secara tegas mengajarkan bahwa perkawinan Katolik adalah Sakramen, sehingga
setiap pasang suami istri harus menjaga kesucian perkawinan. Karena itu, sifat perkawinan Katolik
adalah monogami dan tidak terceraikan, kecuali oleh maut; “karena apa yang dipersatukan Allah tidak
boleh diceraikan oleh manusia” (Mat 19:6). Sakramen Perkawinan sebagai akar pembentukan
keluarga Katolik hendaknya dijaga kesuciannya, karena keluarga merupakan Gereja kecil/mini atau
ecclesia domestica. Artinya, antara lain bahwa keluarga-keluarga Kristiani merupakan pusat
iman yang hidup, tempat pertama iman akan Kristus diwartakan dan sekolah pertama
3. tentang doa, kebajikan-kebajikan dan cinta kasih Kristen (bdk. KGK 1656 dan 1666).Gereja Katolik
secara tegas mengajarkan bahwa perkawinan Katolik adalah Sakramen,sehingga setiap pasang suami
istri harus menjaga kesucian perkawinan. Karena itu, sifat perkawinan Katolik adalah monogami dan
tidak terceraikan, kecuali oleh maut; “karena apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh
manusia” (Mat 19:6). Sakramen Perkawinan sebagai akar pembentukan keluarga Katolik hendaknya
dijaga kesuciannya, karena keluarga merupakan Gereja kecil/mini atau ecclesia domestica. Artinya,
antara lain bahwa keluarga-keluarga Kristiani merupakan pusat iman yang hidup, tempat
pertama iman akan Kristus diwartakan dan sekolah pertama tentang doa, kebajikan-
kebajikan dan cinta kasih Kristen (bdk. KGK 1656 dan 1666).
Gereja Katolik secara tegas mengajarkan bahwa perkawinan Katolik adalah Sakramen,sehingga
setiap pasang suami istri harus menjaga kesucian perkawinan. Karena itu, sifat perkawinan Katolik
adalah monogami dan tidak terceraikan, kecuali oleh maut; “karena apa yang dipersatukan Allah tidak
boleh diceraikan oleh manusia” (Mat 19:6). Sakramen Perkawinan sebagai akar pembentukan
keluarga Katolik hendaknya dijaga kesuciannya, karena keluarga merupakan Gereja kecil/mini atau
ecclesia domestica. Artinya, antara lain bahwa keluarga-keluarga Kristiani merupakan pusat
iman yang hidup, tempat pertama iman akan Kristus diwartakan dan sekolah pertama
tentang doa, kebajikan-kebajikan dan cinta kasih Kristen (bdk. KGK 1656 dan 1666). Gereja Katolik
secara tegas mengajarkan bahwa perkawinan Katolik adalah Sakramen, sehingga setiap pasang
suami istri harus menjaga kesucian perkawinan. Karena itu, sifat perkawinan Katolik adalah monogami
dan tidak terceraikan, kecuali oleh maut; “karena Gereja Katolik secara tegas mengajarkan bahwa
perkawinan Katolik adalah Sakramen, sehingga setiap pasang suami istri harus menjaga kesucian
perkawinan. Karena itu, sifat perkawinan Katolik adalah monogami dan tidak terceraikan, kecuali oleh
maut.
4. 1. Pemahaman umum tentang Keluarga
Baca Kisah berikut :
Saya Tidak Ingin Diganggu!“
Biasanya saya mendahulukan ego saya ketika di rumah, apalagi jika
sedangdikejar deadline. Saya akan sibuk di depan komputer, penuh konsentrasi dan
tidakmudah diganggu. Ketika anak atau istri saya mengganggu, saya akan mudah
emosikarena ‘tekanan deadline’ (atau kadang-kadang sebenarnya hanya
‘keasikanpribadi saya’) ditambah dengan permintaan/tekanan anak atau istri.
Nada bicara saya akan mudah meninggi. Setelah itu istri akan marah juga. Danpada
akhirnya istri saya akan mengatakan ‘papa sekarang gampang marah’.
Hal yang saya lakukan sekarang adalah memberi perhatian akan kebutuhan anakdan
istri. Jika anak saya yang masih TK minta dibacakan sesuatu, saya bacakan sambil
memberi dia kasih sayang dengan memangkunya dan memeluknya. Jikaanak saya
yang besar minta dibantu belajar, saya mencoba merelakan kepentingansaya dan
memberi perhatian akan kebutuhan anak saya. Jika istri minta tolongsesuatu, saya
segera meninggalkan konsentrasi saya, dan membantu istri terlebihdahulu.
Kadang-kadang memang terlalu sulit. Sampai-sampai pekerjaan yang
sedangdikerjakan jadi terbengkalai. Dan juga sulit untuk selalu tetap melakukan hal-
halyang baik tersebut. Perlu kesadaran penuh (akan niat memperhatikan istri
dananak) ketika permintaan anak dan istri itu datang.
Salah satu kuncinya adalah penyerahan kepada Tuhan. ‘Pekerjaan
dengandeadlinenya’ saya serahkan pada Tuhan. Walaupun waktu saya tidak
sepenuhnyapada pekerjaan, saya yakin Tuhan akan mencukupkan waktunya.
Ketika Tuhanturun tangan, dengan waktu yang terbatas pun (karena banyak gangguan
dari anakdan istri) saya akan mampu menyelesaikannya
Ternyata ketika saya punya masalah. Itu adalah ujian dari Tuhan juga. Apa
yangsaya pentingkan di dunia ini? Mengerjakan tugas (yang kadang-kadang
adalahkepentingan pribadi) atau mengasihi keluarga? Kalau saya lengah, saya pasti
akanmementingkan tugas, dengan akibat emosi tinggi di rumah. Tetapi jika saya
sadarakan ujian ini, saya akan memilih untuk mengasihi keluarga saya. Saya harap
5. sayabisa tetap mempertahankan sikap ini sehingga bisa menjadi pria sejati
sepertiKristus
Kesaksian bapak dalam kisah di atas mengungkapkan bahwa:
a. Setiap anggota keluarga hendaknya membangun kebersamaan. Pekerjaan tidak boleh sampai
menyandera hubungan relasi satu dengan yang lain.
b. Perlu disadari bahwa egoisme adalah akar dari keretakan dalam sebuahkeluarga.
Egoisme atau sifat ingat diri sendiri akan merusak hubunganharmonis dalam
keluarga; entah ayah dengan ibu, atau ayah atau ibu dengananak-anak.
c. Seluruh anggota keluarga; ayah, ibu, atau suami-isteri dan anak-anak, sertasemua orang
yang ada dalam keluarga, hendaknya saling menghormati, salingberbagi waktu untuk
kebersamaan dalam keluarga.
d. Sebagai keluarga Katolik, kita hendaknya hidup sesuai ajaran iman Katolikyang
bersumber pada Kitab Suci (Alkitab) dan Ajaran Gereja, yang akandibahas berikut in
e.
2. MEMAHAMI AJARAN KITAB SUCI TENTANG KELUARGA
Baca baik-baik Teks kitab suci Matius 19:1-6
Beberapa masukan terhadap teks Matius 19:1-6 di atas:
a. Perkawinan itu persekutuan cinta antara pria dan wanita yang secara sadar danbebas
menyerahkan diri beserta segala kemampuannya untuk selamanya. Dalampenyerahan itu
suami isteri berusaha makin saling menyempurnakan dan salingmembantu. Hanya dalam
suasana saling menghormati dan menerima inilah, dalamkeadaan manapun juga, persekutuan
cinta itu dapat berkembang hingga tercapaikesatuan hati yang dicita-citakan.
b. Tuhan menghendaki agar kesatuan antara suami dan istri tidak terceraikan, karenaperkawinan
merupakan tanda kesetiaan Allah kepada manusia dan kesetiaanKristus kepada
Gereja-Nya. Atau dengan kata lain: menjadi tanda kesetiaan cintaAllah kepada setiap orang.
Menjadi saksi akan kesetiaan perkawinan yang takterceraikan ini adalah salah satu tugas
pasangan Kristiani yang paling genting saatini, di saat dunia dikaburkan oleh banyak
pandangan yang menurunkan derajatperkawinan, seolah hanya pelampiasan keinginan
jasmani semata. Jika pasangansuami istri dan anak- anak hidup dalam kasih yang total, maka
6. keluarga menjadigambaran nyata sebuah Gereja, sehingga tepatlah jika keluarga itu disebut
sebagaiGereja kecil atau ecclesia domestica. Sebab dengan menerapkan kasih
sepertiteladan Kristus, keluarga turut mengambil bagian di dalam hidup dan misi Gereja
3. Memahami ajaran Gereja tentang Keluarga:
Mari baca Gaudium et Spes, Art. 52
52. (Pengembangan perkawinan dan keluarga merupakan tugas semua
orang)Keluarga merupakan suatu pendidikan untuk memperkaya
kemanusiaan. Supayakeluarga mampu mencapai kepenuhan hidup dan misinya,
diperlukan komunikasi hatipenuh kebaikan, kesepakatan suami-isteri, dan kerja
sama orang tua yang tekun dalampendidikan anak-anak. Kehadiran aktif ayah
sangat membantu pembinaan merekatetapi juga pengurusan rumah tangga oleh
ibu, yang terutama dibutuhkan oleh anak-anak yang masih muda, perlu dijamin,
tanpa maksud supaya pengembangan peranansosial wanita yang sewajarnya
dikesampingkan. Melalui pendidikan hendaknya anak-anak dibina sedemikian rupa,
sehingga nanti bila sudah dewasa mereka mampu penuhtanggung jawab mengikuti
panggilan mereka, juga panggilan religius, serta memilihstatus hidup mereka.
Maksudnya juga, supaya bila kemudian mereka mengikat diridalam pernikahan,
mereka mampu membangun keluarga sendiri dalam kondisi- kondisi moril,
sosial dan ekonomis yang menguntungkan. Merupakan kewajibanorang tua
atau para pengasuh, membimbing mereka yang lebih muda
dalammembentuk keluarga dengan nasehat bijaksana, yang dapat mereka
terima dengansenang hati; tetapi hendaknya para pendidik itu menjaga, jangan
sampai mendorongmereka melalui paksaan langsung atau tidak langsung, untuk
mengikat pernikahanatau memilih orang tertentu menjadi jodoh mereka.Demikianlah
keluarga, lingkup berbagai generasi bertemu dan saling membantu untukmeraih
kebijaksanaan yang lebih penuh, dan untuk memperpadukan hak-hak pribadi-pribadi
dengan tuntutan-tuntutan hidup sosial lainnya, merupakan dasar
bagimasyarakat. Maka dari itu siapa saja, yang mampu mempengaruhi
persekutuan-persekutuan dan kelompok-kelompok sosial, wajib memberi
sumbangan yang efektifuntuk mengembangkan perkawinan dan hidup
berkeluarga.
Hendaknya pemerintahmemandang sebagai kewajibannya yang suci: mengakui,
membela dan menumbuhkanjati diri perkawinan dan keluarga, melindungi
7. tata susila umum dan mendukungkesejahteraan rumah tangga, Hak orang
tua untuk melahirkan keturunan danmedidiknya dalam pangkuan keluarga
harus dilindungi. Hendaknya melaluiperundang-undangan yang bijaksana serta
pelbagai usaha lainnya juga mereka yangmalang, karena tidak mengalami
kehidupan keluarga, dilindungi dan diringankan
Hendaknya umat beriman kristiani, sambil menggunakan waktu yang ada
danmembeda-bedakan yang kekal dari bentuk-bentuk yang dapat berubah, dengan
tekunmengembangkan nilai-nilai perkawinan dan keluarga, baik melalui kesaksian
hidupmereka sendiri maupun melalui kerja sama dengan sesama yang berkehendak
baik.Dengan demikian mereka mencegah kesukaran-kesukaran, dan mencukupi
kebutuhan-kebutuhan keluarga serta menyediakan keuntungan-keuntungan
baginya sesuaidengan tuntutan zaman sekarang. Untuk mencapai tujuan itu
semangat kristiani umatberiman, suara hati moril manusia, begitu pula
kebijaksanaan serta kemahiran merekayang menekuni ilmu-ilmu suci, akan banyak
membantu.
Para pakar ilmu-pengetahuan, terutama dibidang biologi, kedokteran, sosial
danpsikologi, dapat berjasa banyak bagi kesejahteraan perkawinan dan
keluarga sertabagi ketenangan suara hati, bila – dengan memadukan hasil studi
mereka – merekaberusaha menjelaskan secara makin mendalam pelbagai
kondisi yang mendukungpengaturan kelahiran manusia yang dapat di
pertanggung jawabkan.
Termasuk tugas para imam, untuk – berbekalkan pengetahuan yang memadai
tentanghidup berkeluarga – mendukung panggilan suami-isteri dengan
pelbagai upayapastoral, pewartaan sabda Allah, ibadat liturgis maupun
bantuan-bantuan rohanilainnya dalam hidup perkawinan dan keluarga mereka.
Tugas para imam pula, untukdengan kebaikan hati dan dengan sabar
meneguhkan mereka ditengah kesukaran-kesukaran, serta menguatkan mereka
dalam cinta kasih, supaya terbentuklah keluarga-keluarga yang sungguh-sungguh
berpengaruh baik
Pelbagai karya, terutama himpunan-himpunan keluarga, hendaknya
berusahameneguhkan kaum muda dan para suami-isteri sendiri, terutama yang
baru menikah,dengan ajaran maupun kegiatan, hidup kemasyarakatan dan
kerasulan.
8. Akhirnya hendaknya para suami-isteri sendiri, yang diciptakan menurut gambar
Allahyang hidup dan ditempatkan dalam tata-hubungan antar pribadi yang otentik,
bersatudalam cinta kasih yang sama, bersatu pula dalam usaha saling
menguduskan, supayamereka, – dengan mengikuti Kristus sumber kehidupan, di
saat-saat gembira maupun pengorbanan dalam panggilan mereka, karena
cinta kasih mereka yang setia, –menjadi saksi-saksi misteri cinta kasih, yang
oleh Tuhan diwahyukan kepada duniadalam wafat dan kebangkitan-Nya
Dari dokumen di atas, kita dapat merekonstruksi ajaran sebagai berikut:
1) Arti dan Makna KeluargaKeluarga adalah Sekolah Kemanusiaan yang kaya. Akan tetapisupaya
kehidupandan perutusan keluarga dapat mencapai kepenuhan,dituntut komunikasi batin
yangbaik, yang ikhlas dalam pendidikan anak. Kehadiran ayah yang aktif
sangatmenguntungkan pembinaan anak-anak, perawatan ibu di rumah juga dibutuhkananak-anak
dan seterusnya. (GS.52)
2) Tugas dan tanggung jawab seorang suami/bapaka)
Suami Sebagai Kepala KeluargaSebagai kepala keluarga suami harus bisa memberi nafkah
lahir-batin kepadaistri dan keluarganya. Mencari nafkah adalah salah satu tugas pokok
seorangsuami, sedapatnya tidak terlaludibebankan kepada isteri dan anak-anak.
Untukmenjamin nafkah ini sang suami hendaknya berusaha memiliki pekerjaan
Suami Sebagai Partner IstriPerkawinan modern menuntut pola hidup partnership. Suami
hendaknyamenjadi mitra dari istrinya. Pada masa sekarang ini banyak wanita
yangmenjadi wanita karier. Kalau istri adalah wanita karier, maka perlulah suamimenjadi
pendamping, penyokong dan pemberi semangat baginya. Dalamkehidupan rumah
tangga istri pasti mempunyai banyak tugas dan pekerjaan.Janganlah membiarkan dia sendiri
yang melakukannya, hanya karena sudahmempunyai pembagian tugas yang jelas dalam
rumah tangga. Banyak istriyang merasa tertekan, merasa tidak diperhatikan lagi, karena
apa saja yangdibuatnya tak pernah masuk dalam wilayah perhatian suaminya.
Suami Sebagai Pendidik. Orang sering berpikir dan melemparkan tugas mendidik
anak-anak padaistri/ibu, padahal anak-anak tetap memerlukan sosok ayah dalam
pertumbuhandiri dan pribadi mereka. Sosok ayah tak tergantikan
9. 3) Tugas dan tanggung jawab seorang istri/ibua)
Istri sebagai hati dalam keluarga. Suami adalah kepala keluarga, maka isteri adalah ibu
keluarga yang berperansebagai hati dalam keluarga. Sebagai hati, istri menciptakan
suasana kasihsayang, ketenteraman, keindahan, dan keharmonisan dalam keluarga.
Istri sebagai mitra dari suami
Isteri sebagai pendidik
4) Kewajiban anak- anak terhadap Orangtua
Kewajiban-kewajiban anak terhadap orang tuanya tidak statis dan tidak selalusama,
melainkan dipengaruhi baik oleh perkembangan maupun oleh situasi dankondisi. Semakin hari,
anak hendaknya semakin mandiri. Orang tua makin lamamakin tua membutuhkan anak-
anaknya. Beberapa hal dasar yang menjadikewajiban anak terhadap orangtua adalah:
mengasihi orangtua, bersikap danberperilaku penuh syukur, serta bersikap dan berperilaku
hormat kepada orangtua.
10. 1. Jelaskan pandangan Gereja Katolik tentang lembaga Pernikahan!
Jawab : ……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan tugas dan tanggung jawab suami !
Jawab : ..
……………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….................................
……………………………………………………………………………………………………………
3. Jelaskan tugas dan tanggung jawab isteri !
Jawab :
………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
TUGAS MANDIRI
11. 4. Jelaskan tanggung jawab anak-anak terhadap orangtua!
Jawab :
........................................................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………………
12. Buat Kelompok dengan anggota 2 – 3 orang, kemudian diskusikan masalah berikut.
Presentasikan hasil diskusi kedepan kelas pada teman-teman anda. Kumpulkan pada guru hasil
presentasi untuk dinilai.
Bacalah Matius 19 : 1 – 6 lalu diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Apa pesan dari teks Mat 19:1-6?
2. Apa yang dicobai orang Farisi pada Yesus?
3. Apa jawaban Yesus?
4. Mengapa mereka mau mencoba Yesus?
5. Apa sifat keluarga menurut teks tersebut?
Hasil Diskusi.
KEGIATAN SISWA
……………………………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………………………
………...
……………………………………………………………………………………………………
…………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
…....
Nama Anggota Kelompok :
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………