2. Berdirinya Dinasti Abbasiyah berawal sejak
merapuhnya kekuasaan Bani Umayyah yang
berujung pada keruntuhan Dinasti Umayah di
Damaskus.Dengan segala konflik yang ada pada
tubuh Bani Umayyah, menjadikankan Bani
Abbasiyah maju sebagai pengganti kepemimpinan
umat Islam.Wajah revolusi kepemimpinan
Abbasiyah terhadap Umayyah banyak
mendapatkan simpati dari masyarakat, terutama
dari kalangan Syi’ah. Dukungan itu hadir
disebabkan janji untuk menegakkan kembali
3. Pada zaman Abbasiyah konsep kekhalifahan berkembang sebagai sistem
politik. Ketika Daulah Abasiyah memegang tampuk kekuasaan tertinggi islam,
terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Kekuasaan bani
Abassiyah berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang berkisar
tahun 132 H sampai 656 H (750 M-1258 M) yang dibagi menjadi 5 periode :
1. Periode pertama (132 H/750 M- 232 H/847 M). Di sebut periode pengaruh
Persia pertama.
2. Periode kedua (232 H/847 M- 334 H/945 M). Di sebut masa pengaruh Turki
pertama.
3. Periode ke tiga (334 H/ 945 M – 447 H/1055 M). Masa kekuasaan dinasti
Buwaih atau pengaruh Persia kedua.
4. Periode ke empat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M). Merupakan kekuasaan
dinasti bani Saljuk dalam pemerintahan atau pengaruh Turki dua.
5. Periode ke lima (590 H/1194 M – 565 H/1258 M). Merupakan masa
mendekati kemunduran dalam sejarah peradaban islam (Syalabi.1997: 107).
4. Masa dinasti abasiyyah merupakan masa kejayaan
Islam dalam berbagai bidang, khususnya bidang
ilmu pengetahuan dan kebudayaan.Pada masa ini
umat Islam telah banyak melakukan kajian kritis
tentang ilmu pengetahuan, sehingga mengalami
kemajuan pesat. Pengalihan ilmu pengetahuan
dilakukan dengan cara menerjemahkan berbagai
buku karangan bangsa-bangsa terdahulu, seperti
buku-buku karya bangsa Yunani, Romawi dan
Persia.
5. Setelah mengalami kemajuan, dinasti Bani Abbasiyah mengalami kemunduran dan kehancuran yang disebabkan
oleh faktor internal dan eksternal.
Adapun faktor internal, yaitu:
1). Persaingan antar bangsa
Khalifah Abbasiyah didirikan oleh bani Abbas yang bersekutu dengan orang-orang persia. Persekutuan di latar
belakangi oleh persamaan nasib kedua golongan pada masa bani Umayyah berkuasa (sama-sama
tertindas).Pada masa ini persaingan antara bangsa menjadi pemicu untuk saling berkuasa.Kecendrungan
masing-masing bangsa untuk mendominasi kekuasaan sudah di rasakan sejak awal khalifah Abbasiyah sendiri.
2) Kemerosotan ekonomi
Pada periode kemunduran, pendapatan Negara menurun sementara pengeluaran meningkat lebih besar.Hal ini
disebabkan wilayah kekuasaannya semakin menyempit, banyak terjadi kerusuhan yang mengganggu
perekonomian rakyat, diperingankannya pajak, dan banyak dinasti kecil yang memerdekakan diri tidak lagi
membayar upeti.
3) Konflik keagamaa
Kekecewaan orang Persia terhadap cita-cita yang tak tercapai mendorong sebagian mereka mempropagandakan
ajaran Mazuisme, Zoroasterisme, dan Mazzdakisme.Antara orang beriman dan kaum zindik terjadi konflik
bersenjata seperti gerakan al-Afsyn dan Qaramitah.Adanya konflik Syiah dan Ahlussunnah.Terjadi Mihnah pada
masa al-Ma’mun (813-833 M) yang menjadikan Mu’tazilah menjadi mazhab resmi Negara.Al-Mutawakkil (847-
861 M) menghapus Mu’tazilah digantikan dengan golongan Salaf pengikut Hambali yang tidak toleran terhadap
Mu’tazilah yang rasional, menyempitkan horizon intelektual.Mu’tazilah bangkit kembali pada masa Buwaihi dan
Saljuk, Asy’ariah menyingkirkan Mu’tazilah yang didukung al-Ghazali tidak menguntungkan bagi
pengembangan kreativitas entelektual Islam.
6. Akhir dari kekuasaan Dinasti Abbasiyyah ialah ketika Baghdad
dihancurkan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Haluga
Khan, 656H/1258M. Hulagu Khan adalah seorang saudara
Kubilay Khan yang berkuasa di Cina hingga ke Asia Tenggara,
dan saudara Mongkhe Khan yang menugaskanya untuk
mengembalikan wilayah wilayah sebelah barat dari Cina
kepangkuanya. Disebutkan bahwa Hulagu Khan, panglima
tentara Mongol, sangat membenci Islam karena ia banyak
dipengaruhi oleh orang-orang Budha dan Kristen Nestorian.
Baghdad dibumihanguskan dan diratakan dengan tanah. Khalifah
Bani Abbasiyyah yang terakhir dengan keluarganya, Al-
Mu’tashim Billah dibunuh, buku-buku yang terkumpul dibaitul
Hikmah dibakar dan dibuang disungai Tigris sehingga
berubahlah warna air tersebut yang jernih bersih menjadi hitam
kelam karena lunturan tinta yang ada pada buku-buku itu.
7. Akhir dari kekuasaan Dinasti Abbasiyyah ialah ketika Baghdad
dihancurkan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Haluga
Khan, 656H/1258M. Hulagu Khan adalah seorang saudara
Kubilay Khan yang berkuasa di Cina hingga ke Asia Tenggara,
dan saudara Mongkhe Khan yang menugaskanya untuk
mengembalikan wilayah wilayah sebelah barat dari Cina
kepangkuanya. Disebutkan bahwa Hulagu Khan, panglima
tentara Mongol, sangat membenci Islam karena ia banyak
dipengaruhi oleh orang-orang Budha dan Kristen Nestorian.
Baghdad dibumihanguskan dan diratakan dengan tanah. Khalifah
Bani Abbasiyyah yang terakhir dengan keluarganya, Al-
Mu’tashim Billah dibunuh, buku-buku yang terkumpul dibaitul
Hikmah dibakar dan dibuang disungai Tigris sehingga
berubahlah warna air tersebut yang jernih bersih menjadi hitam
kelam karena lunturan tinta yang ada pada buku-buku itu.