Dokumen ini membahas beberapa teknik pencitraan khusus seperti Modulation Transfer Function untuk mengukur resolusi gambar, line pair gauge dan line spread function untuk menganalisis respon frekuensi dan tepi gambar, serta signal-to-noise ratio untuk mengukur kualitas gambar. Selain itu juga membahas teknik morfologi citra, computed tomography, backprojection, dan filtered backprojection."
3. Special Imaging Techniques
Dalam pencitraan terdapat tanggapan terhadap
frekuensi yang disebut Modulation Transfer
Function (MTF)
salah satu cara untuk dapat mengukur resolusi
gambar adalah dengan melihat respon
frekuensinya.
4. Gambar di samping
mengilustrasikan line pair
gauge, sebuah alat yang
digunakan untuk mengukur
resolusi gambar melalui MTF
Garis hitam dan putih terlihat
berdekatan pada ujungnya
dan berjauhan pada
pangkalnya
Gambar disampingnya
menunjukkan contoh dari
line pairs disebalahnya.
5. Gambar di samping
merupakan line spread
function (LSF) atau
penyebaran fungsi garis
dan respon tepi.
Respon tepi, merespon
lurus tajam (tepi) dari
garis satu ke garis lainya.
Keuntungan respon tepi,
memiliki banyak sampel
sehingga kita dapat
mengetahui gambar
beralih perlahan
menjadi kabur.
6. Gambar di atas menunjukkan detektor sempurna dan detektor
kabur
Pada detektor sempurna tidak mempengaruhi piksel di
sekelilingnya, sedangkan untuk detektor kabur mempengaruhi
beberapa piksel pada keliling piksel intinya (teorema sampling)
7.
8. Signal-to-Noise Ratio
Gambar di atas menunjukkan tingkat kecerahan yang berbeda.
Pada kontras atau kecerahan terbagi atas keterbatasan dalam
data dan keterbatasan mata.
Mata manusia dapat mendeteksi kontras minimal 0.5%-5%, itu
berarti mata manusia dapat membedakan warna abu-abu antara
warna hitam dan putih.
9. Gambar di atas menunjukkan tiga kotak yang memiliki tingkat
kecerahan yang berbeda 5%, 10% dan 20% dengan latar belakang
SNR.
Karena kontras pada setiapkotak berbeda, maka SNR pada setiap
kotak pun berbeda tergantung dari tingkat kontras, yaitu 0.5, 1
dan 2.
Mata manusia pada umumnya mengalami kesulitan pada tingkat
SNR di bawah 1.
10. Random noise
Random noise memiliki dua
bentuk umum.
1) memiliki amplitudo yang
yang konstan, daerah gelap
dan terang pada gambar sama-
sama memiliki noisy.
2) memiliki amplitudo ayng cenderung tidak konstan,
menggambarkan noisy dan sinyal yang meningkat. Hal ini
mengakibatkan daerah noise terlihat lebih terang daripada daerah
yaang gelap.
11. Pengolahan morfologi citra
Salah satu cara untuk dapat dengan mudah dalam
pengolahan morfologi citra adalah dengan mengubah
sebuah gambar menjadi gambar biner, dimana setiap
piksel hanya terbatas pada nilai 0 atau 1.
12. Gambar di atas merupakan contoh dari pengolahan morfologi citra.
Setiap piksel pada latar ditampilkan sebagai putih, dan setiap piksel pada objek
ditampilkan sebagai hitam.
Dalam erosion, setiap piksel objek yang menyentuh piksel latar, akan diubah
menjadi piksel latar.
Dalam dilation, setiap piksel latar yang menyentuh piksel objek, akan diubah
menjadi piksel objek.
Opening didefinisikan erosion yang diikuti dengan dilation.
Clossing didefinisikan dilation yang diikuti dengan erosion.
13. Gambar di atas menggambarkan proses morfologi dari sidik jari.
Gambar A, merupakan citra biner darisidik jari. Sedangkan gambar B,
merupakan skeletonization atau penyederhanaan gambar dengan
menghapus piksel berlebih. Yaitu, perubahan piksel hitam menjadi
putih. Hal ini mengakibatkan piksel hitam tersisa dengan 1 lebar piksel
saja.
15. Computed Tomography
Computed tomography (CT), teknologi ini sangat populer dalam dunia
medis.
Gambar di samping menunjukkan
salah satu manfaat dari CT dengan
menggunakan sinar-x, sehingga
memungkinkan kita dapat menge-
tahui organ-organ yang terdapat
di balik tengkorak seorang manusia.
Sinar-x dengan pengaturan intensi-
tas tertentu dapat menembus organ-
organ dan tulang manusia kemudian ditangkap oleh detektor dan
dicitrakan seperti gambar di atas.
16.
17. Gambar di atas mengilustrasikan hubungan pengukuran antara
pandangan dan kesesuaian gambar.