Zakat profesi adalah zakat yang wajib dibayarkan atas penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan seseorang seperti gaji, honor, atau penghasilan lainnya. Zakat profesi wajib dibayarkan bila penghasilan sudah mencapai nishab satu tahun yang senilainya Rp3,654,000 dengan tarif 2,5% dari total penghasilan. Contohnya, seorang pegawai dengan gaji Rp5
2. Zakat profesi adalah zakat penghasilan yang diperoleh dari
pengembangan potensi diri yang dimiliki seseorang dengan cara
yang sesuai dengan syari’ah, seperti upah kerja rutin, arsitek,
konsultan, pengacara, dokter, pegawai negeri, kontraktor, dan
sebagainya.
Pengertian
3. Dasar hukum yang dijadikan dalil kewajiban zakat profesi ialah nash-nash Al-Quran
yang terdapat dalam surah Al Baqarah: 267, At-Taubah 103 dan Al-Ma’rij 24-25.
“Wahai orang-orang yang beriman, infaqkanlah (zakatkanlah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik….”
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu, kamu membersihkan
dan mensucikan mereka….”
“Di dalam harta mereka ada kewajiban zakat yang tertentu untuk orang miskin yang
meminta-minta maupun orang yang miskin yang malu meminta”.
Ayat pertama mewajibkan orang beriman agar mengeluarkan zakat hasil usaha
(profesi). Yusuf Qardhawi menyebut zakat profesi ini dengan istilah zakatul kasbi yang
diambil dari penggalan ayat “Ma Kasabtum”. Sedangkan ayat kedua dan ketiga
menyebutkan kata “amwalihim” yang meliputi seluruh harta hasil usaha.
Berdasarkan ayat-ayat di atas, maka simposium ulama tentang zakat di Kuwait
menetapkan bahwa zakat profesi adalah wajib.
Dasar Hukum
4. Pendapat ulama yang berkembang saat ini, menganalogikan zakat profesi kepada zakat
pertanian, yakni dibayar ketika mendapatkan hasilnya (Wa aatu haqqahu yauma
hashodih), tanpa menunggu setahun. Demikian juga mengenai nishabnya, sebesar 5
wasaq atau 522 kg beras. Ulama mengatakan sebaiknya zakat ini dibayarkan dari
pendapatan kotor, sehingga penghasilan kita sudah bersih ketika dibelanjakan.
Sedangkan tarifnya, menurut ulama kontemporer tadi, dianalogikan kepada zakat
emas dan perak yakni sebesar 2,5%, atas dasar “qiyas asy-syabah”. Maksud qiyas asy-
syabah adalah mengqiyaskan sesuatu dengan dua hal, pertama, dari segi waktu
mengeluarkan dan nishabnya dianalogikan kepada zakat pertanian. Kedua, dari segi
tarifnya dianalogikan kepada zakat emas-perak.
Haul
Jadi, bagi yang berpenghasilan tetap seperti honor
atau gaji, zakatnya bisa dikeluarkan setiap bulan.
Adapun jika penghasilan tidak menentu waktu dan
besarnya, seperti jasa konsultan proyek, ataupun
penghasilan lainnya, maka pengeluaran zakatnya
pada saat menerimanya.
5. Bila penghasilan Anda telah mencapai satu nishab, yakni senilai
522 kg beras, yakni sekitar Rp 3.654.000 (asumsi harga beras per
kg Rp 7000) maka wajiblah ia berzakat saat itu juga sebesar 2,5%
dari total penghasilannya. Dengan demikian, seorang karyawan
yang mempunyai penghasilan lebih dari Rp 3.654.000, maka
setiap bulan ia harus mengeluarkan zakatnya.
Nishab
6. Seorang karyawan yang berpenghasilan Rp 5.000.000 sebulan,
maka ia sudah melewati nishab zakat profesi. Oleh karena itu,
zakat yang harus ia keluarkan setiap bulannya adalah 2,5% x
5.000.000 yaitu sebesar Rp 125.000,00.
Zakat profesi Anda dapat disalurkan melalui Lembaga Amil Zakat
Nasional Dompet Dhuafa. Dengan berzakat melalui lembaga,
maka dana yang dihimpun akan dikelola dalam berbagai
program pemberdayaan masyarakat. Bila potensi zakat profesi
dapat digali secara optimal, Insya Allah kemiskinan dapat
ditanggulangi secara signifikan.
Contoh Perhitungan Zakat Penghasilan
7. Dompet Dhuafa Jawa Tengah
Jalan Abdulrahman Saleh Blok D No 199
Manyaran, Semarang
Phone : (024) 7623884
Fax : (024) 76637018
Rekening Zakat
BNI Syariah : 3311.5577.41
BCA : 009.535.948.1
Mandiri : 135.000.999.6909
a/n Yayasan Dompet Dhuafa Republika
Konfirmasi & Jemput Donasi 08157798783