SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
Standar Nasional Indonesia
SNI 2052:2014
Baja tulangan beton
ICS 77.140.15 Badan Standardisasi Nasional
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
Ā© BSN 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Gd. Manggala Wanabakti
Blok IV, Lt. 3,4,7,10.
Telp. +6221-5747043
Fax. +6221-5747045
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 i
Daftar isi
Daftar isi.....................................................................................................................................iĀ 
Prakata .....................................................................................................................................iiĀ 
1 Ruang lingkup..................................................................................................................... 1Ā 
2 Acuan normatif.................................................................................................................... 1Ā 
3 Istilah dan definisi ............................................................................................................... 1Ā 
4 Jenis ................................................................................................................................... 3Ā 
5 Bahan baku......................................................................................................................... 3Ā 
6 Syarat mutu ........................................................................................................................ 3Ā 
7 Cara pengambilan contoh................................................................................................... 8Ā 
8 Cara uji ............................................................................................................................... 8Ā 
9 Syarat lulus uji .................................................................................................................... 9Ā 
10 Syarat Penandaan.............................................................................................................. 9Ā 
11 Cara pengemasan ............................................................................................................ 10Ā 
Bibliografi............................................................................................................................... 11Ā 
Tabel 1 - Ukuran baja tulangan beton polos ............................................................................ 4Ā 
Tabel 2 - Ukuran baja tulangan beton sirip .............................................................................. 4Ā 
Tabel 3 - Ukuran dan toleransi diameter ................................................................................. 5Ā 
Tabel 4 - Toleransi berat per batang........................................................................................ 7Ā 
Tabel 5 ā€“ Sifat mekanis ........................................................................................................... 7Ā 
Tabel 6 - Tabel untuk tanda kelas baja tulangan beton ......................................................... 10Ā 
Gambar 1 - Jenis baja tulangan beton sirip ............................................................................. 6Ā 
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 ii
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) Baja tulangan beton disusun sebagai revisi SNI 07-
2052-2002, Baja tulangan beton. Tujuan dilakukan revisi ini adalah:
1. Kebutuhan dalam perdagangan;
2. Perkembangan teknologi;
3. Spesifikasi terhadap produk terus berkembang.
SNI ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 77-01, Logam, Baja, dan Produk Baja melalui
proses/prosedur perumusan standar terakhir dibahas dalam konsensus yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 18 Juni 2014 Yang dihadiri oleh wakil dari para
produsen, konsumen, lembaga penelitian dan instansi terkait lainnya.
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 1 dari 11
Baja tulangan beton
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan acuan normatif, istilah, definisi, bahan baku, jenis, syarat mutu,
cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, syarat lulus uji, dan cara
pengemasan baja tulangan beton yang digunakan untuk keperluan penulangan
konstruksi beton dengan memperhatikan aspek keselamatan.
2 Acuan normatif
Dokumen acuan berikut dibutuhkan untuk aplikasi standar ini. Untuk acuan yang
menunjukkan tahun, hanya edisi yang disebutkan tahunnya yang digunakan. Untuk acuan
yang tidak menunjukkan tahun, acuan yang digunakan adalah tahun edisi yang terakhir
(termasuk setiap amandemen).
SNI 0408, Cara uji tarik untuk logam
SNI 0371, Batang uji tarik untuk bahan logam
SNl 0410, Cara uji lengkung logam
3 Istilah dan definisi
3.1
baja tulangan beton
baja berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos atau sirip yang
digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara
canai panas (hot rolling)
3.2
bahan baku yang digunakan
billet baja tuang kontinyu untuk baja tulangan beton dan baja profil ringan
3.3
ukuran nominal
ukuran sesuai yang ditetapkan
3.4
toleransi
besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal
3.5
diameter dalam
ukuran diameter tanpa sirip pada baja tulangan beton sirip
3.6
diameter efektif
hasil penimbangan dari berat contoh uji (kg) dibagi luas penampang dikali berat jenis dengan
rumus sebagai berikut:
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 2 dari 11
	
4
0,785
	
	12,736	āˆš	
Keterangan:
de = diameter efektif (mm)
b = berat contoh uji per satuan panjang (kg/m)
3.7
diamater aktual
ukuran diameter aktual pada baja tulangan polos
3.8
sirip melintang
setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang melintang
terhadap sumbu batang baja tulangan beton
3.9
sirip membujur
setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang membujur
terhadap sumbu batang baja tulangan beton
3.10
gap (rib)
lebar rusuk atau celah
3.11
ikat
dua batang atau lebih baja tulangan beton diikat secara kuat, rapih dan harus memiliki
ukuran nominal, jenis serta kelas baja yang sama
3.12
bundel
dua ikat atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis serta kelas baja yang
sama
3.13
lot
dua bundel atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas baja
yang sama ditumpuk dalam satu kelompok
3.14
karat ringan
karat akibat cuaca (tidak korosif) yang apabila digosok secara manual dengan sikat kawat tidak
meninggalkan cacat pada permukaan
3.15
cerna
cacat pada permukaan baja tulangan yang terjadi akibat proses canai panas
3.16
Tensile Ratio (TS/YS)
perbandingan antara kuat tarik (Tensile Strength, TS) terhadap kuat luluh (Yield Strength,
YS)
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 3 dari 11
4 Jenis
4.1 Baja tulangan beton polos (BjTP)
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan
permukaan rata tidak bersirip.
4.2 Baja tulangan beton sirip (BjTS)
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan memanjang yang dimaksudkan untuk
rneningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relatif
terhadap beton.
5 Bahan baku
Billet baja tuang kontinyu untuk baja tulangan beton dan baja profil ringan.
6 Syarat mutu
6.1 Sifat tampak
Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna
dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan
6.2 Bentuk
6.2.1 Baja tulangan beton polos
Batang baja tulangan beton berpenampang bundar, permukaan harus rata tidak bersirip.
6.2.2 Baja tulangan beton sirip
6.2.2.1 Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap
batang diperkenankan rnempunyai sirip memanjang yang searah dan sejajar dengan
sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang.
6.2.2.2 Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak
yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka-
angka atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada
posisi di mana angka atau huruf dapat ditiadakan.
6.2.2.3 Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45Ā° terhadap sumbu
batang, apabila membentuk sudut antara 45Ā° sampai 70Ā°, arah sirip melintang pada satu sisi,
atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya di atas 70Ā° arah yang berlawanan tidak
diperlukan.
6.3 Ukuran dan toleransi
6.3.1 Diameter, berat dan ukuran sirip
Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada Tabel 1.
Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti tercantum pada
Tabel 2.
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 4 dari 11
Tabel 1 - Ukuran baja tulangan beton polos
No Penamaan Diameter
nominal
(d)
Luas penampang
nominal
(A)
Berat nominal
per meter
mm cm2
kg/m
1 P.6 6 0,2827 0,222
2 P.8 8 0,5027 0,395
3 P.10 10 0,7854 0,617
4 P.12 12 1,131 0,888
5 P.14 14 1,539 1,21
6 P.16 16 2,011 1,58
7 P.19 19 2,835 2,23
8 P.22 22 3,801 2,98
9 P.25 25 4,909 3,85
10 P.28 28 6,158 4,83
11 P.32 32 8,042 6,31
12 P.36 36 10,17 7,99
13 P.40 40 12,56 9,86
14 P.50 50 19,64 15,4
Tabel 2 - Ukuran baja tulangan beton sirip
No Pena-
maan
Dia-
meter
nominal
(d)
Luas
penam-
pang
nominal
(A)
Dia-
meter
dalam
minimal
(do)
Tinggi sirip Jarak sirip
melintang
(maks)
Lebar sirip
membujur
(maks)
Berat
nominal per
metermin maks
mm cm
2
mm mm mm mm mm kg/m
1 S.6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222
2 S.8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395
3 S.10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617
4 S.13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04
5 S.16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58
6 S.19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23
7 S.22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98
8 S.25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85
9 S.29 29 6,625 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18
10 S.32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31
11 S.36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99
12 S.40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 5 dari 11
Tabel 2 - Ukuran baja tulangan beton sirip (lanjutan)
No Pena-
maan
Dia-
meter
nominal
(d)
Luas
penam-
pang
nominal
(A)
Dia-
meter
dalam
minimal
(do)
Tinggi sirip Jarak sirip
melintang
(maks)
Lebar sirip
membujur
(maks)
Berat
nominal per
metermin maks
mm cm
2
mm mm mm mm mm kg/m
13 S.50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 35,0 39,3 15,4
14 S 54 54 22,902 50,8 2,7 5,4 37,8 42,3 17,9
15 S.57 57 25,518 53,6 2,9 5,7 39,9 44,6 20,0
CATATAN:
1. Untuk baja tulangan beton yang tidak memiliki sirip membujur tidak diukur tinggi siripnya.
2. Cara menghitung luas penampang nominal, keliling nominal, berat nominal dan ukuran sirip
adalah sebagai berikut:
a) Luas penampang nominal (A)
A	=
0,7854 x d2
100
(cm2
) dibulatkan sampai 4 angka berarti
d = diameter nominal
b) Berat = 0,785 x A (kg/m) dibulatkan sampai 3 angka berarti
c) Jarak sirip melintang maksimum = 0,70 d dibulatkan sampai 1 angka desimal
d) Tinggi sirip minimum = 0,05 d dibulatkan sampai 1 angka desimal
Tinggi sirip maksimum = 0,10 d dibulatkan sampai 1 angka desimal
e) Jumlah 2 (dua) sirip membujur maksimum = 0,25 K dibulatkan sampai 1 angka desimal
Keliling nominal (K)
K = 0,3142 x d (mm) dibulatkan sampai 1 angka desimal
6.3.2 Toleransi diameter
Toleransi diameter baja tulangan beton polos seperti pada Tabel 3.
Tabel 3 - Ukuran dan toleransi diameter
No Diameter (d)
(mm)
Toleransi
(mm)
Penyimpangan
kebundaran
(%)
1 6 Ā± 0,3
Maksimum 70 dari
batas toleransi
2 8 ā‰¤ d ā‰¤ 14 Ā± 0,4
3 16 ā‰¤ d ā‰¤ 25 Ā± 0,5
4 28 ā‰¤ d ā‰¤ 34 Ā± 0,6
5 d ā‰„ 36 Ā± 0,8
CATATAN:
1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum dan
minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan beton
2. Toleransi untuk baja tulangan beton polos = d ā€“ daktual
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 6 dari 11
Jenis baja tulangan beton sirip seperti pada Gambar 1.
a. Sirip bambu
b. Sirip curam
c. Sirip tulang ikan
Gambar 1 - Jenis baja tulangan beton sirip
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 7 dari 11
6.3.3 Panjang
Panjang baja tulangan beton ditetapkan 10 m dan 12 m.
6.3.4 Toleransi panjang
Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan 0 mm (0 mm) maksimum plus 70 mm
(maksimum + 70 mm).
6.4 Toleransi berat per batang
Toleransi berat per batang baja tulangan beton sirip ditetapkan seperti tercantum dalam
Tabel 4.
Tabel 4 - Toleransi berat per batang
Diameter nominal
(mm)
Toleransi
(%)
6 ā‰¤ d ā‰¤ 8 Ā± 7
10 ā‰¤ d ā‰¤ 14 Ā± 6
16 ā‰¤ d ā‰¤ 28 Ā± 5
d > 28 Ā± 4
6.5 Sifat mekanis
Sifat mekanis baja tulangan beton ditetapkan seperti tercantum pada Tabel 5.
Tabel 5 ā€“ Sifat mekanis
Kelas
baja
tulangan
Nomor
batang
uji
Uji tarik Uji lengkung TS/YS
Kuat
luluh
minimum
Kuat tarik
minimum
Regangan
minimum
Sudut
lengkung
Diameter
pelengkung
N/mm2
(kgf/mm2
)
N/mm2
(kgf/mm2
)
%
BjTP 24
No. 2 235
(24)
380
(39)
20
180Ā° 3 x d -
No. 3 24
BjTP 30
No. 2 295
(30)
440
(45)
18
180Ā°
d ā‰¤ 16 = 3xd
d >16 = 4xd
-
No. 3 20
BjTS 30
No. 2 295
(30)
440
(45)
18
180Ā°
d ā‰¤ 16 = 3xd
d >16 = 4xd
-
No. 3 20
BjTS 35
No. 2 345
(35)
490
(50)
18
180Ā°
d ā‰¤ 16 = 3xd
16 < d ā‰¤ 40 = 4xd
d ā‰„ 40= 5xd
-
No. 3 20
BjTS 40
No. 2 390
(40)
560
(57)
16
180Ā° 5 x d Min 1,2
No. 3 18
BjTS 50
No. 2 490
(50)
620
(63)
12
90Ā°
d ā‰¤ 25 = 5xd
d > 25 = 6xd
Min 1,2
No. 3 14
CATATAN:
1. Hasil uji lengkung tidak boleh retak pada sisi luar lengkungan
2. Untuk baja tulangan sirip ā‰„ S.32 dikurangi 2 % dari nilai regangan
3. Untuk baja tulangan sirip S.40 dan S.50 dikurangi 4 % dari nilai regangan
4. 1 kgf/mm2
= 9,81 N/mm2
5. Regangan adalah regangan total panjang yang dihitung setelah sample uji putus
6. Metode penentuan batas ulur dapat menggunakan metode offset dengan nilai offset 0,2%
7. Batang uji tarik No. 2 untuk diameter ā‰¤ 22 mm dan batang uji tarik No. 3 untuk diameter ā‰„ 25
mm
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 8 dari 11
7 Cara pengambilan contoh
7.1 Pengambilan contoh dilakukanoleh petugas yang berwenang.
7.2 Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak produsen atau penjual
untuk melakukan tugasnya `
7.3 Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random) pada kelompok nomor leburan.
7.4 Jumlah contoh uji
7.4.1 Setiap kelompok yang terdiri dari satu nomor leburan dan ukuran yang sama diambil
1 (satu) contoh uji dari bagian tengah dan tidak boleh dipotong dengan cara panas.
7.4.2 Untuk kelompok yang terdiri dari nomor leburan yang berbeda dari satu ukuran
dan satu kelas baja yang sama, sampai dengan 25 (dua puluh lima) ton diambil 1 (satu)
contoh uji, selebihnya berdasarkan kelipatannya dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) contoh uji
7.4.3 Contoh untuk uji sifat mekanis diambil sesuai dengan kebutuhan masing-masing,
maksimum 1,0 meter.
8 Cara uji
8.1 Uji sifat tampak
Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk memeriksa adanya cacat-
cacat seperti pada pasal 6.1
8.2 Uji ukuran, berat dan bentuk
8.2.1 Baja tulangan beton polos
8.2.1.1 Baja tulangan beton polos diukur pada satu tempat untuk menentukan diameter
minimum dan maksirnum.
8.2.1.2 Pengukuran dilakukan pada 3 (tiga) tempat yang berbeda dalam 1 (satu) contoh uji
dan dihitung nilai rata-ratanya.
8.2.2 Baja tulangan beton sirip
Baja tulangan beton sirip diukur jarak sirip, tinggi sirip, Iebar sirip membujur, sudut sirip
dan berat.
8.2.2.1 Jarak sirip melintang
Pengukuran jarak sirip dilakukan dengan cara mengukur 10 (sepuluh) jarak sirip yang
berderet kemudian dihitung nilai rata-ratanya.
8.2.2.2 Tinggi sirip melintang
Pengukuran tinggi sirip dilakukan terhadap 3 (tiga) buah sirip dan dihitung nilai rata-
ratanya.
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 9 dari 11
8.2.2.3 Lebar sirip membujur
Pengukuran terhadap lebar sirip membujur dilakukan dengan mengukur lebar semua sirip
membujur kemudian hasil pengukuran lebar masing-masing sirip membujur dijumlahkan.
8.2.2.4 Sudut sirip melintang
Pengukuran sudut sirip melintang dilakukan dengan membuat gambar yang diperoleh
dengan cara mengelindingkan potongan uji di atas permukaan lempengan lilin atau
kertas, kemudian dilakukan pengukuran sudut sirip pada gambar lempengan tersebut.
8.3 Uji sifat mekanis
8.3.1 Batang uji tarik dan lengkung harus lurus dan utuh/tidak boleh dibubut dengan
tujuan untuk memperkecil diameter.
8.3.2 Jumlah batang uji
Uji tarik dan lengkung dilakukan masing-masing 1 (satu) kali pengujian dari masing-masing
potongan contoh uji.
8.3.3 Pelaksanaan uji
8.3.3.1 Uji tarik
Uji tarik dilakukan sesuai SNI 0408 dengan batang uji sesuai SNI 0371. Untuk menghitung
kuat luluh dan kuat tarik baja tulangan beton polos dan sirip digunakan nilai luas penampang
yang dihitung dari diameter nominal contoh uji.
8.3.3.2 Uji Iengkung
Uji lengkung dilakukan sesuai SNI 0410.
9 Syarat lulus uji
9.1 Kelompok dinyatakan lulus uji apabila contoh yang diambil dari kelompok tersebut
memenuhi pasal 6.
9.2 Apabila sebagian syarat-syarat tidak dipenuhi, dapat dilakukan uji ulang dengan
contoh uji sebanyak 2 (dua) kali jumlah contoh uji yang pertama yang berasal dari kelompok
yang sama.
9.3 Apabila hasil kedua uji ulang semua syarat-syarat terpenuhi, kelompok dinyatakan
lulus uji. Kelompok dinyatakan tidak lulus uji kalau salah satu syarat pada uji ulang tidak
dipenuhi.
10 Syarat Penandaan
10.1 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul
(emboss) yang menunjukkan merek pabrik pembuat dan ukuran diameter nominal.
10.2 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya
dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas baja seperti pada Tabel 6.
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 10 dari 11
Tabel 6 - Tabel untuk tanda kelas baja tulangan beton
Kelas baja Warna
BjTP 24 hitam
BjTP 30 BjTS 30 biru
BjTS 35 merah
BjTS 40 kuning
BjTS 50 hijau
10.3 Setiap kemasan harus diberi label dengan mencantumkan:
ļ‚· Nama atau merek dari pabrik pembuat
ļ‚· Ukuran (diameter dan panjang)
ļ‚· Kelas baja
ļ‚· Nomor leburan (No. Heat)
ļ‚· Tanggal, bulan dan tahun produksi
11 Cara pengemasan
11.1 Baja tulangan beton dalam satu kemasan terdiri dari ukuran, jenis, dan kelas baja
yang sama.
11.2 Kemasan Baja tulangan beton bisa lurus atau ditekuk harus diikat secara kuat, rapih,
dan kokoh.
ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€
SNI 2052:2014
Ā© BSN 2014 11 dari 11
Bibliografi
JIS G 3112 -2010, Steel bars for concrete reinforcement
JIS G 3191-2012, Dimensions, mass and permissible variations of hot rolled steel bars and
bar in coil
ASTM A615/A615M ā€“ 07, Standard specification for deformed and plain carbon steel bars for
concrete reinforcement
ASTM A 706/A 706 M, Standard specification for low ā€“ alloy steel deformed bars for concrete
reinforcement
.

More Related Content

What's hot

Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
dwidam
Ā 
Perancangan underpass
Perancangan underpass Perancangan underpass
Perancangan underpass
Poten Novo
Ā 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Junaida Wally
Ā 
Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-
Lala Sgl
Ā 

What's hot (20)

Balok lentur dan geser baja
Balok lentur dan geser  bajaBalok lentur dan geser  baja
Balok lentur dan geser baja
Ā 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Ā 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
Ā 
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
150509326 tabel-baja-profil-wf-pdf
Ā 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Ā 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
Ā 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
Ā 
Sistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momenSistem rangka pemikul momen
Sistem rangka pemikul momen
Ā 
1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok
Ā 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Ā 
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
Sni 7393-2008-tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium...
Ā 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
Ā 
pelat sni 2013
pelat sni 2013pelat sni 2013
pelat sni 2013
Ā 
Perancangan underpass
Perancangan underpass Perancangan underpass
Perancangan underpass
Ā 
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
SNI 1726-2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan g...
Ā 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
Ā 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Ā 
Struktur baja-dasar
Struktur baja-dasarStruktur baja-dasar
Struktur baja-dasar
Ā 
Definifisi beton prategang
Definifisi beton prategangDefinifisi beton prategang
Definifisi beton prategang
Ā 
Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-
Ā 

Viewers also liked (7)

SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang betonSNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
SNI 07-2052-2002 Baja Tulang beton
Ā 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersia
Ā 
06 momen inersia 3
06  momen inersia 306  momen inersia 3
06 momen inersia 3
Ā 
Momen inersia
Momen inersiaMomen inersia
Momen inersia
Ā 
SNI 1726 2012 - STRUKTUR BANGUNAN GEMPA
SNI 1726 2012 - STRUKTUR BANGUNAN GEMPASNI 1726 2012 - STRUKTUR BANGUNAN GEMPA
SNI 1726 2012 - STRUKTUR BANGUNAN GEMPA
Ā 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Ā 
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971
Ā 

Similar to Baja tulangan beton SNI 2052-2014 (8)

SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdfSNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
SNI 2052:2017 Baja Tulangan Beton.pdf
Ā 
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulanganSni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
Sni 2052 2017 pengujian besi baja tulangan
Ā 
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang betonSni 07 2052-2002 baja tulang beton
Sni 07 2052-2002 baja tulang beton
Ā 
BAJA TULANGAN BETON
BAJA TULANGAN BETONBAJA TULANGAN BETON
BAJA TULANGAN BETON
Ā 
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan betonSni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Sni 07 2052-2002 baja tulangan beton
Ā 
Document
DocumentDocument
Document
Ā 
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdfKupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
Kupdf.net sni 00682007pipa-baja-carbonpdf
Ā 
Konstruksi baja4
Konstruksi baja4Konstruksi baja4
Konstruksi baja4
Ā 

More from WSKT

Hec ras-dasar-simple-geometry-river-sep11
Hec ras-dasar-simple-geometry-river-sep11Hec ras-dasar-simple-geometry-river-sep11
Hec ras-dasar-simple-geometry-river-sep11
WSKT
Ā 
Hec ras dasar simple geometry river jul14
Hec ras dasar simple geometry river jul14Hec ras dasar simple geometry river jul14
Hec ras dasar simple geometry river jul14
WSKT
Ā 
Hec ras dasar simple geometry river okt12
Hec ras dasar simple geometry river okt12Hec ras dasar simple geometry river okt12
Hec ras dasar simple geometry river okt12
WSKT
Ā 
Sni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedung
Sni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedungSni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedung
Sni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedung
WSKT
Ā 
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
WSKT
Ā 
238431355 plaxis-tutorial-manual
238431355 plaxis-tutorial-manual238431355 plaxis-tutorial-manual
238431355 plaxis-tutorial-manual
WSKT
Ā 
271083916 tekla-15-analysis-manual
271083916 tekla-15-analysis-manual271083916 tekla-15-analysis-manual
271083916 tekla-15-analysis-manual
WSKT
Ā 
struktur cangkang (sell structure) kel. 4
struktur cangkang (sell structure) kel. 4struktur cangkang (sell structure) kel. 4
struktur cangkang (sell structure) kel. 4
WSKT
Ā 
Manual Pesain Perkerasan
Manual Pesain PerkerasanManual Pesain Perkerasan
Manual Pesain Perkerasan
WSKT
Ā 
sni 1729-2015
sni 1729-2015sni 1729-2015
sni 1729-2015
WSKT
Ā 
Mechanistic Empirical Pavement Design
Mechanistic Empirical Pavement DesignMechanistic Empirical Pavement Design
Mechanistic Empirical Pavement Design
WSKT
Ā 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi
WSKT
Ā 

More from WSKT (20)

Hec ras-dasar-simple-geometry-river-sep11
Hec ras-dasar-simple-geometry-river-sep11Hec ras-dasar-simple-geometry-river-sep11
Hec ras-dasar-simple-geometry-river-sep11
Ā 
Hec ras dasar simple geometry river jul14
Hec ras dasar simple geometry river jul14Hec ras dasar simple geometry river jul14
Hec ras dasar simple geometry river jul14
Ā 
Hec ras dasar simple geometry river okt12
Hec ras dasar simple geometry river okt12Hec ras dasar simple geometry river okt12
Hec ras dasar simple geometry river okt12
Ā 
Sni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedung
Sni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedungSni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedung
Sni 2847 2013 persyaratan beton stuktural untuk bangunan gedung
Ā 
Sni+1726+2012 gempa
Sni+1726+2012 gempaSni+1726+2012 gempa
Sni+1726+2012 gempa
Ā 
modul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetikmodul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetik
Ā 
Tutor civil 3d
Tutor civil 3dTutor civil 3d
Tutor civil 3d
Ā 
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
197521758 146043958-pengoperasian-plaxis-8-2
Ā 
238431355 plaxis-tutorial-manual
238431355 plaxis-tutorial-manual238431355 plaxis-tutorial-manual
238431355 plaxis-tutorial-manual
Ā 
271083916 tekla-15-analysis-manual
271083916 tekla-15-analysis-manual271083916 tekla-15-analysis-manual
271083916 tekla-15-analysis-manual
Ā 
Rock slope design_guide
Rock slope design_guideRock slope design_guide
Rock slope design_guide
Ā 
struktur cangkang (sell structure) kel. 4
struktur cangkang (sell structure) kel. 4struktur cangkang (sell structure) kel. 4
struktur cangkang (sell structure) kel. 4
Ā 
Manual Pesain Perkerasan
Manual Pesain PerkerasanManual Pesain Perkerasan
Manual Pesain Perkerasan
Ā 
sni 1729-2015
sni 1729-2015sni 1729-2015
sni 1729-2015
Ā 
Mechanistic Empirical Pavement Design
Mechanistic Empirical Pavement DesignMechanistic Empirical Pavement Design
Mechanistic Empirical Pavement Design
Ā 
No - Fines Concrete
No - Fines ConcreteNo - Fines Concrete
No - Fines Concrete
Ā 
La tahzan (jangan bersedih) aidh al-qarni
La tahzan (jangan bersedih)   aidh al-qarniLa tahzan (jangan bersedih)   aidh al-qarni
La tahzan (jangan bersedih) aidh al-qarni
Ā 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
Ā 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi
Ā 
Bag i-manual-desain-perkerasan
Bag i-manual-desain-perkerasanBag i-manual-desain-perkerasan
Bag i-manual-desain-perkerasan
Ā 

Recently uploaded

Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
arifyudianto3
Ā 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
Ā 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
Ā 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
Ā 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
Ā 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
Ā 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
Ā 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
Ā 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
Ā 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
Andimarini2
Ā 

Recently uploaded (19)

Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Ā 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
Ā 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
Ā 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Ā 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Ā 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Ā 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Ā 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Ā 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Ā 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
Ā 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
Ā 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Ā 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Ā 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
Ā 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Ā 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
Ā 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
Ā 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
Ā 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
Ā 

Baja tulangan beton SNI 2052-2014

  • 2. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ Ā© BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta
  • 3. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 i Daftar isi Daftar isi.....................................................................................................................................iĀ  Prakata .....................................................................................................................................iiĀ  1 Ruang lingkup..................................................................................................................... 1Ā  2 Acuan normatif.................................................................................................................... 1Ā  3 Istilah dan definisi ............................................................................................................... 1Ā  4 Jenis ................................................................................................................................... 3Ā  5 Bahan baku......................................................................................................................... 3Ā  6 Syarat mutu ........................................................................................................................ 3Ā  7 Cara pengambilan contoh................................................................................................... 8Ā  8 Cara uji ............................................................................................................................... 8Ā  9 Syarat lulus uji .................................................................................................................... 9Ā  10 Syarat Penandaan.............................................................................................................. 9Ā  11 Cara pengemasan ............................................................................................................ 10Ā  Bibliografi............................................................................................................................... 11Ā  Tabel 1 - Ukuran baja tulangan beton polos ............................................................................ 4Ā  Tabel 2 - Ukuran baja tulangan beton sirip .............................................................................. 4Ā  Tabel 3 - Ukuran dan toleransi diameter ................................................................................. 5Ā  Tabel 4 - Toleransi berat per batang........................................................................................ 7Ā  Tabel 5 ā€“ Sifat mekanis ........................................................................................................... 7Ā  Tabel 6 - Tabel untuk tanda kelas baja tulangan beton ......................................................... 10Ā  Gambar 1 - Jenis baja tulangan beton sirip ............................................................................. 6Ā 
  • 4. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 ii Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Baja tulangan beton disusun sebagai revisi SNI 07- 2052-2002, Baja tulangan beton. Tujuan dilakukan revisi ini adalah: 1. Kebutuhan dalam perdagangan; 2. Perkembangan teknologi; 3. Spesifikasi terhadap produk terus berkembang. SNI ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 77-01, Logam, Baja, dan Produk Baja melalui proses/prosedur perumusan standar terakhir dibahas dalam konsensus yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 18 Juni 2014 Yang dihadiri oleh wakil dari para produsen, konsumen, lembaga penelitian dan instansi terkait lainnya.
  • 5. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 1 dari 11 Baja tulangan beton 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan acuan normatif, istilah, definisi, bahan baku, jenis, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, syarat lulus uji, dan cara pengemasan baja tulangan beton yang digunakan untuk keperluan penulangan konstruksi beton dengan memperhatikan aspek keselamatan. 2 Acuan normatif Dokumen acuan berikut dibutuhkan untuk aplikasi standar ini. Untuk acuan yang menunjukkan tahun, hanya edisi yang disebutkan tahunnya yang digunakan. Untuk acuan yang tidak menunjukkan tahun, acuan yang digunakan adalah tahun edisi yang terakhir (termasuk setiap amandemen). SNI 0408, Cara uji tarik untuk logam SNI 0371, Batang uji tarik untuk bahan logam SNl 0410, Cara uji lengkung logam 3 Istilah dan definisi 3.1 baja tulangan beton baja berbentuk batang berpenampang bundar dengan permukaan polos atau sirip yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling) 3.2 bahan baku yang digunakan billet baja tuang kontinyu untuk baja tulangan beton dan baja profil ringan 3.3 ukuran nominal ukuran sesuai yang ditetapkan 3.4 toleransi besarnya penyimpangan yang diizinkan dari ukuran nominal 3.5 diameter dalam ukuran diameter tanpa sirip pada baja tulangan beton sirip 3.6 diameter efektif hasil penimbangan dari berat contoh uji (kg) dibagi luas penampang dikali berat jenis dengan rumus sebagai berikut:
  • 6. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 2 dari 11 4 0,785 12,736 āˆš Keterangan: de = diameter efektif (mm) b = berat contoh uji per satuan panjang (kg/m) 3.7 diamater aktual ukuran diameter aktual pada baja tulangan polos 3.8 sirip melintang setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang melintang terhadap sumbu batang baja tulangan beton 3.9 sirip membujur setiap sirip yang terdapat pada permukaan batang baja tulangan beton yang membujur terhadap sumbu batang baja tulangan beton 3.10 gap (rib) lebar rusuk atau celah 3.11 ikat dua batang atau lebih baja tulangan beton diikat secara kuat, rapih dan harus memiliki ukuran nominal, jenis serta kelas baja yang sama 3.12 bundel dua ikat atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis serta kelas baja yang sama 3.13 lot dua bundel atau lebih baja tulangan beton dengan ukuran nominal, jenis, serta kelas baja yang sama ditumpuk dalam satu kelompok 3.14 karat ringan karat akibat cuaca (tidak korosif) yang apabila digosok secara manual dengan sikat kawat tidak meninggalkan cacat pada permukaan 3.15 cerna cacat pada permukaan baja tulangan yang terjadi akibat proses canai panas 3.16 Tensile Ratio (TS/YS) perbandingan antara kuat tarik (Tensile Strength, TS) terhadap kuat luluh (Yield Strength, YS)
  • 7. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 3 dari 11 4 Jenis 4.1 Baja tulangan beton polos (BjTP) Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip. 4.2 Baja tulangan beton sirip (BjTS) Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan memanjang yang dimaksudkan untuk rneningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap beton. 5 Bahan baku Billet baja tuang kontinyu untuk baja tulangan beton dan baja profil ringan. 6 Syarat mutu 6.1 Sifat tampak Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan, gelombang, cerna dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan 6.2 Bentuk 6.2.1 Baja tulangan beton polos Batang baja tulangan beton berpenampang bundar, permukaan harus rata tidak bersirip. 6.2.2 Baja tulangan beton sirip 6.2.2.1 Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang diperkenankan rnempunyai sirip memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang. 6.2.2.2 Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak yang teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka- angka atau huruf-huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi di mana angka atau huruf dapat ditiadakan. 6.2.2.3 Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45Ā° terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45Ā° sampai 70Ā°, arah sirip melintang pada satu sisi, atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya di atas 70Ā° arah yang berlawanan tidak diperlukan. 6.3 Ukuran dan toleransi 6.3.1 Diameter, berat dan ukuran sirip Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada Tabel 1. Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti tercantum pada Tabel 2.
  • 8. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 4 dari 11 Tabel 1 - Ukuran baja tulangan beton polos No Penamaan Diameter nominal (d) Luas penampang nominal (A) Berat nominal per meter mm cm2 kg/m 1 P.6 6 0,2827 0,222 2 P.8 8 0,5027 0,395 3 P.10 10 0,7854 0,617 4 P.12 12 1,131 0,888 5 P.14 14 1,539 1,21 6 P.16 16 2,011 1,58 7 P.19 19 2,835 2,23 8 P.22 22 3,801 2,98 9 P.25 25 4,909 3,85 10 P.28 28 6,158 4,83 11 P.32 32 8,042 6,31 12 P.36 36 10,17 7,99 13 P.40 40 12,56 9,86 14 P.50 50 19,64 15,4 Tabel 2 - Ukuran baja tulangan beton sirip No Pena- maan Dia- meter nominal (d) Luas penam- pang nominal (A) Dia- meter dalam minimal (do) Tinggi sirip Jarak sirip melintang (maks) Lebar sirip membujur (maks) Berat nominal per metermin maks mm cm 2 mm mm mm mm mm kg/m 1 S.6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222 2 S.8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395 3 S.10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617 4 S.13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04 5 S.16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58 6 S.19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23 7 S.22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98 8 S.25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85 9 S.29 29 6,625 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18 10 S.32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31 11 S.36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99 12 S.40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88
  • 9. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 5 dari 11 Tabel 2 - Ukuran baja tulangan beton sirip (lanjutan) No Pena- maan Dia- meter nominal (d) Luas penam- pang nominal (A) Dia- meter dalam minimal (do) Tinggi sirip Jarak sirip melintang (maks) Lebar sirip membujur (maks) Berat nominal per metermin maks mm cm 2 mm mm mm mm mm kg/m 13 S.50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 35,0 39,3 15,4 14 S 54 54 22,902 50,8 2,7 5,4 37,8 42,3 17,9 15 S.57 57 25,518 53,6 2,9 5,7 39,9 44,6 20,0 CATATAN: 1. Untuk baja tulangan beton yang tidak memiliki sirip membujur tidak diukur tinggi siripnya. 2. Cara menghitung luas penampang nominal, keliling nominal, berat nominal dan ukuran sirip adalah sebagai berikut: a) Luas penampang nominal (A) A = 0,7854 x d2 100 (cm2 ) dibulatkan sampai 4 angka berarti d = diameter nominal b) Berat = 0,785 x A (kg/m) dibulatkan sampai 3 angka berarti c) Jarak sirip melintang maksimum = 0,70 d dibulatkan sampai 1 angka desimal d) Tinggi sirip minimum = 0,05 d dibulatkan sampai 1 angka desimal Tinggi sirip maksimum = 0,10 d dibulatkan sampai 1 angka desimal e) Jumlah 2 (dua) sirip membujur maksimum = 0,25 K dibulatkan sampai 1 angka desimal Keliling nominal (K) K = 0,3142 x d (mm) dibulatkan sampai 1 angka desimal 6.3.2 Toleransi diameter Toleransi diameter baja tulangan beton polos seperti pada Tabel 3. Tabel 3 - Ukuran dan toleransi diameter No Diameter (d) (mm) Toleransi (mm) Penyimpangan kebundaran (%) 1 6 Ā± 0,3 Maksimum 70 dari batas toleransi 2 8 ā‰¤ d ā‰¤ 14 Ā± 0,4 3 16 ā‰¤ d ā‰¤ 25 Ā± 0,5 4 28 ā‰¤ d ā‰¤ 34 Ā± 0,6 5 d ā‰„ 36 Ā± 0,8 CATATAN: 1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum dan minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan beton 2. Toleransi untuk baja tulangan beton polos = d ā€“ daktual
  • 10. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 6 dari 11 Jenis baja tulangan beton sirip seperti pada Gambar 1. a. Sirip bambu b. Sirip curam c. Sirip tulang ikan Gambar 1 - Jenis baja tulangan beton sirip
  • 11. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 7 dari 11 6.3.3 Panjang Panjang baja tulangan beton ditetapkan 10 m dan 12 m. 6.3.4 Toleransi panjang Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan 0 mm (0 mm) maksimum plus 70 mm (maksimum + 70 mm). 6.4 Toleransi berat per batang Toleransi berat per batang baja tulangan beton sirip ditetapkan seperti tercantum dalam Tabel 4. Tabel 4 - Toleransi berat per batang Diameter nominal (mm) Toleransi (%) 6 ā‰¤ d ā‰¤ 8 Ā± 7 10 ā‰¤ d ā‰¤ 14 Ā± 6 16 ā‰¤ d ā‰¤ 28 Ā± 5 d > 28 Ā± 4 6.5 Sifat mekanis Sifat mekanis baja tulangan beton ditetapkan seperti tercantum pada Tabel 5. Tabel 5 ā€“ Sifat mekanis Kelas baja tulangan Nomor batang uji Uji tarik Uji lengkung TS/YS Kuat luluh minimum Kuat tarik minimum Regangan minimum Sudut lengkung Diameter pelengkung N/mm2 (kgf/mm2 ) N/mm2 (kgf/mm2 ) % BjTP 24 No. 2 235 (24) 380 (39) 20 180Ā° 3 x d - No. 3 24 BjTP 30 No. 2 295 (30) 440 (45) 18 180Ā° d ā‰¤ 16 = 3xd d >16 = 4xd - No. 3 20 BjTS 30 No. 2 295 (30) 440 (45) 18 180Ā° d ā‰¤ 16 = 3xd d >16 = 4xd - No. 3 20 BjTS 35 No. 2 345 (35) 490 (50) 18 180Ā° d ā‰¤ 16 = 3xd 16 < d ā‰¤ 40 = 4xd d ā‰„ 40= 5xd - No. 3 20 BjTS 40 No. 2 390 (40) 560 (57) 16 180Ā° 5 x d Min 1,2 No. 3 18 BjTS 50 No. 2 490 (50) 620 (63) 12 90Ā° d ā‰¤ 25 = 5xd d > 25 = 6xd Min 1,2 No. 3 14 CATATAN: 1. Hasil uji lengkung tidak boleh retak pada sisi luar lengkungan 2. Untuk baja tulangan sirip ā‰„ S.32 dikurangi 2 % dari nilai regangan 3. Untuk baja tulangan sirip S.40 dan S.50 dikurangi 4 % dari nilai regangan 4. 1 kgf/mm2 = 9,81 N/mm2 5. Regangan adalah regangan total panjang yang dihitung setelah sample uji putus 6. Metode penentuan batas ulur dapat menggunakan metode offset dengan nilai offset 0,2% 7. Batang uji tarik No. 2 untuk diameter ā‰¤ 22 mm dan batang uji tarik No. 3 untuk diameter ā‰„ 25 mm
  • 12. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 8 dari 11 7 Cara pengambilan contoh 7.1 Pengambilan contoh dilakukanoleh petugas yang berwenang. 7.2 Petugas pengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak produsen atau penjual untuk melakukan tugasnya ` 7.3 Pengambilan contoh dilakukan secara acak (random) pada kelompok nomor leburan. 7.4 Jumlah contoh uji 7.4.1 Setiap kelompok yang terdiri dari satu nomor leburan dan ukuran yang sama diambil 1 (satu) contoh uji dari bagian tengah dan tidak boleh dipotong dengan cara panas. 7.4.2 Untuk kelompok yang terdiri dari nomor leburan yang berbeda dari satu ukuran dan satu kelas baja yang sama, sampai dengan 25 (dua puluh lima) ton diambil 1 (satu) contoh uji, selebihnya berdasarkan kelipatannya dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) contoh uji 7.4.3 Contoh untuk uji sifat mekanis diambil sesuai dengan kebutuhan masing-masing, maksimum 1,0 meter. 8 Cara uji 8.1 Uji sifat tampak Uji sifat tampak dilakukan secara visual tanpa bantuan alat untuk memeriksa adanya cacat- cacat seperti pada pasal 6.1 8.2 Uji ukuran, berat dan bentuk 8.2.1 Baja tulangan beton polos 8.2.1.1 Baja tulangan beton polos diukur pada satu tempat untuk menentukan diameter minimum dan maksirnum. 8.2.1.2 Pengukuran dilakukan pada 3 (tiga) tempat yang berbeda dalam 1 (satu) contoh uji dan dihitung nilai rata-ratanya. 8.2.2 Baja tulangan beton sirip Baja tulangan beton sirip diukur jarak sirip, tinggi sirip, Iebar sirip membujur, sudut sirip dan berat. 8.2.2.1 Jarak sirip melintang Pengukuran jarak sirip dilakukan dengan cara mengukur 10 (sepuluh) jarak sirip yang berderet kemudian dihitung nilai rata-ratanya. 8.2.2.2 Tinggi sirip melintang Pengukuran tinggi sirip dilakukan terhadap 3 (tiga) buah sirip dan dihitung nilai rata- ratanya.
  • 13. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 9 dari 11 8.2.2.3 Lebar sirip membujur Pengukuran terhadap lebar sirip membujur dilakukan dengan mengukur lebar semua sirip membujur kemudian hasil pengukuran lebar masing-masing sirip membujur dijumlahkan. 8.2.2.4 Sudut sirip melintang Pengukuran sudut sirip melintang dilakukan dengan membuat gambar yang diperoleh dengan cara mengelindingkan potongan uji di atas permukaan lempengan lilin atau kertas, kemudian dilakukan pengukuran sudut sirip pada gambar lempengan tersebut. 8.3 Uji sifat mekanis 8.3.1 Batang uji tarik dan lengkung harus lurus dan utuh/tidak boleh dibubut dengan tujuan untuk memperkecil diameter. 8.3.2 Jumlah batang uji Uji tarik dan lengkung dilakukan masing-masing 1 (satu) kali pengujian dari masing-masing potongan contoh uji. 8.3.3 Pelaksanaan uji 8.3.3.1 Uji tarik Uji tarik dilakukan sesuai SNI 0408 dengan batang uji sesuai SNI 0371. Untuk menghitung kuat luluh dan kuat tarik baja tulangan beton polos dan sirip digunakan nilai luas penampang yang dihitung dari diameter nominal contoh uji. 8.3.3.2 Uji Iengkung Uji lengkung dilakukan sesuai SNI 0410. 9 Syarat lulus uji 9.1 Kelompok dinyatakan lulus uji apabila contoh yang diambil dari kelompok tersebut memenuhi pasal 6. 9.2 Apabila sebagian syarat-syarat tidak dipenuhi, dapat dilakukan uji ulang dengan contoh uji sebanyak 2 (dua) kali jumlah contoh uji yang pertama yang berasal dari kelompok yang sama. 9.3 Apabila hasil kedua uji ulang semua syarat-syarat terpenuhi, kelompok dinyatakan lulus uji. Kelompok dinyatakan tidak lulus uji kalau salah satu syarat pada uji ulang tidak dipenuhi. 10 Syarat Penandaan 10.1 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul (emboss) yang menunjukkan merek pabrik pembuat dan ukuran diameter nominal. 10.2 Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas baja seperti pada Tabel 6.
  • 14. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 10 dari 11 Tabel 6 - Tabel untuk tanda kelas baja tulangan beton Kelas baja Warna BjTP 24 hitam BjTP 30 BjTS 30 biru BjTS 35 merah BjTS 40 kuning BjTS 50 hijau 10.3 Setiap kemasan harus diberi label dengan mencantumkan: ļ‚· Nama atau merek dari pabrik pembuat ļ‚· Ukuran (diameter dan panjang) ļ‚· Kelas baja ļ‚· Nomor leburan (No. Heat) ļ‚· Tanggal, bulan dan tahun produksi 11 Cara pengemasan 11.1 Baja tulangan beton dalam satu kemasan terdiri dari ukuran, jenis, dan kelas baja yang sama. 11.2 Kemasan Baja tulangan beton bisa lurus atau ditekuk harus diikat secara kuat, rapih, dan kokoh.
  • 15. ā€œHakCiptaBadanStandardisasiNasional,Copystandarinidibuatuntukpenayangandiwww.bsn.go.iddantidakuntukdikomersialkanā€ SNI 2052:2014 Ā© BSN 2014 11 dari 11 Bibliografi JIS G 3112 -2010, Steel bars for concrete reinforcement JIS G 3191-2012, Dimensions, mass and permissible variations of hot rolled steel bars and bar in coil ASTM A615/A615M ā€“ 07, Standard specification for deformed and plain carbon steel bars for concrete reinforcement ASTM A 706/A 706 M, Standard specification for low ā€“ alloy steel deformed bars for concrete reinforcement .