Metode prototyping dan spiral merupakan metode pengembangan perangkat lunak yang bersifat iteratif. Metode prototyping melibatkan pelanggan dalam membangun prototype awal dan memberikan masukan, sementara metode spiral menekankan evaluasi risiko pada setiap tahapan siklus iteratifnya. Kedua metode cocok digunakan untuk proyek besar yang membutuhkan umpan balik berkelanjutan dari pelanggan.
3. Metode Prototyping
Prototyping merupakan salah satu metode dalam pengembangan suatu perangat lunak yang biasanya dibangun untuk tujuan
demonstrasi atau bagian dalam proses pengembangan sistem. Dengan metode prototyping, tim proyek dan customer bisa saling
berinteraksi selama proses pembuatan sistem.
Metode ini lahir karena sering terjadinya kesalahan-kesalahan dalam komunikasi antara tim proyek dengan customer, dimana banyak
customer yang kurang detail dalam mendefinisikan kebutuhan umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detail output
tersebut.
Sebaliknya tim proyek kurang memperhatikan efesiensi algoritma dan kemampuan seperti apa yang benar-benar dibutuhkan nanti saat
proses pengembangan sistem.
4. Dalam Model Prototype, prototype dari perangkat lunak yang dihasilkan kemudian dipresentasikan kepada pelanggan, dan
pelanggan tersebut diberikan kesempatan untuk memberikan masukan sehingga perangkat lunak yang dihasilkan nantinya
betul-betul sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan.
5. “Perubahan dan presentasi prototype dapat dilakukan berkali-kali
sampai dicapai kesepakatan bentuk dari perangkat lunak yang
akan dikembangkan.
6. Teknik – Teknik Prototyping Meliputi:
1. Perancangan Model
2. Perancangan Dialog
3. Simulasi
Teknik tersebut dapat menyajikan gambaran yang lengkap dari suatu sistem
perangkat lunak. Bisa disusun dalam model kertas, atau program. Tim proyek
akan melakukan identifikasi kebutuhan pemakai, menganalisa sistem dan
melakukan studi kelayakan serta studi terhadap kebutuhan pemakai, meliputi
model interface, teknik prosedural dan teknologi yang akan dimanfaatkan.
7.
8. Tahapan Proses Pengembangan Dalam Metode Prototyping
1. Pengumpulan Kebutuhan
(Requirement)
2. Menyusun Protoyping (Design)
3. Evaluasi Prototyping (Testing)
4. Pengembangan program
(Development)
5. Uji Sistem (Testing)
6. Evaluasi Sistem (Maintenance)
Model dapat berjalan dengan maksimal pada situasi dimana sistem yang
diharapkan adalah sistem inovatif dan mutakhir, sementara tahap
pengembangan sistemnya relatif singkat.
10. Biasanya masih berbentuk kertas dan disebut
juga wireframe. Warna yang digunakan hitam
dan putih, dan sedikit abu.
Dalam bentuk digital biasanya dibutuhkan
software untuk merancangnya agar bisa
menandakan dan menghubungkan halaman
dengan halaman atau screen dengan screen.
16. Kelebihan Menggunakan Metode Prototyping
1. Menjalin komunikasi yang baik antara customer dengan tim proyek
2. Setiap perbaikan yang dilakukan pada prototype merupakan hasil
masukan dari user yang akan menggunakan sistem tersebut,
sehingga lebih reliabel
3. User akan memberikan masukan terhadap sistem sesuai dengan
kemauannya
4. Menghemat waktu dalam mengembangkan sebuah sistem
5. Menghemat biaya, terutama pada bagian analisa, karena hanya
mencatat poin – point penting saja
6. Cocok digunakan pada sebuah sistem kecil, yang digunakan pada
ruang lingkup tertentu, seperti sistem di dalam sebuah kantor
7. Penerapan dari sistem yang menjadi lebih mudah untuk dilakukan.
17. Kekurangan Menggunakan Metode Prototyping
1. Untuk menghemat waktu, biasanya pengembang
hanya menggunakan bahasa pemrograman
sederhana, yang mungkin rentan dari segi
keamanannya
2. Tidak cocok untuk diimplementasikan pada sebuah
sistem yang sangat besar dan global, seperti sistem
operasi komputer.
18. Tool yang bisa dipakai untuk membantu proses prototyping
Dan sebagainya..
20. Spiral Method
Metode Spiral (spiral method) adalah salah satu bentuk dari Metode
Pengembangan Perangkat Lunak atau yang disebut SDLC (Software Development
Life Cycle), yang sangat populer digunakan dalam bidang teknologi informasi.
Model Spiral adalah gabungan dari Model Prototyping dan Model Waterfall
dengan penekanan yang tinggi pada analisis risiko tiap tahapannya
21. Spiral Method
Bentuk ini bersifat iteratif atau berulang dengan mengontrol aspek yang teratur dari
sekuensial linier. Fungsi Model Spiral ini adalah untuk melakukan perubahan, penambahan
dan pengembangan suatu software dengan deretan pertambahan menjadi lebih baik
secara cepat dan tepat berdasarkan keinginan dan kebutuhan penggunanya.
24. When to Use Spiral Method
Spiral Method digunakan pada skenario berikut:
• Ketika proyek cukup besar
• Ketika software membutuhkan risk evaluation yang berkelanjutan
• Persyaratannya agak rumit dan membutuhkan klarifikasi terus menerus
• Software membutuhkan perubahan signifikan.
• Di mana time frame yang cukup untuk mendapatkan umpan balik user.
• Di mana rilis harus sering dilakukan.
25. Advantages of using Spiral Method
• Perkembangannya cepat
• Proyek / software yang lebih besar dibuat dan ditangani secara strategis
• Evaluasi risiko sudah tepat.
• Kontrol terhadap semua fase pembangunan.
• Semakin banyak fitur ditambahkan secara sistematis.
• Software diproduksi lebih awal.
• Memiliki ruang feedback dari user dan perubahan diterapkan lebih cepat.
26. Disadvantages of using Spiral Method
• Analisis risiko adalah fase penting sehingga membutuhkan orang-orang yang ahli.
• Tidak bermanfaat untuk proyek yang lebih kecil.
• Spiral bisa berjalan tanpa batas.
• Dokumentasi lebih karena memiliki fase perantara.
• Metode ini mahal untuk proyek yang lebih kecil.