SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
26 SEPTEMBER 2014 
(Pertemuan ke-3)
d. Penentuan Tata Letak Pemecah Gelombong 
Tata letak pelabuhan sangat ditentukan oleh arah 
gelombang dan angin. Dari pertimbangan tinjauan 
pelayaran, tinjauan gelombang dan sedimentasi tata 
letak pelabuhan yg baik adalah dgn mulut pelabuhan 
tdk menghadap arah datang gelombang. 
e. Tata Letak Fasilitas Pelabuhan 
Penentuan tata letak fasilitas pelabuhan tergantung pd 
beberapa faktor : angin, gelombang, arus, kondisi 
geografis, jumlah dan ukuran kapal yg akan 
menggunakan pelabuhan dan penggunaan kapal tunda 
untuk membantu gerak kapal.
Gambar 1.a. Pelabuhan di perairan terlindung pulau 
(1.Garis pantai asli, 2. Pemecah gelombang, 3. Alur 
pelayaran, 4. Perairan pelabuhan, 5. Dermaga, 
6. Pulau
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Gambar 1.b. Pelabuhan di teluk
Pelabuhan Perikanan Sadeng DIY
Gambar 1.c. Pelabuhan di laut terbuka
Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta
Gambar 1.d. Pelabuhan dengan kolam pelabuhan di darat
Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
f. Mulut Pelabuhan 
Tata letak mulut pelabuhan ditentukan berdasarkan 
tinjauan kemudahan pelayaran, ketenangan perairan 
terhadap gangguan gelombang, dan pengaruh 
sedimentasi
1. Angin 
Gerakan udara disebabkan oleh perubahan temperatur 
atmosfer. Perubahan ini disebabkan oleh perbedaan 
penyerapan panas oleh tanah dan air, atau perbedaan 
panas di gunung dan lembah, atau perubahan yg 
disebabkan siang dan malam. 
Indonesia mengalami angin musim yaitu angin yg 
berhembus secara mantap dlm satu arah dlm periode dlm 
satu tahun. Pada periode lain arah angin berlawanan 
dengan angin pd periode sebelumnya.
 Gambar 2. Arah angin musim
Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Bila tdk 
tersedia kecepatan angin dpt diperkirakan berdasarkan 
keadaan lingkungan dengan menggunakan skala 
Beauforkt. 
Data angin dicatat tiap jam dan biasanya disajikan dalam 
tabel. Dgn pencatatan angin jam-jaman tersebut akan 
dapat diketahui angin dgn kecepatan tertentu dan 
durasinya, kecepatan angin maksimum, arah angin, dan 
dapat dihitung kecepatan angin rerata
2. Pasang surut 
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai 
fungsi waktu karena adanya gaya tarik benda-benda di 
langit terutama matahari dan bulan terhadap massa air 
laut di bumi. 
Pengetahuan tentang pasang surut adalah penting 
dalam perencanaan pelabuhan, elevasi muka air 
tertinggi ( pasang ) sangat penting dalam menentukan 
elevasi puncak bangunan pantai dan fasilitas pelabuhan. 
Sermentara kedalaman alur pelayaran atau perairan 
pelabuhan ditentukan oleh muka air surut.
a. Beberapa tipe pasang surut 
Secara umum pasang surut di berbagai daerah dpt dibedakan dlm 
empat tipe : 
 Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide) 
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut 
dgn tinggi yg hampir sama. Periode pasang surut rata-rata adalah 
12 jam 24 menit, ini terjadi di Selat Malaka sampai laut Andaman. 
 Pasang surut harian tunggal (diurnal tide) 
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. 
Periode pasang surut rata-rata adalah 24 jam 50 menit, ini terjadi 
di perairan Selat Karimata. 
 Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide 
prevailing semidiurnal) 
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut 
tetapi tinggi dan periodenya berbeda. Ini byk terjadi di Perairan 
Indonesia Timur 
 Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide 
prevailing diurnal) 
Tipe ini satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air 
surut tetapi tinggi dan periodenya berbeda
Gambar 3. Sebaran pasang surut di perairan 
Indonesiadan sekitarnya
b. Beberapa Definisi elevasi muka air 
Beberapa elevasi tersebut adalah sebagai berikut : 
1. Muka air tinggi (high water level), muka air tertinggi yang 
dicapai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang surut. 
2. Muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah 
yang dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang 
surut. 
3. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL), adalah 
rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun. 
4. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL), adalah 
rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun. 
5. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL), adalah muka air 
rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah 
rerata. 
6. Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL), 
adalah air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau 
bulan mati.
7. Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL), adalah air 
terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati. 
8. Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air 
tinggi dalam satu hari, seperti dalam pasang surut tipe 
campuran. 
9. Lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah 
dalam satu hari. 
MHWL atau HHWL digunakan utk menentukan elevasi puncak 
pemecah gelombang, dermaga dan sebagainya. LLWL diperlukan 
utk menentukan kedalaman alur pelayaran dan kolam 
pelabuhan.
3. Gelombang 
Secara umum gelombang laut ditimbulkan oleh angin 
(gelombang angin), gaya tarik matahari dan bulan (pasang 
surut), letusuan gunung berapi, atau gempa dilaut (tsunami), 
kapal yg bergerak dan sebagainya. Gelombang digunakan 
untuk merencanakan bangunan pemecah gelombang dan 
bangunan pelabuhan lainnya. 
Parameter untuk menjelaskan gelombang diantaranya adalah 
tinggi, panjang gelombang dan kedalaman air tempat 
terjadinya gelombang.

More Related Content

What's hot

Alas ganda (double bottom)
Alas ganda (double bottom)Alas ganda (double bottom)
Alas ganda (double bottom)tanalialayubi
 
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfNO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfSutrisnoPrayogo
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)Yogga Haw
 
Drainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbangDrainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbangAgung Noorsamsi
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRPPGHybrid1
 
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluranPertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluranBahar Saing
 
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...Didik Purwiyanto Vay
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Aswar Amiruddin
 
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMakalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMOSES HADUN
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)Yogga Haw
 
Teknik Konstruksi kapal
Teknik Konstruksi kapalTeknik Konstruksi kapal
Teknik Konstruksi kapaltanalialayubi
 
Manajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintasManajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintasikhsan93
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanPPGHybrid1
 
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaKinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaPutika Ashfar Khoiri
 

What's hot (20)

Alas ganda (double bottom)
Alas ganda (double bottom)Alas ganda (double bottom)
Alas ganda (double bottom)
 
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdfNO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
NO 70 TAHUN 1998 TENTANG PENGAWAKAN KAPAL NIAGA.pdf
 
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)Tugas merancang kapal ii   kontruksi - source (bki)
Tugas merancang kapal ii kontruksi - source (bki)
 
Pondasi cerucuk
Pondasi cerucukPondasi cerucuk
Pondasi cerucuk
 
Drainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbangDrainase lapangan-terbang
Drainase lapangan-terbang
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluranPertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
Pertemuan iv. hidrolika dan jenis aliran dalam saluran
 
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...1 hardjanto   pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
1 hardjanto pengaruh kelebihan dan pergeseran muatan di atas kapal terhadap...
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1Rekayasa hidrologi pertemuan 1
Rekayasa hidrologi pertemuan 1
 
Data teknis
Data teknisData teknis
Data teknis
 
Aliran Kritis
Aliran KritisAliran Kritis
Aliran Kritis
 
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMakalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)
Tugas Merancang Kapal I (Container 7000 DWT)
 
Teknik Konstruksi kapal
Teknik Konstruksi kapalTeknik Konstruksi kapal
Teknik Konstruksi kapal
 
Manajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintasManajemen lalu lintas
Manajemen lalu lintas
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
 
pelabuhan
pelabuhanpelabuhan
pelabuhan
 
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan BenoaKinerja Operasional Pelabuhan Benoa
Kinerja Operasional Pelabuhan Benoa
 

Viewers also liked

Dasar tek trans.2
Dasar tek trans.2Dasar tek trans.2
Dasar tek trans.2Dangzt Iman
 
Dasar tek trans 1
Dasar tek trans 1Dasar tek trans 1
Dasar tek trans 1Dangzt Iman
 
Dasar tek trans 3..
Dasar tek trans 3..Dasar tek trans 3..
Dasar tek trans 3..Dangzt Iman
 
Teknologi bahan konstruksi bahan 1
Teknologi bahan konstruksi   bahan 1Teknologi bahan konstruksi   bahan 1
Teknologi bahan konstruksi bahan 1Dangzt Iman
 
Geomatika pengukuran mendatar
Geomatika pengukuran mendatarGeomatika pengukuran mendatar
Geomatika pengukuran mendatarDangzt Iman
 
201109070828430.pelindo iii
201109070828430.pelindo iii201109070828430.pelindo iii
201109070828430.pelindo iiiimamfachrudin
 

Viewers also liked (7)

Dasar tek trans.2
Dasar tek trans.2Dasar tek trans.2
Dasar tek trans.2
 
Dasar tek trans 1
Dasar tek trans 1Dasar tek trans 1
Dasar tek trans 1
 
Dasar tek trans 3..
Dasar tek trans 3..Dasar tek trans 3..
Dasar tek trans 3..
 
Teknologi bahan konstruksi bahan 1
Teknologi bahan konstruksi   bahan 1Teknologi bahan konstruksi   bahan 1
Teknologi bahan konstruksi bahan 1
 
Geomatika pengukuran mendatar
Geomatika pengukuran mendatarGeomatika pengukuran mendatar
Geomatika pengukuran mendatar
 
201109070828430.pelindo iii
201109070828430.pelindo iii201109070828430.pelindo iii
201109070828430.pelindo iii
 
Ppt jatim
Ppt jatimPpt jatim
Ppt jatim
 

Similar to Pelabuhan ke 3

Pasang surut air laut
Pasang surut air lautPasang surut air laut
Pasang surut air lautRetno Pratiwi
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGILAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGISansanikhs
 
Pertemuan 6-PROSES DAN TIPE PASANG SURUT-MAHBUB (1).pdf
Pertemuan 6-PROSES DAN TIPE PASANG SURUT-MAHBUB (1).pdfPertemuan 6-PROSES DAN TIPE PASANG SURUT-MAHBUB (1).pdf
Pertemuan 6-PROSES DAN TIPE PASANG SURUT-MAHBUB (1).pdfZetsaonaSihotang
 
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahGejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahinfosanitasi
 
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptxb63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptxErikMunandar1
 
Makalah teknik pantai
Makalah teknik pantaiMakalah teknik pantai
Makalah teknik pantaiNur Andini
 
Geografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus LautGeografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus LautRamadhani Sardiman
 
MAKALAH-OLAH-GERAK.docx
MAKALAH-OLAH-GERAK.docxMAKALAH-OLAH-GERAK.docx
MAKALAH-OLAH-GERAK.docxIppang4
 
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentpenyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentVeronika Pohan
 
03. oseanografi
03. oseanografi03. oseanografi
03. oseanografiNkhansa
 

Similar to Pelabuhan ke 3 (20)

Pasang surut air laut
Pasang surut air lautPasang surut air laut
Pasang surut air laut
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGILAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
 
1718 chapter ii
1718 chapter ii1718 chapter ii
1718 chapter ii
 
1718 chapter ii
1718 chapter ii1718 chapter ii
1718 chapter ii
 
Gelombang pasut
Gelombang pasutGelombang pasut
Gelombang pasut
 
Pertemuan 6-PROSES DAN TIPE PASANG SURUT-MAHBUB (1).pdf
Pertemuan 6-PROSES DAN TIPE PASANG SURUT-MAHBUB (1).pdfPertemuan 6-PROSES DAN TIPE PASANG SURUT-MAHBUB (1).pdf
Pertemuan 6-PROSES DAN TIPE PASANG SURUT-MAHBUB (1).pdf
 
Materi Geografi SMA
Materi Geografi SMAMateri Geografi SMA
Materi Geografi SMA
 
Pantaiss
PantaissPantaiss
Pantaiss
 
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendahGejala pasang dan drainase daerah rendah
Gejala pasang dan drainase daerah rendah
 
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptxb63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
 
Makalah teknik pantai
Makalah teknik pantaiMakalah teknik pantai
Makalah teknik pantai
 
Geografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus LautGeografi - Gelombang & Arus Laut
Geografi - Gelombang & Arus Laut
 
Gelombang laut
Gelombang lautGelombang laut
Gelombang laut
 
MAKALAH-OLAH-GERAK.docx
MAKALAH-OLAH-GERAK.docxMAKALAH-OLAH-GERAK.docx
MAKALAH-OLAH-GERAK.docx
 
Air laut
Air lautAir laut
Air laut
 
Perairan Laut
Perairan LautPerairan Laut
Perairan Laut
 
Gerakan air__laut
Gerakan  air__lautGerakan  air__laut
Gerakan air__laut
 
Batimetri
BatimetriBatimetri
Batimetri
 
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentpenyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
 
03. oseanografi
03. oseanografi03. oseanografi
03. oseanografi
 

Pelabuhan ke 3

  • 1. 26 SEPTEMBER 2014 (Pertemuan ke-3)
  • 2. d. Penentuan Tata Letak Pemecah Gelombong Tata letak pelabuhan sangat ditentukan oleh arah gelombang dan angin. Dari pertimbangan tinjauan pelayaran, tinjauan gelombang dan sedimentasi tata letak pelabuhan yg baik adalah dgn mulut pelabuhan tdk menghadap arah datang gelombang. e. Tata Letak Fasilitas Pelabuhan Penentuan tata letak fasilitas pelabuhan tergantung pd beberapa faktor : angin, gelombang, arus, kondisi geografis, jumlah dan ukuran kapal yg akan menggunakan pelabuhan dan penggunaan kapal tunda untuk membantu gerak kapal.
  • 3. Gambar 1.a. Pelabuhan di perairan terlindung pulau (1.Garis pantai asli, 2. Pemecah gelombang, 3. Alur pelayaran, 4. Perairan pelabuhan, 5. Dermaga, 6. Pulau
  • 7. Gambar 1.c. Pelabuhan di laut terbuka
  • 9. Gambar 1.d. Pelabuhan dengan kolam pelabuhan di darat
  • 11. f. Mulut Pelabuhan Tata letak mulut pelabuhan ditentukan berdasarkan tinjauan kemudahan pelayaran, ketenangan perairan terhadap gangguan gelombang, dan pengaruh sedimentasi
  • 12. 1. Angin Gerakan udara disebabkan oleh perubahan temperatur atmosfer. Perubahan ini disebabkan oleh perbedaan penyerapan panas oleh tanah dan air, atau perbedaan panas di gunung dan lembah, atau perubahan yg disebabkan siang dan malam. Indonesia mengalami angin musim yaitu angin yg berhembus secara mantap dlm satu arah dlm periode dlm satu tahun. Pada periode lain arah angin berlawanan dengan angin pd periode sebelumnya.
  • 13.  Gambar 2. Arah angin musim
  • 14. Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Bila tdk tersedia kecepatan angin dpt diperkirakan berdasarkan keadaan lingkungan dengan menggunakan skala Beauforkt. Data angin dicatat tiap jam dan biasanya disajikan dalam tabel. Dgn pencatatan angin jam-jaman tersebut akan dapat diketahui angin dgn kecepatan tertentu dan durasinya, kecepatan angin maksimum, arah angin, dan dapat dihitung kecepatan angin rerata
  • 15. 2. Pasang surut Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena adanya gaya tarik benda-benda di langit terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Pengetahuan tentang pasang surut adalah penting dalam perencanaan pelabuhan, elevasi muka air tertinggi ( pasang ) sangat penting dalam menentukan elevasi puncak bangunan pantai dan fasilitas pelabuhan. Sermentara kedalaman alur pelayaran atau perairan pelabuhan ditentukan oleh muka air surut.
  • 16. a. Beberapa tipe pasang surut Secara umum pasang surut di berbagai daerah dpt dibedakan dlm empat tipe :  Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide) Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut dgn tinggi yg hampir sama. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit, ini terjadi di Selat Malaka sampai laut Andaman.  Pasang surut harian tunggal (diurnal tide) Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang surut rata-rata adalah 24 jam 50 menit, ini terjadi di perairan Selat Karimata.  Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal) Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut tetapi tinggi dan periodenya berbeda. Ini byk terjadi di Perairan Indonesia Timur  Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal) Tipe ini satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut tetapi tinggi dan periodenya berbeda
  • 17. Gambar 3. Sebaran pasang surut di perairan Indonesiadan sekitarnya
  • 18. b. Beberapa Definisi elevasi muka air Beberapa elevasi tersebut adalah sebagai berikut : 1. Muka air tinggi (high water level), muka air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang surut. 2. Muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah yang dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut. 3. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL), adalah rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun. 4. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL), adalah rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun. 5. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL), adalah muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata. 6. Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL), adalah air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
  • 19. 7. Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL), adalah air terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati. 8. Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu hari, seperti dalam pasang surut tipe campuran. 9. Lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah dalam satu hari. MHWL atau HHWL digunakan utk menentukan elevasi puncak pemecah gelombang, dermaga dan sebagainya. LLWL diperlukan utk menentukan kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan.
  • 20. 3. Gelombang Secara umum gelombang laut ditimbulkan oleh angin (gelombang angin), gaya tarik matahari dan bulan (pasang surut), letusuan gunung berapi, atau gempa dilaut (tsunami), kapal yg bergerak dan sebagainya. Gelombang digunakan untuk merencanakan bangunan pemecah gelombang dan bangunan pelabuhan lainnya. Parameter untuk menjelaskan gelombang diantaranya adalah tinggi, panjang gelombang dan kedalaman air tempat terjadinya gelombang.