SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Download to read offline
Defending Digital Rights
in Southeast Asia
PENYAMPAIAN PENDAPAT
SAFENET TERKAIT REVISI
KEDUA PERUBAHAN UU ITE
Damar Juniarto
Executive Director SAFEnet
27 Maret 2023
55 32 1
10
PROFIL FOKUS
SKALA
RELAWAN KOTA NEGARA
STAF
SAFEnet adalah organisasi yang
mengadvokasi hak-hak digital di
tingkat kawasan Asia Tenggara.
Berbadan hukum perkumpulan.
Berdiri sejak 27 Juni 2013.
Visi: mewujudkan ranah digital yang
menjunjung nilai-nilai hak asasi
untuk semua orang.
Misi: mengadvokasi hak-hak digital
mulai dari hak untuk mengakses
Internet, hak untuk bebas
berekspresi, hak atas rasa aman di
ranah digital dan hak perlindungan
bagi kelompok rentan.
HAK AKSES INTERNET HAK BEREKSPRESI HAK MERASA AMAN
PROFIL ORGANISASI
BANYAK KISAH DARI YANG KENA UU ITE
SEMUABISAKENA.ID
SEMUA BISA KENA UU ITE
Amnesti sebagai bentuk kepentingan negara dan sekaligus pengakuan Presiden dan DPR
mengakui bahwa ada persoalan ketidakadilan dalam UU ITE.
IBU BAIQ NURIL (2019) DR. SAIFUL MAHDI (2021)
AMNESTI ATAS KASUS UU ITE
PENGATURAN INTERNET
Perspektif Hak Asasi
Defending Digital Rights
in Southeast Asia
Legal Legacy: Vertical Rules (Silos) Market Reality: Horizontal Networks (Layers)
INTERNET
SEBELUM SETELAH
TRANSISI REGULASI INTERNET
SETELAH
Market Reality: Horizontal Networks (Layers)
INTERNET
The Proposed Layered Regulatory Model
LAPISAN INTERNET
Hukum harus menghormati
integritas arsitektur Internet
yang berlapis-lapis
(Solum & Chung, 2004)
4 HUKUM UNTUK MEREGULASI INTERNET
Isi Komentar Umum No. 34 Komisi HAM PBB menyebutkan
hak-hak yang diakui di ranah offline, berlaku juga di ranah
online. Demikian juga dengan pembatasannya. Resolusi ini
mengikat pada lebih dari 165 negara yang meratifikasi ICCPR.
Pada tahun 2012, Resolusi Dewan Hak Asasi Manusia PBB
menyerukan kepada semua negara untuk memajukan dan
memfasilitasi akses ke internet dan kerjasama internasional
yang ditujukan untuk pengembangan media dan fasilitas
informasi dan komunikasi di semua negara. Resolusi ini
mendorong setiap negara untuk memberikan perlindungan
terhadap kebebasan berekspresi di dunia online dan
menjamin akses internet yang adil dan merata.
Pada tahun 2016, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
mengadopsi resolusi yang tidak mengikat mengenai
'Pemajuan, Perlindungan, dan Penikmatan Hak Asasi
Manusia di Internet’.
PEMAJUAN HAK DIGITAL
Akses
Internet
Kebebasan
Berekspresi
Keamanan
Digital
Hak digital fundamental memerlukan: 1) akses Internet terbuka, 2) perlindungan atas
kebebasan berekspresi online, dan 3) perlindungan keamanan online, termasuk privasi
dan kebebasan dari kekerasan/ancaman online terhadap pembela hak asasi manusia.
HAK DIGITAL
KONSEKUENSI PENGATURAN
Resolusi PBB mendorong semua negara untuk:
1. Negara memastikan pemajuan dan memfasilitasi akses ke internet
2. Negara membuka kerjasama internasional yang ditujukan untuk
pengembangan media dan fasilitas informasi dan komunikasi
3. Negara memberikan perlindungan terhadap kebebasan berekspresi
di dunia online
4. Negara menjamin akses internet yang adil dan merata
5. Negara mengakui dan melindungi hak-hak asasi di ranah online
Hak-hak asasi yang telah diakui dalam Deklarasi Umum Hak Asasi
Manusia (DUHAM) berlaku juga di ranah online, maka pengaturan
(hukum dan regulasi) yang telah ada untuk melindungi hak-hak asasi
di ranah offline tetap berlaku di ranah online. Tidak perlu membuat
pengaturan baru.
SUBSTANSI REVISI
Masukan SAFEnet Atas Rancangan Versi Pemerintah
Defending Digital Rights
in Southeast Asia
Pengguna Medsos (dalam juta)
Populasi vs. Pengguna Internet
Sumber: APJII & We Are Social 2022
76,62%
79,09%
78,39%
75,05%
68,03%
69,74%
68,47%
68,48%
YT IG FB TT TW FM
Pengguna di Platform (dalam juta)
62 72
79
106
130
150
160
170
191
2014 2015. 2016 2017. 2018 2019. 2020 2021 2022.
139
99,15
129,9
92,07
18,45 28,4
PENETRASI INTERNET
Populasi 277 juta
Pengguna Internet 204 juta
77,02% (APJII)
73,7% (We Are Social)
KATEGORI USIA
5-12 : 8,08%
13-18 : 9,62%
19-34 : 25,68%
35-54 : 27,68%
> 55 : 5, 97%
LANSKAP INTERNET
• 2003: Ecommerce &
Tindak Pidana Bidang ITE
• Disisipkan pasal-pasal karet
pencemaran nama baik,
penghinaan, ujaran
kebencian melalui ITE -
DELIK UMUM
UU ITE 2008
• DELIK UMUM menjadi
DELIK ADUAN
• Pengurangan Ancaman
Hukuman dari 6 tahun ke 4
tahun
UU ITE 2016
• Tidak Ada Perubahan
Signifikan.
• Merevisi sebagian pasal,
Mempertahankan pasal-
pasal bermasalah.
RUU ITE
2021
SEJARAH REVISI UU ITE
UU ITE 2008 jo. 2016
• Pasal 26 (3) (Right to be Forgotten)
• Pasal 27 (3) (Penghinaan atau pencemaran
nama naik)
• Pasal 28 (pemberitaan bohong yang
menyesatkan konsumen) – beban
pembuktian pada konsumen.
• Pasal 40 (2b): Pemutusan akses internet
oleh Pemerintah secara sepihak.
• Pasal 43 – membuka diskresi yang luas -
Polisi dapat menangkap, menahan
tersangka tanpa ijin pengadilan dahulu.
Usul Perubahan
RUU ITE 2021
• Pasal 27 (1) ekspresi melanggar kesusilaan;
Ps. (3) menyerang kehormatan & nama baik;
ancaman pencemaran, (4) ancaman
membuka rahasia) – Ps. 45 Ancaman
pidana.
• Pasal 28 (pemberitaan bohong – konsumen
dan menyesatkan) – beban pembuktian
pada konsumen - Ps. 45A Ancaman pidana
6-10 tahun/ denda 1-10M.
• 28A (pemberitaan bohong yang
menimbulkan keonaran) – Ps 45A (ancaman
pidana 10 tahun/ 10M)
• Pasal 29
PERBANDINGAN PERUBAHAN REVISI UU ITE
Menerima, menyimpan,
menyebarkan,
menyampaikan informasi,
gagasan, pendapat, tertulis,
lisan, berbagai media.
Pengembangan IPTEK
Fungsi Kontrol Publik
Terhadap Penyelenggaraan
Pemerintahan
Keberadaan UU harus
berorientasi pada
“MELINDUNGI” hak
kebebasan berekspresi.
Karena HKE tidak absolut,
maka pembatasan berlaku.
Pembatasan hanya diijinkan
melalui UU, dengan syarat
yang ketat, tanpa
diskriminasi.
Pembatasan berlebihan
terhadap Hak Atas
Kebebasan Berekspresi =
Ancaman terhadap
Demokrasi
UU ITE MENGANCAM HAK DIGITAL
MOMENTUM TERBAIK REVISI TOTAL UU ITE
Apakah cukup hanya revisi terbatas?
Bila mengikuti resolusi PBB, jelas bahwa pasal-pasal pidana yang
dicantumkan di dalam rancangan revisi kedua tidak diperlukan karena
norma pemidanaannya telah diatur dalam KUHP.
Argumentasi dalam Naskah Akademik sudah obsolete dan berlebihan,
tidak berlandaskan pada perkembangan teknologi terkini di mana
penyebaran pesan di Internet dapat dibatasi dengan pelbagai cara.
Permasalahan Internet tidak terbatas hanya pada pasal-pasal yang ada
dalam UU ITE an sich, tetapi juga diperlukan pasal terkait tata kelola
Internet, tanggungjawab platform teknologi, moderasi konten dan lain-
lain.
Ini adalah momentum terbaik untuk melakukan revisi total UU ITE.
Defending Digital Rights
in Southeast Asia
REKOMENDASI
1. Pembuat kebijakan hendaknya mematuhi poin-poin di dalam resolusi PBB
untuk tidak mengatur kembali hal yang telah dilindungi di dalam hukum lokal
2. Pembuat kebijakan hendaknya mendorong pemajuan hak-hak digital untuk
memastikan peradaban dan demokrasi tidak berjalan mundur dan balik ke
arah otoritarianisme
3. Karena kompleksitas persoalan di dalam UU ITE dan ketidakadilan yang
telah menjadi dampak yang tidak diinginkan, para pembuat kebijakan
berdiskusi dan melihat secara holistik, tidak cukup hanya dari aspek
ketahanan nasional, tetapi juga melihat dari aspek pemenuhan hak digital
4. Pembuat kebijakan hendaknya berani melakukan revisi total UU ITE
TERIMA KASIH
TWITTER
@safenetvoice
FACEBOOK
safenetvoice
INSTAGRAM
safenetvoice
HOTLINE
08119223375
info@safenet.or.id

More Related Content

Similar to Penyampaian Pendapat SAFEnet dalam RDPU Komisi 1 - 27 Mar 2023

M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014
M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014
M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014
fraksi balkon
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...
SeptianCahyo10
 

Similar to Penyampaian Pendapat SAFEnet dalam RDPU Komisi 1 - 27 Mar 2023 (20)

Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, etis dari teknologi informasi
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, etis dari teknologi informasiTugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, etis dari teknologi informasi
Tugas sim, an'nida fatra, yananto mihadi putra, etis dari teknologi informasi
 
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWareBudapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
Budapest Convention on Cybercrime and Digital Geneva Convention on CyberWare
 
2021 Seminar- Polemik UU ITE dan Revisi UU ITE
2021   Seminar- Polemik UU ITE  dan Revisi UU ITE2021   Seminar- Polemik UU ITE  dan Revisi UU ITE
2021 Seminar- Polemik UU ITE dan Revisi UU ITE
 
Cyberlaw di Indonesia
Cyberlaw di IndonesiaCyberlaw di Indonesia
Cyberlaw di Indonesia
 
Catatan Kritis RUU Perubahan UU ITE
Catatan Kritis RUU Perubahan UU ITECatatan Kritis RUU Perubahan UU ITE
Catatan Kritis RUU Perubahan UU ITE
 
Cyberlaw
CyberlawCyberlaw
Cyberlaw
 
CYBER LAW.ppt
CYBER LAW.pptCYBER LAW.ppt
CYBER LAW.ppt
 
Cyberlaw
CyberlawCyberlaw
Cyberlaw
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2012 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
 
Netizen Indonesia Kini (Juli - September 2015)
Netizen Indonesia Kini (Juli - September 2015)Netizen Indonesia Kini (Juli - September 2015)
Netizen Indonesia Kini (Juli - September 2015)
 
Uu ite
Uu iteUu ite
Uu ite
 
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia Tenggara
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia TenggaraPengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia Tenggara
Pengekangan Kebebasan Ekspresi Online di Asia Tenggara
 
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, implikasi etis dari teknologi infor...
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, implikasi etis dari teknologi infor...Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, implikasi etis dari teknologi infor...
Tugas sim, decha vinesha, yananto mihadi, implikasi etis dari teknologi infor...
 
H
HH
H
 
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implemetasi/impl...
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implemetasi/impl...Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implemetasi/impl...
Tugas SIM, MUHAMMAD MUGHNY ALI RASYID, PUTRA YANANTO MIHADI, implemetasi/impl...
 
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM P...
 TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM P... TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM P...
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM P...
 
M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014
M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014
M 001 -a1-catatan rdp komisi-1 dpr-ri dengan mastel - 10 nov 2014
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Implikasi ...
 
SUMMARY DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017 (BAHASA)
SUMMARY DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017 (BAHASA)SUMMARY DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017 (BAHASA)
SUMMARY DIALOG NASIONAL ID-IGF 2017 (BAHASA)
 
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi PublikBuku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
Buku Saku Mengenal UU Keterbukaan Informasi Publik
 

More from Damar Juniarto

More from Damar Juniarto (20)

The Use of AI in Indonesia Election 2024
The Use of AI in Indonesia Election 2024The Use of AI in Indonesia Election 2024
The Use of AI in Indonesia Election 2024
 
Cross Border and Regional Disinformation in SEA
Cross Border and Regional Disinformation in SEACross Border and Regional Disinformation in SEA
Cross Border and Regional Disinformation in SEA
 
Regulation is Coming - Trusted Media Summit 2023
Regulation is Coming - Trusted Media Summit 2023Regulation is Coming - Trusted Media Summit 2023
Regulation is Coming - Trusted Media Summit 2023
 
Stop Bullying 16 Jan 2024
Stop Bullying 16 Jan 2024Stop Bullying 16 Jan 2024
Stop Bullying 16 Jan 2024
 
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
Perubahan Kedua UU ITE UU 1 2024
 
Menertibkan Hoax Sebagai Dalih Represi Digital.pdf
Menertibkan Hoax Sebagai Dalih Represi Digital.pdfMenertibkan Hoax Sebagai Dalih Represi Digital.pdf
Menertibkan Hoax Sebagai Dalih Represi Digital.pdf
 
Digital Domination in Indonesia and policy challenges on platformization and ...
Digital Domination in Indonesia and policy challenges on platformization and ...Digital Domination in Indonesia and policy challenges on platformization and ...
Digital Domination in Indonesia and policy challenges on platformization and ...
 
Peningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di Indonesia
Peningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di IndonesiaPeningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di Indonesia
Peningkatan Serangan Doxing dan Tantangan Perlindungannya di Indonesia
 
Tantangan Otoritarianisme Digital Pada Demokrasi
Tantangan Otoritarianisme Digital Pada DemokrasiTantangan Otoritarianisme Digital Pada Demokrasi
Tantangan Otoritarianisme Digital Pada Demokrasi
 
Internet Shutdown in Indonesia: The New Normal Policy to Censor Information O...
Internet Shutdown in Indonesia: The New Normal Policy to Censor Information O...Internet Shutdown in Indonesia: The New Normal Policy to Censor Information O...
Internet Shutdown in Indonesia: The New Normal Policy to Censor Information O...
 
Refleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesia
Refleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesiaRefleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesia
Refleksi pelaksanaan pemerintahan terbuka di indonesia
 
The Gray Area: Article and News Examination towards Informed Decisions
The Gray Area: Article and News Examination towards Informed DecisionsThe Gray Area: Article and News Examination towards Informed Decisions
The Gray Area: Article and News Examination towards Informed Decisions
 
Case Internet Shutdown in Indonesia
Case Internet Shutdown in IndonesiaCase Internet Shutdown in Indonesia
Case Internet Shutdown in Indonesia
 
Internet Shutdown in Indonesia: Report 2020
Internet Shutdown in Indonesia: Report 2020Internet Shutdown in Indonesia: Report 2020
Internet Shutdown in Indonesia: Report 2020
 
Serangan Digital yang Terjadi di Indonesia
Serangan Digital yang Terjadi di IndonesiaSerangan Digital yang Terjadi di Indonesia
Serangan Digital yang Terjadi di Indonesia
 
At The Brink of Digital Authoritarian
At The Brink of Digital AuthoritarianAt The Brink of Digital Authoritarian
At The Brink of Digital Authoritarian
 
Menanti Perlindungan Data Privasi Warga
Menanti Perlindungan Data Privasi WargaMenanti Perlindungan Data Privasi Warga
Menanti Perlindungan Data Privasi Warga
 
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus BaruRevisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
Revisi UU ITE Nafas Lama Dalam Bungkus Baru
 
Aktivisme Digital di Abad Informasi
Aktivisme Digital di Abad InformasiAktivisme Digital di Abad Informasi
Aktivisme Digital di Abad Informasi
 
The Struggle for Digital Democracy in Indonesia
The Struggle for Digital Democracy in IndonesiaThe Struggle for Digital Democracy in Indonesia
The Struggle for Digital Democracy in Indonesia
 

Recently uploaded (7)

SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 

Penyampaian Pendapat SAFEnet dalam RDPU Komisi 1 - 27 Mar 2023

  • 1. Defending Digital Rights in Southeast Asia PENYAMPAIAN PENDAPAT SAFENET TERKAIT REVISI KEDUA PERUBAHAN UU ITE Damar Juniarto Executive Director SAFEnet 27 Maret 2023
  • 2. 55 32 1 10 PROFIL FOKUS SKALA RELAWAN KOTA NEGARA STAF SAFEnet adalah organisasi yang mengadvokasi hak-hak digital di tingkat kawasan Asia Tenggara. Berbadan hukum perkumpulan. Berdiri sejak 27 Juni 2013. Visi: mewujudkan ranah digital yang menjunjung nilai-nilai hak asasi untuk semua orang. Misi: mengadvokasi hak-hak digital mulai dari hak untuk mengakses Internet, hak untuk bebas berekspresi, hak atas rasa aman di ranah digital dan hak perlindungan bagi kelompok rentan. HAK AKSES INTERNET HAK BEREKSPRESI HAK MERASA AMAN PROFIL ORGANISASI
  • 3. BANYAK KISAH DARI YANG KENA UU ITE SEMUABISAKENA.ID SEMUA BISA KENA UU ITE
  • 4. Amnesti sebagai bentuk kepentingan negara dan sekaligus pengakuan Presiden dan DPR mengakui bahwa ada persoalan ketidakadilan dalam UU ITE. IBU BAIQ NURIL (2019) DR. SAIFUL MAHDI (2021) AMNESTI ATAS KASUS UU ITE
  • 5. PENGATURAN INTERNET Perspektif Hak Asasi Defending Digital Rights in Southeast Asia
  • 6. Legal Legacy: Vertical Rules (Silos) Market Reality: Horizontal Networks (Layers) INTERNET SEBELUM SETELAH TRANSISI REGULASI INTERNET
  • 7. SETELAH Market Reality: Horizontal Networks (Layers) INTERNET The Proposed Layered Regulatory Model
  • 8. LAPISAN INTERNET Hukum harus menghormati integritas arsitektur Internet yang berlapis-lapis (Solum & Chung, 2004)
  • 9. 4 HUKUM UNTUK MEREGULASI INTERNET
  • 10. Isi Komentar Umum No. 34 Komisi HAM PBB menyebutkan hak-hak yang diakui di ranah offline, berlaku juga di ranah online. Demikian juga dengan pembatasannya. Resolusi ini mengikat pada lebih dari 165 negara yang meratifikasi ICCPR. Pada tahun 2012, Resolusi Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyerukan kepada semua negara untuk memajukan dan memfasilitasi akses ke internet dan kerjasama internasional yang ditujukan untuk pengembangan media dan fasilitas informasi dan komunikasi di semua negara. Resolusi ini mendorong setiap negara untuk memberikan perlindungan terhadap kebebasan berekspresi di dunia online dan menjamin akses internet yang adil dan merata. Pada tahun 2016, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi resolusi yang tidak mengikat mengenai 'Pemajuan, Perlindungan, dan Penikmatan Hak Asasi Manusia di Internet’. PEMAJUAN HAK DIGITAL
  • 11. Akses Internet Kebebasan Berekspresi Keamanan Digital Hak digital fundamental memerlukan: 1) akses Internet terbuka, 2) perlindungan atas kebebasan berekspresi online, dan 3) perlindungan keamanan online, termasuk privasi dan kebebasan dari kekerasan/ancaman online terhadap pembela hak asasi manusia. HAK DIGITAL
  • 12. KONSEKUENSI PENGATURAN Resolusi PBB mendorong semua negara untuk: 1. Negara memastikan pemajuan dan memfasilitasi akses ke internet 2. Negara membuka kerjasama internasional yang ditujukan untuk pengembangan media dan fasilitas informasi dan komunikasi 3. Negara memberikan perlindungan terhadap kebebasan berekspresi di dunia online 4. Negara menjamin akses internet yang adil dan merata 5. Negara mengakui dan melindungi hak-hak asasi di ranah online Hak-hak asasi yang telah diakui dalam Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) berlaku juga di ranah online, maka pengaturan (hukum dan regulasi) yang telah ada untuk melindungi hak-hak asasi di ranah offline tetap berlaku di ranah online. Tidak perlu membuat pengaturan baru.
  • 13. SUBSTANSI REVISI Masukan SAFEnet Atas Rancangan Versi Pemerintah Defending Digital Rights in Southeast Asia
  • 14. Pengguna Medsos (dalam juta) Populasi vs. Pengguna Internet Sumber: APJII & We Are Social 2022 76,62% 79,09% 78,39% 75,05% 68,03% 69,74% 68,47% 68,48% YT IG FB TT TW FM Pengguna di Platform (dalam juta) 62 72 79 106 130 150 160 170 191 2014 2015. 2016 2017. 2018 2019. 2020 2021 2022. 139 99,15 129,9 92,07 18,45 28,4 PENETRASI INTERNET Populasi 277 juta Pengguna Internet 204 juta 77,02% (APJII) 73,7% (We Are Social) KATEGORI USIA 5-12 : 8,08% 13-18 : 9,62% 19-34 : 25,68% 35-54 : 27,68% > 55 : 5, 97% LANSKAP INTERNET
  • 15. • 2003: Ecommerce & Tindak Pidana Bidang ITE • Disisipkan pasal-pasal karet pencemaran nama baik, penghinaan, ujaran kebencian melalui ITE - DELIK UMUM UU ITE 2008 • DELIK UMUM menjadi DELIK ADUAN • Pengurangan Ancaman Hukuman dari 6 tahun ke 4 tahun UU ITE 2016 • Tidak Ada Perubahan Signifikan. • Merevisi sebagian pasal, Mempertahankan pasal- pasal bermasalah. RUU ITE 2021 SEJARAH REVISI UU ITE
  • 16. UU ITE 2008 jo. 2016 • Pasal 26 (3) (Right to be Forgotten) • Pasal 27 (3) (Penghinaan atau pencemaran nama naik) • Pasal 28 (pemberitaan bohong yang menyesatkan konsumen) – beban pembuktian pada konsumen. • Pasal 40 (2b): Pemutusan akses internet oleh Pemerintah secara sepihak. • Pasal 43 – membuka diskresi yang luas - Polisi dapat menangkap, menahan tersangka tanpa ijin pengadilan dahulu. Usul Perubahan RUU ITE 2021 • Pasal 27 (1) ekspresi melanggar kesusilaan; Ps. (3) menyerang kehormatan & nama baik; ancaman pencemaran, (4) ancaman membuka rahasia) – Ps. 45 Ancaman pidana. • Pasal 28 (pemberitaan bohong – konsumen dan menyesatkan) – beban pembuktian pada konsumen - Ps. 45A Ancaman pidana 6-10 tahun/ denda 1-10M. • 28A (pemberitaan bohong yang menimbulkan keonaran) – Ps 45A (ancaman pidana 10 tahun/ 10M) • Pasal 29 PERBANDINGAN PERUBAHAN REVISI UU ITE
  • 17. Menerima, menyimpan, menyebarkan, menyampaikan informasi, gagasan, pendapat, tertulis, lisan, berbagai media. Pengembangan IPTEK Fungsi Kontrol Publik Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Keberadaan UU harus berorientasi pada “MELINDUNGI” hak kebebasan berekspresi. Karena HKE tidak absolut, maka pembatasan berlaku. Pembatasan hanya diijinkan melalui UU, dengan syarat yang ketat, tanpa diskriminasi. Pembatasan berlebihan terhadap Hak Atas Kebebasan Berekspresi = Ancaman terhadap Demokrasi UU ITE MENGANCAM HAK DIGITAL
  • 18. MOMENTUM TERBAIK REVISI TOTAL UU ITE Apakah cukup hanya revisi terbatas? Bila mengikuti resolusi PBB, jelas bahwa pasal-pasal pidana yang dicantumkan di dalam rancangan revisi kedua tidak diperlukan karena norma pemidanaannya telah diatur dalam KUHP. Argumentasi dalam Naskah Akademik sudah obsolete dan berlebihan, tidak berlandaskan pada perkembangan teknologi terkini di mana penyebaran pesan di Internet dapat dibatasi dengan pelbagai cara. Permasalahan Internet tidak terbatas hanya pada pasal-pasal yang ada dalam UU ITE an sich, tetapi juga diperlukan pasal terkait tata kelola Internet, tanggungjawab platform teknologi, moderasi konten dan lain- lain. Ini adalah momentum terbaik untuk melakukan revisi total UU ITE.
  • 19. Defending Digital Rights in Southeast Asia REKOMENDASI 1. Pembuat kebijakan hendaknya mematuhi poin-poin di dalam resolusi PBB untuk tidak mengatur kembali hal yang telah dilindungi di dalam hukum lokal 2. Pembuat kebijakan hendaknya mendorong pemajuan hak-hak digital untuk memastikan peradaban dan demokrasi tidak berjalan mundur dan balik ke arah otoritarianisme 3. Karena kompleksitas persoalan di dalam UU ITE dan ketidakadilan yang telah menjadi dampak yang tidak diinginkan, para pembuat kebijakan berdiskusi dan melihat secara holistik, tidak cukup hanya dari aspek ketahanan nasional, tetapi juga melihat dari aspek pemenuhan hak digital 4. Pembuat kebijakan hendaknya berani melakukan revisi total UU ITE