Masing-masing orang barangkali punya formula bagaimana langkah-langkah memulai berwirausaha. Di slide saya coba rumuskan berdasarkan apa yang saya alami, yang saya baca, dan yang saya yakini. Semoga bermanfaat buat rekan-rekan sekalian. Mudah-mudahan bisa menginspirasi untuk memulai berwirausaha.
2. Entrepreneurship, atau kita mengenal dengan istilah
kewirausahaan, identik dengan kegiatannya seorang
pebisnis ataupun seorang pengusaha, dimana pelaku
entrepreneurship itu sendiri dikenal sebagai
entrepreneur/wirausaha.
Namun, banyak perdebatan tentang istilah entrepreneur yang secara
filosofi berbeda dengan istilah pengusaha ataupun pebisnis. Mayoritas,
para ahli mengatakan bahwa entrepreneur itu adalah pelaku usaha yang
menekankan perubahan dan pembaharuan terhadap suatu cara dalam
penyelesaian masalah.
3. Itulah sebabnya, entrepreneur tidak selalu berorientasi dengan pencarian
keuntungan pribadi semata. Itu pula yang melahirkan pengembangan
istilah-istilah lain seperti, sociopreneur, technopreneur, edupreneur, dll.
Entrepreneur tersebut hadir di bidang-bidang tertentu untuk menciptakan
proses bisnis yang lebih baik, berupaya untuk memberikan nilai tambah
dan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat dan lingkungan.
Entrepreneurship adalah soal
sikap dan karakter...
4. Saya pribadi mulai akrab dengan istilah entrepreneur
sejak duduk di bangku kuliah, di Institut Teknologi
Bandung, tahun 2002. Obrolan-obrolan tentang
bisnis, menjadi pengusaha, menjual sesuatu,
menghasilkan duit, dan mencetak keuntungan,
adalah hal-hal yang mendorong saya haus untuk
mencari tahu tentang entrepreneurship.
Saya mulai berkenalan dengan majalah-majalah
seperti Fortune, Forbes, Inc, SWA, serta buku seperti
Good to Great, Built to Last, buku-buku tentang
Richard Bronson, Trump, dll. Bacaan-bacaan tersebut
sangat menginspirasi sekali sebagai milestone hidup
saya untuk berpikir menjadi seorang entrepreneur.
5. Lalu bagaimana langkah saya memulai menjalankan pilihan sebagai
seorang entrepreneur/wirausaha? Tidak ada formula yang sama bagi setiap
orang tentunya. Masing-masing melewati prosesnya sendiri-sendiri.
Saya coba rangkumkan dalam slide ini sebagai catatan saya pribadi dan
juga sebagai bagian dari materi yang ingin saya bagikan sebagai nilai-nilai
yang ingin ditanamkan di usaha-usaha saya, salah satunya di Indonesia
Construction Academy (ICA).
6. Mulailah dengan keyakinan
Tanpa keyakinan, sudah pasti kita akan melangkah dengan keraguan. Yakin,
bahwa apa yang akan dilakukan dalam berwirausaha akan memberikan
hasil. Yakin, bahwa berwirausaha adalah pilihan untuk membuat kehidupan
menjadi lebih baik. Keyakinan akan menuntun kita dan menjadi landasan
penting kenapa kita ada di sini. Yakin, bahwa Tuhan akan menjawab doa
yang kita panjatkan.
1
8. Temukan Minat
Minat, hasrat, ataupun yang lebih populer dengan istilah PASSION. Passion
adalah tentang apa kita sukai dan kita anggap penting untuk dilakukan.
Namun, ada pula yang mengatakan “Passion akan tumbuh justeru setelah
kita terbiasa melakukannya.” Apapun itu, bagi saya, passion adalah
perpaduan dari wujud keyakinan, semangat dan komitmen untuk
melangkah dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kita.
2
9. Tentukan Tujuan
Keuntungan memanglah tujuan dari kenapa kita menjalankan kegiatan
berwirausaha. Namun, lebih dari itu, kita perlu menetapkan tujuan yang
lebih berarti bagi apa yang kita kerjakan, apakah itu menciptakan suatu
produk dan jasa yang bermanfaat, melayani pelanggan, meningkatkan
kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, dll. Bukan keuntungan
semata.
3
10. Keuntungan adalah tujuan operasional bisnis kita berwirausaha. Formula
yang sering diadopsi berasal dari singkatan S.M.A.R.T. Contoh: “Aku ingin
menghasilkan 1 Milyar dalam 1 tahun”.
Specific (Jelas) – 1 Milyar pencapaiannya
Measurable (Terukur) – “Meningkatkan jumlah produksi...” untuk
menjawab 1 Milyar itu, bukan “Bekerja lebih keras lagi...” (kerja keras itu
seperti apa?)
Attainable (Dapat Dicapai) – “Apakah realistis terhadap sumber daya dan
potensi penjualan produk kita saat ini?”
Relevant (Bersangkut-paut) – “Menciptakan tujuan-tujuan jangka pendek,
seperti, penjualan Rp 80jt – Rp 100jt dalam 1 bulan...”
Time Bound (Terikat Waktu) – 1 tahun untuk menghasilkan 1 M.
11. Pahami Risiko
Hidup memang penuh risiko. Namun, bagaimana cara kita mengenali dan
menyikapi risiko itu jauh lebih penting. Tak ubahnya dalam berwirausaha,
ada risiko yang perlu kita pahami. Risiko yang paling sering dihadapi oleh
kita yang baru memulai adalah ketidakpastian “cashflow”. Risiko yang lain?
Penolakan, tidak ada dukungan dari orang-orang terdekat, kejenuhan akan
stuck-nya usaha, rasa “deg-degan” akan nasib hari esok, dll.
4
12. Ketidakpastian cashflow, bisa kita sikapi dengan menekan sekecil-
kecilnya “fixed cost” usaha. Berkolaborasi dan membangun kemitraan
menjadi salah satu solusi meminimalisir risiko modal, alih-alih menambah
karyawan yang malah berorientasi kepada pengeluaran usaha di tengah
pendapatan usaha yang tak pasti.
Kalau soal tidak adanya dukungan, wajar. Orang-orang terdekat, apalagi
orang tua, tidak ingin khawatir dengan nasib masa depan kita yang baru
mulai berwirausaha. Buktikan saja kita bisa berhasil di sini. Buktikan saja
kita bisa mandiri, apalagi sampai membahagiakan mereka dengan jerih
payah usaha kita.
13. Kejenuhan, bisa kita sikapi dengan tidak terlalu memporsir energi kita
pada usaha. Hidup ini memang harus seimbang. Lakukan hal-hal yang juga
menarik di luar kegiatan berwirausaha. Jenuh juga terjadi karena hasil yang
diinginkan belum tercapai. Cobalah evaluasi kembali terhadap tujuan dan
strategi untuk mencapainya.
Lalu, bagaimana mengatasi deg-degan dengan situasi yang akan
datang terhadap usaha kita? Kalau sudah “do something” dan “do‘a”, ingat
kembali poin 1, kenapa kita memulai berwirausaha? Keyakinan lah
jawabannya. Tanpa keyakinan, rasanya mustahil bahwa Tuhan selalu ada
jawaban untuk kita.
14. Meningkatkan Wawasan dan
Keterampilan
Dunia dengan cepat berubah. Hari ini laku, besok sudah tidak lagi ada yang
peduli. Hari ini kita yang terdepan dan paling inovatif, masa yang akan
datang, kita sudah dianggap tertinggal. Mengikuti perkembangan terkini
sudah menjadi keharusan. Banyak membaca menjadi salah satu kunci
menyikapi perubahan zaman. Pelajari pula keterampilan-keterampilan yang
kiranya dapat menunjang kemajuan usaha.
5
15. Banyak versi yang mengatakan tentang keterampilan apa yang perlu
dimiliki dalam menjalankan wirausaha. Namun, mayoritas menjelaskan
bahwa keterampilan memasarkan dan menjual adalah salah satu
keterampilan utama yang diperlukan. Minimal kita perlu memasarkan dan
menjual ide ke orang-orang yang siap mendukung secara tenaga, waktu,
maupun uang.
Selain itu, kita perlu pula meningkatkan keterampilan berkomunikasi,
networking, kepemimpinan, pengembangan organisasi, berpikir
kreatif/inovatif, manajemen waktu, manajemen keuangan, pengambilan
keputusan, dan lain-lain yang relevan bagi dunia usaha yang kita jalankan.
16. Bagi saya, entrepreneurship/kewirausahaan adalah
sikap dan karakter yang perlu ditumbuhkan di jiwa
banyak orang, khususnya bagi orang-orang yang
mengenal ICA dan memilih ICA sebagai partner,
fasilitator, ataupun ikhtiar untuk meningkatkan ilmu
dan keterampilannya di dunia konstruksi.
Mari terus berbagi kebaikan,
menciptakan kehidupan yang lebih baik,
dan memberikan nilai tambah kepada
masyarakat dan lingkungan kita...
17. Terima Kasih
Mohon doa dan dukungannya untuk saya bisa
terus berbagi pemikiran.
Follow instagram saya di @bungtanno atau ngobrol-
ngobrol bisa chat saya di WA. 0877-7117-7921