SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
MAKALAH
PEMBUATAN ANTENA HORN UNTUK JARINGAN WIRELLES ATAU
APLIKASI 2,4 GHZ
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran instalasi WAN

OLEH
ALAN SURYA WINATA
111009393
BERRYL TEGUH ARGA PANJI PRABOWO
111009396
TINGKAT III
TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1
CIMAHI
2013
KATA PENGANTAR

Alhamdullilahirobbil ‘alamin, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pembuatan antenna HORN untuk aplikasi jaringan wireless atau
aplikasi 2.4 GHZ” ini.
Adapun proposal ini kami buat ialah untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Instalasi WAN yang diberikan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu baik itu dari orang tua, teman, dan guru.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan yang terdapat didalamnya, baik dari segi
penggunaan bahasa, penempatan kata – kata maupun isi dari makalah ini.
Akhir kata kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang
kami lakukan.

Cimahi, 28 November 2013

Penyusun

1|Page
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3
1.1.

Latar belakang masalah............................................................................................. 3

1.2.

Tujuan ....................................................................................................................... 4

1.3.

Pembatasan masalah ................................................................................................. 4

BAB 2 LANDASAN TEORI.................................................................................................... 4
2.1.

Antenna ..................................................................................................................... 4

2.2.

Antenna horn............................................................................................................. 8

2.3.

Pola radiasi ................................................................................................................ 9

2.4.

Gain Antena .............................................................................................................. 9

2.5.

HPBW ..................................................................................................................... 10

2.6.

Side lobe level ......................................................................................................... 11

BAB 3 TAHAPAN PEMBUATAN ...................................................................................... 12
3.1.

Dasar teori pembuatan ............................................................................................ 12

3.2.

Mekanisme pembuatan ........................................................................................... 12

3.3.

Alat dan bahan ........................................................................................................ 27

3.4.

Rincian Biaya .......................................................................................................... 28

3.5.

Gambar desain antenna ........................................................................................... 28

3.6.

Proses pembuatan.................................................................................................... 29

BAB 4 PENUTUP ................................................................................................................. 29
4.1.

Kesimpulan ............................................................................................................. 30

4.2.

Saran ....................................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 32

2|Page
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang masalah
Perkembangan

tekonologi

informasi

sekarang

ini

mengalami

peningkatan yang sangat pesat, dan kebutuhan akses internet sekarang ini
semakin meningkat di kalangan perkantoran, pendidikan, pemerintahan, bisnis
dan rumahan. Perkembangan ini cenderung mengarah pada peningkatan
kecepatan kerja dan efisiensi. Artinya dengan adanya peralatan dan komponen
pendukung di gunakan dalam melayani para pengguna teknologi tersebut
dengan harga komponen yang relatif murah dapat meningkatkan pengguna
teknologi di kalangan masyarakat.
Banyak terdapat antenna yang bisa digunakan untuk meningkatkan
kecepatan sebuah sinyal dengan berbagai frekuensi yang berbeda beda.
Performa antenna yang baik dan jangkauan antenna yang luas memang selalu
di cari orang dalam rangka mendapatkan sinyal, baik itu sinyal hotspot atau pun
sinyal lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya suatu alat untuk penerima sinyal
dan pemancar sinyal tersebut.
Pembuatan antenna horn ini kami dasarkan atas beberapa aspek
pendukung yang menurut kami menjadi suatu kelebihan yang nantinya akan
dimiliki oleh antenna horn ini. Antenna horn ini masih banyak digunakan oleh
masyakarat dalam system komonikasi gelombang mikro karena antenna ini
memiliki gain yang tinggi, VSWR yang rendah, lebar pita yang relataif besar,
dan sepertinya mudah untuk dibuat .
Alasan lain kami memilih antenna horn ini di karenakan bentuknya
yang seperti terompet yang biasa kita lihat pada tahun baru tapi ini dalam
bentuk persegi. Serta konsepnyua yang seperti antenna kaleng, dimana antenna
kaleng hanyalah mendaur ulang fungsi kaleng tersebut yang tadinya berfungsi
sebagai membungkus/mengkemas produk tetapi kami menjadikannya sebagai
penguat sinyal.

3|Page
1.2.

Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan antenna ini adalah :
a. Siswa dapat mengimplementasi’an setiap tipe antenna yang akan
dibuat
b. Siswa dapat membuat antenna dengan kalkulasi yang di lakukan
sendiri
c. Mengetahui bagaimana cara antenna bekerja yang dibuat dari awal
d. Siswa dapat mengukur gain, beamwidth, polarisasi dan pola radiasi
e. Siswa dapat memilih bahan antenna yang baik untuk sinyal
f. Untuk memenuhi nilai Instalasi WAN

1.3.

Pembatasan masalah
Dalam pembuatan laporan antenna ini agar pembahasan tidak
menyimpang dari pembahasan praktek yang kami lakukan, kami membatasi
masalah sebagai berikut :
a. Bahan yang baik untuk antenna
b. Gain, beamwidth, polarisasi dan pola radiasi pada antenna horn
c. Proses pembuatan antenna horn
d. Bagaimana antenna horn dapat terjadi
e. Formulasi dalam antenna horn yang baik dan benar

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1.

Antenna
Antenna adalah alat untuk mengrimi dan menerima gelombang
elektromagnetik,

4|Page

bergantung

kepada

pemakainan

dan

penggunaan
frekuensinya, antenna bisa berwujud berbagai bentuk, mulai dari seutas kabel,
dipole, ataupun yagi. Antenna adalah alat pasif tanpa catu daya (power), yang
tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio, dia seperti reflector pada lampu
senter, membantu menkonstrasi dan memfokuskan sinyal.
Fungsi dari antenna itu sendiri adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi
sinyal

elektromagnetik,

lalu

meradiasikannya

(pelepasan

energy

electromagnetic ke udara/ ruang bebas). Dan sebaliknya pula antana juga dapat
berfungsi untuk menerima sinyal electromagnetic ( penerima energy
electromagnetic dari ruang bebas) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.
Pada radar atau system komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah antenna yang
melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus, namun, pada
sebuah teleskop radio antenna hanya menjalankan fungsipenerimasaja.
Jenis antenna :
1. Antenna grid
Antenna ini merupakan salah satu antenna wifi yang popular, sudut pola
pancaran antenna ini lebih focus pada titik tertentu sesuai pemasangannya
Komponen penyusunya yaitu :
1. Reflector
2. Pole
3. Jumper, fungsinya menghubungkan antenna dengan radio
Antenna ini ada2 macam dengan frekuensi yang berbeda yaitu : 5.8 dan 2.4
Ghz perbedaan terdapat pada polenya

5|Page
Gambar 2.1.1 gambar antenna grid
2. Antenna sectoral
antena sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectoral,yang juga di
gunakan untuk access point to serve a point-to-multi-point (P2MP)
links.dapat menampung hingga 5 client.beberapa antena sectoral di buat
tegak lurus dan ada juga yang horizontal.

3. Antenna Flat
fungsinya sama seperti antena grid yaitu memfokuskan ke satu titik.antena
ini hanya di gunakan untuk jarak yang dekat dan tidak untuk jarak yang
jauh,karena

frequency

nya

kecil

4. Antenna Rocket
Fungsi nya point-to-point memiliki jangkauan sinyal yang jauh,produk
wireless

ubiquiti.menggunakan

menggunakan browser.
Antena Rocket 30 dBi 5,8 Ghz
5. Antenna omni directional

6|Page

radio

rocket

M5,cara

settinganya
antena omnidirectoral yaitu jenis antena yang memiliki pola pemancaran
sinyal ke segala arah dengan daya sama,untuk menghasilkan cakupan area
yang luas, antena dengan daya sistem yang memancar secara seragam
dalam satu pesawat dengan bentuk pola arahan dalam bidang tegak lurus.

Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada
sekelilingnya atau 360 derajat.
6. Antenna parabolic
Antena Parabolik (Solid Disc) : memiliki fungsi dan frekuansi yang sama
dengan antena grid, tetapi antena ini memiliki jangkauan lebih jauh dan
lebih fokus

dibandingkan antena Grid. Antena Solid Disc biasanya

digunakan untuk aplikasi point to point jarak jauh.

7. Antenna

yagi

Antena Yagi adalah jenis antena radio atau televisi yang diciptakan oleh
Hidetsugu Yagi. Antena ini dilengkapi dengan pengarah dan pemantul

7|Page
yang berbentuk batang. Antenna Yagi terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Driven adalah titik catu dari kabel antenna, biasanya panjang fisik driven
adalah setengah panjang gelombang dari frekuensi radio yang dipancarkan
atau diterima.

Antena Yagi

Reflektor adalah bagian belakang antenna yang berfungsi sebagai
pemantul

sinyal,dengan

panjang

fisik

lebih

panjang

daripada

driven.Director adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit lebih
pendek daripada driven. Penambahan batang director akan
2.2.

Antenna horn
Antena Horn merupakan salah satu antena microwave

[1] yang

digunakan secara luas, antena ini muncul dan digunakan pada awal tahun 1800an.Walaupun sempat terabaikan pada tahun 1900-an, antenna. Horn digunakan

8|Page
kembali pada tahun 1930-an. Antena horn banyak dipakai sebagai pemancar
untuk satelit dan peralatan komunikasi di seluuh dunia, antena Horn merupakan
bagian dari passed array gain antenna. Penggunaan yang luas merupakan
pengaruh dari kemudahan pembuatan antena Horn dan kekuatan gain yang
besar serta kemampuan daya total dalam memancarkan gelombang
elektromagnetik sehingga antena Horn ini banyak dipakai. Antena Horn dapat
dibagi menjasi tiga jenis yaitu;
1. Antena Horn sektoral bidang-E
2. Antena Horn sektoral bidang-H dan
3. Antena Horn Piramid

2.3.

Pola radiasi
Pola radiasi (radiation pattern) merupakan salah satu parameter penting
dari suatu antena. Parameter ini sering dijumpai dalam spesifikasi suatu antena,
sehingga pembaca dapat membayangkan bentuk pancaran yang dihasilkan oleh
antena tersebut. Dalam hal ini, maka pola radiasi disebut juga pernyataan secara
grafis yang menggambarkan sifat radiasi dari antena (pada medan jauh) sebagai
fungsi dari arah dan penggambarannya dapat dilihat pada diagram pola radiasi
yang sudah diplot sesuai dengan hasil pengukuran sinyal radiasi dari suatu
antena.

2.4.

Gain Antena
Gain antena (Gt) dapat dihitung dengan menggunakan antena lain
sebagai antena yang standard atau sudah memiliki gain yang standard (Gs).

9|Page
Dimana membandingkan daya yang diterima antara antena standard (Ps) dan
antena yang akan diukur (Pt) dari antena pemancar yang sama dan dengan daya
yang sama.

2.5.

HPBW
HPBW adalah sudut dari selisih titik-titik pada setengah pola daya
dalam main lobe, yang dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
HPBW = | Ө HPBW left - Ө HPBW right
Dengan Ө HPBW left dan Ө HPBW right: titik-titik pada kiri dan kanan dari
main lobe dimana pola daya mempunyai harga ½ .Seringkali dibutuhkan
antena yang mempunyai pola radiasi broad side atau

end fire. Suatu antena

broad side adalah antena dimana pancaran utama maksimum dalam arah normal
terhadap bidang dimana antena berada. Sedangkan antena end fire adalah
antena yang pancaran utama maksimum dalam arah paralel terhadap bidang
utama dimana antena berada. Namun demikian ada juga antena yang
mempunyai pola radiasi di mana arah maksimum main lobe berada diantara
bentuk broad side dan

end fire yang disebut dengan intermediate. Antena

yang mempnyai pola radiasi intermediate banyak dijumpai pada phased array

10 | P a g e
antenna.

2.6.

Side lobe level
Suatu contoh pola daya antena digambarkan dengan koordinat polar.
Lobe utama (main lobe) adalah lobe yang mempunyai arah dengan pola radiasi
maksimum. Biasanya juga ada lobe-lobe yang lebih kecil dibandingkan
dengan main lobe yang disebut dengan minor lobe. Lobe sisi (side lobe)
adalah lobe-lobe selain yang dimaksud.Secara praktis disebut juga minor lobe.
Side lobedapat berharga positif ataupun negatif. Pada kenyataannya suatu pola
mempunyai harga kompleks. Sehingga digunakan magnitudo dari pola medan
| F(Ө) | atau pola daya | P(Ө) | Ukuran yang menyatakan seberapa besar daya
yang terkonsentrasi pada side lobe dibanding dengan main lobe disebut Side
Lobe Level (SLL), yang merupakan rasio dari besar puncak dari side lobe
terbesar dengan harga maksiumum dari

main lobe.

Side Lobe Level

(SLL)dinyatakan dalam decibel (dB), dan ditulis dengan rumus sebagai
berikut :

-Dengan :
F(SLL):

nilai

puncak

dari

F(maks): nilai maksimum dari main lobe

11 | P a g e

side

lobe

terbesar
BAB 3
TAHAPAN PEMBUATAN
3.1.

Dasar teori pembuatan
Antena horn ini beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz. Disini untuk proses
perancangan ini yang pertama kali yang dilakukan adalah merancang dimensi
waveguide yaitu dimensi a dan b. Penekanan tersebut adalah memiliki
polarisasi ganda yaitu polarisasi linier horizontal dan vertikal. Karena memiliki
dua buah polarisasi dimensi a dan b
karakteristik

yang sama sehingga menyebabkan

antara bidang-E dan bidang-H yang hampir sama. Untuk

mengetahui berapa besar dimensi a yang di gunakan maka kita melihat tabel
yang merupakan standart internasional tentang waveguide
3.2.

Mekanisme pembuatan
Dalam membuat antenna ini kita menggunakan beberapa cara yang
digunakan untuk masing masing bahan
1. Pengukuran dimensi antenna
a. Sebelum desain dilukis di plat logam, desain tersebut kami gambar di
kertas karton untuk memperhitungkan bagaimana desain yang
digunakan
b. Untuk mencari panjang gelombang
Untuk mencari nilai dari panjang gelombang maka selanjutnya mencari
nilai dari panjang gelombang g (λg) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut

c. Untuk menghitung coupling daya menuju ke lebar mulut antenna
Coupling daya terhadap antena ada 2 buah, coupling vertikal dan
coupling horisontal, dengan jarak ¼ λg terhadap dinding short circuited.

12 | P a g e
Sedangkan dari coupling daya menuju ke pelebaran mulut antena
dengan jarak ½ λg

d. Dimensi pelebaran antenna, panjang R
Untuk dimensi pelebaran mulut dari pada antena horn membuat dua
buah dimensi yang digunakan untuk perbandingan yaitu dengan
panjang dari R = 2λ dan R = 3λ. Untuk nilai daripada Ae dan Ah, di
karenakan memiliki dua buah polarisasi selain dimensi weveguide a
dan b yang sama maka berlaku juga pada Ae dan Ah nilainya juga sama
karena karakteristik antara bidang-E dan bidang-H hampir mendekati
samaDimensi pelebaran antena 1 dengan panjang R=2λ.Besarnya
panjang R ditunjukkan pada persamaan 3 sebagai berikut:

e. Perhitungan Panjang Ae

f. Perhitungan Panjang Ah

13 | P a g e
g. Proses pembuatan desain menggunakan kertas karton

Gambar 3.1.1 pembuatan antenna

14 | P a g e
h. Proses pembuatan desain antenna di plat logam

Gambar 3.1.2 gambar antenna di plat logam

15 | P a g e
i. Desain untuk antenna

Gambar 3.1.3 gambar antenna di plat logam

16 | P a g e
j. Desain untuk antenna

Gambar 3.1.3 gambar antenna di plat logam

2. Proses pemotongan/ cutting
Setelah dimensi terlihat maka selanjutnya gambaran dari antenna
tersebut mengalami proses pemotongan menjadi bagian bagian yang
sesuai dengan gambaran antenna yang dibuat

17 | P a g e
a. Proses pemotongan bagian dari plat antenna

Gambar 3.1.4 gambar proses pemotongan plat

18 | P a g e
b. Pemotongan plat antena

Gambar 3.1.5 gambar proses pemotongan plat

19 | P a g e
c. Proses pemotongan plat antena

Gambar 3.1.6 gambar proses pemotongan plat

20 | P a g e
d. Plat logam yang telah dipotong

Gambar 3.1.7 gambar plat yang telah dipotong

21 | P a g e
3. Proses assembling
Bagian bagian yang telah dipotong tersebut kemudian di hubungkan
menggunakan repet agar bentuk nya sedikit lebih terlihat .
Proses pertama pemasangan pengeboran pada masing masing plat

Gambar 3.18 gambar proses pengeboran

22 | P a g e
a. Alat yang digunakan untuk repet antenna setelah di bor

Gambar 3.1.9 gambar alat untuk repet dan paku repet

23 | P a g e
b. Hasil bagian yang telah dibor dan di repet

Gambar 3.1.10 gambar hasil pemasangan plat logam
c. Pengeboran antena untuk pemasangan bagian belakang dengan
moncong antena

24 | P a g e
Gambar 3.1.11 gambar pengeboran pemasangan

25 | P a g e
d. Setelah dibor lalu tinggal di repet menggunakan paku repet

Gambar 3.1.12 gambar proses repet pemasangan

26 | P a g e
e. Tampilan antena yang telah jadi

Gambar 3.1.13 gambar hasil antena
4.
3.3.

Proses measuring
Alat dan bahan

1. Plat logam dengan ukuran 60x60
2. N-connector
3. Kawat tembaga ukuran 1mm
4. Baut ukuran 4mm
5. Bracket untuk mounting
6. Bor dengan matabor 4mm
7. Paku Repet
8. Alumunium foil
9. Tang, gergaji, alat potong alumunium
10. Dan alat-alat lainyya sesuai dengan yang dibutuhkan

27 | P a g e
3.4.

Rincian Biaya
1. Plat logam 60x 60 cm

= Rp. 65.000,-

2. N-Connector

= Rp, 45.000,-

3. Bracet untuk mounting

= Rp. 5500,-

4. Paku repet

=

a. Ukuran besar

= 10 x Rp.500,-

b. Ukuran kecil

= 10 x Rp. 300,-

5. Baut ukuran 4mm
TOTAL
3.5.

Gambar desain antenna

28 | P a g e

= 2 x Rp. 500,= Rp. 124.000,-
3.6.

Proses pembuatan
Dibawah ini adalah langkah proses pembuatan antenna dari awal persiapan
hingga akhir.

29 | P a g e
BAB 4
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
Jadi implementasi pada antenna horn dapat digunakan dimanapun dan
kapanpun selama kita hanya menggunakan antenna horn tersebut sebagai
antenna penembak dengan satu arah. Kalkulasi pada horn berefek pada setiap
panjang, lebar, dan volume dari persegi atau limas yang di satukan dalam
antenna horn serta panjang tembaga dalan N-Connector juga di perhitungkan
panjangnya.
Pembuatan antenna horn ini bisa disebut relative mudah,kenapa
mudah? Karena semua itu teragantung bagaimana kita akan membuat bagian
Horn pada antenna tersebut, seperti metoda lipat, atau menggunakan baut,
atau ripet seperti yang saya gunakan.
Dalam pengukuran antenna horn ini kita lakukan di semester 2 jadi
kita belum sempat untuk melakukan ini dan belum tahu standard.

4.2.

Saran
Dalam pembuatan antenna horn ada beberapa hal yang harus kalian
perhatikan seperti :
1. Dalam pembuatan antenna bahan yang paling pas untuk dijadikan sebagai
bahan dasar antenna tersebut adalah alumunium, karena didasarkan dari
harga pun lebih murah daripada tembaga namun tembaga memiliki
efektifitas yang lebih baik dari pada alumunium.
2.

Dalam pembuatan antenna sebaiknya tidak langsung membuat desain di
plat logam tapi sebaiknya membuat skema dalam sebuah karton agar
nantinya mengurangi kesalahan kesalahan yang akan terjadi

3. Dalam pemotongan, sebaiknya tidak menggunakan jigsaw karena lebih
sulit untuk digunakan

30 | P a g e
4. Dalam penyambungan antara alumunium tersebut lebih mudah
menggunakan lipatan dari pada harus di bor , dan lebih mudah untuk dilas
namun dari segi harga cukup terbilang mahal
5. Dalam membuat mounting antenna horn jangan di fokuskan bagian
belakang tetapi harus di simpan sedikit ketengah karena akan menahan
beban horn yang cukup berat.

31 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Asaoka,A. (2004) Antenna Enginerring Handbook, Soilsand Foundations,USA .
Mufti, Nachwan A, ST. Edisi Revisi (2001). Modul Sistem Antena. Jakarta : Mobile
Communication Laborator
Mudrik Alaydrus, Antena: Prinsip dan Aplikasi, Graha Ilmu, Jogjakarta, 2011
_________.(2009). Laporan Kerja Praktek [online]. Tersedia :
http://www.docstoc.com/docs/8628562/Laporan-Kerja-Praktek---DAYA-PANCARANTENA-(-DIPOLE-)
__________(2008). Antena Horn Piramida 2,4 GHz [Online]. Tersedia :
http://repository.unand.ac.id/11287/

32 | P a g e

More Related Content

What's hot

Pengertian, Fungsi dan macam macam antena
Pengertian, Fungsi dan macam macam antenaPengertian, Fungsi dan macam macam antena
Pengertian, Fungsi dan macam macam antenailman347
 
Pengertian dan Jenis-Jenis Antena | SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung
Pengertian dan Jenis-Jenis Antena | SMK Daarut Tauhiid Boarding School BandungPengertian dan Jenis-Jenis Antena | SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung
Pengertian dan Jenis-Jenis Antena | SMK Daarut Tauhiid Boarding School BandungFikri Arif Wicaksana
 
Media Transmisi Data
Media Transmisi DataMedia Transmisi Data
Media Transmisi DataJejen Jejen
 
Dasar telekomunikasi
Dasar telekomunikasiDasar telekomunikasi
Dasar telekomunikasiampas03
 
Antena bts multisistem lokal
Antena bts multisistem lokalAntena bts multisistem lokal
Antena bts multisistem lokalDr.Joko Suryana
 
Pertemuan 5 (media transmisi)
Pertemuan 5 (media transmisi)Pertemuan 5 (media transmisi)
Pertemuan 5 (media transmisi)gekia
 
03 kajian penggunaan media transmisi fiber optik untuk meningkatkan nilai per...
03 kajian penggunaan media transmisi fiber optik untuk meningkatkan nilai per...03 kajian penggunaan media transmisi fiber optik untuk meningkatkan nilai per...
03 kajian penggunaan media transmisi fiber optik untuk meningkatkan nilai per...Arif Hidayat
 
DESIGN OF WIDEBAND MICROSTRIP ANTENNA
DESIGN OF WIDEBAND MICROSTRIP ANTENNADESIGN OF WIDEBAND MICROSTRIP ANTENNA
DESIGN OF WIDEBAND MICROSTRIP ANTENNAFaatihahDhea
 
Antena. kelas xii-a kelompok3)(
Antena.  kelas xii-a kelompok3)(Antena.  kelas xii-a kelompok3)(
Antena. kelas xii-a kelompok3)(millah18
 
Chapter 4 teknologi jaringan lokal fiber optik
Chapter 4   teknologi jaringan lokal fiber optikChapter 4   teknologi jaringan lokal fiber optik
Chapter 4 teknologi jaringan lokal fiber optikMuhammad Najib
 
Media transmisi
Media transmisiMedia transmisi
Media transmisikus yono
 
Perbandingan - Hasil Percobaan Antena Pemancar dan Penerima dengan Jurnal yan...
Perbandingan - Hasil Percobaan Antena Pemancar dan Penerima dengan Jurnal yan...Perbandingan - Hasil Percobaan Antena Pemancar dan Penerima dengan Jurnal yan...
Perbandingan - Hasil Percobaan Antena Pemancar dan Penerima dengan Jurnal yan...dicky_eca
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2Enchenk
 
Ichbal septian antena parabola fokus utama
Ichbal septian   antena parabola fokus utamaIchbal septian   antena parabola fokus utama
Ichbal septian antena parabola fokus utamaIchbal Septian EB
 

What's hot (20)

Pengertian, Fungsi dan macam macam antena
Pengertian, Fungsi dan macam macam antenaPengertian, Fungsi dan macam macam antena
Pengertian, Fungsi dan macam macam antena
 
Pengertian dan Jenis-Jenis Antena | SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung
Pengertian dan Jenis-Jenis Antena | SMK Daarut Tauhiid Boarding School BandungPengertian dan Jenis-Jenis Antena | SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung
Pengertian dan Jenis-Jenis Antena | SMK Daarut Tauhiid Boarding School Bandung
 
Media Transmisi Data
Media Transmisi DataMedia Transmisi Data
Media Transmisi Data
 
Dasar telekomunikasi
Dasar telekomunikasiDasar telekomunikasi
Dasar telekomunikasi
 
Antena bts multisistem lokal
Antena bts multisistem lokalAntena bts multisistem lokal
Antena bts multisistem lokal
 
Pertemuan 5 (media transmisi)
Pertemuan 5 (media transmisi)Pertemuan 5 (media transmisi)
Pertemuan 5 (media transmisi)
 
03 kajian penggunaan media transmisi fiber optik untuk meningkatkan nilai per...
03 kajian penggunaan media transmisi fiber optik untuk meningkatkan nilai per...03 kajian penggunaan media transmisi fiber optik untuk meningkatkan nilai per...
03 kajian penggunaan media transmisi fiber optik untuk meningkatkan nilai per...
 
Media transmisi
Media transmisiMedia transmisi
Media transmisi
 
DESIGN OF WIDEBAND MICROSTRIP ANTENNA
DESIGN OF WIDEBAND MICROSTRIP ANTENNADESIGN OF WIDEBAND MICROSTRIP ANTENNA
DESIGN OF WIDEBAND MICROSTRIP ANTENNA
 
Makala hnova
Makala hnovaMakala hnova
Makala hnova
 
Antena. kelas xii-a kelompok3)(
Antena.  kelas xii-a kelompok3)(Antena.  kelas xii-a kelompok3)(
Antena. kelas xii-a kelompok3)(
 
Chapter 4 teknologi jaringan lokal fiber optik
Chapter 4   teknologi jaringan lokal fiber optikChapter 4   teknologi jaringan lokal fiber optik
Chapter 4 teknologi jaringan lokal fiber optik
 
Media transmisi
Media transmisiMedia transmisi
Media transmisi
 
Sepetee
SepeteeSepetee
Sepetee
 
Perbandingan - Hasil Percobaan Antena Pemancar dan Penerima dengan Jurnal yan...
Perbandingan - Hasil Percobaan Antena Pemancar dan Penerima dengan Jurnal yan...Perbandingan - Hasil Percobaan Antena Pemancar dan Penerima dengan Jurnal yan...
Perbandingan - Hasil Percobaan Antena Pemancar dan Penerima dengan Jurnal yan...
 
WAJAN BOLIC 1
WAJAN BOLIC 1WAJAN BOLIC 1
WAJAN BOLIC 1
 
2 jurnal eka3
2 jurnal eka32 jurnal eka3
2 jurnal eka3
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Ichbal septian antena parabola fokus utama
Ichbal septian   antena parabola fokus utamaIchbal septian   antena parabola fokus utama
Ichbal septian antena parabola fokus utama
 
jnsp
jnspjnsp
jnsp
 

Similar to Alan surya, berryl teguh xii tkjb - kelompok 11- laporan antena horn

Macam macam antena pada jaringan komputer
Macam macam antena pada jaringan komputerMacam macam antena pada jaringan komputer
Macam macam antena pada jaringan komputertrifilern
 
Makalah antena yagi
Makalah antena yagiMakalah antena yagi
Makalah antena yagivivinov
 
Desain antenna cpw fed bentuk kalelawar untuk aplikasi bluetooth
Desain antenna cpw fed bentuk kalelawar untuk aplikasi bluetoothDesain antenna cpw fed bentuk kalelawar untuk aplikasi bluetooth
Desain antenna cpw fed bentuk kalelawar untuk aplikasi bluetoothMada Anggana
 
Tugas Jaringan Nirkabel Dan Komputasi Bergerak
Tugas Jaringan Nirkabel Dan Komputasi BergerakTugas Jaringan Nirkabel Dan Komputasi Bergerak
Tugas Jaringan Nirkabel Dan Komputasi BergerakMUHD NUR QADRY TIKE
 
Makalah tentang RT/RW NET
Makalah tentang RT/RW NET Makalah tentang RT/RW NET
Makalah tentang RT/RW NET samsul maarip
 
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media TransmisiKomunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media TransmisiSigit Muhammad
 
Tugas kuliah translate
Tugas kuliah translateTugas kuliah translate
Tugas kuliah translatemade1234
 
Ed hari panduan_ antena_kaleng
Ed hari panduan_ antena_kalengEd hari panduan_ antena_kaleng
Ed hari panduan_ antena_kalengdharmaeka
 
SEMPRO ANTENA MIKROSTRIP HARVESTING.pptx
SEMPRO ANTENA MIKROSTRIP HARVESTING.pptxSEMPRO ANTENA MIKROSTRIP HARVESTING.pptx
SEMPRO ANTENA MIKROSTRIP HARVESTING.pptxGaluhIndah2
 
Comm 004- eny sukani rahayu-perancangan antena mikrostrip untuk
Comm 004- eny sukani rahayu-perancangan antena mikrostrip untukComm 004- eny sukani rahayu-perancangan antena mikrostrip untuk
Comm 004- eny sukani rahayu-perancangan antena mikrostrip untukLalu Arioki Setiadi
 
Antenna j pole 1800mhz
Antenna j pole 1800mhzAntenna j pole 1800mhz
Antenna j pole 1800mhzJusti Alzahrah
 

Similar to Alan surya, berryl teguh xii tkjb - kelompok 11- laporan antena horn (20)

Muhammad rizky.pptx
Muhammad rizky.pptxMuhammad rizky.pptx
Muhammad rizky.pptx
 
antena.pptx
antena.pptxantena.pptx
antena.pptx
 
Macam macam antena pada jaringan komputer
Macam macam antena pada jaringan komputerMacam macam antena pada jaringan komputer
Macam macam antena pada jaringan komputer
 
Rt/rw net
Rt/rw netRt/rw net
Rt/rw net
 
Makalah rt rw net (1)
Makalah rt rw net (1)Makalah rt rw net (1)
Makalah rt rw net (1)
 
Kelompok 4 presentasi
Kelompok 4 presentasiKelompok 4 presentasi
Kelompok 4 presentasi
 
Makalah antena yagi
Makalah antena yagiMakalah antena yagi
Makalah antena yagi
 
Desain antenna cpw fed bentuk kalelawar untuk aplikasi bluetooth
Desain antenna cpw fed bentuk kalelawar untuk aplikasi bluetoothDesain antenna cpw fed bentuk kalelawar untuk aplikasi bluetooth
Desain antenna cpw fed bentuk kalelawar untuk aplikasi bluetooth
 
Topologi wi fi
Topologi wi fiTopologi wi fi
Topologi wi fi
 
Makala hnova
Makala hnovaMakala hnova
Makala hnova
 
Tugas Jaringan Nirkabel Dan Komputasi Bergerak
Tugas Jaringan Nirkabel Dan Komputasi BergerakTugas Jaringan Nirkabel Dan Komputasi Bergerak
Tugas Jaringan Nirkabel Dan Komputasi Bergerak
 
Makalah tentang RT/RW NET
Makalah tentang RT/RW NET Makalah tentang RT/RW NET
Makalah tentang RT/RW NET
 
Cwna jarkom
Cwna jarkomCwna jarkom
Cwna jarkom
 
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media TransmisiKomunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
Komunikasi Data - Pengertian Data dan Media Transmisi
 
Tugas kuliah translate
Tugas kuliah translateTugas kuliah translate
Tugas kuliah translate
 
Wireless AP Metrics
Wireless AP MetricsWireless AP Metrics
Wireless AP Metrics
 
Ed hari panduan_ antena_kaleng
Ed hari panduan_ antena_kalengEd hari panduan_ antena_kaleng
Ed hari panduan_ antena_kaleng
 
SEMPRO ANTENA MIKROSTRIP HARVESTING.pptx
SEMPRO ANTENA MIKROSTRIP HARVESTING.pptxSEMPRO ANTENA MIKROSTRIP HARVESTING.pptx
SEMPRO ANTENA MIKROSTRIP HARVESTING.pptx
 
Comm 004- eny sukani rahayu-perancangan antena mikrostrip untuk
Comm 004- eny sukani rahayu-perancangan antena mikrostrip untukComm 004- eny sukani rahayu-perancangan antena mikrostrip untuk
Comm 004- eny sukani rahayu-perancangan antena mikrostrip untuk
 
Antenna j pole 1800mhz
Antenna j pole 1800mhzAntenna j pole 1800mhz
Antenna j pole 1800mhz
 

Alan surya, berryl teguh xii tkjb - kelompok 11- laporan antena horn

  • 1. MAKALAH PEMBUATAN ANTENA HORN UNTUK JARINGAN WIRELLES ATAU APLIKASI 2,4 GHZ Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran instalasi WAN OLEH ALAN SURYA WINATA 111009393 BERRYL TEGUH ARGA PANJI PRABOWO 111009396 TINGKAT III TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Alhamdullilahirobbil ‘alamin, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembuatan antenna HORN untuk aplikasi jaringan wireless atau aplikasi 2.4 GHZ” ini. Adapun proposal ini kami buat ialah untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Instalasi WAN yang diberikan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu baik itu dari orang tua, teman, dan guru. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan yang terdapat didalamnya, baik dari segi penggunaan bahasa, penempatan kata – kata maupun isi dari makalah ini. Akhir kata kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang kami lakukan. Cimahi, 28 November 2013 Penyusun 1|Page
  • 3. DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3 1.1. Latar belakang masalah............................................................................................. 3 1.2. Tujuan ....................................................................................................................... 4 1.3. Pembatasan masalah ................................................................................................. 4 BAB 2 LANDASAN TEORI.................................................................................................... 4 2.1. Antenna ..................................................................................................................... 4 2.2. Antenna horn............................................................................................................. 8 2.3. Pola radiasi ................................................................................................................ 9 2.4. Gain Antena .............................................................................................................. 9 2.5. HPBW ..................................................................................................................... 10 2.6. Side lobe level ......................................................................................................... 11 BAB 3 TAHAPAN PEMBUATAN ...................................................................................... 12 3.1. Dasar teori pembuatan ............................................................................................ 12 3.2. Mekanisme pembuatan ........................................................................................... 12 3.3. Alat dan bahan ........................................................................................................ 27 3.4. Rincian Biaya .......................................................................................................... 28 3.5. Gambar desain antenna ........................................................................................... 28 3.6. Proses pembuatan.................................................................................................... 29 BAB 4 PENUTUP ................................................................................................................. 29 4.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 30 4.2. Saran ....................................................................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 32 2|Page
  • 4. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Perkembangan tekonologi informasi sekarang ini mengalami peningkatan yang sangat pesat, dan kebutuhan akses internet sekarang ini semakin meningkat di kalangan perkantoran, pendidikan, pemerintahan, bisnis dan rumahan. Perkembangan ini cenderung mengarah pada peningkatan kecepatan kerja dan efisiensi. Artinya dengan adanya peralatan dan komponen pendukung di gunakan dalam melayani para pengguna teknologi tersebut dengan harga komponen yang relatif murah dapat meningkatkan pengguna teknologi di kalangan masyarakat. Banyak terdapat antenna yang bisa digunakan untuk meningkatkan kecepatan sebuah sinyal dengan berbagai frekuensi yang berbeda beda. Performa antenna yang baik dan jangkauan antenna yang luas memang selalu di cari orang dalam rangka mendapatkan sinyal, baik itu sinyal hotspot atau pun sinyal lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya suatu alat untuk penerima sinyal dan pemancar sinyal tersebut. Pembuatan antenna horn ini kami dasarkan atas beberapa aspek pendukung yang menurut kami menjadi suatu kelebihan yang nantinya akan dimiliki oleh antenna horn ini. Antenna horn ini masih banyak digunakan oleh masyakarat dalam system komonikasi gelombang mikro karena antenna ini memiliki gain yang tinggi, VSWR yang rendah, lebar pita yang relataif besar, dan sepertinya mudah untuk dibuat . Alasan lain kami memilih antenna horn ini di karenakan bentuknya yang seperti terompet yang biasa kita lihat pada tahun baru tapi ini dalam bentuk persegi. Serta konsepnyua yang seperti antenna kaleng, dimana antenna kaleng hanyalah mendaur ulang fungsi kaleng tersebut yang tadinya berfungsi sebagai membungkus/mengkemas produk tetapi kami menjadikannya sebagai penguat sinyal. 3|Page
  • 5. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan antenna ini adalah : a. Siswa dapat mengimplementasi’an setiap tipe antenna yang akan dibuat b. Siswa dapat membuat antenna dengan kalkulasi yang di lakukan sendiri c. Mengetahui bagaimana cara antenna bekerja yang dibuat dari awal d. Siswa dapat mengukur gain, beamwidth, polarisasi dan pola radiasi e. Siswa dapat memilih bahan antenna yang baik untuk sinyal f. Untuk memenuhi nilai Instalasi WAN 1.3. Pembatasan masalah Dalam pembuatan laporan antenna ini agar pembahasan tidak menyimpang dari pembahasan praktek yang kami lakukan, kami membatasi masalah sebagai berikut : a. Bahan yang baik untuk antenna b. Gain, beamwidth, polarisasi dan pola radiasi pada antenna horn c. Proses pembuatan antenna horn d. Bagaimana antenna horn dapat terjadi e. Formulasi dalam antenna horn yang baik dan benar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Antenna Antenna adalah alat untuk mengrimi dan menerima gelombang elektromagnetik, 4|Page bergantung kepada pemakainan dan penggunaan
  • 6. frekuensinya, antenna bisa berwujud berbagai bentuk, mulai dari seutas kabel, dipole, ataupun yagi. Antenna adalah alat pasif tanpa catu daya (power), yang tidak bisa meningkatkan kekuatan sinyal radio, dia seperti reflector pada lampu senter, membantu menkonstrasi dan memfokuskan sinyal. Fungsi dari antenna itu sendiri adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya (pelepasan energy electromagnetic ke udara/ ruang bebas). Dan sebaliknya pula antana juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal electromagnetic ( penerima energy electromagnetic dari ruang bebas) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Pada radar atau system komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah antenna yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus, namun, pada sebuah teleskop radio antenna hanya menjalankan fungsipenerimasaja. Jenis antenna : 1. Antenna grid Antenna ini merupakan salah satu antenna wifi yang popular, sudut pola pancaran antenna ini lebih focus pada titik tertentu sesuai pemasangannya Komponen penyusunya yaitu : 1. Reflector 2. Pole 3. Jumper, fungsinya menghubungkan antenna dengan radio Antenna ini ada2 macam dengan frekuensi yang berbeda yaitu : 5.8 dan 2.4 Ghz perbedaan terdapat pada polenya 5|Page
  • 7. Gambar 2.1.1 gambar antenna grid 2. Antenna sectoral antena sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectoral,yang juga di gunakan untuk access point to serve a point-to-multi-point (P2MP) links.dapat menampung hingga 5 client.beberapa antena sectoral di buat tegak lurus dan ada juga yang horizontal. 3. Antenna Flat fungsinya sama seperti antena grid yaitu memfokuskan ke satu titik.antena ini hanya di gunakan untuk jarak yang dekat dan tidak untuk jarak yang jauh,karena frequency nya kecil 4. Antenna Rocket Fungsi nya point-to-point memiliki jangkauan sinyal yang jauh,produk wireless ubiquiti.menggunakan menggunakan browser. Antena Rocket 30 dBi 5,8 Ghz 5. Antenna omni directional 6|Page radio rocket M5,cara settinganya
  • 8. antena omnidirectoral yaitu jenis antena yang memiliki pola pemancaran sinyal ke segala arah dengan daya sama,untuk menghasilkan cakupan area yang luas, antena dengan daya sistem yang memancar secara seragam dalam satu pesawat dengan bentuk pola arahan dalam bidang tegak lurus. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derajat. 6. Antenna parabolic Antena Parabolik (Solid Disc) : memiliki fungsi dan frekuansi yang sama dengan antena grid, tetapi antena ini memiliki jangkauan lebih jauh dan lebih fokus dibandingkan antena Grid. Antena Solid Disc biasanya digunakan untuk aplikasi point to point jarak jauh. 7. Antenna yagi Antena Yagi adalah jenis antena radio atau televisi yang diciptakan oleh Hidetsugu Yagi. Antena ini dilengkapi dengan pengarah dan pemantul 7|Page
  • 9. yang berbentuk batang. Antenna Yagi terdiri dari tiga bagian, yaitu: Driven adalah titik catu dari kabel antenna, biasanya panjang fisik driven adalah setengah panjang gelombang dari frekuensi radio yang dipancarkan atau diterima. Antena Yagi Reflektor adalah bagian belakang antenna yang berfungsi sebagai pemantul sinyal,dengan panjang fisik lebih panjang daripada driven.Director adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit lebih pendek daripada driven. Penambahan batang director akan 2.2. Antenna horn Antena Horn merupakan salah satu antena microwave [1] yang digunakan secara luas, antena ini muncul dan digunakan pada awal tahun 1800an.Walaupun sempat terabaikan pada tahun 1900-an, antenna. Horn digunakan 8|Page
  • 10. kembali pada tahun 1930-an. Antena horn banyak dipakai sebagai pemancar untuk satelit dan peralatan komunikasi di seluuh dunia, antena Horn merupakan bagian dari passed array gain antenna. Penggunaan yang luas merupakan pengaruh dari kemudahan pembuatan antena Horn dan kekuatan gain yang besar serta kemampuan daya total dalam memancarkan gelombang elektromagnetik sehingga antena Horn ini banyak dipakai. Antena Horn dapat dibagi menjasi tiga jenis yaitu; 1. Antena Horn sektoral bidang-E 2. Antena Horn sektoral bidang-H dan 3. Antena Horn Piramid 2.3. Pola radiasi Pola radiasi (radiation pattern) merupakan salah satu parameter penting dari suatu antena. Parameter ini sering dijumpai dalam spesifikasi suatu antena, sehingga pembaca dapat membayangkan bentuk pancaran yang dihasilkan oleh antena tersebut. Dalam hal ini, maka pola radiasi disebut juga pernyataan secara grafis yang menggambarkan sifat radiasi dari antena (pada medan jauh) sebagai fungsi dari arah dan penggambarannya dapat dilihat pada diagram pola radiasi yang sudah diplot sesuai dengan hasil pengukuran sinyal radiasi dari suatu antena. 2.4. Gain Antena Gain antena (Gt) dapat dihitung dengan menggunakan antena lain sebagai antena yang standard atau sudah memiliki gain yang standard (Gs). 9|Page
  • 11. Dimana membandingkan daya yang diterima antara antena standard (Ps) dan antena yang akan diukur (Pt) dari antena pemancar yang sama dan dengan daya yang sama. 2.5. HPBW HPBW adalah sudut dari selisih titik-titik pada setengah pola daya dalam main lobe, yang dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut : HPBW = | Ө HPBW left - Ө HPBW right Dengan Ө HPBW left dan Ө HPBW right: titik-titik pada kiri dan kanan dari main lobe dimana pola daya mempunyai harga ½ .Seringkali dibutuhkan antena yang mempunyai pola radiasi broad side atau end fire. Suatu antena broad side adalah antena dimana pancaran utama maksimum dalam arah normal terhadap bidang dimana antena berada. Sedangkan antena end fire adalah antena yang pancaran utama maksimum dalam arah paralel terhadap bidang utama dimana antena berada. Namun demikian ada juga antena yang mempunyai pola radiasi di mana arah maksimum main lobe berada diantara bentuk broad side dan end fire yang disebut dengan intermediate. Antena yang mempnyai pola radiasi intermediate banyak dijumpai pada phased array 10 | P a g e
  • 12. antenna. 2.6. Side lobe level Suatu contoh pola daya antena digambarkan dengan koordinat polar. Lobe utama (main lobe) adalah lobe yang mempunyai arah dengan pola radiasi maksimum. Biasanya juga ada lobe-lobe yang lebih kecil dibandingkan dengan main lobe yang disebut dengan minor lobe. Lobe sisi (side lobe) adalah lobe-lobe selain yang dimaksud.Secara praktis disebut juga minor lobe. Side lobedapat berharga positif ataupun negatif. Pada kenyataannya suatu pola mempunyai harga kompleks. Sehingga digunakan magnitudo dari pola medan | F(Ө) | atau pola daya | P(Ө) | Ukuran yang menyatakan seberapa besar daya yang terkonsentrasi pada side lobe dibanding dengan main lobe disebut Side Lobe Level (SLL), yang merupakan rasio dari besar puncak dari side lobe terbesar dengan harga maksiumum dari main lobe. Side Lobe Level (SLL)dinyatakan dalam decibel (dB), dan ditulis dengan rumus sebagai berikut : -Dengan : F(SLL): nilai puncak dari F(maks): nilai maksimum dari main lobe 11 | P a g e side lobe terbesar
  • 13. BAB 3 TAHAPAN PEMBUATAN 3.1. Dasar teori pembuatan Antena horn ini beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz. Disini untuk proses perancangan ini yang pertama kali yang dilakukan adalah merancang dimensi waveguide yaitu dimensi a dan b. Penekanan tersebut adalah memiliki polarisasi ganda yaitu polarisasi linier horizontal dan vertikal. Karena memiliki dua buah polarisasi dimensi a dan b karakteristik yang sama sehingga menyebabkan antara bidang-E dan bidang-H yang hampir sama. Untuk mengetahui berapa besar dimensi a yang di gunakan maka kita melihat tabel yang merupakan standart internasional tentang waveguide 3.2. Mekanisme pembuatan Dalam membuat antenna ini kita menggunakan beberapa cara yang digunakan untuk masing masing bahan 1. Pengukuran dimensi antenna a. Sebelum desain dilukis di plat logam, desain tersebut kami gambar di kertas karton untuk memperhitungkan bagaimana desain yang digunakan b. Untuk mencari panjang gelombang Untuk mencari nilai dari panjang gelombang maka selanjutnya mencari nilai dari panjang gelombang g (λg) dengan menggunakan rumus sebagai berikut c. Untuk menghitung coupling daya menuju ke lebar mulut antenna Coupling daya terhadap antena ada 2 buah, coupling vertikal dan coupling horisontal, dengan jarak ¼ λg terhadap dinding short circuited. 12 | P a g e
  • 14. Sedangkan dari coupling daya menuju ke pelebaran mulut antena dengan jarak ½ λg d. Dimensi pelebaran antenna, panjang R Untuk dimensi pelebaran mulut dari pada antena horn membuat dua buah dimensi yang digunakan untuk perbandingan yaitu dengan panjang dari R = 2λ dan R = 3λ. Untuk nilai daripada Ae dan Ah, di karenakan memiliki dua buah polarisasi selain dimensi weveguide a dan b yang sama maka berlaku juga pada Ae dan Ah nilainya juga sama karena karakteristik antara bidang-E dan bidang-H hampir mendekati samaDimensi pelebaran antena 1 dengan panjang R=2λ.Besarnya panjang R ditunjukkan pada persamaan 3 sebagai berikut: e. Perhitungan Panjang Ae f. Perhitungan Panjang Ah 13 | P a g e
  • 15. g. Proses pembuatan desain menggunakan kertas karton Gambar 3.1.1 pembuatan antenna 14 | P a g e
  • 16. h. Proses pembuatan desain antenna di plat logam Gambar 3.1.2 gambar antenna di plat logam 15 | P a g e
  • 17. i. Desain untuk antenna Gambar 3.1.3 gambar antenna di plat logam 16 | P a g e
  • 18. j. Desain untuk antenna Gambar 3.1.3 gambar antenna di plat logam 2. Proses pemotongan/ cutting Setelah dimensi terlihat maka selanjutnya gambaran dari antenna tersebut mengalami proses pemotongan menjadi bagian bagian yang sesuai dengan gambaran antenna yang dibuat 17 | P a g e
  • 19. a. Proses pemotongan bagian dari plat antenna Gambar 3.1.4 gambar proses pemotongan plat 18 | P a g e
  • 20. b. Pemotongan plat antena Gambar 3.1.5 gambar proses pemotongan plat 19 | P a g e
  • 21. c. Proses pemotongan plat antena Gambar 3.1.6 gambar proses pemotongan plat 20 | P a g e
  • 22. d. Plat logam yang telah dipotong Gambar 3.1.7 gambar plat yang telah dipotong 21 | P a g e
  • 23. 3. Proses assembling Bagian bagian yang telah dipotong tersebut kemudian di hubungkan menggunakan repet agar bentuk nya sedikit lebih terlihat . Proses pertama pemasangan pengeboran pada masing masing plat Gambar 3.18 gambar proses pengeboran 22 | P a g e
  • 24. a. Alat yang digunakan untuk repet antenna setelah di bor Gambar 3.1.9 gambar alat untuk repet dan paku repet 23 | P a g e
  • 25. b. Hasil bagian yang telah dibor dan di repet Gambar 3.1.10 gambar hasil pemasangan plat logam c. Pengeboran antena untuk pemasangan bagian belakang dengan moncong antena 24 | P a g e
  • 26. Gambar 3.1.11 gambar pengeboran pemasangan 25 | P a g e
  • 27. d. Setelah dibor lalu tinggal di repet menggunakan paku repet Gambar 3.1.12 gambar proses repet pemasangan 26 | P a g e
  • 28. e. Tampilan antena yang telah jadi Gambar 3.1.13 gambar hasil antena 4. 3.3. Proses measuring Alat dan bahan 1. Plat logam dengan ukuran 60x60 2. N-connector 3. Kawat tembaga ukuran 1mm 4. Baut ukuran 4mm 5. Bracket untuk mounting 6. Bor dengan matabor 4mm 7. Paku Repet 8. Alumunium foil 9. Tang, gergaji, alat potong alumunium 10. Dan alat-alat lainyya sesuai dengan yang dibutuhkan 27 | P a g e
  • 29. 3.4. Rincian Biaya 1. Plat logam 60x 60 cm = Rp. 65.000,- 2. N-Connector = Rp, 45.000,- 3. Bracet untuk mounting = Rp. 5500,- 4. Paku repet = a. Ukuran besar = 10 x Rp.500,- b. Ukuran kecil = 10 x Rp. 300,- 5. Baut ukuran 4mm TOTAL 3.5. Gambar desain antenna 28 | P a g e = 2 x Rp. 500,= Rp. 124.000,-
  • 30. 3.6. Proses pembuatan Dibawah ini adalah langkah proses pembuatan antenna dari awal persiapan hingga akhir. 29 | P a g e
  • 31. BAB 4 PENUTUP 4.1. Kesimpulan Jadi implementasi pada antenna horn dapat digunakan dimanapun dan kapanpun selama kita hanya menggunakan antenna horn tersebut sebagai antenna penembak dengan satu arah. Kalkulasi pada horn berefek pada setiap panjang, lebar, dan volume dari persegi atau limas yang di satukan dalam antenna horn serta panjang tembaga dalan N-Connector juga di perhitungkan panjangnya. Pembuatan antenna horn ini bisa disebut relative mudah,kenapa mudah? Karena semua itu teragantung bagaimana kita akan membuat bagian Horn pada antenna tersebut, seperti metoda lipat, atau menggunakan baut, atau ripet seperti yang saya gunakan. Dalam pengukuran antenna horn ini kita lakukan di semester 2 jadi kita belum sempat untuk melakukan ini dan belum tahu standard. 4.2. Saran Dalam pembuatan antenna horn ada beberapa hal yang harus kalian perhatikan seperti : 1. Dalam pembuatan antenna bahan yang paling pas untuk dijadikan sebagai bahan dasar antenna tersebut adalah alumunium, karena didasarkan dari harga pun lebih murah daripada tembaga namun tembaga memiliki efektifitas yang lebih baik dari pada alumunium. 2. Dalam pembuatan antenna sebaiknya tidak langsung membuat desain di plat logam tapi sebaiknya membuat skema dalam sebuah karton agar nantinya mengurangi kesalahan kesalahan yang akan terjadi 3. Dalam pemotongan, sebaiknya tidak menggunakan jigsaw karena lebih sulit untuk digunakan 30 | P a g e
  • 32. 4. Dalam penyambungan antara alumunium tersebut lebih mudah menggunakan lipatan dari pada harus di bor , dan lebih mudah untuk dilas namun dari segi harga cukup terbilang mahal 5. Dalam membuat mounting antenna horn jangan di fokuskan bagian belakang tetapi harus di simpan sedikit ketengah karena akan menahan beban horn yang cukup berat. 31 | P a g e
  • 33. DAFTAR PUSTAKA Asaoka,A. (2004) Antenna Enginerring Handbook, Soilsand Foundations,USA . Mufti, Nachwan A, ST. Edisi Revisi (2001). Modul Sistem Antena. Jakarta : Mobile Communication Laborator Mudrik Alaydrus, Antena: Prinsip dan Aplikasi, Graha Ilmu, Jogjakarta, 2011 _________.(2009). Laporan Kerja Praktek [online]. Tersedia : http://www.docstoc.com/docs/8628562/Laporan-Kerja-Praktek---DAYA-PANCARANTENA-(-DIPOLE-) __________(2008). Antena Horn Piramida 2,4 GHz [Online]. Tersedia : http://repository.unand.ac.id/11287/ 32 | P a g e