MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Deskripsi ayam ketawa | SMA N 2 PATI | ANDRIYANI
1. A y a m K e t a w a | s h s 2 p a t i | a n d r i y a n i | 1
2. A y a m K e t a w a | s h s 2 p a t i | a n d r i y a n i | 2
Ayam ketawa
Ayam ketawa atau juga dikenal dengan sebutan ayam jantan dari timur adalah ayam
asli Indonesia yang berasal dari kabupaten Sindrap, Sulawesi Selatan. Ayam ketawa atau
disebut dengan “Manu Gaga” dalam bahasa Bugis merupakan hewan yang masuk dalam
kategori unggas yang dilindungi, dikarenakan keberadaannya langka dan hampir punah.
Ayam ketawa ini dulu hanya dipelihara dan berkembang biak di lingkungan bangsawan
Bugis sebagai simbol status sosial yang menggambarkan tentang kesuksesan, keberanian
dengan istilah “ Jantan “
Sejarah Ayam Ketawa
Pada mulanya Ayam Ketawa berasal dari daerah Sidrap di Sulawesi Selatan dan
hanya dipelihara dilingkungan para bangsawan Bugis pada waktu itu sebagai symbol status
sosial dan budaya yang menggambarkan tentang kesuksesan, keberanian dengan istilah “
Jantan “.
Demikian juga istilah ini dipakai untuk menggambarkan seorang Pahlawan Nasional
yang berasal dari Sulawesi Selatan yaitu Sultan Hasannudin yang terkenal dengan sebutan “
Ayam Jantan dari Timur”. Hal ini untuk menggambarkan kegigihan dalam perjuangan
mengusir penjajah dari bumi Sulawesi Selatan.
Pada perkembangan dan penyebaran Ayam Ketawa atau yang dikenal dengan Ayam
Gaga di mulai dari daerah Kabupaten Sidrap di kecamatan seperti Beranti, Panca Rijang dan
daerah sekitarnya, diantaranya kampung Arasi’e, Simpo, Rapang, Paseno, Benteng dan
Tonronge. Kampung-kampung tua tersebut merupakan wilayah kerajaan Bugis.
Di mulai pada tahun 2005 atas inisiatif pemerintahan daerah Kabupaten Sidrap dalam
menjaga kelestarian Ayam Ketawa, maka masyarakat sekitar dianjurkan untuk memelihara
Ayam Ketawa dengan memberikan motivasi, penyuluhan dan lomba-lomba. Kebijaksanaan
ini membawa dampak yang positif terhadap kelestarian Ayam Ketawa di seluruh daerah
Sidrap yang pada akhirnya sampai ke seluruh Indonesia.
Suara kokok Ayam Ketawa yang unik menyerupai orang tertawa dikelompokkan
dalam beberapa klasifikasi : untuk suara dengan interval suara cepat disebut Garetek, suara
mendayu-dayu disebut Dodo sedang dengan interval suara lambat disebut dengan Gaga.
3. A y a m K e t a w a | s h s 2 p a t i | a n d r i y a n i | 3
Habitat
Ayam ketawa habitat aslinya dari Kabupaten Sidrap, sekitar 183 kilometer arah Utara dari
Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. [5]Di Sulawesi sendiri ayam ketawa
diternakkan di daerah Baranti, Panca Rijang, Benteng, Simpo Arasi’e dan hanya dipelihara di
lingkungan keluarga.
Deskripsi
Ayam ketawa ini, secara fisik, baik perawakan maupun bulunya hampir sama dengan ayam
kampung. Keunikannya pada suara di penghujung kokok yang terdengar seperti suara ketawa
manusia. Sementara itu, dalam sekali bertelur, betina produktif bisa menghasilkan rata-rata
sebelas sampai 13 telur. Tetapi daya tetas tinggi tidak terdapat pada telur pertama hingga tiga.
Baru pada telur keempat, dan seterusnya dipastikan telur terisi dengan embrio. Pada ayam
ketawa ada perbedaan penamaan antara jantan dan betina . Ayam ketawa jantan disebut Lai,
sedangkan ayam ketawa betina disebut Birang.
Jenis suara kokok ayam ketawa
Ada tiga interval suara kokok ayam ini.
1. Garetek adalah suara kokok dengan interval cepat.
2. Gaga adalah suara kokok dengan interval lambat.
3. Dodo adalah suara kokok dari ayam ketawa yang mendayu-dayu.
Jenis ayam ketawa
1. Bakka yaitu ayam ketawa berwarna dasar putih mengkilap dengan dihiasi dasar hitam,
oranye, merah dan kaki hitam atau putih. [3]
2. Lapping yaitu ayam ketawa berwarna dasar bulu hitam dengan merah hati dan mata putih.
Dimana arti kata lapping dalam bahasa bugis adalah menampung harta, sehingga dipercaya
jenis ayam ketawa ini dapat menampung harta.[3]
3. Ceppaga yaitu ayam ketawa dengan warna dasar hitam dihiasi bulu hitam dan putih,
ditambah dengan bentuk putih di badan sampai pangkal leher serta kaki berwarna hitam.[3]
4. Korro yaitu ayam ketawa berwarna dasar hitam dengan dihiasi hijau atau putih dan kuning
mengkilap, serta kaki kuning atau hitam.[3]
5. Ijo Buota yaitu ayam ketawa yang memiliki warna dasar hijau dihiasi merah, diselingi warna
hitam disayap, serta kaki berwarna kuning. [3]
6. Bori Tase’ yaitu ayam ketawa berwarna dasar bulu merah dan dihiasi bintik kuning
keemasan. [3]
4. A y a m K e t a w a | s h s 2 p a t i | a n d r i y a n i | 4
Fenomena Unik Ayam Ketawa
Karena keunikan suara ayam ini, membuat ayam ini memiliki harga yang selangit.
Ayam ini dapat dihargai dengan banderol puluhan hingga ratusan juta rupiah berdasarkan
keunikan suara serta kemenangannya diberbagai kontes. Bayangkan untuk harga ayam yang
belum berkokok saja dapat dihargai dengan harga 200-500 ribu rupiah. Padahal sebelumnya
harga ayam jenis ini belum terlalu tinggi, nanti setelah di populerkan di daratan Jawa,
mendongkrak harga ayam ini menjadai selangit. Ternyata pemilik ayam ketawa di jawa,
bukan hanya memelihara ayam jenis ini sebagai hobbi semata, akan tetapi karena mereka
percaya bahwa ayam ini dapat memanggil rezeki dan melancarkan usaha mereka.
Kepercayaan seperti itu menular hingga ke Sulawesi Selatan yang merupakan daerah asli
ayam tersebut. Ini dapat dilihat, dengan banyaknya orang yang menaruh ayam ketawa mereka
di depan tempat usaha mereka. Baik itu di pasar tradisional, bengkel maupun pasar modern,
walaupun hanya sekedar memperdengarkan rekaman suara kokok ayam.
Menurut salah seorang penggemar ayam ketawa asal Pare-pare, Hamka (25),
fenomena ayam ketawa ini, memang sangat diburu , pasca dimuatnya kontes ayam ketawa di
pulau Jawa oleh salah satu televisi swasta nasional, sehingga penggemar ayam ketawa asal
pulau Jawa memburunya ke wilayah Ajatappareng seperti Sidrap, Pare-pare, maupun
Pinrang. Hamka mengsinyalir, beberapa bupati di Sulawesi Selatan juga memelihara
unggas jenis ini. â€oeAyam sebesar ini saja, pak !, sudah di hargai 500 ribu rupiah padahal
baru belajar berkokok, apalagi orang jawa, pak ! mereka tidak tawarmi, berapa pun harganya,
katanya bisa panggil rezeki― ujar Hamka ketika ditemui BugisPos di tempat pembiakan
ayam ketawanya di bilangan Sudiang.
Fenomena mistis tentang beberapa jenis hewan yang dapat memanggil rezeki memang
masih mengakar kuat di masyarakat kita, bukan hanya orang Jawa yang begitu terus terang
mengakuinya akan tetapi masyarakat Sulawesi Selatan juga tak sedikit yang
mempercayainya, walaupun masih sedikit malu-malu untuk mengakuinya. Bukan hanya
ayam ketawa, jenis burung perkututpun dipercaya dapat memberikan hoky bagi pemiliknya.
Sehingga unggas jenis ini juga memiliki harga yang selangit. Mereka berkeyakinan suara
yang keluar dari unggas tersebut merupakan panggilan kepada malaikat pembawa rezeki dan
keberuntungan untuk singgah kerumah atau ketempat itu.
Secara logika memang memelihara jenis unggas seperti ini memang membawa hoky,
karena untuk jenis ayam seperti itu yang biasanya hanya seharga puluhan ribu dapat di
banderol dengan harga puluhan juta, tentu memang betul-betul membawa hoky bagi
pemiliknya, tak salah jika dewasa ini banyak orang yang latah menjadi penggemar ayam
untuk hewan peliharaan padahal sebelumnya mereka hanya penggemar ayam yang terhidang
di meja makan.
Adapun suara kokok ayam ketawa ataupun ayam bernyanyi bahkan ayam berbicara
sekalipun, bukan menandakan keunikan mereka ataupun kehebatan pemeliharanya akan
tetapi berupa seruan kepada kita manusia untuk bangun dan beribadah kepada tuhan. Para
ulama kita meyakini suara ayam maupun binatang lainnya merupakan suatu bentuk puji-pujian
kepada Sang Khalik dan bentuk seruan kepada manusia untuk mengingatNya.
5. A y a m K e t a w a | s h s 2 p a t i | a n d r i y a n i | 5
The Pictures of chicken laugh at Senior High School 2 Pati
6. A y a m K e t a w a | s h s 2 p a t i | a n d r i y a n i | 6
Daftar Pustaka
http://ayam-ketawa.com/sejarah-ayam-ketawa.html
http://bugisposonline.com/ayam-ketawa-pemanggil-rezeki.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_ketawa