3. Comparative and Competitive Advantages
Comparative
Advantage
• Keunggulan absolut by Adam Smith et
al
Competitive
Advantage
• Keunggulan Kompetitif by M. Porter
5. Inovasi dan Sistem Pengendalian
Inovasi
Menghamburkan
Uang
Goal Perusahaan
Sistem
Pengendalian
Memperketat
Pengeluaran
Goal
Perusahaan
6. • Inovasi merupakan salah satu sumber penting keunggulan kompetitif yang
berkontribusi penting bagi kinerja organisasasi (Hurley dan Hult, 1998; Davila,
2000; Henri,2006; Davila dkk., 2009).
• Bagaimana peran sistem pengendalian manajemen (SPM), denganakuntansi
sebagai sub sistem penting di dalamnya, untuk meningkatkan kemampuan
inovasiorganisasi saat ini menjadi salah satu isu penelitian yang penting (Davila
dkk., 2009; Tucker dkk., 2009; Jankala, 2010).
• Selama ini SPM dianggap sama dengan pengendalian
mekanistik sehingga merupakan penghambat kapasitas
organisasi dalam melakukan inovasi (Davila, 2000; Bisbe
dan Otley, 2004).
7.
8. Balance Scorecard
Adalah suatu konsep untuk mengukur
apakah aktivitas-aktivitas operasional suatu
perusahaan dalam skala yang lebih kecil
sejalan dengan sasaran yang lebih besar
dalam hal visi dan strategi
9. • Balanced scorecard pada dasarnya adalah sebuah konsep yang
digunakan untuk mengukur kinerja suatu organisasi bisnis, baik yang
berorientasi profit maupun yang tidak.
• Konsep ini dapat digunakan pada semua sektor bisnis mulai dari
pengadaan barang, penjualan, kesehatan, pelayanan, bahkan hingga
perkebunan atau peternakan.
• Selain dapat digunakan pada berbagai sektor bisnis, BSC juga dapat
diterapkan pada berbagai departemen dalam perusahaan mulai dari
departemen produksi, keuangan, pembinaan karyawan
10. Balance Scorecard
BSC membantu memberikan pandangan yang
lebih menyeluruh pada suatu perusahaan yang
pada gilirannya akan membantu organisasi untuk
bertindak sesuai tujuan jangka panjangnya
11. Balance Scorecard
• Secara tradisional, pengukuran terhadap bisnis berkisar pada
aspek finansial, yang kemudian banyak mendatangkan kritik.
Ukuran finansial tidaklah konsisten dengan lingkungan bisnis
saat ini, punya daya prediktif yang lemah, mengakibatkan
munculnya silo fungsional, menghambat cara berpikir jangka
panjang, dan tidak lantas bisa relevan bagi kebanyakan level
organisasi
• Diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton
pada tahun 1992
12. • Salah satu hal penting yang perlu Anda ketahui mengenai BSC adalah
tolak ukur apa yang akan Anda gunakan dalam mengukur atau aspek-
aspek apa saja yang sebaiknya Anda perhatikan ketika akan mengukur
kinerja
• BSC tidak hanya memfokuskan pengukuran pada aspek finansial saja
namun juga pada aspek non finansial seperti target serta performa
unit bisnis secara keseluruhan.
• Konsep ini juga memungkinkan manajer untuk melakukan pemetaan
strategi untuk menentukan pengaturan berbagai aspek dalam
organisasi bisnis.
13. Balanced Scorecard membantu organisasi untuk
menghadapi 2 masalah FUNDAMENTAL
•mengukur performa
organisasi secara efektif
•mengimplementasikan
strategi dengan sukses
dua masalah
fundamental:
14. Empat Aspek dalam BSC (1)
Perspektif
• adalah pilar dari organisasi yang dibutuhkan untuk mencapai sukses dan diciptakan
untuk menyampaikan daya tarik dari berbagai pemegang saham termasuk partner
bisnis, pemegang saham, konsumen, supplier, dan karyawan. Ada empat jenis
perspektif yang perlu diperhatikan dalam BSC yang digunakan untuk mengukur sukses
organisasi secara keseluruhan.
Tujuan
• merupakan alat perencanaan dasar yang mencakup semua perencanaan dan
aktivitas. Meskipun digunakan secara bersamaan dengan target, tujuan memiliki
cakupan yang lebih luas dibandingkan target dan dapat mencakup beberapa target
yang berbeda.
15. Empat Aspek dalam BSC
Inisiatif
• adalah tindakan yang memulai proses untuk mencapai tujuan.
Sebagai contoh, berbagai jenis implementasi yang digunakan
untuk mengontrol pemborosan dalam proses internal.
Target
• adalah ukuran nyata yang mewakili implementasi pencapaian
dari inisiatif dan strategi.
16. BALANCE
• Kinerja yang diukur secara
berimbang :
• Keuangan dan Non
Keuangan
• Jangka pendek &
• Jangka panjang
• Intern dan extern
• Performa Lag dan Lead
SCORECARD
• Mencatat score kinerja
seseorang atau personil yang
ingin diwujudkan di masa
depan
17. Sebelum Th. 1990-an
Eksekutif Hanya Diukur
Kinerja Mereka Dari
Perspektif Keuangan
Saja, Cenderung
Mengabaikan Kinerja
Non Keuangan
KINERJA Non KEUANGAN :
• KEPUASAN CUSTOMER
• PRODUKTIVITAS
• COST EFFECTIVENESS
• PROCESS YANG MENGHASILKAN
• KUALITAS PRODUK DAN JASA
• KEBERADAYAAN DAN KOMITMEN
• KARYAWAN DALAM MENGHASILKAN
• PRODUK DAN JASA YANG MEMUASKAN
• CUSTOMER
19. VISI, MISI DAN NILAI
Analisi
External
SWOT
Strategic
Choice
Analisis
Internal
TEMA-TEMA STRATEGIS
…………………………………
…………………………………
Tema Strategis
Perspektif
Keuangan
…………………
…………………
Tema Strategis
Perspektif
Pelanggan
…………………
…………………
Tema Strategis
Perspektif
Bisnis Internal
…………………
…………………
Tema Strategis
Perspektif
Pembelajaran
…………………
…………………
Merinci Visi, Nilai ke dalam Tema Strategis di Empat Perspektif
Balance Scorecard
20. PENDEKATAN BS UNTUK PERLUASAN UKUR KINERJA
EKSEKUTIF KE PERSPEKTIF NON KEUANGAN
PERSPEKTIF UKURAN KINERJA PERSPEKTIF
KEUANGAN
CUSTOMER
PROSES
BISNIS/ INTERN
PEMBELAJARAN
DAN
PERTUMBUHAN
Return On Investment
(ROI)
Bauran Pendapatan
(Revenue Mix)
Bauran Pendapatan
(Revenue Mix)
Berkurangnya Biaya
Secara Signifikan
Jumlah Customer
Baru
Jumlah Customer yang
Menjadi Noncustomer
Kecepatan waktu
Layanan Customer
Cycle Time On Time Delivery Cycle Effectiveness
(CE)
Skill Coverage Quality Work Life
Index
21. Contoh
• Sebuah Perusahaan memiliki Visi dan Tujuan Sebagai Berikut :
VISI
Menjadi institusi pilihan dalam bidang penyediaan jasa layanan kesehatan di Indonesia
TUJUAN (GOALS)
Pertumbuhan Laba Jasa Unggul Teknologi Unggul
SDM Profesional dan
Berkomitmen
22. • Contoh
Penerjemahan
Visi dan
Strategi suatu
Instansi
Layanan
Kesehatan ke
Sasaran
Strategik
Perspektif Differentiation Strategy Low cost Strategy
Keuangan
Customer
Proses Bisnis/
Intern
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan
Pertumbuhan
ROI
Pertumbuhan
Pendapatan
Berkurangnya
Biaya
Meningkatkan
Kepercayaan
Customer
Kecepatan
Pelayanan
Quality
Relationship
with Customer
State-of-the-art
Technology
Meningkatnya
Kualitas Proses
Layanan Cust.
Terintegrasikannya
Proses Layanan
Customer
Meningkatnya
Kapabilitas Personil
Meningkatnya
Komitmen Personil
23.
24. Kunci Sukses Penerapan BSC
Keterlibatan
kepemimpinan senior
Mengartikulasi visi dan
strategi perusahaan
Mengidentifikasi kategori
kinerja yang
menghubungkan visi dan
strategi terhadap hasil
Terjemahkan papan nilai
kepada tim, devisi, dan
tingkatan fungsi
Kembangkan pengukuran
yang efektif dan standar
yang berarti (jangka
pendek dan panjang,
memimpin, dan tertinggal)
Kenakan penganggaran
yang tepat, Teknologi
Informasi, Komunikasi ,
dan sistem imbal jasa
Melihat BSC sebagai
proses kontinius,
membutuhkan perbaikan,
penilaian ulang, dan
pemutakhiran, dan ;
Percaya bahwa BSC
sebagai fasilitator
perubahan kultur dan
organisasi.
25. Tahap Utama ManStra berdasarkan BS
Pemantauan
Implementasi
Penyusunan Anggaran
Penyusunan Strategi
Perencanaan Strategi
Perumusan Strategi
Perencanaan
Implementasi
26. KESEIMBANGAN SASARAN –SASARAN STRATEJIK YANG
DITETAPKAN DALAM PERENCANAAN STRATEJIK
Proses yang
Produktif dan
Cost effective
Financial returns yang
berlipatganda dan
berjangka panjang
Sumberdaya manusia
yang produktif dan
berkomitmen
Produk dan jasa yang
mampu menghasilkan
value terbaik bagi
customer
Process-Centric
People Centric
External
Focus
Internal
Focus
Perspektif
Proses
Bisnis/ Intern
Perspektif
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Perspektif
Keuangan
Perspektif
Customer
27. Mengapa Balance Scorecard Fenomenal
Secara Eksplisit memaksa Pimpinan untuk :
• Berpikir secara Kuantitatif ada key performance indicator
• Berpikir secara sistematik ada cause-effect relationships
• Berpikir secara komperehensif tidak hanya 1 sudut pandang/parsial, tapi sebagai 1
kesatuan
Sebagai metode Manajemen Strategi :
• Sangat Simpel dan mudah dipahami
• Sangat Fleksibel dan bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan organisasi
• Dapat diintegrasikan dengan metode manajemen lainnya (SWOT, six sigma, risk
management, dsb)
Menurut teori keunggulan absolute, setiap Negara mampu memproduksi barang tertentu secara lebih efisien daripada Negara lain (dengan kata lain memiliki keunggulan absolute untuk barang tersebut) melalui spesialisasi dan pengelompokan kerja secara internasional (international division of labor)
Cotoh kasus teori keunggulan komparatif Jepang dan Amerika Serikat memiliki keunggulan komparatif dalam penguasaan teknologi canggih disbanding Indonesia dan Vietnam. Sebaliknya Indonesia dan Vietnam memiliki keunggulan komparatif dalam upah kerja yang relative jauh lebih murah dibandingkan upah pekerja di Jepang dan Amerika serikat. Perusahaan-perusahaan Jepang dan Amerika serikat , oleh karena itu akan lebih cocok jika bermain di industry pada modal (misalnya industry otomotif, industry barang- barang elektronik, dan sebgainya). Sementara itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dan Vietnam akan lebih tepat jika berusaha di industry padat karya (misalnya industry sepatu, tekstil, garmen, dan sebagainya).
Secara tradisional, pengukuran terhadap bisnis berkisar pada aspek finansial, yang kemudian banyak mendatangkan kritik. Ukuran finansial tidaklah konsisten dengan lingkungan bisnis saat ini, punya daya prediktif yang lemah, mengakibatkan munculnya silo fungsional, menghambat cara berpikir jangka panjang, dan tidak lantas bisa relevan bagi kebanyakan level organisasi. Mengimplementasikan strategi secara efektif menjadi permasalahan tersendiri. Setidaknya terdapat empat pembatas implementasi strategi di organisasi: pembatas visi, pembatas orang, pembatas sumberdaya, dan pembatas manajemen.
Keseimbangan antara indikator keberhasilan finansial dan non finansial. Balanced Scorecard sendiri awalnya dibuat untuk mengatasi kekuranghandalan ukuran performa finansial dengan menyeimbangkannya dengan pemicu lain untuk performa yang mengacu ke masa depan. Ini adalah masih terus menjadi prinsip dari sistem Balanced Scorecard ini.
Keseimbangan antara konstituen internal dan eksternal dari organisasi. Shareholder dan pelanggan merepresentasikan konstituen eksternal dalam Balanced Scorecard, sementara karyawan dan proses internal merepresentasikan konstituen internal. Balanced Scorecard berusaha menyeimbangkan kebutuhan kedua grup yang tak jarang menjadi kontradiktif satu sama lain untuk bisa secara efektif mengimplementasikan strategi.
Keseimbangan antara indikator performa lag dan lead. Indikator lag secara umum merepresentasikan performa masa lalu. Contohnya semisal saja kepuasan pelanggan atau revenue. Meskipun ukuran tersebut pada umumnya cukup obyektif dan bisa diakses dengan mudah, namun mereka semua punya daya prediktif yang lemah. Sementara itu indikator lead adalah pemicu performa yang membawa pada pencapaian indikator lag. Indikator ini biasanya berbentuk ukuran atas proses dan aktivitas. Pengiriman tepat waktu, semisal, bisa merepresentasikan indikator lead untuk ukuran lag kepuasan pelanggan. Suatu scorecard harus berisi campuran/paduan antara indikator lag dan lead. Indikator lag yang tanpa disertai oleh ukuran lead tidak akan mengkomunikasikan bagaimana target akan diraih. Sebaliknya, indikator lead tanpa ukuran lag akan menghasilkan perkembangan jangka pendek namun tidak tampak bagaimana perkembangan tersebut berdampak pada peningkatan benefit bagi pelanggan dan juga shareholder.