Teknologi budidaya semangka menggunakan sistem ToPas (teknik topping, pruning, arranging, dan selection) dan 12 varietas semangka hibrida untuk meningkatkan hasil. Teknik ini menghasilkan buah semangka berukuran lebih besar dengan berat dan produksi per hektar yang lebih tinggi dibandingkan tanpa metode budidaya khusus.
1. Teknologi Tanaman Hortikultura Buah
Semangka (Citrulus vulgaris)
Oleh
Eki Argiansyah 155040100111001
M. Andi W 155040100111003
Solagracia B 155040100111026
Lia Rizka Febriani 155040100111062
Andana Ariawan 155040100111072
Dina Fitri H 155040100111086
2. Pendahuluan
Tanaman semangka berasal dari Afrika, sub
tropis maupun tropis
Bersifat semusim dan tergolong cepat
berproduksi
Berumur relatif singkat (70-80) hari
Permintaan Tingkat konsumsi buah semakin
meningkat, penyediaan sentra produksi lokal
belum memadai
3.
4. Upaya Peningkatan Hasil
Inovasi teknologi budidaya sistem
Toping
Pruning
Arranging and Selection
Menggunakan 12 varietas semangka hibrida
5. Penerapannya
Persiapan lahan
Persemaian benih semangka
Transplanting (pindah tanaman) 10-14 hst
Teknik topping
Teknik prunning
Teknik arranging
8. Pemilihan hibrida
Bobot buah dan produksi per hektar
varietas semangka yang diuji dibagi menjadi tiga tipe
yaitu tipe buah lonjong tanpa lurik (V1, V2, V3, V4, V5,
V9, dan V12), tipe buah oval dengan lurik (V6, V8, V10,
dan V11) dan tipe buah bulat dengan lurik (V7).
Ukuran buah semangka
Ukuran buah semangka tipe buah lonjong tanpa lurik (V1,
V2, V3, V4, V5, V9, dan V12) dengan menggunakan
teknik ToPAS yang diuji yaitu panjang berkisar antara 20-
23 cm, dan diameter berkisar antara 12-13 cm lebih tinggi
9. Kesimpulan
Tingkat dan kualitas produksi semangka di
Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini
disebabkan tanah yang keras, miskin unsur
hara, dan hormon, pemupukan yang tidak
berimbang, serangan hama dan penyakit,
pengaruh cuaca atau iklim,