SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Afifi Rahmadetiassani
Fakultas Biologi, UNAS


                               MENGENAL JENIS BURUNG


   A. Jalak suren (Sturnus contra)
       Burung Jalak suren diyakini mampu menjadi penjaga rumah yang handal. Burung jalak
suren peka terhadap situasi sekelilingnya kemudian memberikan efek suaranya yang keras dan
bervariasi sehingga jika dipelihara di rumah layaknya mempunyai anjing penjaga.
       Jalak suren dalam bahasa ilmiah (latin) disebut sebagai Sturnus contra dan dalam bahasa
Inggris disebut Asian Pied Starling atau Pied Myna. Burung dari famili Sturnidae ini dapat
ditemukan hampir di seluruh Indonesia terutama di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Selain itu
burung Jalak suren tersebar juga di berbagai negara seperti Bangladesh, Bhutan, Kamboja,
China, India,Laos, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Thailand.
       Burung Jalak suren (Sturnus contra) berukuran sedang sekitar 24 cm. Bulunya berwarna
hitam dan putih. Bagian yang berwarna putih seperti dahi, pipi, garis sayap, tunggir dan perut.
Sedangkan bulu di dada, tenggorokan, dan tubuh bagian atas berwarna hitam (coklat pada
remaja).
       Iris mata burung jalak suren berwarna abu-abu. Kulit tanpa bulu disekitar mata berwarna
jingga. Paruhnya berwarna merah dengan ujung putih. Sedangkan kaki berwarna kuning.
Suaranya seperti teriakan yang ribut, sumbang dan riang. Biasanya burung yang hidup dalam
kelompok kecil ini menghuni daerah terbuka dekat pemukiman di dataran rendah. Kebanyakan
mencari makan di atas tanah, yaitu cacing dan satwa kecil lainnya. Bergabung dalam kelompok
ketika beristirahat pada malam hari.
       Khususnya di Indonesia, burung jalak suren (Sturnus contra) mulai sulit ditemukan di
habitat aslinya. Burung ini malah lebih banyak ditemukan di pasar-pasar burung dan sebagai
hewan peliharaan. Tidak heran lantaran burung yang satu ini termasuk burung favorit kicaumania
(sebutan untuk para ‘pecinta’ burung).
       Lantaran ketenarannya tidak heran burung jalak suren ditetapkan menjadi fauna identitas
beberapa kabupaten di Indonesia seperti kabupaten Purbalingga dan kabupaten Tegal di Jawa
Tengah. Populasinya di alam liar tidak diketahui dengan pasti tetapi yang pasti burung ini oleh
IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi “Least Concern” atau “Beresiko Rendah”.
       Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo:
Passeriformes; Genus: Sturnidae; Spesies: Sturnus contra (Linnaeus, 1758).




   B. Takur ungkut-ungkut (Megalaima haemacephala)
       Takur Ungkut-ungkut / Coppersmith barbet (Megalaima haemacephala) merupakan
burung berukuran sedang dengan tubuh berwarna hijau, kepala berwarna merah, dan dadanya
yang bergaris-garis. Burung ini menyukai makanan berupa buah-buahan, salah satu buah
favoritnya adalah buah dari pohon beringin. Tak hanya Takur saja yang menyukainya, tetapi
beberapa jenis burung yang lainpun juga menyukai buah ini, beberapa jenis diantaranya adalah
Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Punai gading (Treron vernans), dan Perling Kumbang
(Aplonis panayensis). Burung-burung ini sering terlihat makan bersama dalam satu pohon.
       Takur ungkut-ungkut merupakan burung yang mempunyai paruh sangat kokoh seperti
layaknya burung pelatuk dan kebiasaannyapun sangat mirip dengan burung pelatuk. Burung ini
sering kali terlihat sedang mematuki batang pohon yang sudah mati.
Ternyata takur ungkut-ungkut ini mematuki batang pohon yang sudah mati dengan alasan untuk
membuat lubang yang akan dijadikan sebagai sarang.


   C. Burung gereja (Passer montanus)
       Mempunyai warna dominan coklat dan sedikit warna hitam putih pada masing-masing
pipinya. Tidak ada perbedaan warna antara jantan dan betinanya. Untuk burung-burung yang
lebih muda mempunyai warna yang lebih kusam daripada yang dewasa.
       Sumber makanan berupa benih dan biji-bijian. Mereka juga memakan invertebrata
(serangga, laba-laba, dsb), khususnya selama musim kawin.
       Berkembang biak pada burung gereja mencapai tingkat kematangan untuk berkembang
biak satu tahun dihitung dari saat dia menetas. Burung gereja pejantan akan menyatakan
ketertarikan kepada burung betina dengan cara berkicau merdu. Burung gereja membangun
sarang pada lubang-lubang atau rongga-rongga pada pohon, tebing maupun bangunan. Sarang
terdiri dari jerami, semak belukar, rumput, kayu atau bahan lain dan kadang-kadang diselingi
dengan bulu untuk meningkatkan isolasi termal.
       Telur yang dihasilkan sekitar lima sampai enam telur di Eropa (dan jarang lebih dari
empat di Indonesia). Telur berwarna putih hingga abu-abu pucat serta mempunyai bintik-bintik
atau bercak-bercak kecil dengan diameter sekitar 2cm. Telur dierami oleh kedua orang tua
selama 12-13 hari sebelum menetas, dan selanjutnya anak burung gereja akan diurus selama 15-
20 hari oleh orang tuanya sebelum bisa terbang sendiri meninggalkan sarangnya.
   D. Walet linchi (Collocalia linchi)
       Tubuh berukuran kecil (9 cm).Warna hitam biru mengkilat. Ekor sedikit bertakik. Dagu
abu-abu. Perut putih mencolok. Walet paling kecil dan paling umum di seluruh Sunda Besar dan
Nusa Tenggara.
       Menukik untuk minum air di sungai atau kolam. Jarang sekali bertengger. Tidak
menggunakan ekholokasi. Makanan berupa serangga kecil.
       Sarang berbentuk cawan dari lumut, rumput, atau tumbuhan, pada dekat mulut gua. Telur
berbentuk lonjong, berwarna putih, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun.
       Habitat di semua tipe hutan, lahan pertanian, perkotaan. Penyebaran Sumatera
pegunungan tinggi, Jawa, Timor. Penyebaran Lokal Dijumpai di hampir seluruh lokasi.


   E. Kaca mata (Zosterops palpebrosus)
       Burung Kaca Mata/Pleci/Siki Nangka atau bahasa ilmiahnya Zosterops palpebrosus
adalah burung kecil dari family Zosteropidae yang merupakan bangsa burung petengger
(passeriformes). Burung ini dinamakan burung kacamata karena kebanyakan anggotanya
memiliki lingkar bulu keperakan di sekitar mata (terlihat seperti kacamata). Habitat burung ini
terdapat di hutan-hutan terbuka kawasan Asia, dapat ditemukan di dataran India ketimur sampai
China dan Indonesia. Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal dengan nama Oriental White Eye.
       Burung ini merupakan jenis burung yang senang bergerombol atau berkelompok,
membentuk koloni besar yang bergerak dan mencari makan bersama di tajuk pepohonan. Bahkan
tidak jarang ditemukan juga berbaur dengan kelompok burung kecil lain seperti burung sepah
dan cikrak. Meskipun sebenarnya burung kacamata bersifat pemakan serangga, namun ia pun
memakan nektar dan aneka jenis buah. Mudah dijumpai di Sumatera, Jawa, Bali, Sumba, dan
Flores namun terbatas persebarannya di Kalimantan.
Di Jawa, burung ini bertelur dari Januari hingga Oktober. Telur berjumlah kurang lebih
tiga (2–5) butir berwarna biru pucat, diletakkan pada sarang berupa cawan kecil yang khas
bentuknya. Sarang ini terbuat dari akar-akaran, tangkai dan tulang daun, dan bahan-bahan
tumbuhan lainnya, serta dihiasi dengan lumut. Sarang diletakkan di percabangan ranting atau
rumpun bambu, sekitar 2–4 m di atas tanah.




   F.   Merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier)
        Tubuh berukuran sedang (20 cm). Mahkota coklat gelap. Alis putih. Kekang hitam.
Tubuh bagian atas coklat. Tenggorokan, dada, dan perut putih. Coretan pada sisi lambung.Iris
coklat, paruh hitam, kaki abu-abu merah jambu. Hidup dalam kelompok, berbaur dengan jenis
Cucak lain. Lebih sering mencari makan di atas tanah.
        Makanan berupa cacing, kumbang, jengkerik, ulat, kuncup, buah-buahan kecil. Sarang
berbentuk cawan dalam, dari ranting, daun, serat, pada dahan halus. Telur berwarna keputih-
putihan, berbintik banyak coklat dan ungu, jumlah 2-3 butir. Berbiak sepanjang waktu.
        Habitat terbuka, vegetasi sekunder, kebun, tepi jalan.Tersebar sampai ketinggian 1.500 m
dpl. Penyebaran Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Filipina, Sunda Besar. Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Bali, Lombok, Introduksi: Sulawesi.


   G. Burung cabe (Dicaeum trochileum)
        Tubuh berukuran kecil (9 cm). Jantan: Mahkota, punggung dan tunggir merah padam.
Sayap, sisi kepala, dan ekor hitam. Tubuh bagian bawah putih. Sisi tubuh abu-abu.
        Betina: Warna coklat. Tunggir dan penutup ekor merah padam. Tidak ada sapuan merah
pada mahkota dan mantel.
        Muda: Abu-abu polos. Paruh jingga. Sapuan jingga pada tunggir. Iris coklat, paruh dan
kaki hijau kehitaman. Pengunjung benalu yang lincah dan galak.
        Hutan sekunder, pekarangan, perkebunan. Tersebar sampai ketinggian 1.000 m dpl.
Penyebaran di India, Cina selatan, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan.
Penyebaran lokal tercatat sekali di kawasan Tambaksari, Sayung, Demak.


   H. Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster)
Jenis ini merupakan anggota Famili Picnonotidae (cucak-cucakan). Sama seperti si betet,
dijamin tak susah untuk mengamati kutilang. Jenis ini sering beraktivitas di lokasi yang sangat
mudah dijangjau mata. Tak jarang, berdekatan dengan manusia.
       Ukuran sedang (20 cm) dengan topi hitam, tungir keputih-putihan dan tungging jingga-
kuning. Dagu dan kepala atas hitam. Kerah, dada, perut putih. Sayap hitam ekor coklat. Iris
merah. paruh dan kaki hitam.
       Merdu dan nyaring “cuk-cuk” dan “cang-kur” yang diulang cepat. Kebiasaan hidup
berkelompok, aktif dan ribut. Menyukai tempat terbuka, di perkotaan biasa di taman,
pekarangan, perdu dan semak. Termasuk jenis yang melimpah. Tak jarang bertengger dan
berbunyi di pucuk pohon cemara.


                                       Gambar-gambar




                                  Jalak suren                         Takur ungkut-ungkut




                                    Burung gereja                               Burung cabe
Merbah curucuk   Kutilang

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Flora & Fauna Langka
Flora & Fauna LangkaFlora & Fauna Langka
Flora & Fauna Langka
 
TUGAS RPP BERBASIS KURIKULUM 2013 ( IPA )
TUGAS RPP BERBASIS KURIKULUM 2013 ( IPA )TUGAS RPP BERBASIS KURIKULUM 2013 ( IPA )
TUGAS RPP BERBASIS KURIKULUM 2013 ( IPA )
 
10 hewan langka
10 hewan langka10 hewan langka
10 hewan langka
 
Unggas
UnggasUnggas
Unggas
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
Tumbuhan Langka Di Indonesia
Tumbuhan Langka Di IndonesiaTumbuhan Langka Di Indonesia
Tumbuhan Langka Di Indonesia
 
Tumbuhan dan hewan langka di indonesia
Tumbuhan dan hewan langka di indonesiaTumbuhan dan hewan langka di indonesia
Tumbuhan dan hewan langka di indonesia
 
Hewan dan tumbuhan langka
Hewan dan tumbuhan langkaHewan dan tumbuhan langka
Hewan dan tumbuhan langka
 
Flora dan fauna di indonesia
Flora dan fauna di indonesiaFlora dan fauna di indonesia
Flora dan fauna di indonesia
 
Hewan tumbuhan langka
Hewan tumbuhan langkaHewan tumbuhan langka
Hewan tumbuhan langka
 
Faktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langka
Faktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langkaFaktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langka
Faktor alasan penyebab kepunahan, cara pelestarian, hwn dan tumbuhan langka
 
Pelestarian mahluk hidup
Pelestarian mahluk hidupPelestarian mahluk hidup
Pelestarian mahluk hidup
 
Tumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langkaTumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langka
 
Tumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langkaTumbuhan dan hewan langka
Tumbuhan dan hewan langka
 
Bunga lanka
Bunga lankaBunga lanka
Bunga lanka
 
Kucing memiliki tapetum lucidum
Kucing memiliki tapetum lucidumKucing memiliki tapetum lucidum
Kucing memiliki tapetum lucidum
 
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
 
Tumbuhan langka di indonesia
Tumbuhan langka di indonesiaTumbuhan langka di indonesia
Tumbuhan langka di indonesia
 
Flora fauna di Nusantara
Flora fauna di NusantaraFlora fauna di Nusantara
Flora fauna di Nusantara
 
Jurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT DipteraJurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT Diptera
 

Viewers also liked

Konvensi perserikatan bangsa bangsa tentang keanekaragaman hayati (cbd) rio d...
Konvensi perserikatan bangsa bangsa tentang keanekaragaman hayati (cbd) rio d...Konvensi perserikatan bangsa bangsa tentang keanekaragaman hayati (cbd) rio d...
Konvensi perserikatan bangsa bangsa tentang keanekaragaman hayati (cbd) rio d...Afifi Rahmadetiassani
 
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helenaBioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helenaAfifi Rahmadetiassani
 
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanahHubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanahAfifi Rahmadetiassani
 
Hewan endemik mamamlia di indonesia & perkawinan silang
Hewan endemik mamamlia di indonesia & perkawinan silangHewan endemik mamamlia di indonesia & perkawinan silang
Hewan endemik mamamlia di indonesia & perkawinan silangAfifi Rahmadetiassani
 
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakartaKomunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakartaAfifi Rahmadetiassani
 
Bioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helenaBioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helenaAfifi Rahmadetiassani
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI JakartaKomunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI JakartaAfifi Rahmadetiassani
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 
Pertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikroba
Pertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikrobaPertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikroba
Pertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikrobaAfifi Rahmadetiassani
 

Viewers also liked (19)

Perilaku makan ikan sumpit
Perilaku makan ikan sumpitPerilaku makan ikan sumpit
Perilaku makan ikan sumpit
 
Pengenalan contoh jenis serangga
Pengenalan contoh jenis seranggaPengenalan contoh jenis serangga
Pengenalan contoh jenis serangga
 
Konvensi perserikatan bangsa bangsa tentang keanekaragaman hayati (cbd) rio d...
Konvensi perserikatan bangsa bangsa tentang keanekaragaman hayati (cbd) rio d...Konvensi perserikatan bangsa bangsa tentang keanekaragaman hayati (cbd) rio d...
Konvensi perserikatan bangsa bangsa tentang keanekaragaman hayati (cbd) rio d...
 
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helenaBioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
 
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanahHubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
 
Fitogeografi rafflesia
Fitogeografi rafflesiaFitogeografi rafflesia
Fitogeografi rafflesia
 
Ramah sampah ramah dompet
Ramah sampah ramah dompetRamah sampah ramah dompet
Ramah sampah ramah dompet
 
Hewan endemik mamamlia di indonesia & perkawinan silang
Hewan endemik mamamlia di indonesia & perkawinan silangHewan endemik mamamlia di indonesia & perkawinan silang
Hewan endemik mamamlia di indonesia & perkawinan silang
 
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakartaKomunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
 
Morfologi alpukat
Morfologi alpukatMorfologi alpukat
Morfologi alpukat
 
Bioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helenaBioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helena
 
Suaka marga satwa cikepuh
Suaka marga satwa cikepuhSuaka marga satwa cikepuh
Suaka marga satwa cikepuh
 
Metode pengambilan data serangga
Metode pengambilan data seranggaMetode pengambilan data serangga
Metode pengambilan data serangga
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI JakartaKomunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
 
Morfologi fungi
Morfologi fungiMorfologi fungi
Morfologi fungi
 
Pengenalan dan pengawetan kupu kupu
Pengenalan dan pengawetan kupu kupuPengenalan dan pengawetan kupu kupu
Pengenalan dan pengawetan kupu kupu
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 
Pertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikroba
Pertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikrobaPertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikroba
Pertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikroba
 

Similar to MENGENAL JENIS BURUNG POPULER DI INDONESIA (20)

A
AA
A
 
carnivora dan proboscidea
carnivora dan proboscidea carnivora dan proboscidea
carnivora dan proboscidea
 
Laporan flora dan fauna tia
Laporan flora dan fauna tiaLaporan flora dan fauna tia
Laporan flora dan fauna tia
 
10 hewan langkah smp negeri 1 raha kab. muna
10 hewan langkah smp negeri 1 raha kab. muna10 hewan langkah smp negeri 1 raha kab. muna
10 hewan langkah smp negeri 1 raha kab. muna
 
Burung Laut
Burung LautBurung Laut
Burung Laut
 
Makalah sisver revisi 2013
Makalah sisver revisi 2013Makalah sisver revisi 2013
Makalah sisver revisi 2013
 
Harimau sumatera
Harimau sumateraHarimau sumatera
Harimau sumatera
 
Harimau sumatera
Harimau sumateraHarimau sumatera
Harimau sumatera
 
Merak Hijau atau kerap disebut Merak Jawa.docx
Merak Hijau atau kerap disebut Merak Jawa.docxMerak Hijau atau kerap disebut Merak Jawa.docx
Merak Hijau atau kerap disebut Merak Jawa.docx
 
Aves
AvesAves
Aves
 
Kelompok 12 super kelas reptilia
Kelompok 12 super kelas reptiliaKelompok 12 super kelas reptilia
Kelompok 12 super kelas reptilia
 
Hewan punah
Hewan punahHewan punah
Hewan punah
 
Burung Maleo -(7).pdf
Burung Maleo -(7).pdfBurung Maleo -(7).pdf
Burung Maleo -(7).pdf
 
Fakta haiwan
Fakta haiwanFakta haiwan
Fakta haiwan
 
Elang Jawa
Elang JawaElang Jawa
Elang Jawa
 
Modifikasi aves
Modifikasi avesModifikasi aves
Modifikasi aves
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
Hewan langka
Hewan langkaHewan langka
Hewan langka
 
Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7
Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7
Ppt pelestarian makhluk hidup dan lingkungan kelas 7
 
Makhluk hidup
Makhluk hidupMakhluk hidup
Makhluk hidup
 

More from Afifi Rahmadetiassani

More from Afifi Rahmadetiassani (15)

pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastikpemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
 
Bieokonomi
Bieokonomi Bieokonomi
Bieokonomi
 
Biodiversitas indonesia
Biodiversitas indonesiaBiodiversitas indonesia
Biodiversitas indonesia
 
Ruang Terbuka Hijau di Jakarta
Ruang Terbuka Hijau di JakartaRuang Terbuka Hijau di Jakarta
Ruang Terbuka Hijau di Jakarta
 
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
 
Pelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
Pelatihan penyusunan laporan TFCA SumateraPelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
Pelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
 
Kelas inspirasi jakarta 5
Kelas inspirasi jakarta 5Kelas inspirasi jakarta 5
Kelas inspirasi jakarta 5
 
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota IndonesiaKupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
 
Reptil laut (Penyu laut)
Reptil laut (Penyu laut)Reptil laut (Penyu laut)
Reptil laut (Penyu laut)
 
Hutan dan upaya konservasi
Hutan dan upaya konservasiHutan dan upaya konservasi
Hutan dan upaya konservasi
 
Mengenal hujan
Mengenal hujanMengenal hujan
Mengenal hujan
 
Troides helena, si cantik dari alam
Troides helena, si cantik dari alamTroides helena, si cantik dari alam
Troides helena, si cantik dari alam
 
Mengenal pecahan bagian 1
Mengenal pecahan bagian 1Mengenal pecahan bagian 1
Mengenal pecahan bagian 1
 
Pencemaran tanah&pestisida
Pencemaran tanah&pestisidaPencemaran tanah&pestisida
Pencemaran tanah&pestisida
 
Transkripsi, translasi dan replikasi
Transkripsi, translasi dan replikasiTranskripsi, translasi dan replikasi
Transkripsi, translasi dan replikasi
 

MENGENAL JENIS BURUNG POPULER DI INDONESIA

  • 1. Afifi Rahmadetiassani Fakultas Biologi, UNAS MENGENAL JENIS BURUNG A. Jalak suren (Sturnus contra) Burung Jalak suren diyakini mampu menjadi penjaga rumah yang handal. Burung jalak suren peka terhadap situasi sekelilingnya kemudian memberikan efek suaranya yang keras dan bervariasi sehingga jika dipelihara di rumah layaknya mempunyai anjing penjaga. Jalak suren dalam bahasa ilmiah (latin) disebut sebagai Sturnus contra dan dalam bahasa Inggris disebut Asian Pied Starling atau Pied Myna. Burung dari famili Sturnidae ini dapat ditemukan hampir di seluruh Indonesia terutama di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Selain itu burung Jalak suren tersebar juga di berbagai negara seperti Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India,Laos, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Thailand. Burung Jalak suren (Sturnus contra) berukuran sedang sekitar 24 cm. Bulunya berwarna hitam dan putih. Bagian yang berwarna putih seperti dahi, pipi, garis sayap, tunggir dan perut. Sedangkan bulu di dada, tenggorokan, dan tubuh bagian atas berwarna hitam (coklat pada remaja). Iris mata burung jalak suren berwarna abu-abu. Kulit tanpa bulu disekitar mata berwarna jingga. Paruhnya berwarna merah dengan ujung putih. Sedangkan kaki berwarna kuning. Suaranya seperti teriakan yang ribut, sumbang dan riang. Biasanya burung yang hidup dalam kelompok kecil ini menghuni daerah terbuka dekat pemukiman di dataran rendah. Kebanyakan mencari makan di atas tanah, yaitu cacing dan satwa kecil lainnya. Bergabung dalam kelompok ketika beristirahat pada malam hari. Khususnya di Indonesia, burung jalak suren (Sturnus contra) mulai sulit ditemukan di habitat aslinya. Burung ini malah lebih banyak ditemukan di pasar-pasar burung dan sebagai hewan peliharaan. Tidak heran lantaran burung yang satu ini termasuk burung favorit kicaumania (sebutan untuk para ‘pecinta’ burung). Lantaran ketenarannya tidak heran burung jalak suren ditetapkan menjadi fauna identitas beberapa kabupaten di Indonesia seperti kabupaten Purbalingga dan kabupaten Tegal di Jawa
  • 2. Tengah. Populasinya di alam liar tidak diketahui dengan pasti tetapi yang pasti burung ini oleh IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi “Least Concern” atau “Beresiko Rendah”. Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Passeriformes; Genus: Sturnidae; Spesies: Sturnus contra (Linnaeus, 1758). B. Takur ungkut-ungkut (Megalaima haemacephala) Takur Ungkut-ungkut / Coppersmith barbet (Megalaima haemacephala) merupakan burung berukuran sedang dengan tubuh berwarna hijau, kepala berwarna merah, dan dadanya yang bergaris-garis. Burung ini menyukai makanan berupa buah-buahan, salah satu buah favoritnya adalah buah dari pohon beringin. Tak hanya Takur saja yang menyukainya, tetapi beberapa jenis burung yang lainpun juga menyukai buah ini, beberapa jenis diantaranya adalah Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Punai gading (Treron vernans), dan Perling Kumbang (Aplonis panayensis). Burung-burung ini sering terlihat makan bersama dalam satu pohon. Takur ungkut-ungkut merupakan burung yang mempunyai paruh sangat kokoh seperti layaknya burung pelatuk dan kebiasaannyapun sangat mirip dengan burung pelatuk. Burung ini sering kali terlihat sedang mematuki batang pohon yang sudah mati. Ternyata takur ungkut-ungkut ini mematuki batang pohon yang sudah mati dengan alasan untuk membuat lubang yang akan dijadikan sebagai sarang. C. Burung gereja (Passer montanus) Mempunyai warna dominan coklat dan sedikit warna hitam putih pada masing-masing pipinya. Tidak ada perbedaan warna antara jantan dan betinanya. Untuk burung-burung yang lebih muda mempunyai warna yang lebih kusam daripada yang dewasa. Sumber makanan berupa benih dan biji-bijian. Mereka juga memakan invertebrata (serangga, laba-laba, dsb), khususnya selama musim kawin. Berkembang biak pada burung gereja mencapai tingkat kematangan untuk berkembang biak satu tahun dihitung dari saat dia menetas. Burung gereja pejantan akan menyatakan ketertarikan kepada burung betina dengan cara berkicau merdu. Burung gereja membangun sarang pada lubang-lubang atau rongga-rongga pada pohon, tebing maupun bangunan. Sarang
  • 3. terdiri dari jerami, semak belukar, rumput, kayu atau bahan lain dan kadang-kadang diselingi dengan bulu untuk meningkatkan isolasi termal. Telur yang dihasilkan sekitar lima sampai enam telur di Eropa (dan jarang lebih dari empat di Indonesia). Telur berwarna putih hingga abu-abu pucat serta mempunyai bintik-bintik atau bercak-bercak kecil dengan diameter sekitar 2cm. Telur dierami oleh kedua orang tua selama 12-13 hari sebelum menetas, dan selanjutnya anak burung gereja akan diurus selama 15- 20 hari oleh orang tuanya sebelum bisa terbang sendiri meninggalkan sarangnya. D. Walet linchi (Collocalia linchi) Tubuh berukuran kecil (9 cm).Warna hitam biru mengkilat. Ekor sedikit bertakik. Dagu abu-abu. Perut putih mencolok. Walet paling kecil dan paling umum di seluruh Sunda Besar dan Nusa Tenggara. Menukik untuk minum air di sungai atau kolam. Jarang sekali bertengger. Tidak menggunakan ekholokasi. Makanan berupa serangga kecil. Sarang berbentuk cawan dari lumut, rumput, atau tumbuhan, pada dekat mulut gua. Telur berbentuk lonjong, berwarna putih, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun. Habitat di semua tipe hutan, lahan pertanian, perkotaan. Penyebaran Sumatera pegunungan tinggi, Jawa, Timor. Penyebaran Lokal Dijumpai di hampir seluruh lokasi. E. Kaca mata (Zosterops palpebrosus) Burung Kaca Mata/Pleci/Siki Nangka atau bahasa ilmiahnya Zosterops palpebrosus adalah burung kecil dari family Zosteropidae yang merupakan bangsa burung petengger (passeriformes). Burung ini dinamakan burung kacamata karena kebanyakan anggotanya memiliki lingkar bulu keperakan di sekitar mata (terlihat seperti kacamata). Habitat burung ini terdapat di hutan-hutan terbuka kawasan Asia, dapat ditemukan di dataran India ketimur sampai China dan Indonesia. Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal dengan nama Oriental White Eye. Burung ini merupakan jenis burung yang senang bergerombol atau berkelompok, membentuk koloni besar yang bergerak dan mencari makan bersama di tajuk pepohonan. Bahkan tidak jarang ditemukan juga berbaur dengan kelompok burung kecil lain seperti burung sepah dan cikrak. Meskipun sebenarnya burung kacamata bersifat pemakan serangga, namun ia pun memakan nektar dan aneka jenis buah. Mudah dijumpai di Sumatera, Jawa, Bali, Sumba, dan Flores namun terbatas persebarannya di Kalimantan.
  • 4. Di Jawa, burung ini bertelur dari Januari hingga Oktober. Telur berjumlah kurang lebih tiga (2–5) butir berwarna biru pucat, diletakkan pada sarang berupa cawan kecil yang khas bentuknya. Sarang ini terbuat dari akar-akaran, tangkai dan tulang daun, dan bahan-bahan tumbuhan lainnya, serta dihiasi dengan lumut. Sarang diletakkan di percabangan ranting atau rumpun bambu, sekitar 2–4 m di atas tanah. F. Merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier) Tubuh berukuran sedang (20 cm). Mahkota coklat gelap. Alis putih. Kekang hitam. Tubuh bagian atas coklat. Tenggorokan, dada, dan perut putih. Coretan pada sisi lambung.Iris coklat, paruh hitam, kaki abu-abu merah jambu. Hidup dalam kelompok, berbaur dengan jenis Cucak lain. Lebih sering mencari makan di atas tanah. Makanan berupa cacing, kumbang, jengkerik, ulat, kuncup, buah-buahan kecil. Sarang berbentuk cawan dalam, dari ranting, daun, serat, pada dahan halus. Telur berwarna keputih- putihan, berbintik banyak coklat dan ungu, jumlah 2-3 butir. Berbiak sepanjang waktu. Habitat terbuka, vegetasi sekunder, kebun, tepi jalan.Tersebar sampai ketinggian 1.500 m dpl. Penyebaran Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Filipina, Sunda Besar. Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Lombok, Introduksi: Sulawesi. G. Burung cabe (Dicaeum trochileum) Tubuh berukuran kecil (9 cm). Jantan: Mahkota, punggung dan tunggir merah padam. Sayap, sisi kepala, dan ekor hitam. Tubuh bagian bawah putih. Sisi tubuh abu-abu. Betina: Warna coklat. Tunggir dan penutup ekor merah padam. Tidak ada sapuan merah pada mahkota dan mantel. Muda: Abu-abu polos. Paruh jingga. Sapuan jingga pada tunggir. Iris coklat, paruh dan kaki hijau kehitaman. Pengunjung benalu yang lincah dan galak. Hutan sekunder, pekarangan, perkebunan. Tersebar sampai ketinggian 1.000 m dpl. Penyebaran di India, Cina selatan, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan. Penyebaran lokal tercatat sekali di kawasan Tambaksari, Sayung, Demak. H. Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster)
  • 5. Jenis ini merupakan anggota Famili Picnonotidae (cucak-cucakan). Sama seperti si betet, dijamin tak susah untuk mengamati kutilang. Jenis ini sering beraktivitas di lokasi yang sangat mudah dijangjau mata. Tak jarang, berdekatan dengan manusia. Ukuran sedang (20 cm) dengan topi hitam, tungir keputih-putihan dan tungging jingga- kuning. Dagu dan kepala atas hitam. Kerah, dada, perut putih. Sayap hitam ekor coklat. Iris merah. paruh dan kaki hitam. Merdu dan nyaring “cuk-cuk” dan “cang-kur” yang diulang cepat. Kebiasaan hidup berkelompok, aktif dan ribut. Menyukai tempat terbuka, di perkotaan biasa di taman, pekarangan, perdu dan semak. Termasuk jenis yang melimpah. Tak jarang bertengger dan berbunyi di pucuk pohon cemara. Gambar-gambar Jalak suren Takur ungkut-ungkut Burung gereja Burung cabe
  • 6. Merbah curucuk Kutilang