SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG
KEANEKARAGAMAN HAYATI (CBD) RIO de JANERIO-BRAZIL, 1992


               TUGAS BIOLOGI KONSERVASI




          Oleh : Afifi Rahmadetiassani (083112620150008)




                     FAKULTAS BIOLOGI
             UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
                              2011
Konvensi keanekaragaman hayati merupakan konvensi Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) yang ditandatangani oleh 157 kepala negara atau wakil
pemerintahan pada waktu diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth
Summit). KTT Bumi dengan dukungan PBB ini diadakan pada tanggal 3-14 Juni
1992 di Rio de Janerio, Brazil. Konvensi ini lebih dikenal dengan nama United
Nations Conventions on Biological Diversity (UN CBD).
        Sebelum konvensi ini diajukan dalam Earth Summit, sebelumnya telah
diadakan 3 pertemuan penting yang membahas persiapan konvensi ini, antara lain
pertemuan yang bersifat teknis dan pertemuan para pakar yang diadakan antara
bulan November 1988 dan Mei 1992. Pada tanggal 17 Juni 1987, dibentuk tim Ad
Hoc Working Group of Experts on Biological Diversity (kelompok kerja khusus
yang berisi pakar di bidang keanekaragaman hayati). Hasil dari pembentukan
kelompok itu adalah pengadaan tiga sidang dalam rentan waktu November 1998
dan Juli 1990. Pada laporan akhir Ad Hoc Working Group of Experts, Governing
Council No 15/34 tanggal 25 Mei 1989 dibentuk Ad Hoc Working Group of
Legal and Technical Experts yang memiliki kewenangan dalam merundingkan
perangkat    hukum     internasional     untuk    pelestarian     dan   pemanfaatan
keanekaragaman hayati secara lestari.
        Tim Ad Hoc tersebut telah menyelenggarakan sidang-sidang sebagai
berikut :
1.   Sesi Pertama kelompok kerja tim Ad Hoc hukum dan ahli bidang
     keanekaragaman      hayatidi      Nairobi,   Kenya.        Pertemuan   pertama
     diselenggarakan antara tanggal 19-23 November 1990.
2.   Pertemuan kedua, dilaksanakan di Nairobi, Kenya antara tanggal 25 Februari-
     6 Maret 1991.
3.   Pertemuan ketiga meruapakan pertemuan Tim Perundingan Internasional
     untuk CBDdi Madrid, Spanyol pada tanggal 24 Juni - 31 Juli 1991. Dalam
     sidang ini disajikan dan dibahas konsep (draft) CBD.
4.   Pertemuan keempat Tim Perundingan Internasional untuk CBDdi Nairobi,
     Kenya pada tanggal 23 September-2 Oktober 1991.
5.   Pertemuan kelima Tim Perundingan Internasional untuk CBDdi Jenewa,
     Swiss pada tanggal 25 November- 4 Desember 1991.
6.   Pertemuan keenam Tim Perundingan Internasional untuk CBDdi Nairobi,
     Kenya antara tanggal 6-15 Februari 1992.
7.   Sidang terakhir diadakan di Nairobi, Kenya pada tanggal 11-22 Mei 1992.
     Pada sidang terakhir ini disusun Nairobi Final Act of the Conference for the
     Adoption of the Agreed Text of the Convention on Biological Diversity.
     Hampir semua negara diundang untuk berpartisipasi dalam pertemuan
pengesahan teks Konvensi yang telah disetujui. Selain 157 negara, ikut hadir pula
Masyarakat Eropa dan beberapa badan-badan dalam Perserikatan Bangsa-bangsa
dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional sebagai peninjau.
     Setelah pengesahan ini dikeluarkan Resolution Adopted by the Conference for
the Adoption of the Agreed Text of the Convention on Biological Diversity
berjumlah 4 buah yang semuanya ini disahkan pada tanggal 22 Mei 1992 yang
berisi tentang :
1. Kesepakatan Finansial Sementara ( Interim Financial Agreement).
2. Kerjasama Internasional untuk konservasi keanekaragaman hayati dan
     pemanfaatan yang berkelanjutan untuk menuju CBD
3. Adanya saling keterhubungan antara CBD dengan promosi pertanian yang
     berkelanjutan
4. Penghargaan kepada Pemerintah Repubik Kenya.
     Selain itu dikeluarkan juga “Declarations Made at the Time of Adoption of
the Agreed Text of the Convention on Biological Diversity”, yang diantaranya
berisi saran, keberatan, usul perubahan dan penyempurnaan.
     Setelah berbagai persoalan yang menyangkut draft konvensi dapat
dipersiapkan maka draft tersebut diajukan dalam KTT Bumi yang kemudian
ditandatangani oleh para wakil negara. Lebih dari 160 negara telah
menandatangani konvensi ini. Namun konvensi ini akan berlaku efektif setelah 90
hari dengan terpenuhinya syarat ratifikasi, yaitu adanya negara ke 30 yang
menandatangani konvensi ini, dalam hal ini adalah Mongolia yang ikut
menandatangani pada tanggal 30 September 1993. Sehingga Konvensi
Keanekaragaman hayati ini berlaku efektif pada tanggal 29 Desember 1993,
setelah 18 bulan sejak terbuka untuk ditandatangani pada KTT Bumi 1992.Berikut
negara-negara yang telah menandatangani Konvensi ini hingga akhir Desember
1993 :
   1. Antigua                                 23. Cook Islands
   2. Barbuda                                 24. Saint Kitts and Nevis
   3. Mexico                                  25. Czech
   4. Armenia                                 26. Republic Saint Lucia
   5. Monaco                                  27. Denmark
   6. Australia                               28. Seychelles
   7. Spain                                   29. Ecuador
   8. Bahama                                  30. Mongolia
   9. Nauru                                   31. Fiji
   10. Barbados                               32. Sweden
   11. Nepal                                  33. Germany
   12. Belarusia                              34. Tunisia
   13. New Zealand                            35. Uganda
   14. Belize                                 36. Japan
   15. Norway                                 37. Uruguay
   16. Burkina                                38. Maldives
   17. Faso                                   39. Vanatau
   18. PNG                                    40. Marshall Island
   19. Canada                                 41. Zambia
   20. Phillipines                            42. Mauritius
   21. China                                      (UNEP, 1993)
   22. Portugal


         Sejak Konvensi ini telah memenuhi syarat ratifikasi, beberapa negara
kemudian menyusul untuk meratifikasi konvensi ini sebanyak 180 negara dengan
tujuan utama untuk       melindungi   keanekaragaman hayati, memanfaatkan
keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, dan membagi manfaat keuntungan
yang diperoleh dari produk hasil keanekaragaman hayati, dalam hal ini dengan
membuat hak kepemilikan intelektual (Intelectual Property Right-IPR).
       Pada tanggal 11-15 Oktober 1993 Intergovernmental Committee on the
Convention on Biological Diversity (ICCBD) telah mengadakan pertemuan, yang
bertujuan untuk mempersiapkan pertemuan pertama para pihak penandatangan
konvensi. Pertemuan ini mendiskusikan kebijakan, kelembagaan serta membuat
beberapa rekomendasi.


Konsep CBD
       Konsep-konsep mengenai keanekaragaman hayati yang telah ada perlu
dilakukan dalam bentuk hukum yang dapat ditaati oleh negara-negara di dunia.
Hal ini karena keanekaragaman hayati sudah merupakan kekayaan dunia yang
bermanfaat bagi proses kehidupan di bumi yang juga kelak akan diwariskan bagi
generasi mendatang. Seperti umumnya suatu konvensi internasional, Konvensi
Keanekaragaman hayati ini memiliki bagian-bagian yang dapat disingkat.Bagian-
bagian tersebut adalah :
a. Batang Tubuh : Terdiri atas pembukaan dengan 42 Pasal, yaitu :
     Pasal 1 : Berisi tujuan konvensi
     Pasal 2 : Pemakaian istilah
     Pasal 3 : Asas konvensi
     Pasal 4 : Kerangka hukum
     Pasal 5 : Kerangka kerjasama
     Pasal 6 : Upaya umum pelestarian dan pendayagunaan berkelanjutan
     Pasal 7 : Identifikasi dan pemantauan
     Pasal 8 : Pelestarian in-situ
     Pasal 9 : Pelestarian ex-situ
     Pasal 10 : Pendayagunaan berkelanjutan dari komponen keanekaragaman
               hayati
     Pasal 11 : Upaya intensif
     Pasal 12 : Penelitian dan pelatihan
     Pasal 13 : Pendidikan masyarakat dan peningkatan kesadaran
Pasal 14 : Analisis dampak dan meminimisasi dampak negatif
Pasal 15 : Akses pada sumber genetika
Pasal 16 : Akses dan alih teknologi
Pasal 17 : Pertukaran informasi
Pasal 18 : Kerjasama teknik dan ilmiah
Pasal 19 : Penanganan bioteknologi dan persebaran keuntungannya
Pasal 20 : Sumber pendanaan
Pasal 21 : Mekanisme pendanaan
Pasal 22 : Hubungan dengan konvensi internasional lainnya
Pasal 23 : Konperensi para pihak
Pasal 24 : Sekretariat
Pasal 25 : Badan penunjang untuk nasihat-nasihat ilmiah teknis dan
teknologi
Pasal 26 : Laporan para pihak
Pasal 27 : Penyelesaian perselisihan
Pasal 28 : Pengesahan protokol
Pasal 29 : Perubahan konvensi atau protokol
Pasal 30 : Pengesahan dan perubahan lampiran
Pasal 31 : Hak suara
Pasal 32 : Hubungan antara konvensi dan protokolnya
Pasal 33 : Penandatangan
Pasal 34 : Ratifikasi, penerimaan atau persetujuan
Pasal 35 : Keikutsertaan
Pasal 36 : Berlakunya konvensi
Pasal 37 : Reservasi
Pasal 38 : Pengunduran diri
Pasal 39 : Pengaturan pendanaan sementara
Pasal 40 : Pengaturan sekretariat sementara
Pasal 41 : Depositary
Pasal 42 : Teks asli
b. Lampiran (Annexes), lampiran ini terdiri dari :
          1. Lampiran I : Indentifikasi dan Monitoring
          2. Lampiran II : Bagian I tentang arbritase dibagi menjadi 17 Pasal dan
          bagian II tentang konsiliasi dibagi menjadi 6 Pasal
c. Daftar Negara Penandatangan pada masa Konferensi dari tanggal 3 - 14 Juni
1992.
          Konvensi ini mengatur banyak persoalan di hampir seluruh bidang seperti
politik, sosial, biologi,ekonomi, hukum, hingga masalah teknologi. Namun
demikian hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dan memperlancar
operasionalisasi konvensi ini.


Agenda 21
          Agenda    ini   membahas     tentang   upayauntuk     menghubungkan       isu
lingkungan dengan berbagi macam masalah pembangunan. Rencana kerja yang
dirumuskan antara lain untuk menghadapi masalah-masalah atmosfir, degradasai
lahan, desertifikasi, pembangunan kawasaan pegunungan, pertanian dan
perkembangan desa, deforestasi, lingkungan akutik dan polusi.
          Dalam merealisasikan CBD, salah satu upaya yang dilakukan adalah
Konvensi Aarhus dimana isinya mangharuskan pemerintah untuk memberikan
data lingkungan, hak-hak kepada masyarakat, organisasi dan negara untuk
melakukan penyelidikan terhadap penyebab suatu masalah lingkungan hidup dan
melakuan aksi untuk menguranginya. Jadi, 40 negara yang menandatangani
konvensi ini, mangakui hak masyarakat untuk hidup di lingkungan yang sehat.
          Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangai CBD, melalui
Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia telah manghasilkan beberapa progres
yaitu :
1. Meratifikasi CBD dengan UU no. 5.1994 tentang pengesahan UN CBD.
2. Penyusunan Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia
    2003-2020
3. Melakukan penyeliaan pelaksanaan CBD dengan menyusun Laporan
    Nasional ke-3
4. Pengembangan Kerangka Kerja Nasional Keanekaragaman Hayati
5. Meratifikasi Protokol Cartagena dengan UU no. 21/ 2004 tentang pengesahan
    Protokol Cartagena atas CDB
6. Menerbitkan PP no.21/2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa
    Genetika
7. Pengembangan modul modular untuk harmonisasi perlaporan nasional CBD.
8. Menjadi tuan rumah Konvesi Biodiversitas di Indonesia (Bali, 2011)




                            DAFTAR PUSTAKA


Hardjasoemantri, K. Hukum Perlindungan Lingkungan; Konservasi Sumberdaya
      Alam Hayati dan Ekosistemnya. Gajah Mada University Press.
      Yogyakarta, 1991
Indrawan, M. Primack, R. B. Supriyatna, J. Biologi Konservasi. Yayasan Obor
      Indonesia. Jakarta, 2007
Mac Kinnon, K. Alam Asli Indonesia. Yayasan Hijau-PT Gramedia. Jakarta, 1986
McNeely, J.A. Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati. Yayasan Obor Indonesia.
      Jakarta, 1992
Pramudianto, A. Keanekaragaman Hayati Dalam Perkembangan Hukum
      Lingkungan                                                 Internasional.
      www.staff.blog.ui.ac.id/andreas.pramudianto/keanekaragaman_hayati_
      dalam_       perkembangan_hukum_lingkungan_internasional/htm.          4
      November 2011.
Terjemahan Resmi Salinan Naskah Asli Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
      Tentang Keanekaragaman Hayati
UNEP Newsletter Asia Pasifik October-Desember 1993 Vol 10 No. 4
United Nations. The Global Partnership for Environment and development, A
      Guide to Agenda 21. UNCED. Geneva, 1992
Konvensi perserikatan bangsa bangsa tentang keanekaragaman hayati (cbd) rio de janerio-brazil, 1992

More Related Content

More from Afifi Rahmadetiassani

pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastikpemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastikAfifi Rahmadetiassani
 
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat Afifi Rahmadetiassani
 
Pelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
Pelatihan penyusunan laporan TFCA SumateraPelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
Pelatihan penyusunan laporan TFCA SumateraAfifi Rahmadetiassani
 
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota IndonesiaKupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota IndonesiaAfifi Rahmadetiassani
 
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakartaKomunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakartaAfifi Rahmadetiassani
 
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI JakartaKomunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI JakartaAfifi Rahmadetiassani
 
Bioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helenaBioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helenaAfifi Rahmadetiassani
 
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helenaBioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helenaAfifi Rahmadetiassani
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 

More from Afifi Rahmadetiassani (20)

pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastikpemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
 
Bieokonomi
Bieokonomi Bieokonomi
Bieokonomi
 
Biodiversitas indonesia
Biodiversitas indonesiaBiodiversitas indonesia
Biodiversitas indonesia
 
Ruang Terbuka Hijau di Jakarta
Ruang Terbuka Hijau di JakartaRuang Terbuka Hijau di Jakarta
Ruang Terbuka Hijau di Jakarta
 
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
 
Pelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
Pelatihan penyusunan laporan TFCA SumateraPelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
Pelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
 
Kelas inspirasi jakarta 5
Kelas inspirasi jakarta 5Kelas inspirasi jakarta 5
Kelas inspirasi jakarta 5
 
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota IndonesiaKupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
 
Reptil laut (Penyu laut)
Reptil laut (Penyu laut)Reptil laut (Penyu laut)
Reptil laut (Penyu laut)
 
Hutan dan upaya konservasi
Hutan dan upaya konservasiHutan dan upaya konservasi
Hutan dan upaya konservasi
 
Mengenal hujan
Mengenal hujanMengenal hujan
Mengenal hujan
 
Troides helena, si cantik dari alam
Troides helena, si cantik dari alamTroides helena, si cantik dari alam
Troides helena, si cantik dari alam
 
Ramah sampah ramah dompet
Ramah sampah ramah dompetRamah sampah ramah dompet
Ramah sampah ramah dompet
 
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakartaKomunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
 
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI JakartaKomunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
 
Mengenal pecahan bagian 1
Mengenal pecahan bagian 1Mengenal pecahan bagian 1
Mengenal pecahan bagian 1
 
Bioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helenaBioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helena
 
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helenaBioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
 
Pengenalan dan pengawetan kupu kupu
Pengenalan dan pengawetan kupu kupuPengenalan dan pengawetan kupu kupu
Pengenalan dan pengawetan kupu kupu
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 

Konvensi perserikatan bangsa bangsa tentang keanekaragaman hayati (cbd) rio de janerio-brazil, 1992

  • 1. KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI (CBD) RIO de JANERIO-BRAZIL, 1992 TUGAS BIOLOGI KONSERVASI Oleh : Afifi Rahmadetiassani (083112620150008) FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2011
  • 2. Konvensi keanekaragaman hayati merupakan konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang ditandatangani oleh 157 kepala negara atau wakil pemerintahan pada waktu diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit). KTT Bumi dengan dukungan PBB ini diadakan pada tanggal 3-14 Juni 1992 di Rio de Janerio, Brazil. Konvensi ini lebih dikenal dengan nama United Nations Conventions on Biological Diversity (UN CBD). Sebelum konvensi ini diajukan dalam Earth Summit, sebelumnya telah diadakan 3 pertemuan penting yang membahas persiapan konvensi ini, antara lain pertemuan yang bersifat teknis dan pertemuan para pakar yang diadakan antara bulan November 1988 dan Mei 1992. Pada tanggal 17 Juni 1987, dibentuk tim Ad Hoc Working Group of Experts on Biological Diversity (kelompok kerja khusus yang berisi pakar di bidang keanekaragaman hayati). Hasil dari pembentukan kelompok itu adalah pengadaan tiga sidang dalam rentan waktu November 1998 dan Juli 1990. Pada laporan akhir Ad Hoc Working Group of Experts, Governing Council No 15/34 tanggal 25 Mei 1989 dibentuk Ad Hoc Working Group of Legal and Technical Experts yang memiliki kewenangan dalam merundingkan perangkat hukum internasional untuk pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lestari. Tim Ad Hoc tersebut telah menyelenggarakan sidang-sidang sebagai berikut : 1. Sesi Pertama kelompok kerja tim Ad Hoc hukum dan ahli bidang keanekaragaman hayatidi Nairobi, Kenya. Pertemuan pertama diselenggarakan antara tanggal 19-23 November 1990. 2. Pertemuan kedua, dilaksanakan di Nairobi, Kenya antara tanggal 25 Februari- 6 Maret 1991. 3. Pertemuan ketiga meruapakan pertemuan Tim Perundingan Internasional untuk CBDdi Madrid, Spanyol pada tanggal 24 Juni - 31 Juli 1991. Dalam sidang ini disajikan dan dibahas konsep (draft) CBD. 4. Pertemuan keempat Tim Perundingan Internasional untuk CBDdi Nairobi, Kenya pada tanggal 23 September-2 Oktober 1991.
  • 3. 5. Pertemuan kelima Tim Perundingan Internasional untuk CBDdi Jenewa, Swiss pada tanggal 25 November- 4 Desember 1991. 6. Pertemuan keenam Tim Perundingan Internasional untuk CBDdi Nairobi, Kenya antara tanggal 6-15 Februari 1992. 7. Sidang terakhir diadakan di Nairobi, Kenya pada tanggal 11-22 Mei 1992. Pada sidang terakhir ini disusun Nairobi Final Act of the Conference for the Adoption of the Agreed Text of the Convention on Biological Diversity. Hampir semua negara diundang untuk berpartisipasi dalam pertemuan pengesahan teks Konvensi yang telah disetujui. Selain 157 negara, ikut hadir pula Masyarakat Eropa dan beberapa badan-badan dalam Perserikatan Bangsa-bangsa dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional sebagai peninjau. Setelah pengesahan ini dikeluarkan Resolution Adopted by the Conference for the Adoption of the Agreed Text of the Convention on Biological Diversity berjumlah 4 buah yang semuanya ini disahkan pada tanggal 22 Mei 1992 yang berisi tentang : 1. Kesepakatan Finansial Sementara ( Interim Financial Agreement). 2. Kerjasama Internasional untuk konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan yang berkelanjutan untuk menuju CBD 3. Adanya saling keterhubungan antara CBD dengan promosi pertanian yang berkelanjutan 4. Penghargaan kepada Pemerintah Repubik Kenya. Selain itu dikeluarkan juga “Declarations Made at the Time of Adoption of the Agreed Text of the Convention on Biological Diversity”, yang diantaranya berisi saran, keberatan, usul perubahan dan penyempurnaan. Setelah berbagai persoalan yang menyangkut draft konvensi dapat dipersiapkan maka draft tersebut diajukan dalam KTT Bumi yang kemudian ditandatangani oleh para wakil negara. Lebih dari 160 negara telah menandatangani konvensi ini. Namun konvensi ini akan berlaku efektif setelah 90 hari dengan terpenuhinya syarat ratifikasi, yaitu adanya negara ke 30 yang menandatangani konvensi ini, dalam hal ini adalah Mongolia yang ikut menandatangani pada tanggal 30 September 1993. Sehingga Konvensi
  • 4. Keanekaragaman hayati ini berlaku efektif pada tanggal 29 Desember 1993, setelah 18 bulan sejak terbuka untuk ditandatangani pada KTT Bumi 1992.Berikut negara-negara yang telah menandatangani Konvensi ini hingga akhir Desember 1993 : 1. Antigua 23. Cook Islands 2. Barbuda 24. Saint Kitts and Nevis 3. Mexico 25. Czech 4. Armenia 26. Republic Saint Lucia 5. Monaco 27. Denmark 6. Australia 28. Seychelles 7. Spain 29. Ecuador 8. Bahama 30. Mongolia 9. Nauru 31. Fiji 10. Barbados 32. Sweden 11. Nepal 33. Germany 12. Belarusia 34. Tunisia 13. New Zealand 35. Uganda 14. Belize 36. Japan 15. Norway 37. Uruguay 16. Burkina 38. Maldives 17. Faso 39. Vanatau 18. PNG 40. Marshall Island 19. Canada 41. Zambia 20. Phillipines 42. Mauritius 21. China (UNEP, 1993) 22. Portugal Sejak Konvensi ini telah memenuhi syarat ratifikasi, beberapa negara kemudian menyusul untuk meratifikasi konvensi ini sebanyak 180 negara dengan tujuan utama untuk melindungi keanekaragaman hayati, memanfaatkan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, dan membagi manfaat keuntungan
  • 5. yang diperoleh dari produk hasil keanekaragaman hayati, dalam hal ini dengan membuat hak kepemilikan intelektual (Intelectual Property Right-IPR). Pada tanggal 11-15 Oktober 1993 Intergovernmental Committee on the Convention on Biological Diversity (ICCBD) telah mengadakan pertemuan, yang bertujuan untuk mempersiapkan pertemuan pertama para pihak penandatangan konvensi. Pertemuan ini mendiskusikan kebijakan, kelembagaan serta membuat beberapa rekomendasi. Konsep CBD Konsep-konsep mengenai keanekaragaman hayati yang telah ada perlu dilakukan dalam bentuk hukum yang dapat ditaati oleh negara-negara di dunia. Hal ini karena keanekaragaman hayati sudah merupakan kekayaan dunia yang bermanfaat bagi proses kehidupan di bumi yang juga kelak akan diwariskan bagi generasi mendatang. Seperti umumnya suatu konvensi internasional, Konvensi Keanekaragaman hayati ini memiliki bagian-bagian yang dapat disingkat.Bagian- bagian tersebut adalah : a. Batang Tubuh : Terdiri atas pembukaan dengan 42 Pasal, yaitu : Pasal 1 : Berisi tujuan konvensi Pasal 2 : Pemakaian istilah Pasal 3 : Asas konvensi Pasal 4 : Kerangka hukum Pasal 5 : Kerangka kerjasama Pasal 6 : Upaya umum pelestarian dan pendayagunaan berkelanjutan Pasal 7 : Identifikasi dan pemantauan Pasal 8 : Pelestarian in-situ Pasal 9 : Pelestarian ex-situ Pasal 10 : Pendayagunaan berkelanjutan dari komponen keanekaragaman hayati Pasal 11 : Upaya intensif Pasal 12 : Penelitian dan pelatihan Pasal 13 : Pendidikan masyarakat dan peningkatan kesadaran
  • 6. Pasal 14 : Analisis dampak dan meminimisasi dampak negatif Pasal 15 : Akses pada sumber genetika Pasal 16 : Akses dan alih teknologi Pasal 17 : Pertukaran informasi Pasal 18 : Kerjasama teknik dan ilmiah Pasal 19 : Penanganan bioteknologi dan persebaran keuntungannya Pasal 20 : Sumber pendanaan Pasal 21 : Mekanisme pendanaan Pasal 22 : Hubungan dengan konvensi internasional lainnya Pasal 23 : Konperensi para pihak Pasal 24 : Sekretariat Pasal 25 : Badan penunjang untuk nasihat-nasihat ilmiah teknis dan teknologi Pasal 26 : Laporan para pihak Pasal 27 : Penyelesaian perselisihan Pasal 28 : Pengesahan protokol Pasal 29 : Perubahan konvensi atau protokol Pasal 30 : Pengesahan dan perubahan lampiran Pasal 31 : Hak suara Pasal 32 : Hubungan antara konvensi dan protokolnya Pasal 33 : Penandatangan Pasal 34 : Ratifikasi, penerimaan atau persetujuan Pasal 35 : Keikutsertaan Pasal 36 : Berlakunya konvensi Pasal 37 : Reservasi Pasal 38 : Pengunduran diri Pasal 39 : Pengaturan pendanaan sementara Pasal 40 : Pengaturan sekretariat sementara Pasal 41 : Depositary Pasal 42 : Teks asli
  • 7. b. Lampiran (Annexes), lampiran ini terdiri dari : 1. Lampiran I : Indentifikasi dan Monitoring 2. Lampiran II : Bagian I tentang arbritase dibagi menjadi 17 Pasal dan bagian II tentang konsiliasi dibagi menjadi 6 Pasal c. Daftar Negara Penandatangan pada masa Konferensi dari tanggal 3 - 14 Juni 1992. Konvensi ini mengatur banyak persoalan di hampir seluruh bidang seperti politik, sosial, biologi,ekonomi, hukum, hingga masalah teknologi. Namun demikian hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dan memperlancar operasionalisasi konvensi ini. Agenda 21 Agenda ini membahas tentang upayauntuk menghubungkan isu lingkungan dengan berbagi macam masalah pembangunan. Rencana kerja yang dirumuskan antara lain untuk menghadapi masalah-masalah atmosfir, degradasai lahan, desertifikasi, pembangunan kawasaan pegunungan, pertanian dan perkembangan desa, deforestasi, lingkungan akutik dan polusi. Dalam merealisasikan CBD, salah satu upaya yang dilakukan adalah Konvensi Aarhus dimana isinya mangharuskan pemerintah untuk memberikan data lingkungan, hak-hak kepada masyarakat, organisasi dan negara untuk melakukan penyelidikan terhadap penyebab suatu masalah lingkungan hidup dan melakuan aksi untuk menguranginya. Jadi, 40 negara yang menandatangani konvensi ini, mangakui hak masyarakat untuk hidup di lingkungan yang sehat. Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangai CBD, melalui Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia telah manghasilkan beberapa progres yaitu : 1. Meratifikasi CBD dengan UU no. 5.1994 tentang pengesahan UN CBD. 2. Penyusunan Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-2020 3. Melakukan penyeliaan pelaksanaan CBD dengan menyusun Laporan Nasional ke-3
  • 8. 4. Pengembangan Kerangka Kerja Nasional Keanekaragaman Hayati 5. Meratifikasi Protokol Cartagena dengan UU no. 21/ 2004 tentang pengesahan Protokol Cartagena atas CDB 6. Menerbitkan PP no.21/2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika 7. Pengembangan modul modular untuk harmonisasi perlaporan nasional CBD. 8. Menjadi tuan rumah Konvesi Biodiversitas di Indonesia (Bali, 2011) DAFTAR PUSTAKA Hardjasoemantri, K. Hukum Perlindungan Lingkungan; Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Gajah Mada University Press. Yogyakarta, 1991 Indrawan, M. Primack, R. B. Supriyatna, J. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta, 2007 Mac Kinnon, K. Alam Asli Indonesia. Yayasan Hijau-PT Gramedia. Jakarta, 1986 McNeely, J.A. Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta, 1992 Pramudianto, A. Keanekaragaman Hayati Dalam Perkembangan Hukum Lingkungan Internasional. www.staff.blog.ui.ac.id/andreas.pramudianto/keanekaragaman_hayati_ dalam_ perkembangan_hukum_lingkungan_internasional/htm. 4 November 2011. Terjemahan Resmi Salinan Naskah Asli Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Keanekaragaman Hayati UNEP Newsletter Asia Pasifik October-Desember 1993 Vol 10 No. 4 United Nations. The Global Partnership for Environment and development, A Guide to Agenda 21. UNCED. Geneva, 1992