2. NAMA KELOMPOK :
Aditya Permana Adrianto (01)
I Gede Angga Maha Diputra (03)
Made Dwi Astika Tajem (08)
I Gusti Putu Kurunandana (17)
I Dewa Gede Rakita Aditya (21)
5. Naskah Drama adalah karangan yang berisi
cerita atau lakon. Dalam naskah drama tersebut
termuat nama-nama tokoh dalam cerita, dialog
yang diceritakan para tokoh, dan keadaan
panggung yang diperlukan. Bahkan kadang-
kadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata
busana, tata lampu, dan tata suara (musik
pengiring)
6. Sebuah naskah drama tidak selalu murni hasil
dari imajinasi manusia, tapi juga bisa dihasilkan
dari pengadopsian (pengambilan ide) karya sastra
lain seperti novel, cerpen, dam puisi. Naskah
drama, bentuk dan susunannya berbeda dengan
naskah cerita pendek atau novel.
7. Naskah cerpen atau novel berisi cerita lengkap
dan langsung tentang peristiwa-peristiwa yang
terjadi. Sebaliknya, naskah drama tidak
mengisahkan cerita secara langsung. Penuturan
ceritanya diganti dengan dialog para tokoh. Jadi,
naskah drama itu mengutamakan ucapan-ucapan
atau pembicaraan para tokoh. Dari drama
pembicaraan para tokoh itu, penonton dapat
menangkap dan mengerti seluruh ceritanya.
8. Hal-hal yang harus kita lakukan dalam
mengubah sebuah cerpen menjadi naskah drama,
yaitu :
1. Membaca cerpen secara keseluruhan.
2. Menentukan topik dan inti cerita.
3. Mengidentifikasi tokoh dalam cerpen serta
perwatakannya
4. Menentukan latar.
5. Menggolongkan dialog disesuaikan dengan tokoh
yang berbicara.
6. Memberikan pada tiap adegan
9. CONTOH :
PERHATIKANLAH KUTIPAN CERPEN
BERIKUT INI !
Setelah mencium yangan bunda dan mengucap salam , Ra berlari keluar rumah. Teman-
temannya sudah menunggu di halaman depan, ada Fathia, Tary, dan Rita. Mereka akan pergi ke
sekolah bersama-sama. Ra dan teman-temannya melambaikan tangan pada Bunda yang
melepas kepergian mereka dengan senyum di depan pintu.
Belum jauh melangkah, anak-amak itu melihat seorang lelaki tua sedang mengaduk-aduk
bak sampah. Setiap hari, Ra melihat orang itu mengambil sampah lalu menaruhnya di gerobak
tanpa rasa jijik. Sampah-sampah itu bau dan busuk. Ada kulit pisang, sayuran busuk, kertas
pembungkus, botol pecah dan lain-lain. Setiap hari Ra menutup hidung jika bertemu Pak Tua itu.
“Ih, bau sekali!” Kata Ra.
“Aku juga ingin muntah…,” bisik Rita.
“Eh bukankah itu sampah-sampah bekas dari rumah kita juga ?” bela Tary.
“Tapi kita kan mau lewat. Pak Tua itu harusnya berhenti dulu supaya baunya tidak
menyengat,” kata Fathia.
“Iya, kita lari saja yuk begitu lewat gerobak sampahnya! Supaya tidak kena baunya,”
usul Ra.
“Yuk!” Keempat gadis itu berlari sambil tertawa-tawa
….
Pak Tua Pemungut sampah
Oleh : Kanianingsih
10. “Bunda, sampah di depan rumah bau sekali,“ ujar Ra
seraya menghampiri Bunda yang sedang menggoreng nasi
untuk sarapan. Ra masih menggenggam sapu. Karena hari ini
hari Minggu, dia membantu Bunda menyapu lantai.
“Iya, sudah beberapa hari sampah tidak diambil. Pak
Soleh sedang sakit. Nanti Ra antar Bunda menjenguk beliau
ya ?” kata Bunda. Ra sebenarnya tidak mengerti apa yang
dikatakan Bunda. Tapi melihat Bundanya sedang repot. RA
tidak bertanya lagi dan melanjutkan pekerjaannya.
11. KUTIPAN CERPEN DIATAS DAPAT DIUBAH MENJADI DIALOG DRAMA
BEIKUT INI !
PAK TUA PEMUNGUT SAMPAH
OLEH : KARNIANGSIH
(Beranda rumah ada seperangkat kursi. Hari masih pagi. Di dekat kursi
Ra mencium tangan ibu, Sementara Fathia, Tary, dan Rita menunggu di
halaman depan)
Ra : (melepaskan tangan ibu) “Ra, berangkat, Bu.” (lari menuju
temannya)
Ibu : “Ya, hati-hati di jlan (ibu masuk)
(Ra, Fathia, Tary, dan Rita berjalan dan bertemu lelaki
tua sedang mengaduk tempat sampah.)
Ra : (menutup hidung) “Ih bau sekali!”
Rita : “Aku ingin muntah.”
Tary : “Eh bukankah itu sampah-sampah bekas dari rumah kita
juga?”
Fathia : “Tapi kita kan mau lewat. Pak Tua itu harusnya berhenti dulu
supaya baunya tidak menyengat.”
Ra : “Iya, kita lari saja yuk begitu lewat gerobak sampahnya!
Supaya tidak kena baunya.”
Ra, Fathia, Tary, Rita : “Yuk!” (bersamaan, berlari sambil tertawa. )
……
12. (Ra menghampiri Bunda yang sedang menggoreng nasi
untuk sarapan. Hari ini hari Minggu, Ra membantu Bunda
menyapu lantai.)
Ra : “Bunda, sampah di depan rumah bau sekali.”
Bunda : “Iya, sudah beberapa hari sampah tidak
diambil. Pak Soleh sedang sakit. Nanti
Ra antar Bunda menjenguk beliau ya ?”
(Ra melanjutkan menyapu sambil berlalu dari
hadapan Bunda, tanpa mengerti apa yang
dikatakan Bunda)
….